Disusun Oleh :
Kelompok 11
PENDIDIKAN BIOLOGI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Tak lupa sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Evaluasi Pembelajaran
Biologi” dengan dosen pengampu Ibu Nukhbatul Bidayati Haka,M.Pd. Penulis
sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Merancang Instrumen Peer Assessment, Self Assessment, Asesmen Portofolio,
Assessment Kinerja (Performance Assessmet), Asesmen Peta Konsep, Dan
Asesmen Mind Mapping”.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Assesmen Dalam Pendidikan...............................................................
B. Instrumen Peer Assessment..................................................................
C. Instrumen Self Assessment....................................................................
D. Instrumen Assesmen Portofolio............................................................
E. Instrumen Assesmen Kinerja (Performance Assessment) ...................
F. Instrumen Assesmen Peta Konsep........................................................
G. Instrumen Assesmen Mind Mapping....................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merancang instrumen asesmen adalah proses penting dalam konteks pendidikan
untuk mengukur kemampuan dan pencapaian siswa dalam berbagai bidang. Ada
beberapa jenis instrumen asesmen yang sering digunakan dalam pendidikan, termasuk
peer assessment, self assessment, asesmen portofolio, assessment kinerja (performance
assessment), asesmen peta konsep, dan asesmen mind mapping. Instrumen peer
assessment digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam kerja sama dan
memberikan umpan balik kepada rekan sejawat mereka. Self assessment digunakan untuk
mengevaluasi kemampuan siswa dalam diri mereka sendiri, sedangkan asesmen
portofolio digunakan untuk menilai kemajuan siswa dari waktu ke waktu. Instrumen
assessment kinerja digunakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam tugas atau
proyek yang kompleks. Sementara itu, asesmen peta konsep dan asesmen mind mapping
digunakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang suatu topik atau konsep.
Merancang instrumen asesmen memerlukan perencanaan dan persiapan yang
matang untuk memastikan bahwa instrumen tersebut akurat dan bermanfaat dalam proses
pembelajaran. Hal ini mencakup menentukan tujuan dan konteks pembelajaran, memilih
jenis instrumen yang sesuai, menentukan kriteria penilaian, dan membuat instrumen
asesmen yang tepat. Dalam melakukan hal ini, peneliti dan praktisi pendidikan harus
mempertimbangkan konteks dan tujuan pembelajaran serta karakteristik siswa yang
dinilai. Dengan merancang instrumen asesmen yang tepat, kita dapat mengukur
kemampuan dan pencapaian siswa secara akurat dan membantu mereka mengembangkan
kemampuan mereka secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Assesmen Dalam Pendidikan?
2. Bagaimana cara merancang instrumen peer assessment?
3. Bagaimana cara merancang instrumen self assessment?
4. Bagaimana cara merancang instrumen asesmen portofolio?
5. Bagaimana cara merancang instrumen asesmen kinerja (performance assessment)?
6. Bagaimana cara merancang instrumen asesmen peta konsep?
7. Bagaimana cara merancang instrumen asesmen mind mapping?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini berdasarkan dari rumusan masalah di atas adalah untuk
mengetahui :
1. Maksud dari assesmen dalam pendidikan
2. Cara merancang instrumen peer assessment
3. Cara merancang instrumen self assessment
4. Cara merancang instrumen asesmen portofolio
5. Cara merancang instrumen asesmen kinerja (performance assessment)
6. Cara merancang instrumen asesmen peta konsep
7. Cara merancang instrumen asesmen mind mapping
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ninla Elmawati Falabiba et al., Buku Ajar Assessment, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
vol. 5, 2014.
2
M. S. Supriati, E., Kurniawan, D., Rachmawati, A., Dina., Christianto, A., Rachmandhani, Kasanah Mashudi, W. A.,
Arifin, S., Nuraini, R., Rubiati., Hariyanto, W., Rufi’ah., and B. H. C. N., Cahyani, Y. T., Cahyono, D.T., Sy, A. T., ISU-ISU
KONTEMPORER (Trussmedia Grafika, 2021).
merupakan salah satu instumen penilaian yang tergolong baru dan perlu adanya
pengembangan dalam instrumen penilaian ini. Instumen penilaian peer assessment
dianggap efektif karena siswa dituntut aktif dalam mengikuti pembelajaran yang
diberikan oleh guru. Selain dituntut aktif dalam memahami pembelajaran, siswa juga
harus aktif dalam memberikan nilai kepada teman sebaya dan menjaga nilainya yang
dinilai oleh teman sebayanya.3
Peer assessment menunjukkan bahwa siswa dapat memberikan umpan balik yang
bermanfaat ketika tujuan ujian adalah untuk memberikan umpan balik dan mendukung
satu sama lain.4 Dalam hal ini peer assessment dianggap mampu meningkatkan minat
belajar siswa karena siswa dituntut aktif dan cekatan menerima pengajaran dari guru,
yang pada akhirnya akan mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Penggunaan alat penilaian Peer assessment tentunya akan meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konten yang disampaikan oleh guru selain minat belajarnya, karena siswa
tersebut akan dievaluasi oleh teman-temannya dan siswa juga harus mampu menilai
temannya tentang pemahaman materi, jika siswa tidak memahami tentang materi yang
disampaaikan sudah tentu siswa tersebut tidak akan bisa memberikan penilaian kepada
temannya tentang materi yang disampaikan.5
3
Terje Aven, “Risk Assessment and Risk Management: Review of Recent Advances on Their Foundation,” European
Journal of Operational Research 253, no. 1 (2016): 1–13, https://doi.org/10.1016/j.ejor.2015.12.023.
4
Asam Basa and D A N Garam, “Vol 1, No 1 (2020) h.Xxx-Xxx” 1, no. 1 (2020): 27–34.
5
Materi Sistem, Pernapasan Manusia, and Di Sma, “Pengembangan_Instrumen_Penilaian_Berbasis_Peer_Ass” 6,
no. 1 (2023): 236–44.
d. Membuat kesimpulan hasil penilaian antarpeserta didik yang dilakukan oleh
peserta didik.
3. Langkah-langkah penilaian
6
A Reni, A Sopyan, and N Hindarto, “Pengembangan Self Assessment Sebagai Alat Evaluasi Pendidikan Karakter
Berbasis Konservasi Pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Fmipa Unnes,” UPEJ (Unnes Physics Education Journal) 2,
no. 3 (2013): 40–46.
7
Evaluasi Program, Tutorial Tatap, and Universitas Terbuka, “Pengembangan Instrumen,” 2014, 1–122.
8
Andrade dan Du, “Student Responses to Criteria-Referenced Self-Assessment.,” Assessment and Evaluation in
Higher Education, 32 (2007): 159–81.
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan dengan cara yang
objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala rentang.
d. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan
informasi prestasi dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal
tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan,
pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi
karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
Format 2
Nama :
Kelas :
No Indikator Penilaian
Ya Tidak
1 Interaksi dan partisipasi dalam kelompok
2 Bekerja sama
3 Memberikan kontribusi gagasan
4 Mengajukan pertanyaan
... .............
Format 3
Nama :
Kelas :
Anggota Kelompok:
Kegiatan Kelompok:
Untuk pernyataan dibawah ini masing-masing penilaiannya dengan huruf A, B, atau C
sesuai dengan pendapatmu
A = selalu
B = jarang
C = tidak pernah
Format 4
Nama :
Kelas :
Komentar Siswa :
D. Assesmen Portofolio
1. Pengertian Portofolio
Penilaian portofolio termasuk dalam penilaian kinerja. Portofolio merupakan
penilaian kinerja yang memasukkan berbagai contoh (sampel) produk yang dibuat siswa
atau berdasarkan kinerja siswa. Portofolio dapat meliputi tugas proyek atau produk
sebagai hasil karya siswa yang memberikan gambaran hasil dan perkembangan belajar
selama periode waktu tertentu, biasanya jangka panjang. Portofolio merupakan sebuah
kumpulan terencana dari hal karya murid yang akan mampu berkisah tentang usaha,
kemajuan atau prestasi murid dalam suatu bidang pelajaran atau keahlian tertentu. Jadi
penilaian portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang menunjukkan
perkembangan dari waktu ke waktu, koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk
melakukan refleksi sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada
dirinya; hasil refleksi tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan pada proses
pembelajaran berikutnya.9
2. Tujuan Portofolio
Bentuk portofolio termasuk isi dan siapa yang menentukan isi portofolio
ditentukan oleh tujuan portofolio. Apabila tujuan portofolio untuk memantau proses dan
terutama untuk mendorong siswa melakukan refleksi, maka portofolio kerja merupakan
portofolio yang sesuai. Apabila portofolio untuk memantau perkembangan sekaligus
menilai capaian hasil belajar siswa, maka portofolio dokumentasi merupakan pilihan
yang sesuai. Apabila tujuan hanya untuk menilai hasil akhir terbaik siswa maka
portofolio pilihan merupakan portofolio yang sesuai.
4. Isi Portofolio
9
Elyaum Farihah, “Teknik Portofolio Dan Instrumen Assesmen” 1, no. 1 (2021): 32–44.
Untuk mencapai tujuan, isi portofolio hendaknya relevan dengan tujuan penilaian dan
mencerminkan kompetensi yang dinilai. Untuk itu guru perlu mempertimbangkan
beberapa hal:
1) Jenis bukti atau bahan apa yang dimasukkan? Apakah penilaian diri (self
assessment), hasil penyelesaian soal bentuk terbuka, karya tulis, hasil kerja dalam
bentuk audio, dalam video, akan digunakan sebagai bagian penilaian portofolio?
Apakah hasil kerja kelompok juga dapat dimasukkan?
2) Seberapa banyak bukti yang dimasukkan? Apakah sebagian besar hasil kerja
siswa atau hanya beberapa saja? 10
5. Teknik Penilaian
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-
mata merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru
untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan
minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu
bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa
berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan
karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik
mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau
folder.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5) Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio peserta didik beserta
pembobotannya bersama para peserta didik agar dicapai kesepakatan. Diskusikan
dengan para peserta didik bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh;
10
Tim Pusat Penilaian Pendidikan, “Penilaian Portofolio,” Pusat Penilaian Pendidikan, 2019, 30.
untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan
tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika
penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati
bersama peserta didik sebelum peserta didik membuat karya tersebut. Dengan
demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha
mencapai harapan atau standar itu.
6) Mintalah peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik tentang bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
7) Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, kepada
peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara
peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka
waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus
diserahkan kepada guru.
8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu,
undanglah orang tua peserta didik untuk diberi penjelasan tentang maksud dan
tujuan portofolio sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.11
11
Asrul, Rusydi Ananda, and Rosinta, Evaluasi Pembajalaran, Ciptapustaka Media, 2014.
i. Hasil print out komputer
j. Diagram
k. Catatan diskusi/kegiatan di rumah
l. Rekaman sesuau/audiotapes
m. Draft
n. Ilustrasi
o. Karya berupa benda
p. Model/maket
q. Kliping
r. Diagram
s. Lagu
Untuk menetapkan skor tugas portofolio, berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan:
1) Buatlah kerangka konseptual berupa kriteria tentang tingkatan kualitas yang
menggambarkan materi dan proses penampilan yang akan dinilai.
2) Kembangkan rincian pedoman yang menggambarkan berbagai urutan materi dan
proses dari awal sampai akhir.
12
Realin Setiamihardja, “Portofolio Assessment,” Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru 3, no. 2 (2012): 1–2,
https://ejournal.upi.edu/index.php/eduhumaniora/article/view/2806/1832.
3) Kembangkan cara penskoran secara umum yang sesuai dengan pedoman
terperinci dan terfokus pada berbagai aspek penting, yang menyangkut materi dan
proses untuk dinilai melalui tugas-tugas yang berbeda. Perdoman umum ini akan
digunakan untuk mengembangkan pedoman khusus. Kembangkan cara penskoran
secara khusus untuk penampilan tugas-tugas yang juga bersifat khusus, misalnya
berikut ini. (Untuk penskoran portofolio digunakan peni- . laian substantif pada
lembar yang dibuat mengenai hal-hal berikut, dan perlu dibandingkan pada
portofolio berikutnya).
Nama : ........
Tanggal : ........
portofolio
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1
2
3
4
Dst.. .......................
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh format penilaian fortofolio siswa pada
pembelajaran biologi.
Contoh Format Pemberian Skor Kliping Pencemaran Lingkungan
Nama siswa :
Kelas :
Tanggal :
Petunjuk : Tuliskan centang (V) di tempat yang disediakan untuk menilai
kemampuan siswa dalam membuat kliping pencemaran lingkungan
Hasil penilaian
No Aspek Penilaian Kliping 1 Kliping 2 Kliping 3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Artikel berasal dari literatur (koran,
1 majalah, internet) terbitan terbaru (dua
bulan terakhir)
Artikel berkaitan dengan tema pencemaran
2
lingkungan
Jumlah artikel sekurang-kurangnya enam
3
buah
Setiap artikel dianalisis dan diberi komentar
4
singkat
5 Komentar bersesuaian dengan isi artikel
Komentar menggunakan konsep lingkungan
6
yang relevan
7 Komentar dinyatakan secara kritis dan logis
8 Mencantumkan sumber pustaka
9 Artikel dilengkapi gambar/foto
Artikel ditempel rapi dengan penempatan
10
yang proporsional
Skor total
Skor rata-rata
Skor total pada format di atas ditentukan dengan cara menjumlahkan skor yang
diperoleh untuk setiap komponen penilaian, misalnya bila setiap komponen yang dinilai
mendapatkan skor 4, maka skor total siswa= 9 X 4 = 36. Bila diperlukan skor total ini
dapat diubah ke skala 1-10 dengan cara membaginya dengan angka 3,6. Perlu dijelaskan
bahwa cara penghitungan ini tidaklah baku. Dalam hal ini guru biologi dapat mengubah
cara penghitungan sesuai dengan keperluan.13
14
Suci Yuniati, “Asesmen Kinerja ( Performance Assessment ),” An-Nida’ 36, no. 1 (2011): 37–51.
15
AZ Anshori, “Teknik Penilaian Kinerja Dalam Pembelajaran Biologi Di Tingkat Madrasah Aliyah,” Jurnal Diklat
Keagamaan 10, no. 4 (2016): 347–58.
Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adalah
sebagai berikut:
a. Tetapkan KD yang akan dinilai dengan teknik penilaian unjuk kerja beserta
berbagai indikatornya.
b. Identifikasi semua langkahJangkah penting yang diperlukan atau yang akan
memengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
c. Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting diperlukan
untuk menyelesaikan tugas dan menjadikan hasil akhir yang terbaik.
d. Rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur (tidak terlalu banyak
sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama peserta didik
mengerjakan tugas).
e. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur, atau
karakteristik produk yang dihasilkan (harus dapat diamati).
f. Urutkan berbagai kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati.
g. Periksa kembali dan bandingkan dengan berbagai kriteria kemampuan yang
sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Novak dan Gowin mencatat bahwa pemetaan konsep adalah kegiatan kreatif
dimana pelajar harus menggerahkan upaya untuk memperjelas makna konsep dalam
pengetahuin domain yang spesifik, dengan mengidentifikasi konsep-konsep penting,
membangun hubungan konsep, dan struktur yang menunjukkan mereka. Pemetaan
konsep dapat menjadi kegiatan yang sangat baik dalam menilai pengetahuan siswa
sebelumnya. Adapun menurut Novak penilaian kuantitatif (penskoran) suatu peta konsep
yang dibuat oleh siswa dapat dilakukan berdasarkan :
1) Proposisi
Proposisi adalah antara dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung.
Proposisi dikatakan sahih untuk mendapatkan jalur bermakna, jika menggunakan
kata penghubung yang tepat. Untuk proposisi yang sahih diberi skor 1.
2) Hierarki
Hierarki adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai konsep yang
paling khusus. Urutan penempatan konsep yang lebih umum dituliskan di atas
konsep yang lebih khusus dituliskan di bawahnya.Hierarki dikatakan sahih jika
urutan penempatan konsepnya yang benar.Untuk setiap hierarki yang sahih diberi
skor 5.
3) Kaitan silang
Kaitan silang adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep pada suatu
hierarki dengan konsep lain pada hierarki lainnya. Kaitan silang dikatakan sahih
jika menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan kedua
konsep pada hierarki yang berbeda.Sementara itu, kaitan silang dikatakan kurang
sahih jika tidak menggunakan kata penghubung yang tepat dalam
menghubungkan kedua konsep sehingga hubungan antara kedua konsep tersebut
menjadi kurang jelas.Untuk setiap kaitan silang yang sahih selalu diberi skor 10.
Sedangkan untuk setiap kaitan silang yang kurang sahih diberi skor 2.
4) Contoh
16
Pengembangan Aplikasi et al., “Development Application Computer to Assist Teacher in Assessing Student ’ s
Concept Map in Biology,” 1998, 988–92.
Contoh adalah kejadian atau objek yang spesifik yang sesuai dengan atribut
konsep. Contoh dikatakan sahih jika contoh tersebut tidak dituliskan di dalam
kotak karena contoh bukanlah konsep.Untuk setiap contoh yang sahih diberi skor
1.
Peta konsep dapat digunakan dalam pembelajaran dan sebagai asesmen. Peta
konsep adalah sebuah diagram yang menunjukkan pemahaman sebuah konsep atau
gagasan. Penilaian berdasarkan peta konsep mempunyai keseimbangan antara
obyektivitas yang diinginkan dan sensitivitas terhadap struktur pengetahuan siswa, karena
potensial mempunyai keseimbangan itulah peta konsep dapat digunakan sebagai
penilaian kelas dalam dua cara. Pertama, peta konsep berguna untuk diagnosis karena
peta konsep peka terhadap kesalah pahaman yang terjadi pada siswa dalam hal:
a) Struktur pengetahuan siswa,
b) Adanya gangguan atau distorsi dalam pemahaman konten, dan
c) Kesalahan karena kelalaian.
Kedua, dibandingkan dengan penilaian tradisional yang subyektif, peta konsep relatif
lebih sederhana, sehingga mengurangi ancaman terhadap keakuratan penilaian. Cognitive
Diagnostic Assessment (CDA) adalah suatu jenis asesmen yang didesain untuk mengukur
struktur pengetahuan siswa. CDA mampu memberikan informasi kepada guru dan
pembuat kebijakan mengenai strategi siswa dalam memecahkan masalah, melihat
hubungan antar konsep, dan pemahaman siswa dalam suatu domain yang pada akhirnya
dapat memperbaiki pembelajaran.
Tujuan utama pengajaran strategi adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas
kemauan dan kemampuan diri sendiri. Novak (2008) mengatakan bahwa ketika siswa
bekerja dalam kelompok kecil maka akan memperlihatkan hasil kognitif yang positif.
Novak, dalam kelasnya di Universitas Cornell, menemukan bahwa membuat peta konsep
dalam kelompok kecil kooperatif menghasilkan peta konsep yang luar biasa. Peta konsep
yang dibuat dalam kelompok kecil memperlihatkan betapa beragamnya pemahaman
tentang suatu ide. Untuk itu strategi belajar peta konsep dilatihkan kepada siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Digunakan tipe TPS, karena
memilki memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu
lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.17
17
Basa and Garam, “Vol 1, No 1 (2020) h.Xxx-Xxx.”
Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara
konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua
atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantic.
Dalam bentuk yang paling sederhana, peta konsep dapat berupa dua konsep yang
dihubungkan oleh kata penghubung untuk membentuk proposisi. Sebagai contoh : ”
langit itu biru” mewakili peta konsep sederhana yang membentuk proposisi yang sahih
tentang konsep ”langit” dan ”biru”. Dengan demikian siswa dapat mengorganisasi konsep
pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya.
Hubungan satu konsep (informasi) dengan konsep lain disebut proposisi.
Peta konsep menggambarkan jalinan antar konsep yang dibahas dalam bab yang
bersangkutan. Konsep yang dinyatakan dalam bentuk istilah atau label konsep. Konsep-
konsep dijalin secara bermakna dengan kata-kata penghubung sehingga dapat
membentuk proposisi. Satu proposisi mengandung dua konsep dan kata menghubung.
Konsep yang satu mempunyai cakupan yang lebih luas daripada konsep yang lain.
Dengan kata lain konsep yang satu lebih inklusif daripada konsep yang lain. Keseluruhan
konsep-konsep tersebut disusun menjadi sebuah tingkatan dari konsep yang paling
umum, kurang umum dan akhirnya sampai pada konsep yang paling khusus. Tingkatan
dari konsep-konsep ini disebut dengan hierarki. Pada peta konsep, konsep yang lebih
inklusif diletakkan di atas. Konsep yang kurang inklusif kemudian dihubungkan dengan
kata penghubung. Konsep yang lebih khusus ditempatkan di bawahnya dan dihubungkan
lagi dengan kata penghubung. Konsep yang inklusif dapat dihubungkan dengan beberapa
konsep yang kurang inklusif. Konsep yang paling inklusif diletakkan pada pohon konsep.
Konsep ini disebut kunci konsep. Konsep pada jalur yang satu dapat dihubungkan dengan
konsep pada jalur yang lain dengan kata penghubung. Hubungan ini disebut dengan
kaitan silang.18
18
Peta Konsep and Pengungkap Penguasaan, “Peta Konsep : Pengungkap Penguasaan Konsep,” 1985, 1–5.
dimiliki dan memperoleh pengetahuan baru sesuai pengalaman belajarnya. Tipe ini
cocok bahkan sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk
menemukan alternatif jawaban.19Mind Map adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.
Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan
“memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat
bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi
akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pnecatatan
tradisional.
Mind Map menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk
mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan
cabangcabang melengkung, mind map lebih merangsang secara visual daripada
metode pencatatan tradisional, yang cenderung linear dan satu warna. Ini akan sangat
memudahkan kita mengingat informasi Mind Map. Semua Mind Map mempunyai
kesamaaan. Semua menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami yang
memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan
gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami,
dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan Mind Map, daftar informasi yang panjang
bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang
bekerja selaras dengan cara kerja otak dalam melakukan berbagai hal.
Dengan mengembangankan asesmen mind mapping diharapkan dapat
meningkatkan ketercapain tujuan pembelajaran dengan melihat keefektifan kegiatan
belajar mengajar serta memudahkan guru dalam melakukan penilaian terhadap siswa.
Masalah ini muncul berkaitan dengan faktor dan sarana pengembangan asesmen.
Kurangnya pengembangan asesmen yang dilaksanakan oleh guru sehingga
pemahaman konsep siswa terhadap pelajaran yang didapatkan rendah, maka dari itu
dengan menggunakan pengembangan asesmen mind mapping diharapkan siswa dapat
memahami konsep pelajaran dengan lebih baik.20
19
H. Heriadi, “Penerapan Mind Mapping Pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia Terhadap
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa,” Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015, 320–22.
2. Pemanfaatan Mind Mapping Dalam Pembelajaran
Pemetaan pikiran (mind mapping), merupakan cara berpikir modern dan efektif
karena dengan selembar kertas dan beberapa alat tulis, pembelajar dapat menuangkan
dan mengembangkan ide dan gagasannya dalam bentuk gambar percabangan yang
dituangkan langsung kedalam media tulis (baik kertas maupun digital), catatan, kode,
warna dan simbol secara kreatif dan inspiratif. Para ahli psikologi dan ahli pendidikan
mengemukakan definisinya masing-masing tentang Mind Mapping, diantaranya
adalah Tony Buzan, seorang penulis, psikolog dan tokoh yang pertama kali
menemukan Mind Mapping.
Tony Buzan, lahir di Inggris pada tanggal 2 Juni 1942. Tony Buzan
mempopulerkan gagasan literasi mental dan teknik berpikir yang disebut peta pikiran
atau Mind Mapping yang sebelumnya digunakan Leonardo da Vinci dan lain-lain.
Tony Buzan dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar Mind Mapp”,
mendefinisikan Mind Mapping adalah suatu cara mencatat yang kreatif, efektif dan
secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Selain Tony Buzan beberapa ahli
lain, antara lain Caroline Edward, berpendapat bahwa Mind Mapping adalah cara
paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data
dari atau ke otak. Sistem ini bekerja sesuai cara kerja alami otak kita, sehingga dapat
mengoptimalkan seluruh potensi dan kapasitas otak manusia. Melvin L. Silberman,
berpendapat Mind Mapping adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual
untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru.
Sementara Bobby De Porter, berpendapat bahwa Mind Mapping (peta pikiran) adalah
pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan grafis lainnya
untuk membentuk kesan antara otak kiri dan otak kanan yang ikut terlibat sehingga
mempermudah memasukkan informasi ke dalam otak.
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Mind Mapping adalah
suatu teknik mencatat yang dapat memetakan pikiran yang kreatif dan efektif serta
memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak baik belahan otak kanan atau
belahan otak kiri yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan menggunakan
20
Kadek Niva Sucahyanti, I. P. Budi Adnyana, and I. M. P. Anton Santiasa, “Pengembangan Instrumen Asesmen
Mind Mapping Untuk Menilai Pemahaman Konsep Biologi,” Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha 5, no. 2 (2018):
113–22.
metode Mind Mapping dapat menghasilkan catatan yang memberikan banyak
informasi dalam satu halaman. Sehingga dengan metode Mind Mapping daftar
informasi yang panjang bisa dialihkan dan dipetakan menjadi peta pikiran yang
berwarna-warni, sangat teratur dan mudah diingat yang selaras dengan cara kerja
alami otak.
Persentase
No. Aktifitas
Awal Tengah Akhir
1. Berdiskusi 15 20 30
21
Agung Basuki, “Pemanfaatan Mind Mapping Dalam Pembelajaran,” Jurnal Lingkungan Widyaiswara 07, no. 02
(2020): 18–29.
2. Bertanya 8 15 25
3. Mengajukan pertanyaan 22 50 90
4. Menjawab pertanyaan 10 24 35
5. Keseriusan 20 33 46
6. Mengerjakan tugas 40 80 100
Rerata ...............
Dari tabel di atas terlihat aktivitas mahasiswa pada kegatan awal belum
banyak,karena mahasiswa masih belum beran utnuk mengungkapkan pertanyaan serat
menjawab pertanyaan dari teman-temanya, sehingga diskusi yang diakukan belum efekif.
Tatapi pada pertemuan ke dua sudah mulai terlihat mahasiswa menyadari bahwa kalau
tidak ada yang bertanya mereka menggira dirinya kurang berani mengemukan pendapat,
Tetap tapi semakin intensifnya pertemuan untuk berdiskusi membuat mahasiswa
termotivasi untuk bertanya merasa kurang akivitasnya karena tidak banyak mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.22
22
Anizam Zein, “Penggunaan Mind Map Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata
Kuliah Biologi Umum Di Fmipa Universitas Negeri Padang Use of Mind Map in Increasing Student Learning
Activities and Results of General Biology Course in Mathematics An,” 2015, 482–91.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang di peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Asesmen atau evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian terhadap hasil belajar
siswa dalam pendidikan. Tujuan utama asesmen dalam pendidikan adalah untuk menilai
kemajuan siswa dalam belajar, menentukan apakah siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran, serta memberikan umpan balik yang diperlukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Asesmen dalam pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai
cara, seperti ujian tulis, ujian lisan, ujian praktek, tugas-tugas, proyek, presentasi, dan
sebagainya.
2. Peer asesmen atau asesmen sejawat adalah proses di mana siswa saling menilai karya
atau prestasi satu sama lain dengan menggunakan instrumen tertentu. Instrumen peer
asesmen digunakan untuk membantu siswa memperoleh umpan balik yang berguna dari
teman sejawatnya dalam rangka meningkatkan kualitas karya atau prestasi mereka.
Merancang instrumen peer assessment atau asesmen sejawat memerlukan beberapa
tahapan, di antaranya: Tentukan tujuan dari peer assessment, Pilih jenis instrumen peer
assessment, Tentukan kriteria penilaian, Tentukan skala penilaian, Persiapkan instruksi
dan contoh, Uji coba instrument, Revisi instrument, dan Implementasikan instrument.
3. Self-assessment atau penilaian diri sendiri adalah proses di mana seseorang mengevaluasi
kemampuan, keahlian, dan kinerjanya sendiri berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan
dan kelemahan pribadi dan kemudian meningkatkan kinerja di masa depan. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan self-assessment yaitu :
Tentukan tujuan, Pilih kriteria penilaian, Kumpulkan data, Evaluasi data, Identifikasi
tindakan yang perlu dilakukan, Implementasikan tindakan, Ulangi proses.
4. Instrumen portofolio adalah salah satu bentuk penilaian kinerja yang digunakan untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi karya, prestasi, dan kemampuan siswa selama jangka
waktu tertentu. Berikut ini adalah langkah-langkah merancang instrumen portofolio:
Tentukan tujuan, Tentukan kriteria penilaian, Pilih jenis portofolio, Tentukan isi
portofolio, Persiapkan instruksi, Tetapkan waktu dan jadwal pengumpulan, Evaluasi dan
umpan balik, Ulasan dan penilaian akhir, Ulangi proses.
5. Asesmen kinerja adalah proses evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Tujuan dari asesmen
kinerja adalah untuk memberikan umpan balik yang efektif bagi individu atau organisasi
untuk meningkatkan kinerja dan pencapaian tujuan. Berikut ini adalah langkah-langkah
umum dalam melakukan asesmen kinerja: Menentukan tujuan asesmen, Menentukan
kriteria penilaian, Memilih jenis asesmen kinerja, Menetapkan batas waktu,
Melaksanakan asesmen, Memberikan umpan balik, Evaluasi dan tindak lanjut.
6. Asesmen peta konsep merupakan salah satu metode asesmen yang dapat digunakan untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap konsep atau topik tertentu. Peta konsep adalah
representasi visual dari hubungan antara konsep-konsep yang terkait dalam suatu topik
atau subjek tertentu. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan asesmen peta
konsep: Menentukan konsep atau topik yang akan dievaluasi, Membuat peta konsep,
Memberikan tugas, Menilai peta konsep, Memberikan umpan balik, Evaluasi dan tindak
lanjut.
7. Asesmen mind map adalah salah satu bentuk asesmen formatif yang dapat digunakan
untuk mengukur pemahaman siswa tentang topik atau konsep tertentu. Mind map adalah
sebuah diagram yang digunakan untuk mengorganisasi informasi dan hubungan antara
konsep-konsep yang terkait. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan asesmen
mind map: Tentukan topik atau konsep yang akan dievaluasi, Berikan instruksi kepada
siswa, Beri waktu untuk membuat mind map, Nilai mind map, Berikan umpan balik,
Evaluasi dan tindak lanjut.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan agar kami dapat
memperbaiki makalah ini, sehingga makalah ini dapat lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA