Anda di halaman 1dari 12

MODEL KEPEMIMPINAN SEKOLAH SUKSES DI SINGAPURA

A. Pendahuluan
Pesatnya perkembangan di bidang teknologi informasi seperti sekarang ini
adalah dampak dari semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan informasi itu
sendiri. Tetapi, selain segala kelebihan dan manfaat tekonologi informasi tersebut,
kita juga harus beradaptasi. Tanpa adanya kemampuan dalam beradaptasi tersebut,
maka justru kita sendiri yang akan menjadi korban teknologi informasi.
Kemampuan beradaptasi terhadan teknologi tersebut tersebut dapat diukur oleh
kualitas sumber daya manusianya. Mulyasa (2005: 4) mengemukakan bahwa
diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk
senantiasa meningkatkan kualitas secara terus menerus dan berkesinambungan.
Di bidang pendidikan, tuntutan akan kualitas sumber daya manusia
merupakan salah satu isu yang terus bergulir. Kualitas manusia yang dibutuhkan
pada masa mendatang adalah yang mampu menghadapi persaingan ketat dengan
bangsa lain di dunia. Kualitas manusia tersebut dapat dihasilkan melalui
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Berbicara tentang penyelenggaraan
pendidikan, adalah wajar apabila masyarakat menginginkan layanan pendidikan
yang baik dan bermutu. Fuat Ihsan (2003: 43) mengemukakan bahwa pendidikan
bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan multak yang harus dipenuhi
sepanjang hayatnya. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat berkembang
secara optimal. Sehingga pendidikan perlu dikelola secara sistematis dan
konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoritikal dan praktikal sepanjang
waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri.
Persoalan dalam menilai mutu layanan pendidikan adalah indikator apa
yang bisa dijadikan ukuran ideal dan dapat diterima oleh semua pihak bahwa
sekolah penyelenggara pendidikan tersebut bermutu. Terdapat anggapan bahwa
indikator sekolah bermutu adalah sekolah yang cenderung memudahkan
lulusannya melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya secara vertical,
mempermudah lulusannya mendapatkan pekerjaan, serta secara sosial
mengangkat prestise pergaulannya. Anggapan lain mengenai sekolah bermutu
adalah sekolah yang secara optimal dapat mengaktualisasikan kemampuan
kognitif, matra afektif, dan keterampilan psikomototik subjek didiknya.
Di sisi lain, masyarakat juga berburu sekolah yang dipandang sukses.
Menurut kebanyakan literatur yang membahasa kualitas suatu sekolah sebagai
institusi pendidikan, suatu sekolah disebut berkualitas jika memenuhi sedikitnya
dua persyaratan, yaitu efektif dan berhasil (sukses) (Raihani: 2010). Jadi sekolah
sukses adalah bagian penting dari sekolah bermutu dan dengan demikian berarti
sekolah yang efektif adalah juga sekolah yang bermutu.
Selanjutnya, di dalam setiap jenjang pendidikan sangat diperlukan seorang
pemimpin yang mampu menterjemahkan berbagai tuntutan yang berkembang.
Pemimpin harus memiliki visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah
satu upaya mengimplementasikan tujuan yang diharapkan. Fungsi kepemimpinan
merupakan salah satu fungsi manajemen yang tidak dapat dipisahkan.
Kepemimpinan tidak hanya sekedar memerintah, menghukum, dan menyuruh,
tetapi lebih dari itu kepemimpinan adalah seni dalam memerankan seorang
pemimpin yang dapat melaksanakan transformasi kebijakan menjadi sebuah
bentuk operasional, sehingga bentuk-bentuk perintah dan pengarahan dapat
dimengerti dan dijalankan oleh bawahan. Fungsi kepala sekolah yang sukses dan
efektif bisa saja membawa sekolah menjadi sekolah sukses. Kepala sekolah
sebagai pemimpin pendidikan memegan kunci yang sangat penting terhadap
keberhasilan dan kegagalan sekolah.
Kepemimpinan sukses di sekolah-sekolah pada negara maju dapat menjadi
contoh negara kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang sampai saat ini
dapat dikatakan masih terpuruk. Singapura memiliki model kepemimpinan yang
secara nyata mampu mengkonstruksi sekolah menjadi sekolah sukses yang tidak
hanya mencetak peserta didik dengan kualitas akademis baik tetapi juga memiliki
karakter kebangsaan yang tertanam kuat.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Singapura merupakan negara dengan luas
wilayah yang sangat sempit dan sumber daya alam yang tidak begitu melimpah.
Tetapi Singapura mampu menjadi negara paling maju di Asia Tenggara.Singapura
berhasil mendapatkan gelar negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat
didunia. Singapura juga mendapatkan peringkat pertama dalam Indeks Kualitas
Hidup yang merupakan terbaik di Asia dan urutan ke-sebelas di dunia. Tulisan ini
akan mengulas mengenai bagaimana model kepemimpinan sekolah sukses di
Singapura, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk mengkomparasi
dengan sistem kepemimpinan pendidikan yang ada di negara kita.

