Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI

“Merancang Instrumen Peer Assessment, Self Assessment, Asesmen


Portofolio, Assessment Kinerja (Performance Assessmet), Asesmen Peta
Konsep, Dan Asesmen Mind Mapping”

Dosen Pengampu : Nukhbatul Bidayati Haka, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Sherin Shenia 2011060264

Tiara Sofa.ND 2011060345

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Tak lupa sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Evaluasi Pembelajaran
Biologi” dengan dosen pengampu Ibu Nukhbatul Bidayati Haka,M.Pd. Penulis
sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Merancang Instrumen Peer Assessment, Self Assessment, Asesmen Portofolio,
Assessment Kinerja (Performance Assessmet), Asesmen Peta Konsep, Dan
Asesmen Mind Mapping”.

Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini
kami sangat sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu
kami mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan
kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca.
Aamiin Ya Robbal 'Alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandar Lampung, 12 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Assesmen Dalam Pendidikan...............................................................
B. Instrumen Peer Assessment..................................................................
C. Instrumen Self Assessment....................................................................
D. Instrumen Assesmen Portofolio............................................................
E. Instrumen Assesmen Kinerja (Performance Assessment) ...................
F. Instrumen Assesmen Peta Konsep........................................................
G. Instrumen Assesmen Mind Mapping....................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merancang instrumen asesmen adalah proses penting dalam konteks pendidikan
untuk mengukur kemampuan dan pencapaian siswa dalam berbagai bidang. Ada
beberapa jenis instrumen asesmen yang sering digunakan dalam pendidikan, termasuk
peer assessment, self assessment, asesmen portofolio, assessment kinerja (performance
assessment), asesmen peta konsep, dan asesmen mind mapping. Instrumen peer
assessment digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam kerja sama dan
memberikan umpan balik kepada rekan sejawat mereka. Self assessment digunakan untuk
mengevaluasi kemampuan siswa dalam diri mereka sendiri, sedangkan asesmen
portofolio digunakan untuk menilai kemajuan siswa dari waktu ke waktu. Instrumen
assessment kinerja digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam tugas atau
proyek yang kompleks. Sementara itu, asesmen peta konsep dan asesmen mind mapping
digunakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang suatu topik atau konsep.
Merancang instrumen asesmen memerlukan perencanaan dan persiapan yang
matang untuk memastikan bahwa instrumen tersebut akurat dan bermanfaat dalam proses
pembelajaran. Hal ini mencakup menentukan tujuan dan konteks pembelajaran, memilih
jenis instrumen yang sesuai, menentukan kriteria penilaian, dan membuat instrumen
asesmen yang tepat. Dalam melakukan hal ini, peneliti dan praktisi pendidikan harus
mempertimbangkan konteks dan tujuan pembelajaran serta karakteristik siswa yang
dinilai. Dengan merancang instrumen asesmen yang tepat, kita dapat mengukur
kemampuan dan pencapaian siswa secara akurat dan membantu mereka mengembangkan
kemampuan mereka secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Assesmen Dalam Pendidikan?
2. Bagaimana cara merancang instrumen peer assessment?
3. Bagaimana cara merancang instrumen self assessment?
4. Bagaimana cara merancang instrumen asesmen portofolio?
5. Bagaimana cara merancang instrumen asesmen kinerja (performance assessment)?
6. Bagaimana cara merancang instrumen asesmen peta konsep?
7. Bagaimana cara merancang instrumen asesmen mind mapping?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini berdasarkan dari rumusan masalah di atas adalah untuk
mengetahui :
1. Maksud dari assesmen dalam pendidikan
2. Cara merancang instrumen peer assessment
3. Cara merancang instrumen self assessment
4. Cara merancang instrumen asesmen portofolio
5. Cara merancang instrumen asesmen kinerja (performance assessment)
6. Cara merancang instrumen asesmen peta konsep
7. Cara merancang instrumen asesmen mind mapping
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asesmen Dalam Pendidikan


Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari istilah
evaluation. Dalam proses pembelajaran, asesmen sering dilakukan guru untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik. Artinya, asesmen tidak hanya ditujukan
pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi bersifat menyeluruh yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.1
Asesmen dalam pendidikan adalah proses untuk mengumpulkan informasi dan
data mengenai kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam rangka
memperbaiki pembelajaran. Asesmen dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk
tes, ujian, tugas, proyek, diskusi, observasi, dan lain sebagainya. Tujuan dari asesmen
dalam pendidikan adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi mereka,
memperbaiki kualitas pembelajaran, dan memberikan umpan balik kepada guru dan
siswa mengenai pencapaian belajar. Asesmen dalam pendidikan memiliki peran yang
penting dalam proses pembelajaran. Dengan asesmen yang tepat, guru dapat menilai
kemampuan siswa secara akurat dan memberikan umpan balik yang berguna untuk
memperbaiki pembelajaran dan membantu siswa mencapai potensi mereka.

B. Instrumen Peer Assessment


1. Pengertian
Salah satu kesulitan dalam belajar adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap
suatu mata pelajaran, yang membuat tujuan dan hasil belajar yang diharapkan tidak
menjadi yang terbaik. Strategi pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa
memahami suatu mata pelajaran dengan lebih baik.2Instrumen penilaian peer assessment

1
Ninla Elmawati Falabiba et al., Buku Ajar Assessment, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
vol. 5, 2014.
2
M. S. Supriati, E., Kurniawan, D., Rachmawati, A., Dina., Christianto, A., Rachmandhani, Kasanah Mashudi, W. A.,
Arifin, S., Nuraini, R., Rubiati., Hariyanto, W., Rufi’ah., and B. H. C. N., Cahyani, Y. T., Cahyono, D.T., Sy, A. T., ISU-ISU
KONTEMPORER (Trussmedia Grafika, 2021).
merupakan salah satu instumen penilaian yang tergolong baru dan perlu adanya
pengembangan dalam instrumen penilaian ini. Instumen penilaian peer assessment
dianggap efektif karena siswa dituntut aktif dalam mengikuti pembelajaran yang
diberikan oleh guru. Selain dituntut aktif dalam memahami pembelajaran, siswa juga
harus aktif dalam memberikan nilai kepada teman sebaya dan menjaga nilainya yang
dinilai oleh teman sebayanya.3
Peer assessment menunjukkan bahwa siswa dapat memberikan umpan balik yang
bermanfaat ketika tujuan ujian adalah untuk memberikan umpan balik dan mendukung
satu sama lain.4 Dalam hal ini peer assessment dianggap mampu meningkatkan minat
belajar siswa karena siswa dituntut aktif dan cekatan menerima pengajaran dari guru,
yang pada akhirnya akan mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Penggunaan alat penilaian Peer assessment tentunya akan meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konten yang disampaikan oleh guru selain minat belajarnya, karena siswa
tersebut akan dievaluasi oleh teman-temannya dan siswa juga harus mampu menilai
temannya tentang pemahaman materi, jika siswa tidak memahami tentang materi yang
disampaaikan sudah tentu siswa tersebut tidak akan bisa memberikan penilaian kepada
temannya tentang materi yang disampaikan.5

2. Prinsip-prinsip peer assessment


Kunandar (2013: 142) menuliskan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
penilaian antar peserta didik adalah:
a. Aspek yang mau dinilai oleh peserta didik melalui penilaian antarpeserta didik
harus jelas;
b. Menentukan dan menetapakan cara dan prosedur yang digunakan dalam
penilaian antar peserta didik, misalnya dengan daftar cek atau skala;
c. Menentukan bagaimana mengolah dan menentukan nilai hasil penilaian antar
peserta didik;

3
Terje Aven, “Risk Assessment and Risk Management: Review of Recent Advances on Their Foundation,” European
Journal of Operational Research 253, no. 1 (2016): 1–13, https://doi.org/10.1016/j.ejor.2015.12.023.
4
Asam Basa and D A N Garam, “Vol 1, No 1 (2020) h.Xxx-Xxx” 1, no. 1 (2020): 27–34.
5
Materi Sistem, Pernapasan Manusia, and Di Sma, “Pengembangan_Instrumen_Penilaian_Berbasis_Peer_Ass” 6,
no. 1 (2023): 236–44.
d. Membuat kesimpulan hasil penilaian antarpeserta didik yang dilakukan oleh
peserta didik.

3. Langkah-langkah membuat instrumen peer assessment


Langkah-langkah penilaian antar peserta didik dilakukan berdasarkan kriteria yang
jelas dan objektif. Kunandar (2013: 144) menuliskan penilaian anatar peserta didik
perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan diniai melalui
penilaian antarpeserta didik;
2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan dalam penilaian
antarpeserta didik;
3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran daftar cek
atau skala penilaian;
4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian antarpeserta didik secara
objektif;
5) Guru mengkaji hasil penilaian untuk mendorong peserta didik supaya
senantiasa melakukan penilaian antarpeserta didik secara cermat dan objektif;
6) Menyampaikan umpan balik 21 kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap penilaian antarpeserta didik;
7) Membuat kesimpulan terhadap hasil penilaian dengan menggunakan penilaian
antarpeserta didik berkaiatan dengan pencapaian kompetensi;
8) Melakukan tindak lanjut dengan mengacu pada hasil penilaian melalui
penilaian antar peserta didik.

4. Contoh instrumen penilaian peer assessment


Berilah tanda checklist (√) jika “ya”, dan strip (-) jika “tidak”
Tabel. Pengamatan peer assessment selama proyek
Nama Anggota Kelompok
No. Indikator yang Dinilai …..... …… ……..
1 Mengemukakan ide dan pendapat untuk
pengerjaan proyek
2 Pendapat dan idenyalah yang digunakan
dalam pengerjaan proyek
3 Sering terlihat panik dan khawatir jika
terjadi masalah dalam proyek
4 Membantu mencari informasi dari
berbagai buku dan internet untuk
menunjang pengerjaan proyek
5 Mengingatkan teman untuk tidak
melakukan Copy Paste sumber informasi
Sembarangan
6 Mengajak kelompok untuk tepat waktu
dalam mengerjakan proyek
7 Tetap mengerjakan proyek jika memang
sudah jadwalnya melaksanakan proyek
walau teman-teman yang lain tidak hadir.
8 Aktif dalam pengerjaan proyek dan tidak
pernah izin untuk meninggalkanpekerjaan
9 Mendahulukan kepentingan kelompok
dalam proyek
10 Berhati-hati dalam membuat media proyek,
menggunakan jaslab dan sarung tangan
saat pengerjaan
11 Mendorong teman kelompok agar
proyeknya rapi dan indah
12 Selalu berinisiatif dan tidak mengkamulkan
teman
13 Selalu optimis dan semangat meyakinkan
kelompok untuk melakukan yang terbaik
14 Terlihat fokus dalam menyelesaikan
proyek dan tidak terganggu oleh hal lain
15 Mampu mengatasi permasalahan dalam
Kelompok
Penilai :

C. Instrumen Self Assessment


1. Pengertian
Salah satu kegiatan yang tidak dapat lepas dari kegiatan pembelajaran adalah
penilaian. Penilaian harus mampu memberikan informasi menyeluruh yang membantu
guru meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu siswa mencapai
perkembangan pendidikannya secara optimal.Selain penilaian pada pencapaian
pengetahuan juga sangat penting untuk diperhatikan penilaian pada sikap. Sesuai
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no.66 tahun 2013 tentang standar
penilai pendidikan dijelaskan bahwa salah satu teknik penilaian kompetensi sikap adalah
penilaian diri (self assessment). Self assessment sebagai salah satu teknik penilaian dapat
berperan dalam membentuk karakter siswa.6
Keterlibatan mahasiswa untuk ikut menilai pekerjaannya sendiri, merupakan
langkah awal yang tidak mudah. Namun jika mahasiswa ikut berperan aktif dalam
pembelajaran maka akan mendorong prestasi lebih baik. Dengan terjun langsung teribat
dalam melakukan penilaian, mahasiswa merasa apa yang dipraktikan memang masih jauh
dari standar yang ditetapkan, sehingga masih perlu banyak belajar, baik teori penunjang
praktik maupun keterampilan.7 Penilaian diri adalah proses penilaian formatif sehingga
siswa dapat merenungkan dan mengevaluasi kualitas pekerjaan, menilai sejauh mana
siswa dapat menyatakan tujuan eksplisit atau kriteria, mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan dalam bekerja. Penilaian diri didasarkan pada kecenderungan alami untuk
memeriksa kemajuan belajar sendiri.8

2. Prinsip-prinsip penilaian diri


Prinsip-prinsip penilaian diri yang harus diperhatikan dalam penilaian diri menurut
Kunandar (2013: 132-133) adalah:
1) Aspek-aspek yang mau dinilai oleh peserta didik melalui penilaian diri harus
jelas;
2) Menentukan dan menetapkan cara dan prosedur yang digunakan dalam penilaian
diri, misalnya dengan daftar cek atau dengan skala;
3) Menentukan bagaimana mengolah dan menentukan nilai hasil penilaian diri oleh
peserta didik;
4) Membuat kesimpulan hasil penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik.

3. Langkah-langkah penilaian

6
A Reni, A Sopyan, and N Hindarto, “Pengembangan Self Assessment Sebagai Alat Evaluasi Pendidikan Karakter
Berbasis Konservasi Pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Fmipa Unnes,” UPEJ (Unnes Physics Education Journal) 2,
no. 3 (2013): 40–46.
7
Evaluasi Program, Tutorial Tatap, and Universitas Terbuka, “Pengembangan Instrumen,” 2014, 1–122.
8
Andrade dan Du, “Student Responses to Criteria-Referenced Self-Assessment.,” Assessment and Evaluation in
Higher Education, 32 (2007): 159–81.
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan dengan cara yang
objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala rentang.
d. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan
informasi prestasi dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal
tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan,
pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi
karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

4. Contoh format penilaian diri sebagai berikut:


Format 1
Nama :
Kelas :
No Indikator Penilaian
1 2 3
1 Interaksi dan partisipasi dalam kelompok
2 Bekerja sama
3 Memberi kontribusi gagasan
4 Mengajukan pertanyaan
... ................
Kriteria:
1 = Tidak pernah/jelek
2 = Jarang/cukup
3 = Sering/baik

Format 2
Nama :
Kelas :
No Indikator Penilaian
Ya Tidak
1 Interaksi dan partisipasi dalam kelompok
2 Bekerja sama
3 Memberikan kontribusi gagasan
4 Mengajukan pertanyaan
... .............

Format 3
Nama :
Kelas :
Anggota Kelompok:
Kegiatan Kelompok:
Untuk pernyataan dibawah ini masing-masing penilaiannya dengan huruf A, B, atau C
sesuai dengan pendapatmu
A = selalu
B = jarang
C = tidak pernah

1. ______ Selama diskusi saya memberikan saran-saran kepada kelompok untuk


didiskusikan.
2. ______ Ketika kami berdiskusi, setiap anggota memberikan masukan untuk di
diskusikan.
3. _______ Semua anggota kelompok harus melakukan sesuatu dalam kegiatan
kelompok.
4. _______ Setiap anggota kelompok mengerjakan kegiatannya sendiri dalam kegiatan
kelompok.
5. Selama kegiatan kelompok saya:
_______ mendengarkan
_______ bertanya
_______ mengajukan gagasan/pendapat
_______ mengendalikan kelompok
_______ mengganggu kelompok
_______ tidur

Format 4
Nama :
Kelas :
Komentar Siswa :

D. Assesmen Portofolio
1. Pengertian Portofolio
Penilaian portofolio termasuk dalam penilaian kinerja. Portofolio merupakan
penilaian kinerja yang memasukkan berbagai contoh (sampel) produk yang dibuat siswa
atau berdasarkan kinerja siswa. Portofolio dapat meliputi tugas proyek atau produk
sebagai hasil karya siswa yang memberikan gambaran hasil dan perkembangan belajar
selama periode waktu tertentu, biasanya jangka panjang. Portofolio merupakan sebuah
kumpulan terencana dari hal karya murid yang akan mampu berkisah tentang usaha,
kemajuan atau prestasi murid dalam suatu bidang pelajaran atau keahlian tertentu. Jadi
penilaian portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang menunjukkan
perkembangan dari waktu ke waktu, koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk
melakukan refleksi sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada
dirinya; hasil refleksi tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan pada proses
pembelajaran berikutnya.9

2. Tujuan Portofolio
Bentuk portofolio termasuk isi dan siapa yang menentukan isi portofolio
ditentukan oleh tujuan portofolio. Apabila tujuan portofolio untuk memantau proses dan
terutama untuk mendorong siswa melakukan refleksi, maka portofolio kerja merupakan
portofolio yang sesuai. Apabila portofolio untuk memantau perkembangan sekaligus
menilai capaian hasil belajar siswa, maka portofolio dokumentasi merupakan pilihan
yang sesuai. Apabila tujuan hanya untuk menilai hasil akhir terbaik siswa maka
portofolio pilihan merupakan portofolio yang sesuai.

3. Manfaat Penilaian Portofolio


Berikut ini sejumlah manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan penilaian portofolio:
a. Guru dapat menilai perkembangan dan kemajuan siswa
b. Guru dan wali murid dapat berkomunikasi tentang pekerjaan siswanya.
c. Siswa menjadi partner dengan gurunya dalam hal proses penilaian
d. Siswa dapat merefleksikan dirinya sesuai bakat dan kemampuannya
e. Penilaian tersebut mampu menilai secara obyektif terhadap individu
f. Meningkatkan interaksi antara siswa dengan guru untuk mencapai suatu tujuan
g. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, kebanggaan (pride), kepemilikan
(ownership), dan menumbuhkan kepercayaan diri (self convidence)
h. Mencapai ketuntasan belajar dan bukan sekedar tuntas materi
i. Guru bersama pengawas dapat mengevaluasi program pengajaran
j. Meningkatkan profesionalisme guru

4. Isi Portofolio

9
Elyaum Farihah, “Teknik Portofolio Dan Instrumen Assesmen” 1, no. 1 (2021): 32–44.
Untuk mencapai tujuan, isi portofolio hendaknya relevan dengan tujuan penilaian dan
mencerminkan kompetensi yang dinilai. Untuk itu guru perlu mempertimbangkan
beberapa hal:
1) Jenis bukti atau bahan apa yang dimasukkan? Apakah penilaian diri (self
assessment), hasil penyelesaian soal bentuk terbuka, karya tulis, hasil kerja dalam
bentuk audio, dalam video, akan digunakan sebagai bagian penilaian portofolio?
Apakah hasil kerja kelompok juga dapat dimasukkan?
2) Seberapa banyak bukti yang dimasukkan? Apakah sebagian besar hasil kerja
siswa atau hanya beberapa saja? 10

5. Teknik Penilaian
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-
mata merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru
untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan
minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu
bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa
berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan
karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik
mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau
folder.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5) Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio peserta didik beserta
pembobotannya bersama para peserta didik agar dicapai kesepakatan. Diskusikan
dengan para peserta didik bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh;

10
Tim Pusat Penilaian Pendidikan, “Penilaian Portofolio,” Pusat Penilaian Pendidikan, 2019, 30.
untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan
tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika
penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati
bersama peserta didik sebelum peserta didik membuat karya tersebut. Dengan
demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha
mencapai harapan atau standar itu.
6) Mintalah peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik tentang bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
7) Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, kepada
peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara
peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka
waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus
diserahkan kepada guru.
8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu,
undanglah orang tua peserta didik untuk diberi penjelasan tentang maksud dan
tujuan portofolio sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.11

6. Bentuk-Bentuk Hasil Portofolio


Portofolio dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk. Bentuk-bentuk penilaian
portofolio meliputi hal berikut:
a. Catatan anekdot
b. Tulisan refleksi
c. Review
d. Laporan
e. Rekaman video tapes
f. Photo/gambar
g. Cuplikan tulisan
h. Grafik dan chart

11
Asrul, Rusydi Ananda, and Rosinta, Evaluasi Pembajalaran, Ciptapustaka Media, 2014.
i. Hasil print out komputer
j. Diagram
k. Catatan diskusi/kegiatan di rumah
l. Rekaman sesuau/audiotapes
m. Draft
n. Ilustrasi
o. Karya berupa benda
p. Model/maket
q. Kliping
r. Diagram
s. Lagu

7. Pedoman dan Karakteristik Pengembangan Portofolio


Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah antara lain:
a. Karya Siswa Adalah Benar-Benar Karya Peserta Didik Itu Sendiri
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan
penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh
peserta didik itu sediri.
b. Saling Percaya Antara Guru dan Peserta Didik
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya,
saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan
berlangsung dengan baik.
c. Kerahasiaan Bersama Antara Guru dan Peserta Didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu
dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak- pihak yang tidak
berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan.
d. Milik Bersama (Joint ownership) Antara Peserta Didik dan Guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio
sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan
akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya
e. Kepuasan Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang
memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri
f. Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi
yang tercantum dalam kurikulum
g. Penilaian Proses dan Hasil Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan
hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang
kinerja dan karya peserta didik
h. Penilaian dan Pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti
bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.12

8. Contoh Penilaian Portofolio


Contoh tugas portofolio adalah berikut ini:
1) Peserta didik diminta untuk membuat rancangan pengamatan (dibantu dengan
lembar kerja dari pendidik) mengenai semua materi selama satu semester yang
akan diberlakukan eksperimentasi.
2) Melakukan kegiatan eksperimentasi sesuai dengan alokasi waktu pokok bahasan
dengan yang direncanakan.
3) Membuat suatu hasil pengamatan per pokok bahasan yang dieksperimentasikan,
dan mencari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap percobaannya.
4) Peserta didik diminta melakukan diskusi tentang hasil percobaan dan mengambil
suatu generalisasi dari hasil percobaan tersebut.

Untuk menetapkan skor tugas portofolio, berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan:
1) Buatlah kerangka konseptual berupa kriteria tentang tingkatan kualitas yang
menggambarkan materi dan proses penampilan yang akan dinilai.
2) Kembangkan rincian pedoman yang menggambarkan berbagai urutan materi dan
proses dari awal sampai akhir.
12
Realin Setiamihardja, “Portofolio Assessment,” Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru 3, no. 2 (2012): 1–2,
https://ejournal.upi.edu/index.php/eduhumaniora/article/view/2806/1832.
3) Kembangkan cara penskoran secara umum yang sesuai dengan pedoman
terperinci dan terfokus pada berbagai aspek penting, yang menyangkut materi dan
proses untuk dinilai melalui tugas-tugas yang berbeda. Perdoman umum ini akan
digunakan untuk mengembangkan pedoman khusus. Kembangkan cara penskoran
secara khusus untuk penampilan tugas-tugas yang juga bersifat khusus, misalnya
berikut ini. (Untuk penskoran portofolio digunakan peni- . laian substantif pada
lembar yang dibuat mengenai hal-hal berikut, dan perlu dibandingkan pada
portofolio berikutnya).
Nama : ........
Tanggal : ........
portofolio
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1
2
3
4
Dst.. .......................

9. Pelaksanaan Penilaian Portofolio


Langkah-langkah tentang penyusunan dan pelaksanaan penilaian portofolio dapat
diuraikan sebagai berikut.
 Tahap persiapan:
a. Guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan dinilai melalui portofolio siswa
dan menentukan tugas/pekerjaan apakah yang akan diberikan pada siswa untuk
mencapai tujuan tersebut.
b. Guru mengkomunikasikan kepada siswa tentang rencana portofolio,
mendiskusikannya dengan siswa dan menampung usul siswa. Dalam hal ini perlu
dikomunikasikan tentang proses yang harus ditempuh siswa dalam melaksanakan
penilaian portofolio tersebut. Selain dari itu perlu dikomunikasikan juga tentang
kriteria penilaian, kinerja siswa yang akan dinilai dan contoh-contoh hasil kerja
yang akan dikumpulkan. Siswa dalam hal dapat turut memberikan masukan
tentang kriteria dan jenis pekerjaan yang akan dikumpulkan.
c. Guru dibantu oleh siswa menyiapkan folder/map/atau kantung untuk
penyimpanan dokumen siswa. Tiap map/folder diberi identitas siswa.
 Tahap pelaksanaan:
a. Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses pembelajaran yang menuntun
siswa menghasilkan karyanya.
b. Guru mengumpulkan pekerjaan/tugas siswa. Tugas siswa diperiksa dan diberi
komentar oleh guru. Siswa dapat memperbaiki tugasnya bila masih memiliki
banyak kekurangan
c. Tugas/catatan tentang siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke dalam folder/map
secara kronologis sesuai urutan waktu
d. Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan terhadap siswa
sehingga siswa dapat senantiasa memperbaiki kelemahannya. Guru mereviu
pekerjaan siswa menurut urutan waktu, melihat kemajuan belajarnya, dan
mengkaji taraf pencapaian kompetensi belajar siswa. Guru selanjutnya memberi
catatan-catatan tentang prestasi dan kemajuan belajar siswa. Hasil catatan guru
dilampirkan pada portofolio siswa
e. Kegiatan diskusi antara guru dengan siswa hendaknya diupayakan untuk memberi
masukan terhadap hasil karya siswa, tidak ditujukan untuk memberikan penilaian
tetapi digunakan untuk memunculkan kekuatan karya siswa
f. Seleksi terhadap hasil karya dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru. Dalam
hal ini siswa dapat memilih seluruhnya, sebagian, atau hanya karya terbaik saja
yang dimasukkan ke dalam portofolio mereka.
 Tahap penilaian
a. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada kriteria penilaian yang disusun oleh
guru atas partisipasi siswa.
b. Kriteria yang telah disepakati tersebut diterapkan dengan konsisten, baik oleh
guru maupun oleh siswa.
c. Refleksi dilakukan oleh siswa dalam bentuk penilaian diri (Self assessment).
Penilaian diri dilakukan oleh siswa untuk menilai kekuatan dan kelemahan
belajarnya. Siswa menilai kemampuan belajar dan kelemahannya sendiri
berdasarkan data yang dihimpun pada portofolio, hasil penilaian diri siswa
dituliskan dan dimasukkan sebagai komponen portofolio
d. Hasil penilaian guru dan siswa terhadap portofolio dijadikan sebagai bahan untuk
penyusunan tujuan baru bagi proses pembelajaran selanjutnya.
e. Portofolio siap untuk dijadikan sumber penilaian siswa dan dapat dijadikan bahan
pelaporan untuk orangtua.
Terdapat beberapa upaya yang dapat meringankan guru biologi dalam
mengimplementasikan penilaian portofolio di sekolah. Beberapa upaya tersebut antara
lain adalah :
1) Guru biologi dapat memilih aspek tertentu yaitu aspek paling penting dari siswa yang
ingin diungkap melalui penilaian portofolio sehingga komponen data yang
dikumpulkannya pun tidak terlalu banyak. Guru juga dapat hanya mengoleksi dua
atau tiga macam pekerjaan siswa saja. Dengan demikian upaya koleksi serta
penafsirannya tidak memberatkan guru.
2) penilaian portofolio dapat diterapkan hanya pada materi biologi tertentu seperti
materi lingkungan atau bioteknologi yang memungkinkan untuk banyak member
penugasan pada siswa.
3) Portofolio dengan komponen sangat lengkap untuk menilai kemampuan kerja ilmiah
pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa di SMA hanya digunakan untuk
seleksi sebagian kecil siswa atau mengungkap kasus-kasus tertentu saja antara lain
untuk mengungkap kekuatan, kelemahan, diagnostik cara belajar, serta permasalahan
yang dihadapi para siswa tertentu yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran
biologi. Dengan demikian guru tidak perlu menggunakan portofolio dengan
komponen lengkap ini untuk menilai seluruh siswa di kelasnya tetapi hanya
digunakan untuk memantau beberapa siswa saja yang memang memerlukan
pemantauan secara khusus.
4) Kriteria standar penilaian/acuan penilaian/ Rubrics harus senantiasa disusun untuk
memudahkan proses penilaian dan menjaga obyektifitas dalam pengambilan
keputusan. Dalam penyusunan rubric guru dapat memfokuskan diri pada kinerja
kunci yang menunjukkan kemampuan siswa. Dengan demikian rubric yang
dibuatnya pun dapat lebih sederhana.
5) Swa-asesmen (Self assessment) siswa dapat dilakukan secara tertulis pada kartu atau
lembaran evaluasi diri siswa yang diberikan guru secara berkala. Self assessment
secara lisan melalui wawancara sulit dilakukan pada kelas dengan jumlah siswa yang
terlalu banyak. Oleh karena itu Self assessment secara lisan melalui wawancara
hanya mungkin dilakukan terhadap siswa tertentu yang memerlukan penanganan
khusus.
6) Tertibnya pengadministrasian dokumen pada portofolio sangat memudahkan
pekerjaan guru dalam melakukan koleksi dan refleksi data siswa. Oleh karena itu,
data tiap siswa hendaknya dihimpun dalam map khusus yang diberi label tentang
identitas siswa. Dokumen tentang siswa diurutkan secara kronologis dan diberi
tanggal pengerjaan/pengumpulan. Hasil self assessment dan catatan–catatan guru
tentang siswa yang bersangkutan juga hendaknya disusun secara kronologis dan
dihimpun dalam map yang sama.
7) Walaupun penilaian portofolio direkomendasikan untuk penilaian individu, dalam
situasi dan kondisi pembelajaran di Indonesia, penilaian dapat dilakukan secara
berkelompok sehingga tidak terlalu membebani guru dalam proses penilaian. Untuk
penggunaan asesmen portofolio secara berkelompok, perlu dipastikan bahwa setiap
anggota kelompok berpartisipasi secara aktif dalam mengerjakan tugas-tugas.
8) Rolling assessment (penilaian secara bergiliran). Apabila guru tidak memiliki cukup
waktu untuk menilai semua kelompoik, maka penilaian portofolio dapat dilakukan
secara bergantian untuk setiap kelompok pada materi pembelajaran yang berbeda
asalkan kompetensi yang dinilainya sama.
9) Kesulitan tempat penyimpanan dokumen/hasil kerja siswa sering menjadi masalah
dalam penilaian portofolio. Oleh sebab itu, dokumen portofolio tersebut dapat
disimpan oleh siswa dan dibawa pada saat guru dan siswa akan melakukan refleksi.

Berikut ini akan disajikan beberapa contoh format penilaian fortofolio siswa pada
pembelajaran biologi.
Contoh Format Pemberian Skor Kliping Pencemaran Lingkungan
Nama siswa :
Kelas :
Tanggal :
Petunjuk : Tuliskan centang (V) di tempat yang disediakan untuk menilai
kemampuan siswa dalam membuat kliping pencemaran lingkungan
Hasil penilaian
No Aspek Penilaian Kliping 1 Kliping 2 Kliping 3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Artikel berasal dari literatur (koran,
1 majalah, internet) terbitan terbaru (dua
bulan terakhir)
Artikel berkaitan dengan tema pencemaran
2
lingkungan
Jumlah artikel sekurang-kurangnya enam
3
buah
Setiap artikel dianalisis dan diberi komentar
4
singkat
5 Komentar bersesuaian dengan isi artikel
Komentar menggunakan konsep lingkungan
6
yang relevan
7 Komentar dinyatakan secara kritis dan logis
8 Mencantumkan sumber pustaka
9 Artikel dilengkapi gambar/foto
Artikel ditempel rapi dengan penempatan
10
yang proporsional
Skor total
Skor rata-rata

Skor total pada Format penilaian di atas dihitung berdasarkan jumlah


terpenuhinya kriteria penilaian (jumlah centang pada kolom ya). Bila semua kriteria
terpenuhi, masing-masing kliping akan memiliki skor= 10. Skor rata-rata dihitung dengan
menjumlahkan skor ketiga kliping dibagi tiga. Meskipun pemberian skor dengan
menggunakan daftar cek sangat mudah dilakukan, namun pemberian skor menggunakan
cara ini memiliki kelemahan antara lain pemberi skor/guru hanya dapat memilih dua
pilihan absolut yaitu teramati dan tidak teramatinya kriteria yang diharapkan sehingga
tidak ada nilai tengahnya. Dengan demikian, siswa yang memiliki kemampuan di antara
dua pilihan tersebut menjadi sulit diberikan skornya. Selain dari itu akan sulit
mengurutkan kemampuan beberapa siswa karena siswa yang skornya sama (total jumlah
centangnya sama) belum tentu memiliki kemampuan yang sama.
Cara pemberian skor lainnya yang dapat dilakukan dalam penilaian portofolio
yaitu dengan menggunakan skala (rating scale). Pemberian skor dengan cara ini
memungkinkan guru untuk menilai siswa secara kontinum berdasarkan kualitas pekerjaan
siswa. Berikut ini akan diberikan contoh pemberian skor pada rancangan penyelidikan
biologi.

Contoh Format Pemberian Skor Rancangan Percobaan Biologi SMA


Nama siswa :
Kelas :
Tanggal :

No Aspek Penilaian Skor

1 Judul memberi informasi tentang aspek yang akan


diteliti
2 Mengacu pada konsep biologi tertentu yang relevan
3 Menunjukkan pentingnya dilakukan penelitian
4 Merumuskan tujuan penelitian dengan jelas dan spesifik
5 Menetapkan variabel bebas dan variabel terikat
penelitian
6 Menyusun hipotesis penelitian (bila diperlukan)
7 Menguraikan langkah kerja penelitian dengan logis dan
jelas
8 Menentukan cara pengumpulan data yang sesuai dengan
tujuan penelitian
9 Menetapkan cara menganalisis data yang sesuai dengan
teknik pengumpulan data dan tujuan penyelidikan
Skor total = ……………………

Skor total pada format di atas ditentukan dengan cara menjumlahkan skor yang
diperoleh untuk setiap komponen penilaian, misalnya bila setiap komponen yang dinilai
mendapatkan skor 4, maka skor total siswa= 9 X 4 = 36. Bila diperlukan skor total ini
dapat diubah ke skala 1-10 dengan cara membaginya dengan angka 3,6. Perlu dijelaskan
bahwa cara penghitungan ini tidaklah baku. Dalam hal ini guru biologi dapat mengubah
cara penghitungan sesuai dengan keperluan.13

D. Assesment kinerja (performamnce assessment)


1. Pengertian
Penilaian kinerja (performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan
sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui
suatu perbuatan. menurut para ahli penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap
perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan
siswa dalam proses maupun produk. penilaian tersebut mengacu pada standar
tertentu.

2. Kelemahan dan keuntungan assessment kinerja


Selain memakan banyak waktu, ada beberapa kelemahan lain yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan asesmen kinerja. Kelemahan-kelemahan tersebut
adalah:
1) Tugas-tugas asesmen ini biasanya sulit untuk diselesaikan dengan lengkap
oleh siswa,
2) Ada unsur subjektivitas dalam menilai kinerja siswa,
3) Memberikan banyak variasi performens yang biasanya berakhir terbuka,
4) Menilai kinerja merupakan tugas yang spesifik,
13
Unidad Metodología D E Conocimiento D E Los, “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関
連指標に関する共分散構造分析 Title,” n.d., 1–16.
5) Perlu mengatur waktu dan kelompok dengan baik,
6) Memerlukan waktu untuk merancang, mengimplementasikan dan
mengevaluasi kinerja siswa, dan
7) Sulit untuk merancang tugas dan rubrik dengan baik

Namun ada keuntungannya dari penggunaan asesmen kinerja yaitu:


1) Memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ketrampilan menemukan,
2) Memberikan peluang untuk aplikasi-aplikasi pertanyaan-pertanyaan berakhir
terbuka,
3) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa,
4) Memberikan bukti mengenai apa yang dapat siswa lakukan,
5) Memberikan kesempatan untuk kreatifitas siswa14

3. Contoh Penilaian Kinerja


Penilaian kinerja dalam Panduan Penilaian oleh Kemdikbud (2015) berkedudukan
sama dengan penilaian produk yaitu sebagai teknik penilaian yang digunakan dalam
menilai aspek keterampilan. Dalam pembelajaran Biologi MA , penilaian kinerja
digunakan misal-nya untuk menilai keterampilan peserta didik menggunakan
peralatan laboratorium . Pada contoh ini, penilaian kinerja digunakan menilai
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu . Akan tetapi, praktik di laboratorium
sering pula diikuti dengan pembuatan laporan hasil praktikum. Dalam hal ini,
penilaian kinerja dapat berlanjut sampai dengan penilaian terhadap kemampuan
menyusun la poran. Dengan demikian laporan hasil praktikum menjadi bagian
integral dalam kegiatan praktikum tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan penilaian
produk berdasar Panduan Penilaian oleh Kemdikbud (2015 ) yang menurut pendapat
beberapa ahli sebelumnya menyata-kan penilaian produk merupakan bagian dari
penilaian kinerja secara umum.15

4. Langkah-langkah dalam penilaian kinerja

14
Suci Yuniati, “Asesmen Kinerja ( Performance Assessment ),” An-Nida’ 36, no. 1 (2011): 37–51.
15
AZ Anshori, “Teknik Penilaian Kinerja Dalam Pembelajaran  Biologi Di Tingkat Madrasah Aliyah,” Jurnal Diklat
Keagamaan 10, no. 4 (2016): 347–58.
 Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adalah
sebagai berikut:
a. Tetapkan KD yang akan dinilai dengan teknik penilaian unjuk kerja beserta
berbagai indikatornya.
b. Identifikasi semua langkahJangkah penting yang diperlukan atau yang akan
memengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
c. Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting diperlukan
untuk menyelesaikan tugas dan menjadikan hasil akhir yang terbaik.
d. Rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur (tidak terlalu banyak
sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama peserta didik
mengerjakan tugas).
e. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur, atau
karakteristik produk yang dihasilkan (harus dapat diamati).
f. Urutkan berbagai kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati.
g. Periksa kembali dan bandingkan dengan berbagai kriteria kemampuan yang
sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.

 Langkah-langkah perencanaan penilaian


Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam
merencanakan penilaian unjuk kerja atau praktik :
a. Menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai melalui tes unjuk kerja
atau praktik.
b. Menyusun indikator hasil belajar berdasarkan kompetensi yang akan dinilai.
c. Menguraikan kriteriayang menunjukkan pencapaian indikator hasil belajar.
d. Menyusun kriteria ke dalam rubrik penilaian.
e. Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian.
f. Mengujicobakan tugas jika terkait dengan kegiatan praktikum atau
penggunaan alat.
g. Memperbaiki berdasarkan hasil uji coba jika dilakukan uji coba.
h. Menyrsun kriteria batas kelulusan batas srandarminimal pencapaian
kompetensi peserta didik.

 Sedangkan langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian


unjuk kerja atau praktik adalah berikut ini.
a. Menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik.
b. Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria
penilaian.
c. Menyampaikan tugas kepada peserta didik.
d. Memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktik.
e. Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
f. Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
g. Melakukan penilaian secara individual.
h. Mencatat hasil penilaian.
i. Mendokumentasikanhasilpenilaian.

5. Contoh Penilaian Unjuk Kerja


Nama Peserta Didik: M. Ari Hanif
Mata Pelajaran: Kimia
Kelas: XI
Semester: 2
Tahun Pelajaran: 2014-2015

No Aktifitas yg diamati Ya Tidak


.
Memasang buret
Mengisi buret
Menghilangkan gelembung udara dalam buret (jika ada)
Memeriksa ketepatan isi buret
Mengambil titran
Menuangkan titran ke dalam Erlenmeyer
Memberikan indicator fenolftalein pada titran
Mengaduk titran dengan menggoyang-goyangkan Erlenmeyer
pada saat titrasi
Mengakhiri titrasi dengan tepat 
Skor yg dicapai 8
Skor (skala 1-4) 3,56
Kode nilai SB
Keterangan :
1) Pemberian skor untuk pernyataan : YA = 1, TIDAK = 0
2) Skor (skala 1-4) = (skor yang dicapai/skor maksimum) x 4
3) Kode nilai/Predikat:
3.25 - 4.00 = SB (Sangat baik)
2.50 - 3.24 = B (Baik)
1.75 - 2.49 = C (Cukup)
1.0 - 1.74 = K (Kurang)

E. Assesment peta konsep


1. Pengertian
Peta konsep memungkinkan guru untuk dapat merancang pembelajaran yang
lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Melalui peta konsep, guru dapat
melihat bagian mana yang umumnya belum dikuasai siswa sehingga dapat
mengupayakan penjelasan yang lebih baik dan luas agar bahan tersebut dapat
dikuasai siswa. Di samping itu, guru juga memanfaatkan peta konsep sebagai alat
evaluasi untuk menilai kemampuan siswa dalam memahami suatu materi. Seperti
yang telah disebutkan di awal, bahwa guru tidak mengetahui adanya aturan dalam
menilai peta konsep. Akibatnya penilaian yang dilakukan selama ini hanya
berdasarkan persepsi masingmasing guru saja. Dari hasil wawancara, terlihat bahwa
umumnya persepsi setiap guru hampir sama yaitu peta konsep dinilai dengan
membandingkan kompleksitasnya. Penilaian yang seperti ini cenderung tidak
konsisten karena tidak adanya aturan yang jelas yang menjadi pedoman saat menilai.
Namun, setelah guru diberi informasi mengenai cara menilai peta konsep dengan
mengikuti aturan yang dikemukakan oleh Novak & Gowin (1984), guru berpendapat
kegiatan penilaian seperti itu akan menghabiskan cukup banyak waktu dan tenaga.16

Novak dan Gowin mencatat bahwa pemetaan konsep adalah kegiatan kreatif
dimana pelajar harus menggerahkan upaya untuk memperjelas makna konsep dalam
pengetahuin domain yang spesifik, dengan mengidentifikasi konsep-konsep penting,
membangun hubungan konsep, dan struktur yang menunjukkan mereka. Pemetaan
konsep dapat menjadi kegiatan yang sangat baik dalam menilai pengetahuan siswa
sebelumnya. Adapun menurut Novak penilaian kuantitatif (penskoran) suatu peta konsep
yang dibuat oleh siswa dapat dilakukan berdasarkan :
1) Proposisi
Proposisi adalah antara dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung.
Proposisi dikatakan sahih untuk mendapatkan jalur bermakna, jika menggunakan
kata penghubung yang tepat. Untuk proposisi yang sahih diberi skor 1.
2) Hierarki
Hierarki adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai konsep yang
paling khusus. Urutan penempatan konsep yang lebih umum dituliskan di atas
konsep yang lebih khusus dituliskan di bawahnya.Hierarki dikatakan sahih jika
urutan penempatan konsepnya yang benar.Untuk setiap hierarki yang sahih diberi
skor 5.
3) Kaitan silang
Kaitan silang adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep pada suatu
hierarki dengan konsep lain pada hierarki lainnya. Kaitan silang dikatakan sahih
jika menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan kedua
konsep pada hierarki yang berbeda.Sementara itu, kaitan silang dikatakan kurang
sahih jika tidak menggunakan kata penghubung yang tepat dalam
menghubungkan kedua konsep sehingga hubungan antara kedua konsep tersebut
menjadi kurang jelas.Untuk setiap kaitan silang yang sahih selalu diberi skor 10.
Sedangkan untuk setiap kaitan silang yang kurang sahih diberi skor 2.
4) Contoh
16
Pengembangan Aplikasi et al., “Development Application Computer to Assist Teacher in Assessing Student ’ s
Concept Map in Biology,” 1998, 988–92.
Contoh adalah kejadian atau objek yang spesifik yang sesuai dengan atribut
konsep. Contoh dikatakan sahih jika contoh tersebut tidak dituliskan di dalam
kotak karena contoh bukanlah konsep.Untuk setiap contoh yang sahih diberi skor
1.

Peta konsep dapat digunakan dalam pembelajaran dan sebagai asesmen. Peta
konsep adalah sebuah diagram yang menunjukkan pemahaman sebuah konsep atau
gagasan. Penilaian berdasarkan peta konsep mempunyai keseimbangan antara
obyektivitas yang diinginkan dan sensitivitas terhadap struktur pengetahuan siswa, karena
potensial mempunyai keseimbangan itulah peta konsep dapat digunakan sebagai
penilaian kelas dalam dua cara. Pertama, peta konsep berguna untuk diagnosis karena
peta konsep peka terhadap kesalah pahaman yang terjadi pada siswa dalam hal:
a) Struktur pengetahuan siswa,
b) Adanya gangguan atau distorsi dalam pemahaman konten, dan
c) Kesalahan karena kelalaian.
Kedua, dibandingkan dengan penilaian tradisional yang subyektif, peta konsep relatif
lebih sederhana, sehingga mengurangi ancaman terhadap keakuratan penilaian. Cognitive
Diagnostic Assessment (CDA) adalah suatu jenis asesmen yang didesain untuk mengukur
struktur pengetahuan siswa. CDA mampu memberikan informasi kepada guru dan
pembuat kebijakan mengenai strategi siswa dalam memecahkan masalah, melihat
hubungan antar konsep, dan pemahaman siswa dalam suatu domain yang pada akhirnya
dapat memperbaiki pembelajaran.

Tujuan utama pengajaran strategi adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas
kemauan dan kemampuan diri sendiri. Novak (2008) mengatakan bahwa ketika siswa
bekerja dalam kelompok kecil maka akan memperlihatkan hasil kognitif yang positif.
Novak, dalam kelasnya di Universitas Cornell, menemukan bahwa membuat peta konsep
dalam kelompok kecil kooperatif menghasilkan peta konsep yang luar biasa. Peta konsep
yang dibuat dalam kelompok kecil memperlihatkan betapa beragamnya pemahaman
tentang suatu ide. Untuk itu strategi belajar peta konsep dilatihkan kepada siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Digunakan tipe TPS, karena
memilki memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu
lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.17

Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep mempunyai banyak keunggulan


dibandingkan dengan tanpa peta konsep. Adapun kelebihan pembelajaran dengan
menggunakan peta konsep menurut Cliburn, J.W. (2013) adalah sebagai berikut:
a) Bagi guru
1. Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat
pengalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan.
2. Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pelajaran, hal
ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek
verbal bagi siswa, karena siswa dengan mudah melihat, membaca dan
mengerti makna yang diberikan.
3. Pemetaan konsep menolong guru memilih aturan pengajaran berdasarkan
kerangka kerja yang hirarki. Hal ini mengingat banyak materi pelajaran yang
disajikan dalam urutan yang acak.
4. Membantu guru mrningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajarannya.
b) Bagi siswa
1. Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses
belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan daya ingat
belajarnya.
2. Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir siswa, hal ini
menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa.
3. Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang akan
memudahkan belajar.
4. Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih
komprehensif dalam setiap komponen konsep-konsep dan mengenali
hubungan antara konsep-konsep tersebut.

17
Basa and Garam, “Vol 1, No 1 (2020) h.Xxx-Xxx.”
Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara
konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua
atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantic.
Dalam bentuk yang paling sederhana, peta konsep dapat berupa dua konsep yang
dihubungkan oleh kata penghubung untuk membentuk proposisi. Sebagai contoh : ”
langit itu biru” mewakili peta konsep sederhana yang membentuk proposisi yang sahih
tentang konsep ”langit” dan ”biru”. Dengan demikian siswa dapat mengorganisasi konsep
pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya.
Hubungan satu konsep (informasi) dengan konsep lain disebut proposisi.
Peta konsep menggambarkan jalinan antar konsep yang dibahas dalam bab yang
bersangkutan. Konsep yang dinyatakan dalam bentuk istilah atau label konsep. Konsep-
konsep dijalin secara bermakna dengan kata-kata penghubung sehingga dapat
membentuk proposisi. Satu proposisi mengandung dua konsep dan kata menghubung.
Konsep yang satu mempunyai cakupan yang lebih luas daripada konsep yang lain.
Dengan kata lain konsep yang satu lebih inklusif daripada konsep yang lain. Keseluruhan
konsep-konsep tersebut disusun menjadi sebuah tingkatan dari konsep yang paling
umum, kurang umum dan akhirnya sampai pada konsep yang paling khusus. Tingkatan
dari konsep-konsep ini disebut dengan hierarki. Pada peta konsep, konsep yang lebih
inklusif diletakkan di atas. Konsep yang kurang inklusif kemudian dihubungkan dengan
kata penghubung. Konsep yang lebih khusus ditempatkan di bawahnya dan dihubungkan
lagi dengan kata penghubung. Konsep yang inklusif dapat dihubungkan dengan beberapa
konsep yang kurang inklusif. Konsep yang paling inklusif diletakkan pada pohon konsep.
Konsep ini disebut kunci konsep. Konsep pada jalur yang satu dapat dihubungkan dengan
konsep pada jalur yang lain dengan kata penghubung. Hubungan ini disebut dengan
kaitan silang.18

F. Assesment mind mapping


1. Pengertian
Menurut Riyanto (2012) Mind Mapping adalah tipe pembelajaran yang dapat
membantu siswa agar lebih terampil untuk menggali pengetahuan awal yang sudah

18
Peta Konsep and Pengungkap Penguasaan, “Peta Konsep : Pengungkap Penguasaan Konsep,” 1985, 1–5.
dimiliki dan memperoleh pengetahuan baru sesuai pengalaman belajarnya. Tipe ini
cocok bahkan sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk
menemukan alternatif jawaban.19Mind Map adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.
Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan
“memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat
bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi
akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pnecatatan
tradisional.
Mind Map menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk
mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan
cabangcabang melengkung, mind map lebih merangsang secara visual daripada
metode pencatatan tradisional, yang cenderung linear dan satu warna. Ini akan sangat
memudahkan kita mengingat informasi Mind Map. Semua Mind Map mempunyai
kesamaaan. Semua menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami yang
memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan
gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami,
dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan Mind Map, daftar informasi yang panjang
bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang
bekerja selaras dengan cara kerja otak dalam melakukan berbagai hal.
Dengan mengembangankan asesmen mind mapping diharapkan dapat
meningkatkan ketercapain tujuan pembelajaran dengan melihat keefektifan kegiatan
belajar mengajar serta memudahkan guru dalam melakukan penilaian terhadap siswa.
Masalah ini muncul berkaitan dengan faktor dan sarana pengembangan asesmen.
Kurangnya pengembangan asesmen yang dilaksanakan oleh guru sehingga
pemahaman konsep siswa terhadap pelajaran yang didapatkan rendah, maka dari itu
dengan menggunakan pengembangan asesmen mind mapping diharapkan siswa dapat
memahami konsep pelajaran dengan lebih baik.20

19
H. Heriadi, “Penerapan Mind Mapping Pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia Terhadap
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa,” Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015, 320–22.
2. Pemanfaatan Mind Mapping Dalam Pembelajaran
Pemetaan pikiran (mind mapping), merupakan cara berpikir modern dan efektif
karena dengan selembar kertas dan beberapa alat tulis, pembelajar dapat menuangkan
dan mengembangkan ide dan gagasannya dalam bentuk gambar percabangan yang
dituangkan langsung kedalam media tulis (baik kertas maupun digital), catatan, kode,
warna dan simbol secara kreatif dan inspiratif. Para ahli psikologi dan ahli pendidikan
mengemukakan definisinya masing-masing tentang Mind Mapping, diantaranya
adalah Tony Buzan, seorang penulis, psikolog dan tokoh yang pertama kali
menemukan Mind Mapping.
Tony Buzan, lahir di Inggris pada tanggal 2 Juni 1942. Tony Buzan
mempopulerkan gagasan literasi mental dan teknik berpikir yang disebut peta pikiran
atau Mind Mapping yang sebelumnya digunakan Leonardo da Vinci dan lain-lain.
Tony Buzan dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar Mind Mapp”,
mendefinisikan Mind Mapping adalah suatu cara mencatat yang kreatif, efektif dan
secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Selain Tony Buzan beberapa ahli
lain, antara lain Caroline Edward, berpendapat bahwa Mind Mapping adalah cara
paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data
dari atau ke otak. Sistem ini bekerja sesuai cara kerja alami otak kita, sehingga dapat
mengoptimalkan seluruh potensi dan kapasitas otak manusia. Melvin L. Silberman,
berpendapat Mind Mapping adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual
untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru.
Sementara Bobby De Porter, berpendapat bahwa Mind Mapping (peta pikiran) adalah
pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan grafis lainnya
untuk membentuk kesan antara otak kiri dan otak kanan yang ikut terlibat sehingga
mempermudah memasukkan informasi ke dalam otak.
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Mind Mapping adalah
suatu teknik mencatat yang dapat memetakan pikiran yang kreatif dan efektif serta
memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak baik belahan otak kanan atau
belahan otak kiri yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan menggunakan

20
Kadek Niva Sucahyanti, I. P. Budi Adnyana, and I. M. P. Anton Santiasa, “Pengembangan Instrumen Asesmen
Mind Mapping Untuk Menilai Pemahaman Konsep Biologi,” Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha 5, no. 2 (2018):
113–22.
metode Mind Mapping dapat menghasilkan catatan yang memberikan banyak
informasi dalam satu halaman. Sehingga dengan metode Mind Mapping daftar
informasi yang panjang bisa dialihkan dan dipetakan menjadi peta pikiran yang
berwarna-warni, sangat teratur dan mudah diingat yang selaras dengan cara kerja
alami otak.

3. Keuntungan dan kerugian mind map


Pemanfaatan mind mapping dalam pembelajaran ini akan mendapatkan beberapa
keuntungan antara lain: pertama pembelajar akan lebih mudah melihat gambaran
keseluruhan, kedua membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan; ketiga memudahkan penambahan informasi baru; keempat
pengkajian ulang dapat dilakukan lebih cepat dan kelima setiap peta memiliki sifat
yang unik; keenam membantu otak untuk lebih berkonsentrasi; ketujuh karena mind
mapping bersifat visual, informasi menjadi terlihat lebih jelas dan menarik untuk
dibaca; kedelapan esensi materi terlihat lebih jelas; kesembilan keterkaitan antara satu
ide dengan ide lain menjadi mudah dilihat; kesepuluh meningkatkan kemampuan
memori otak; dan yang terakhir yang kesebelas belajar dengan cara yang
menyenangkan dan kreatif.
Pemanfaatan mind mapping juga memberikan keuntungan bagi tenaga pendidik,
karena mind mapping bersifat visual dan mudah untuk diterapkan. Manfaat bagi para
tenaga pendidik antara lain adalah: pertama, menghemat waktu persiapan materi
pelajaran. Dengan menggunakan mind mapping, pendidik mempersiapkan bahan
pelajaran akan jauh lebih cepat dari pada menuliskan kalimatnya secara panjang.
Materi dapat disingkat dengan kerangka yang sederhana, sehingga memudahkan
pengajar dan juga siswa.
Kedua, memudahkan perbaikan materi pelajaran. Materi pelajaran dengan
menggunakan mind mapping membuat struktur dari materi dapat dengan mudah
untuk diperbaiki. Pendidik dapat dengan cepat mempelajari bahasan dari materi dan
mengembangkannya dengan pengetahuan pendidik sendiri. Dengan begitu, mind
mapping akan memicu perkembangan dari materi yang diajarkan dari tahun ke tahun
dikarenakan perkembangan pengetahuan dari pendidik.
Ketiga, memudahkan pengorganisasian materi pelajaran. Materi pelajaran
terkadang memuat terlalu banyak bahasan, sehingga sulit untuk menjelaskannya
kepada peserta didik secara lengkap, mudah, dan tidak membosankan. Dengan dibuat
menjadi mind mapping, hanya akan memuat kata-kata kunci untuk mempermudah
ingatan akan materi tersebut. Keempat membantu pemahaman siswa akan materi
lebih dalam. Namun selain memiliki banyak keuntungan dan keunggulan
pembelajaran dengan pemanfaatan mind mapping ini juga memiliki beberapa
kekurangan, namun dibandingkan dengan keuntungan dan keunggulannya maka
kekurangan ini bisa menjadi tidak terlalu berarti.
Kekurangan mind mapping antara lain: Pertama waktu terbuang untuk mencari
kata kunci pengingat, karena kata kunci pengingat terpisah oleh jarak. Kedua waktu
terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak berhubungan dengan ingatan. Ketiga
waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak penting.21

4. Contoh Asesmen Mind Mapping


Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi melalui
penggunaan mind map (peta pikiran ) di kelas XI IPS MAN Temblihan. Mind map
merupakan peta pikran yang hebat bagi ingatan dan memberikan kemudahaan
mengatur segala fakta dan hasil pemikiran sehingga cara kerja alami tak akan
dilibatkan dari awal, ini berarti bahwa upaya untuk mengingat (remembering ), dan
menarik kembali (recalling) informasi akan lebih mudah dan lebih cepat diandalkan
dari menggunakan pencatatan tradisional.

Tabel Aktivitas Pembelajaran Mahasiswa

Persentase
No. Aktifitas
Awal Tengah Akhir
1. Berdiskusi 15 20 30

21
Agung Basuki, “Pemanfaatan Mind Mapping Dalam Pembelajaran,” Jurnal Lingkungan Widyaiswara 07, no. 02
(2020): 18–29.
2. Bertanya 8 15 25
3. Mengajukan pertanyaan 22 50 90
4. Menjawab pertanyaan 10 24 35
5. Keseriusan 20 33 46
6. Mengerjakan tugas 40 80 100
Rerata ...............

Dari tabel di atas terlihat aktivitas mahasiswa pada kegatan awal belum
banyak,karena mahasiswa masih belum beran utnuk mengungkapkan pertanyaan serat
menjawab pertanyaan dari teman-temanya, sehingga diskusi yang diakukan belum efekif.
Tatapi pada pertemuan ke dua sudah mulai terlihat mahasiswa menyadari bahwa kalau
tidak ada yang bertanya mereka menggira dirinya kurang berani mengemukan pendapat,
Tetap tapi semakin intensifnya pertemuan untuk berdiskusi membuat mahasiswa
termotivasi untuk bertanya merasa kurang akivitasnya karena tidak banyak mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.22

22
Anizam Zein, “Penggunaan Mind Map Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata
Kuliah Biologi Umum Di Fmipa Universitas Negeri Padang Use of Mind Map in Increasing Student Learning
Activities and Results of General Biology Course in Mathematics An,” 2015, 482–91.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang di peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Asesmen atau evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian terhadap hasil belajar
siswa dalam pendidikan. Tujuan utama asesmen dalam pendidikan adalah untuk menilai
kemajuan siswa dalam belajar, menentukan apakah siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran, serta memberikan umpan balik yang diperlukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Asesmen dalam pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai
cara, seperti ujian tulis, ujian lisan, ujian praktek, tugas-tugas, proyek, presentasi, dan
sebagainya.
2. Peer asesmen atau asesmen sejawat adalah proses di mana siswa saling menilai karya
atau prestasi satu sama lain dengan menggunakan instrumen tertentu. Instrumen peer
asesmen digunakan untuk membantu siswa memperoleh umpan balik yang berguna dari
teman sejawatnya dalam rangka meningkatkan kualitas karya atau prestasi mereka.
Merancang instrumen peer assessment atau asesmen sejawat memerlukan beberapa
tahapan, di antaranya: Tentukan tujuan dari peer assessment, Pilih jenis instrumen peer
assessment, Tentukan kriteria penilaian, Tentukan skala penilaian, Persiapkan instruksi
dan contoh, Uji coba instrument, Revisi instrument, dan Implementasikan instrument.
3. Self-assessment atau penilaian diri sendiri adalah proses di mana seseorang mengevaluasi
kemampuan, keahlian, dan kinerjanya sendiri berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan
dan kelemahan pribadi dan kemudian meningkatkan kinerja di masa depan. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan self-assessment yaitu :
Tentukan tujuan, Pilih kriteria penilaian, Kumpulkan data, Evaluasi data, Identifikasi
tindakan yang perlu dilakukan, Implementasikan tindakan, Ulangi proses.
4. Instrumen portofolio adalah salah satu bentuk penilaian kinerja yang digunakan untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi karya, prestasi, dan kemampuan siswa selama jangka
waktu tertentu. Berikut ini adalah langkah-langkah merancang instrumen portofolio:
Tentukan tujuan, Tentukan kriteria penilaian, Pilih jenis portofolio, Tentukan isi
portofolio, Persiapkan instruksi, Tetapkan waktu dan jadwal pengumpulan, Evaluasi dan
umpan balik, Ulasan dan penilaian akhir, Ulangi proses.
5. Asesmen kinerja adalah proses evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Tujuan dari asesmen
kinerja adalah untuk memberikan umpan balik yang efektif bagi individu atau organisasi
untuk meningkatkan kinerja dan pencapaian tujuan. Berikut ini adalah langkah-langkah
umum dalam melakukan asesmen kinerja: Menentukan tujuan asesmen, Menentukan
kriteria penilaian, Memilih jenis asesmen kinerja, Menetapkan batas waktu,
Melaksanakan asesmen, Memberikan umpan balik, Evaluasi dan tindak lanjut.
6. Asesmen peta konsep merupakan salah satu metode asesmen yang dapat digunakan untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap konsep atau topik tertentu. Peta konsep adalah
representasi visual dari hubungan antara konsep-konsep yang terkait dalam suatu topik
atau subjek tertentu. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan asesmen peta
konsep: Menentukan konsep atau topik yang akan dievaluasi, Membuat peta konsep,
Memberikan tugas, Menilai peta konsep, Memberikan umpan balik, Evaluasi dan tindak
lanjut.
7. Asesmen mind map adalah salah satu bentuk asesmen formatif yang dapat digunakan
untuk mengukur pemahaman siswa tentang topik atau konsep tertentu. Mind map adalah
sebuah diagram yang digunakan untuk mengorganisasi informasi dan hubungan antara
konsep-konsep yang terkait. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan asesmen
mind map: Tentukan topik atau konsep yang akan dievaluasi, Berikan instruksi kepada
siswa, Beri waktu untuk membuat mind map, Nilai mind map, Berikan umpan balik,
Evaluasi dan tindak lanjut.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan agar kami dapat
memperbaiki makalah ini, sehingga makalah ini dapat lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai