Anda di halaman 1dari 29

PENGADAAN GURU DI INDONESIA

(SEBAGAI SYARAT MATA KULIAH PROFESI

KEPENDIDIKAN)

Disusun Oleh:

Siti Shafa Mujahidah (41182109220022)

Nur Rahayu Fitrianingrum (41182109220032)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT. Karena atas berkat Rahmat

dan Hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan

tepat waktu. Salawat dan Salam selalu terurah kepada Baginda Rasulullah

Muhammad SAW. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen kami

yang telah membantu memberikan arahan dan bimbingannya hingga makalah ini

dapat di selesaikan.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas, baik

dari segi metodelogi penulisan isi dan literatur makalah ini. Oleh karena itu kami

mengharapkan Saran dan Kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah

ini dan penulisan makalah berikutnya.

Demikian penulisan makalah ini kami perbuat dengan sebenarnya.

Semoga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, kami Mohon Maaf

apabila ada kesalahan atas makalah ini. Atas saran yang diberika kami ucapkan

Terima Kasih.

Bekasi, 05 Januari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................4

B. Rumusan Masalah...................................................................................8

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Profesi Guru (PPG)..............................................................10

B. Tujuan Dilaksanakannya PPG.................................................................11

C. Program Profesi Guru Pra Jabatan..........................................................12

D. Sistem Asesmen dan Evaluasi Kompetensi Lulusan PPG......................13

E. Kriteria LPTK Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra

Jabatan.....................................................................................................18

F. Program Profesi Guru (PPG) dalam Pra Jabatan.....................................23

BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan..............................................................................................26

3
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................27

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengadaan guru di Indonesia merupakan bagian integral dari

pengembangan sistem pendidikan nasional. Latar belakangnya melupiti

beberapa faktor yang meliputi pertumbuhan populasi, perubahan

kurikulum, tuntutan akan kualitas pendidikan, kebijakan pemerintah terkait

pendidikan, serta upaya untk mengatasi disparitas antarwilayah dalam hal

ketesediaan dan kualitas guru.

Pengadaan guru di Indonesia merupakan upaya yang terus

menerus dilakukan oleh pemerintah dan berbagai lembaga terkait guna

memastikan tersedianya tenaga pengajar yang berkualitas, berkompeten,

dan mampu menjawab tantangan dalan dunia pendidikan. Ini bertujuan

untuk meningkatkan mtu pendidikan secara keseluruhan demi memberikan

layanan pendidikan yng berkualitas kepada generasi muda Indonesia.

Pengadaan guru di Indonesia mengacu pada proses perekruta, seleksi,

penempatan, dan pengembangan tenaga pendidik yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan tenaga pengajar dalam sistem pendidikan di

berbagai tingkatan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Proses ini merupakan bagian penting dalam memastikan etersediaan dan

kualitas guru yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran dan

perkembangan peserta didik di seluruh Indonesia

5
Guru didefinisikan sebagai pendidik yang mengajari murid dan

sebagai tenaga pendidik akan tetapi dengan adanya Penerimaan Pegawai

Pemerintah degan Perjanjian Kerja (PPPK) banyak master sekolah swasta

yang kehilangan pengajar akibat di pindahkan ke sekolah negeri. Oleh

karena sekolah swasta mengaami kekurangan guru. Guru juga menjadi

kedudukan profesional bagi pendidikan. Mereka menyatakan resah dan

terganggu atas kebijakan pengangkatan master PPPK (Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja).

Menurut Aris (2022:153) menjelaskan kualitas pendidikan berada

di tangan guru. Rendahnya kompetensi guru dan lambatnya penerapan

sistem pendidikan yang up to date dengan perkembangan teknologi

ditengarai menjadi penyebab utama rendahnya kualitas pendidikan.

Unesco (2016) melaporkan bahwa pendidikan di Indonesia Menempati

peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang. Bahkan sungguh ironis

dimana peringkat untuk komponen guru berada urutan ke-14 dari 14

negara berkembang di dunia.

Menurut Yuni dkk., (2019:213) menjelaskan kualitas manusia

Indonesia terebut dihasilkan melali penyelenggaraan pendidikan yang

bermutu. Oleh karena itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan

yang sangat penting. Guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan

dirinya. Guru perlu memiliki standar profesi dengan menguasai materi

6
serta strategi pembelajaran dan dapat mendorong siswanya untuk belajar

sungguh-sungguh.

Menurut Endang (2016:152) menjelaskan tentang Guru dan

Dosen dimaksudkan untuk membangun profesionalisme guru. Subtansi

materi yang diatur dalam undang-undang ini adalah memberdayakan dan

meningkatkan kualitas guru secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan, sehingga profesi guru perlu dikembangkan sebagai

profesi yang sejahtera bermatabat, dan terlndungi.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki

kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,

penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik, sesuai dengan kaidah

pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

Di Indonesia pengadaan guru berkaitan erat dengan

perkembangan sistem pendidikan, kebijakan pemerintah, tuntunan

masyarakat akan kualitas pendidikan, serta tantangan dalam menyediakan

guru yang berkualitas dan berkompeten.

Pertumbuhan populasi dan peningkatan jumlah peserta didik di

berbagai jenjang pendidikan menjadi salah satu hal penting dalam

pengadaan guru. Kebutuhan akan guru yang memadai dan berkualitas

7
untuk memenuhi permintaan akan pendidikan yang merata di seluruh

Indonesia menjadi fokus utama. Perubahan kurikulum dan peningkatan

standar pendidikan juga menjadi pemicu utama dalam pengadaan guru.

Perubahan kurikulum terus menerus mengharuskan guru untuk terus

meningkatkan kompetensi dan keterampilan mereka agar dapat mengikuti

perkembangan kurikulum yang ada.

Kebijakan pemerintah dalam mendukung pengadaan guru melalui

berbagai program, seperti program pengembangan profesional guru,

profesional serifikasi guru, dan peningkatan kualitas pendidikan keguruan

menjadi faktor penting. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas

guru juga terkait dengan peningkatan terhadap pendidikan keguruan yang

berkualitas.

Kebutuhan akan penyebaran guru yang merata di berbagai

wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil, menjadi salah satu hal

pengadaan guru. Hal ini untuk menjamin setiap daerah mendapatkan akses

pendidikan yang sama baiknya. Peran teknologi dalam pendidikan dan

perkembangan cara0cara pembelajaran baru juga memengaruhi latar

belakang pengadaan guru. Guru-guru harus terampil dalam menggunakan

teknlogi pendidikan guna mendukung pembelajaran yang lebih inovatif

dan relevan bagi generasi muda yang terbias dengan teknologi.

8
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia menjadi salah satu

pemicu perubahan daam pengadaan guru. Dengan adanya perubahan

kurikulum, guru perlu memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru

untuk mengimplemntasikan kurikulum yang diperbaharui. Ini

menimbulkan kebutuhan akan pengadaan guru yan mampu beradaptasi

dan memiliki kompetensi yang sesuai denga kurikulum yang berlaku.

Disparitas pendidikan antarwilayah di Indonesia menjadi tantangan serius

dalam pengadaan guru. Terdapat kesenjangan yang signifikan antara

wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antarprovinsi, yang berpengaruh

pada ketersediaan dan kualitas guru. Keterbatasan akses, infrastruktur, dan

fasilitas pendidikan di daerag terpencil membuat pengadaan guru di

wilayah-wilaya tersebut menjadi lebih menantang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pendidikan Profesi Guru atau PPG?

2. Apa tujuan dilaksanakannya PPG?

3. Program Profesi Guru Pra Jabatan

4. Sistem Asesmen dan Evaluasi Kompetensi Lulusan PPG

5. Kriteria LPTK Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra

jabatan

6. Program Profesi Guru (PPG) dalam Pra Jabatan

9
C. Tujuan/ Capaian Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Profesi Guru atau PPG

2. Untuk Mengetahui Tujuan dilaksanakannya PPG

3. Untuk Mengetahui Program Profesi Guru Pra Jabatan

4. Untuk mengetahui Asesmen dan Evaluasi Kompetensi Lulusan PPG

5. Untuk Mengetahui Kriteria LPTK Penyelenggara Progesi Guru (PPG)

Pra Jabatan

6. Untuk Mengetahui Program Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan

10
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Menurut Pangestika dan Fitri (2015:677) menjelaskan pendidikan

profesi guru adalah program pendidikan yang dilaksanakan setelah

program sarjana/S1 dan mempersiapkan siswa untuk mempenyuai

pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Menururt Zulfitri dkk.,

(2019:132) PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk

mempersiapkan S1/D4 kependidikan maupun non-kependidikan yang

mempunyai bakat dan minat menjadi guru supaya menguasai komptensi

guru secara optimal sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga

bisa memperoleh sertifikat pendidik profesional.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan profesi

guru (PPG) adalah program kependidikan yang diselenggarakan oleh

lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) atau perguruan tinggi

yang diberikan tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan PPG

tersebut sehingga guru dapat mengembangkan ilmu kependidikan maupun

non-kependidikan mereka dalam upaya mempersiapkan guru profesional.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan program PG adalah untuk

mempersiapkan dan menghasilkan calon guru profesional yang

mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

11
B. Tujuan dilaksanakannya PPG

Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) memiliki tujuan yang

bervariasi, namun secara umum, tujuan utamanya adlah untuk

meningkatkan kualitas, kompetensi, dan profesionalisme calon guru atau

guru yang sudah bekerja. Berikut beberapa tujuan umum dari pelaksanaan

PPG:

1. Meningkatkan Kompetensi Pedagogis

Tujuan utama dari PPG adalah untuk membekali calon guru

atau guru yang sudah bekerja dengan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang diperlkan untuk menjadi pendidik yang efektif. Ini meliputi

metode pengajaran yang inovatif, pemahaman mendalam terhadap

proses belajar-mengajar, serta strategi untuk mengatasi berbagai

tantangan dalam pendidikan.

2. Menyediakan Landasan Teoritis yang Kuat

PPG memberikan landasan teoritis yang kokoh kepada calon

guru atau guru yang sudah bekerja, yang memungkinkan mereka untuk

memahami prinsip-prinsip pendidikan secara mendalam. Ini melipti

pemahaman tentang psikologi pendidikan, teori belajar, dan konsep-

konsep pedagogis yang dapat diterapkan dalam konteks kelas.

3. Mendorong Pemahaman terhadap Kebutuhan Siswa

12
Melalui PPG, calon guru atau guru yang sudah bekerja

diajarkan untuk memahami kebutuhan individu siswa secara lebih

baik. Hal ini mencakup strategi diferensi pembelajaran yang

memungkinkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan beragam

siswa dalam kelas.

4. Mengembangkan Keterampilan Manajemen Kelas

Salah satu tujuan PPG adalah mengajarkan keterampilan

manajemen kelas kepada guru agar mereka dapat menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif, efisien, dan inklusif bagi semua

siswa.

5. Mendorong pengembangan Profesionalisme Guru

PPG bertujuan untuk membentuk sikap profesionalisme yang

tinggi pada calon guru atau guru yang sedang menjalani program

tersebut. Hal ini mencakup etika profesonal, tanggung jawa sosial

sebagai penduduk, dan pengembangan diri secara terus-menerus.

C. Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan

Guru merupakan jabatan profesional dan memberikan layanan ahli

yang menuntut persyaratan kemampuan yang secara akademik dan

paedagogis maupun secara professional dapat diterima oleh pihak di mana

guru bertugas, baik penerima jasa layanan secara langsung maupun pihak

13
lain terhadap siapa guru bertanggung jawab. Guru sebagai penyandang

jabatan profesional harus disiapkan melalui program pendidikan yang

relatif panjang dan dirancang berdasarkan standar kompetensi guru. Oleh

sebab itu diperlukan waktu dan keahlian untuk membekali para lulusannya

dengan kompetensi, yaitu penguasaan bidang studi, landasan keilmuan

dari kegiatan mendidik, maupun strategi menerapkannya secara

profesional di lapangan. Untuk mewujudkan program tersebut,

diperlukan lembaga pendidikan profesi guru (PPG) yang memenuhi syarat

tertentu.

Menurut UU No 20/2003 tentang SPN pendidikan profesi adalah

pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta

didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

Dengan demikian maka Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program

pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan dan

S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru

agar mereka dapat menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai

kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan

dapat memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

D. Sistem Asesmen dan Evaluasi Kompetensi Lulusan PPG

14
Pada hakekatnya Pendidikan Profesi Guru Prajabatan merupakan

pendidikan yang mempersiapkan lulusannya untuk menyelenggarakan

layanan ahli kependidikan. Agar mampu menyelenggarakan layanan ahli,

calon guru dituntut memiliki, menguasai dan mampu menerapkan

seperangkat kompetensi, yaitu kompetensi akademik dan kompetensi

profesional. Dengan demikian, Pendidikan Profesi Guru Prajabatan

adalah pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa agar

menguasai kompetensi dasar profesi guru, sehingga layak dan siap

mengemban tugas sebagai guru

yang profesional.

1. Asesmen Penguasaan Kemampuan Akademik

Penguasaan kemampuan akademik yang komprehensif

dijabarkan dari sosok utuh calon guru yang profesional, diases melalui

Tes Kemampuan Akademik berupa ujian tertulis, baik berbentuk

objektif (seperti multiple-choice) maupun esai dan pemecahan masalah,

serta ujian kinerja yang dikembangkan oleh LPTK penyelenggara

program PPG.

Berbagai ketentuan terkait dengan asesmen penguasaan

kemampuan akademik dijelaskan sebagai berikut :

a) Asesmen dilakukan oleh dosen mata kuliah masing-masing secara

formatif, untuk keperluan umpan balik dan perbaikan, dan secara

sumatif untuk keperluan penentuan kelulusan. Evaluasi tersebut

15
mencakup ujian tengah dan akhir semester serta tugas-tugas

sepanjang perkuliahan berlangsung. Tugas-tugas yang diberikan

lebih diarahkan pada penerapan konsep-konsep yang telah

dipelajari secarabertahap dan berkelanjutan.

b) Berdasarkan ciri kurikulum berbasis kompetensi, evaluasi

dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penilaian Acuan

Patokan (PAP) yang hasilnya menggambarkan profil kompetensi

yang telah dan belum dicapai peserta didik. Pendekatan PAP

diterapkan baik dalam pengembangan materi evaluasi maupun

analisis hasil yang dicapai.

c) Penilaian dihasilkan dari berbagai bentuk evaluasi termasuk tes,

observasi, dan rubric

d) Hasil evaluasi dinyatakan dalam huruf atau angka atas dasar

persentase pencapaian kompetensi.

e) Kriteria minimal kelulusan dalam suatu matakuliah adalah 75%

dengan catatanpeserta didik yang hasil evaluasinya di bawah

kriteria minimal diberi kesempatan untuk memperbaiki dengan

diberikan program remedial.

2. Asesmen Penguasaan Kemampuan Profesional

Penguasaan kemampuan profesional ini meliputi (1)

penguasaan kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dan (2) Kemampuan unjuk kerja dalam konteks otentik.

16
Asesmen penguasaan kemampuan menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Asesmen penguasaan kemampuan membuat dan merancang

kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan contoh

karya berupa Persiapan Mengajar. Jika diperlukan, pendalaman lebih

lanjut dapat dilakukan melalui wawancara baik sebelum maupun

setelah proses pembelajaran dilaksanakan.

1. Asesmen unjuk kerja dalam konteks otentik

Asesmen unjuk kerja dalam konteks otentik dilakukan

melalui pengamatan para ahli. Sasaran asesmen unjuk kerja

kontekstual ini tidak hanya terbatas pada tingkatan kemampuan

mengelola pembelajaran (maximum behavior), melainkan lebih

penting lagi adalah kualitas kinerja secara keseluruhan selama

mahasiswa melakukan Program Pengalaman Lapangan. Asesmen

melalui pengamatan tersebut juga dapat dilengkapi dengan

wawancara untuk meggali personal philosophy atau theory-in-use

yang dianut para mahasiswa yang bersangkutan. Dalam rangka

mewujudkan transparansi dan akuntabilitas, dalam asesmen tagihan

penguasaan kompetensi ini dapat dilibatkan penilai luar (external

examiners), yaitu dosen pembimbing dari LPTK lain dan guru

pamong dari sekolah lain.

17
Adapun ketentuan mengenai asesmen unjuk kerja dalam

kontek otentik ini adalah :

a) Diterapkan pendekatan supervisi klinis dalam evaluasi yang

memungkinkan mahasiswa melakukan evaluasi diri (self evaluation)

dalam pelaksanaan PPL.

b) Evaluasi terhadap Praktik Pengalaman Lapangan dilakukan oleh guru

pembimbing dan dosen pembimbing lapangan. Evaluasi dilakukan

terhadap kegiatan praktek keguruan atau praktek mengajar dan praktek

persekolahan di sekolah tempat PPL. Evaluasi PPL meliputi berbagai

kegiatan, yaitu evaluasi terhadap: (a) Praktek mengajar, (b) Praktek

persekolahan, (c) Kemampuan interpersonal, dan (d) Laporan hasil

PPL. Di samping dalam bentuk nilai, hasil evaluasi PPL juga dilengkapi

dengan deskripsi kompetensi-kompetensi yang masih perlu

ditingkatkan (rubric).

c) Evaluasi setiap peserta didik perlu didokumentasikan antara lain

menerapkan portofolio sehingga dapat dilihat

perkembangan/peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan

selama PPL.

d) Kriteria nilai minimal kelulusan kegiatan PPL adalah B. Bagi

mahasiswa yanghasil evaluasinya masih di bawah kriteria minimal

diberi latihan tambahan sampai berhasil mencapai nilai minimal.

18
E. Kriteria LPTK Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra

Jabatan

Lembaga penyelenggara PPG sesuai Undang-undang Nomor 14

tahun 2005, Pasal 11 ayat 2 adalah perguruan tinggi yang memiliki

program pengadaan tenaga kependidikan yang memenuhi persyaratan

akreditasi dan ditunjuk oleh pemerintah. Acuan penunjukan LPTK sebagai

penyelenggara PPG ditentukan berdasarkan pemenuhan persyaratan yang

terkait dengan peringkat akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi (BAN-PT), ketaatan azas dalam penyelenggaraan perguruan tinggi

sesuai dengan peraturan perundangan yang ada, komitmen LPTK dalam

memberikan laporan evaluasi diri, verifikasi lapangan untuk memeriksa

kesesuaian antara evaluasi diri dengan kenyataan yang sebenarnya tentang

kualitas sumber daya manusia, kualitas sarana dan prasarana dalam

pelaksanaan tridharma perguruan tinggi di program studi kependidikan,

dan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Secara rinci, kriteria itu adalah

sebagai berikut:

1. Penyelenggara Program PPG

Pendidikan profesi guru (PPG) adalah program pendidikan

yang berada di LPTK, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh

jurusan dan/atau program studi yang terkait/relevan.

2. Pengelola Program PPG

19
PPG dikelola oleh Ketua dan/atau Sekretaris program studi

yang ada.

3. Peringkat Akreditasi BAN-PT

Penyelenggara PPG adalah program pendidikan S-1 sesuai

dengan program pendidikan profesi yang diselenggarakan minimal

terakreditasi B.

4. Ketaatan azas dalam penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan

peraturan perundangan. LPTK tidak menyelenggarakan program yang

bertentangan dengan kebijakan Ditjen Dikti, seperti kelas jauh,

program studi tanpa ijin, kelas Sabtu- Minggu, tidak sedang dikenai

sanksi Ditjen Dikti, atau melakukan pemendekan/pemampatan masa

studi.

5. Komitmen LPTK dalam memberikan laporan evaluasi diri berdasar

fakta, melakukan analisis dan pengembangan program ke depan.

6. Keberadaan dan kualitas Sumber Daya Manusia

a. Memiliki tenaga pengajar tetap 2 orang berkualifikasi doktor

dan 4 orang berkualifikasi magister yang memiliki jabatan

fungsional Lektor Kepala, dengan latar belakang pendidikan

yang relevan dengan Program Pendidikan Profesi. Minimal

20
salah satu jenjang pendidikan dosen tersebut berlatar belakang

pendidikan bidang kependidikan.

b. Memiliki rasio jumlah dosen dan mahasiswa memadai sesuai

ketentuan Ditjen Dikti.

c. Memiliki perencanaan pengembangan SDM ke depan yang

mendukung keberlangsungan keberadaan program studi.

7. Kualitas sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tridharma perguruan

tinggi yang dimiliki:

a) Memiliki laboratorium micro teaching

b) Memiliki laboratorium bidang studi

c) Memiliki unit kerja yang melaksanakan program peningkatan dan

pengembangan pembelajaran (P3AI, PSB atau sejenisnya).

d) Memiliki koleksi pustaka yang relevan, jumlah yang memadai dan

mudah diakses mahasiswa.

8. Program Pengalaman Lapangan (PPL)

a) Memiliki unit PPL yang berfungsi efektif

b) Memiliki sekolah laboratorium (minimal memiliki perencanaan

untuk mendirikan sekolah laboratorium yang tertuang dalam

Rencana Induk Pengembangan)

21
c) Memiliki jaringan kemitraan dengan sekolah-sekolah yang

terakreditasi minimal B dan dituangkan dalam nota kesepahaman.

Jaringan tersebut dikelola dalam kesatuan pengembangan bersama.

d) Memiliki dan melaksanakan program penugasan dosen ke sekolah

(PDS).

9. Memiliki program penjaminan mutu yang berfungsi melaksanakan

PPG sesuai standar kompetensi lulusan.

10. Mekanisme Pemberian Ijin Penyelenggaraan PPG melalui usulan

seperti Program Hibah Kompetisi (PHK).

Tuntutan untuk menghasilkan guru yang profesional,

mengharuskan LPTK penyelenggara memiliki visi yang jelas dengan

dilandasi prinsip “good governance” dan memiliki kapasitas yang

menjamin keprofesionalan lulusannya. Dengan kata lain kapasitas

LPTK penyelenggara baik sumber daya manusia, yaitu dosen, tenaga

kependidikan dan tenaga pendukung lainnya, maupun sarana dan

prasarana, berbagai perangkat keras dan perangkat lunak harus

tersedia dengan baik. Di samping itu harus disiapkan secara sungguh-

sungguh hal-hal lain yang menjamin mutu suatu program pendidikan

termasuk seleksi calon mahasiswa, kurikulum, suasana akademik,

penetapan tuntutan kelulusan dan prosedur evaluasi yang

22
obyektif dan transparan dengan didukung oleh suatu sistem

penjaminan mutu Pendidikan Profesi Guru.

Dengan demikian pendidikan profesi guru yang bermutu

memungkinkan lulusannya:

a) Menunjukkan seperangkat kompetensi sesuai dengan standar

yang berlaku.

b) Mampu bekerja dengan menerapkan prinsip-prinsip keilmuan

dan teknologi dalam memberikan layanan seorang ahli.

c) Mematuhi kode etik profesi guru yang memintanya bertindak

sesuai norma kepatutan.

d) Bekerja dengan penuh dedikasi.

e) Membuat keputusan secara mandiri maupun secara bersama.

f) Menunjukkan akuntabilitas kinerjanya kepada pihak-pihak

terkait.

g) Bekerja sama dengan sejawat dan pihak lain yang relevan.

h) Secara berkesinambungan mengembangkan diri baik secara

mandiri maupun melalui asosiasi profesi

Agar calon guru mampu melakukan hal-hal tersebut,

diperlukan bukan saja persiapan yang bersifat akademik, namun juga

pengalaman intensif dalam menerapkan prinsipprinsip akademik

tersebut dalam situasi nyata di sekolah. Kompetensi guru merupakan

23
sesuatu yang utuh, sehingga proses pembentukannya tidak bisa

dilakukan secara instan, karena guru merupakan profesi yang akan

menghadapi individu-individu, yakni pribadi unik yang mempunyai

potensi untuk tumbuh dan berkembang. Pembentukan kompetensi

guru merupakan kegiatan pengkajian, latihan, dan pembiasaan, yang

memerlukan kecakapan mengambil keputusan dalam situasi

transaksional.

Saat ini di Indonesia terdapat lebih 200 LPTK negeri dan

swasta dalam berbagai bentuk dan tersebar di seluruh Indonesia

yang pemetaannya belum sepenuhnya dilakukan secara detail.

Sementara itu juga terjadi disparitas kualitas, rentangan kualitas

LPTK-LPTK tersebut sangat lebar, ditambah lagi sebarannya tidak

merata.

F. Program Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan

Amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen pasal 8 menyebutkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan

merupakan salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan dan

24
Kebudayaan untuk menyelesaikan dan menuntaskan sertifikasi guru

dalam jabatan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru & Dosen. Tujuan pemberian

bantuan biaya pendidikan PPG Daljab adalah untuk memfasilitasi dan

memberikan kesempatan bagi Guru yang belum memiliki sertifikat

pendidik untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru untuk mendapatkan

Sertifikat Pendidik. Tahun 2019 ditetapkan kuota peserta PPG Daljab

yang mendapat bantuan biaya pendidikan dari biaya APBN melalui

Kemdikbud sebanyak 40.000 orang guru yang telah dinyatakan lulus

seleksi oleh Kemristekdikti. Diharapkan setelah memiliki sertifikat

pendidik akan menjadi salah satu unsur yang berperan penting dalam

menyiapkan generasi emas dan menuju Indonesia unggul di masa society

on the move.

Penyelenggara PPG dalam Jabatan 2019, yang telah ditetapkan

oleh Kemristekdikti sebayak 62 LPTK dengan mengacu kepada Standar

Pendidikan Guru (Standar DikGu) yang mencakup standar pendidikan,

standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. Dasar

Pelaksanaan PPG Daljab diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2017, tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74

Tahun 2008, tentang Guru, dimana di pasal 66 ayat 1 menyatakan “Bagi

Guru Dalam Jabatan yang diangkat sampai dengan akhir tahun 2015 dan

sudah memiliki kualilikasi akademik S-l/D-IV tetapi belum memiliki

25
Sertifikat Pendidik dapat memperoleh Sertifikat Pendidik melalui

Pendidikan Profesi Guru” dan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2017 Tentang Sertifikasi Bagi Guru

Dalam Jabatan yang Diangkat Sampai Dengan Akhir Tahun 2015,

dimana di pasal 3 ayat 1 berbunyi Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan

dilaksanakan melalui Program PPG yang diselenggarakan oleh perguruan

tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang

terakreditasi.

26
27
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program yang

diselenggarakan setelah program sarjana/S1 untuk mempersiapkan

individu menjadi guru profesional dengan standar keahlian khusus.

Tujuannya adalah meningkatkan kualitas, kompetensi, dan

profesionalisme calon guru atau guru yang sudah bekerja. PPG

berfokus pada pengembangan komptensi pedagogis, landasan teoritis

yang kuat, pemahaman terhdap kebutuhan siswa, keterampilan

manajemen kelas, dan pengembangan profesionalisme guru.

Dengan demikian, PPG bertujuan untuk meningkatkan

kualitas, kompetensi, dan profesionalisme guru dengan pendektan

yang holistik dan komprehensif serta memberikan landasan teoritis

yang kokoh serta pengalaman praktis yang diperlukan dalam konteks

pendidikan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Aris Eko Wibowo, T. H. (2022). K-Means Clustering Untuk Klasifikasi Standar

Kualifikasi Pendidikan dan pengalaman Kerja Guru SMK di Indonesia.

Jurnal Dinamia Vokasional Teknik Mesin, Vol 7 (2), 153.

Nabila Regita, F. Z. (2023). Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana

Pendidika di SMP Negeri 44 palembang. Jurnal Inovasi Pendidikan MH

Thamrin, Vol 7 (2), 11.

Nuraini Karin Damanik, A. A. (2022). Kebijakan Penerimaan PPPK Guru dan

Dampak terhadap Pendidikan Swasta. Jurnal Pendidikan dan Sains, Vol 2

(3), 355-356

Komara, E. (2016). Perlindungan Profesi Guru di Indonesia. Jurnal Indonesia

untuk Kajian Pendidikan, 152.

Yulianto, D. (2011). Naskah Akademik PPG. Program Pendidikan Profesi Guru


Pra Jabatan, 5.

Azizah, M. (2011). Kriteria LPTK. Program Pendidikan Profesi Guru Pra


Jabatan, 14.

Guru Dikdas. (2008). Program Profesi Guru. PPG Dalam jabatan, 15.

29

Anda mungkin juga menyukai