B. Pembahasan
1. Teori Kepemimpinan
Pemimpin pada hakekatnya adalah seseorang yang mampu mempengaruhi
perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.Bernadine R.
Surjana dan Susilo Supardo (2006: 3) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
suatu proses yang kompleks, dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk
mencapai misi, tugas, atau sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara
membuatnya lebih kohesif dan lebih masuk akal. Sedangkan Mulyasa (2003: 107)
berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Lebih lanjut, menurut Mulyasa (2003: 108) untuk memahami
kepemimpinan, dapat dikaji dari tiga pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat,
pendekatan perilaku, dan pendekatan situasional. Pertama, pendekatan sifat,
bahwa seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir,
bukan karena dilatih atau dibuat. Kedua, pendekatan perilaku, yaitu pendekatan
yang memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin
dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain. Ketiga, pendekatan situasional,
bahwa kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi daripada sebagai kualitas
pribadi dan merupakan suatu kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang
dalam situasi tertentu.
Kepemimpinan memiliki peran penting sebagai pemberi dorongan atau
motivator untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan bersama orang yang mampu
memperhatikan kepentingan bawahan penentu hubungan kerjasama.
Kepemimpinan merupakan aspek pengelolaan yang penting dalam sebuah
organisasi atau lembaga. Kemampuan untuk memimpin secara efektif sangat
menentukan berhasil atau tidaknya sebuah organisasi untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
tentang bagaimana menjalankan kepemimpinannya sehingga bawahan dapat
bergerak sesuai dengan yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan
sebelumnya. Pergerakan dalam pencapaian tujuan adalah legitimasi dari sebuah
kekuasaan yang dimiliki pemimpin, karena bagaimanapun kepemimpinan
bukanlah simbol atau kedudukan semata.
Di dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang pemimpin memiliki
gaya atau model tersendiri. Gaya (style) adalah suatu cara berperilaku yang khas
dari seorang pemimpin terhadap anggota kelompoknya. Beberapa model
kepemimpinan adalah sebagai berikut.

a. Model Kepemimpinan Otokratik


Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorng yang
sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan sikap yang
menonjol ”keakuannya”, antara lain dalam bentuk: (1) Kecenderungan
memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti
mesin sehingga kurang menghargai harkat dan martabat mereka; (2) Pengutamaan
orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan
tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan bawahannya; dan (3) Pengabaian peran
para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.

b. Model Kepemimpinan Paternalistik


Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang
bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat
tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh anggota masyarakat
kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan,
sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama
dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

c. Model Kepemimpinan Kharismatik


Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang criteria
kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas, yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang
kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun
pengikut tersebut tidk selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tersebut dikagumi.

d. Model Kepemimpinan Laissez Faire


Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar
dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri ari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaransasaran apa
yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

e. Model Kepemimpinan Demokratis


Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Pemimpin
demokratis menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian
rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang
tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Pemimpin dengan tipe ini
melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya serta
memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat
dan martabatnya.

2. Kriteria Sekolah Sukses


Beberapa kajian pustaka menunjukkan bahwa kualitas atau hasil capaian
peserta didik bukanlah satu-satunya indikator atau kriteria sekolah sukses.
Menurut beberapa studi tentang sekolah sukses, telah diidentifikasi beberapa
karakter sekolah sukses.Cheng (1996) misalnya, sebagaimana yang dikutip dalam
Raihani (2010), menunjukkan bahwa sekolah dikatakan efektif dan sukses jika
mempunyai kapasitas untuk memaksimalkan pencapaian tujuan-tujuan dan fungsi
sekolah. Ringkasnya, menurut Raihani (2010), sekolah sukses dikarakterisasi oleh
faktor yang berkaitan erat dengan sasaran-sasaran sekolah dan metode untuk
mencapainya. Sasaran sekolah menitikberatkan pada pencapaian hasil belajar
siswa, sedangkan metode digunakan untuk mencapai sasaran tersebut dengan
mengacu pada proses-proses sekolah.suatu proses sekolah mencakup karakteristik
kejelasan visi dan arah strategi, kondisi yang mendukung pembelajaran, untuk
pengembangan profesionalitas, dan keterlibatan pemangku jabatan (stakeholder)
dalam pengambilan keputusan, serta dibangunnya kerjasama dan kemitraan yang
lebih luas.
Di Indonesia sendiri, kriteria sekolah sukses merujuk pada Undang-
undang Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa
sekolah sukses, sekolah bermutu, sekolah efektif, dan padanannya adalah sekolah
yang memenuhi pencapaian delapan standar penyelenggaraan pendidikan, yaitu:
(1) Standar Isi; (2) Standar Proses; (3) Standar Kompetensi Lulusan; (4) Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (5) Standar Sarana dan Prasarana; (6)
Standar Pengelolaan; (7) Standar Pembiayaan; dan (8) Standar Penilaian.

3. Model Kepemimpinan Sekolah Sukses di Singapura


Kemajuan pembangunan di Singapura, termasuk pembangunan di bidang
pendidikan, sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari peran besar sosok Lee Kuan
Yew, yang telah menjadi Perdana Menteri sejak tahun 1959. Lee Kuan Yew juga
dikenal sebagai pemimpin yang otoriter dan mampu mempertahankan
kekuasaannya tujuh periode berturut-turut.
Strategi pembangunan yang digunakan oleh Lee Kuan Yew adalah bina
bangsa (nation building) dan orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi.
Pertimbangan Lee Kuan Yew memilih proses bina bangsa karena Singapura
adalah negara kecil yang multientik dan selalu rawan konflik. Melalui bina
bangsa, Lee Kuan Yew menanamkan semangat nasionalisme yang tinggi kepada
rakyatnya. Apabila rasa nasionalisme benar-benar tertanam secara kuat dalam tiap
individu, maka niscaya tidak aka nada konflik-konflik yang disebankan perbedaan
etnis, agama, maupun bahasa. Rakyat juga akan tetap terintegrasi dan akan
muncul kestabilan untuk mendukung pemerintah. Orientasi pembangunan negara
Singapura adalah pada pertumbuhan ekonomi. Melalui orientasi pembangunan
seperti ini, maka pemerintah Singapura menerapkan kebijakan publik yang
rasional dan selalu memikirkan efisiensi dan efektifitasnya.
Di dalam mencapai tujuan pembangunan tersebut, maka hal pertama yang
dilakukan pemerintah Singapura adalah menutup saluran demokrasi, karena
demokrasi dianggap sebagai penghambat pembangunan. Apalagi dengan
komposisi negara yang multietnis dikhawatirkan akan memunculkan konflik
sosial. Pemerintahan Singapuran tersentralisasi demi mencapai efisiensi dan juga
menetapkan aturan-aturan yang keras dan tegas. Penerapan sistem otoritarian
tersebut ternyata berhasil untuk mewujudkan ketertiban negara Singapura,
melaksanakan pasar ekonomi terbuka, dan pemerintahan yang bebas dari korupsi.
Meskipun model kepemimpinan yang diterapakan adalah kepemimpinan orotiter,
tetapi rakyat Singapura sendiri tidak pernah melakukan perlawanan. Hal tersebut
terjadi karena apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Singapura semata-mata
demi memajukan dan mensejahterakan rakyat Singapura itu sendiri.
Sadar akan pentingnya pengetahuan sebagai penentu kesuksesan masa
depan, maka pendidikan kemudian menjadi salah satu fokus pembangunan di
Singapura. Sistem pendidikan yang diterapkan di Singapura pun berorientasi pada
minat dan bakat sehingga mampu mengembangkan potensi peserta didiknya.
Keunikan pendidikan sukses di Singapura adalah karena bahasa pengantarnya
menggunakan multibahasa, yaitu bahasa Inggris, bahasa Melayu, bahasa
Mandarin, dan bahasa Tamil. Selain itu, kurikulum pendidikan di Singapura juga
sangat berorientasi pada semangat wirausaha yang sangat mementingkan adanya
inovasi, kreasi, dan juga kemampuan berkompetisi. Silabus dan kurikulum yang
ada selalu dievaluasi oleh Departemen Pendidikan. Pemerintah selalu
menyisipkan hal-hal baru dalam setiap pengembangan silbus dan kurikulumnya,
sehingga pendidikan dan pengetahuan siswa selalu up to date. Departemen
Pendidikan Singapura lebih memprioritaskan pada pengembangan pendidikan.
Peserta didik dari usia SD hingga universitas, misalnya sudah dipantau dan
diarahkan untuk mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya. Kegiatan di
sekolah-sekolah dan universitas tidak hanya sebatas acara pembelajaran rutin di
ruang-ruang kelas, tetapi hampir setiap bulan tampil pembicara tamu berkaliber
internasional menyampaikan topik-topik baru yang ditentukan di dunia.
Setelah lulus dan memasuki dunia kerja, maka pemerintah Singapura
memberikan banyak pelatihan kerja yang bersifat professional sehingga peserta
didik mampu mengembangkan keterampilannya secara lebih maksimal. Meskipun
Singapura merupakan negara maju yang rata-rata penduduknya sudah mampu,
tetapi pemerintah tidak menyamaratakan semua dengan menetapkan biaya
pendidikan yang mahal, tetapi tetap memberikan keringanan bagi warganya yang
tidak mampu dalam bentuk beasiswa. Biaya sekolah di Singapura pada dasarnya
cukup murah, hanya saja diperlukan sedikit tambahan biaya untuk sarana
penunjangnya, misalnya untuk membeli buku dan transportasi.
Meskipun mobil bukanlah persoalan bagi kebanyakan warga Singapura,
tetapi untuk kelancaran transportasi anak-anaknya yang bersekolah, tersedia
berbagai model transportasi, mulai dari MTR, dipadu dengan rangkaian bus kota
yang memiliki akses ke semua sekolah. Ruang kelas, perpustakaan, dan tempat
bersantai pun disediakan. Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat peserta
didik dapat melihat guru dan sebaliknya guru dapat memantau semua anak
didiknya. Kelas dilengkapi dengan peralatan yang memudahkan guru melakukan
presentasi lewat slide yang sudah melekat di setiap ruang sekolah. Akses internet
ke ruang-ruang kelas tersedia gratis hanya dengan mendaftar untuk mendapatkan
ID dari sekolah. Terkadang bahan pelajaran juga sudah dipajang di situs internet
yang membuat peserta didik dapat mengakses secara on line.
Hal lain yang mendukung banyaknya sekolah sukses di Singapura adalah
kualitas tenaga pengajar dan perhatian pemerintah terhadap guru. Pemerintah
memberikan gaji yang memadai bagi guru dan dosen sehingga minat warganya
untuk menjadi tenaga pengajar sangat besar. Bahkan yang berminat untuk menjadi
guru di Singapura tidak hanya berasal dari dalam negeri sendiri, tetapi juga dari
luar negeri. Rumus keberhasilan pendidikan di Singapura adalah : guru bermutu +
kepala sekolah bermutu = pendidikan bermutu.
Berkaitan dengan model kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala
sekolah dalam mengelola sekolah di Singapura, maka terdapat tiga syarat
fundamental yang harus dipenuhi. Pertama, adanya pola kepemimpinan yang
tepat. Setiap kepala sekolah harus memiliki bekal yang cukup akan pengetahuan
dan keterampilan agar dapat mengembangkan kompetensinya dalam memimpin
sekolah melalui pelatihan yang benar-benar terencana dengan baik. Kedua,
menyangkut system pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Setiap kepala
sekolah dituntut untuk memiliki kompetensi manajerial. Ketiga adalah kejelasan
arah serta perjalanan menuju pendidikan yang bermutu. Di Singapura sendiri,
untuk menjadi seorang kepala sekolah, maka seseorang harus menjalani training
dengan minimal waktu yang ditentukan, yaitu 16 bulan pelatihan. Terdapat sebuah
lembaga yang bernama Leadership School yang bertanggung jawab terhadap
training kepala sekolah tersebut.
Mulyasa (2003) menjelaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang
efektif adalah kepala sekolah yang : (1) mampu memberdayakan guru-guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif; (2) dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai waktu yang ditetapkan; (3) mampu
menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan
mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan; (4)
berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah; (5) bekerja dengan tim manajemen;
dan (6) berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
Sistem kepemimpinan kepala sekolah di Singapura tidak lepas dari sistem
pemerintahan yang berlaku saat ini. Tipe kepemimpinan yang diterapkan dalam
penyelenggaraan pendidikan bersifat kepemimpinan instruksional. Raihani (2010)
mengemukakan bahwa kepempimpinan instruksional memusatkan pada sikap-
sikap guru ketika guru terlibat dalam kegiatan-kegiatn yang terlibat langsung
dengan perkembangan siswa. Pemimpin instruksional paling banyak berurusan
dengan guru dan memberikan mereka dukungan dan kondisi yang dibutuhkan
untuk kualitas kurikulum dan pembelajaran. Kualitas kurikulum dan pembelajaran
merupakan salah satu faktor penting yang berkontribusi terhadap prestasi peserta
didik. Kepemimpinan instruksional berinteraksi dengan semua elemen sekolah
untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik.
Kepala sekolah di Singapura memprioritaskan agar guru-guru dapat
melakukan penyelenggaraan pendidikan untuk mengembangkan kreativitas anak
didik, khususnya di bidang tekonologi informasi. Selain itu, pendidikan moral
juga dikedepankan dalam rangka membentuk masyarakat Singapura yang
berbudaya tinggi dalam hal etika, disiplin, dan perilaku social sehari-hari. Melalui
visi pendidikan “First World Economy, World Class Home”, kepala sekolah
menekankan sistem pendidikan berkualitas tinggi. Peserta didik dituntut tidak
hanye mempelajari ilmu pengetahuan saja, tetapi juga mempelajari cara untuk
menciptakan ilmu-ilmu yang baru.

C. Penutup
Sebagai sebuah organisasi, sekolah merupakan lembaga yang bersifat
kompleks dan unik. Di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang saling berkaitan
dan menentukan serta memiliki ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi
lain. Kesuksesan sebuah sekolah sangat dipengaruhi oleh model kepemimpinan
dari kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki peran dan pengaruh besar dalam
kehidupan sekolah.
Singapura sebagai negara yang menerapkan sistem pemerintahan otoriter,
telah mampu membuktikan diri sebagai negara maju yang memiliki tingkat
kemampuan pembangunan tinggi, termasuk pembangunan di bidang pendidikan.
Kepemimpinan otoriter yang diterapkan di Singapura dengan konsep national
building semata-mata bertujuan untuk meningkatkan dan kesejahteraan rakyat,
sehingga terwujud ketertiban negara, terlaksananya pasar ekonomi terbuka, dan
terwujudnya pemerintahan yang bebas dari korupsi.
Di bidang pendidikan, telah banyak tercipta sekolah-sekolah sukses di
Singapura. Pendidikan sukses di Singapura antara lain karena didasarkan pada
pemikiran bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat yang perlu
dikembangkan, keunikan pembelajaran yang menggunakan multibahasa,
kurikulum pendidikan yang berorientasi pada kewirausahaan, dan pengembangan
silabus dan kurikulum yang bersifat up to date. Kepemimpinan instruksional yang
diterapkan kepala sekolah pada sekolah-sekolah di Singapura telah mampu
mencetak lulusan dengan kualitas akademik yang baik dan juga memiliki karakter
kebangsaan yang kuat.
Keunikan pendidikan sukses di Singapura adalah karena bahasa
pengantarnya menggunakan multibahasa, yaitu bahasa Inggris, bahasa Melayu,
bahasa Mandarin, dan bahasa Tamil. Selain itu, kurikulum pendidikan di
Singapura juga sangat berorientasi pada semangat wirausaha yang sangat
mementingkan adanya inovasi, kreasi, dan juga kemampuan berkompetisi. Silabus
dan kurikulum yang ada selalu dievaluasi oleh Departemen Pendidikan.
Pemerintah selalu menyisipkan hal-hal baru dalam setiap pengembangan silbus
dan kurikulumnya, sehingga pendidikan dan pengetahuan siswa selalu up to date.
DAFTAR PUSTAKA

Bernadine R. Surjana dan Susilo Supardo. 2006. Kepemimpinan: Dasar-dasar


dan Pengembangannya. Yogyakarta: Andi Offset.

E. Mulyasa. 2003.Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan


Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fuat Ihsan. 2003. Dasar-dasar Kependidikan Komponen MKDK. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif. Yogyakarta: LkiS


Yogyakarta.

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai