Anda di halaman 1dari 24

TUJUAN, ASAS-ASAS, FUNGSI, PRINSIP-

PRINSIP DAN ORIENTASI


BIMBINGAN DAN KONSELING
Tujuan Bimbingan dan Konseling
 Pencapaian tujuan umum bimbingan dan konseling tersebut
dalam rangka mengembangkan perwujudan keempat dimensi
kemanusiaan individu.
 Adapun dimensi tersebut sebagai berikut dimensi
keindividualan, dimensi sosial, dimensi kesusilaan, dan
dimensi keberagamaan.
Penjelasan 4 Dimensi diatas sbb:
Dimensi keindividualan memungkinkan seseorang
mengembangkan segenap potensi yang ada pada dirinya secara
optimal mengarah kepada aspek-aspek kehidupan yang positif.
Dimensi kesosialan memungkinkan seseorang mampu
berinteraksi, berkomunikasi, bergaul, bekerja sama dan hidup
bersama orang lain.
Dimensi kesusilaan memberikan warna moral terhadap
perkembangan dimensi pertama dan kedua. Norma, etika dan
berbagai ketentuan yang berlaku mengatur bagaimana
kebersamaan antar individu seharusnya dilaksanakan.
Dimensi keagamaan ini, manusia senantiasa menghubungkan
diri dengan tuhan Yang Maha Esa. Manusia tidak terpukau dan
terpaku pada kehidupan dunia saja, melainkan mengaitkan
secara serasi, selaras, dan seimbang kehidupan dunia dan
akhirat.
Tujuan Khusus

Tujuan Khususu bimbingan dan konseling untuk tiap-tiap


individu bersifat unik pula, artinya tujuan bimbingan dan
konseling untuk individu yang satu dengan individu yang
lain tidak boleh disamakan.
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

 Asas Kerahasiaan
 Asa Kesukarelaan
 Asas Keterbukaan
 Asas Kekinian
 Asas Kemandirian
 Asas Kegiatan
 Asas Kedinamisan
 Asas Keterpaduan
 Asas Kenormatifan
 Asas Keahlian
 Asas Alih Tangan
 Asas Tut Wuri Handayani
Fungsi Bimbingan dan Konseling

C. Fungsi Pemahaman
1. Membantu peserta didik (Siswa) agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya dan (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama).
a. Pemahaman tentang Klien
Materi pemahaman tentang klien dapat dikelompokkan dalam
berbagai data tentang: keluarga, kesehatan jasmani, riwayat
pendidikan sekolah, pengalaman belajar di sekolah dan dirumah,
pergaulan sosial, rencana pendidikan lanjut, kegiatan diluar sekolah,
hobby dan kesukaran yang mungkin dihadapi.
b. Pemahaman tentang Masalah Klien
Pemahaman masalah klien terutama menyangkut jenis masalahnya,
itensitasnya, sangkut pautnya, sebab-sebabnya dan kemungkinan
berkembangnya masalah ini jika tidak segera ditangani. Pihak-pihak
yang perlu untuk memahami masalah klien adalah klien itu sendiri,
orang tua dan guru, serta konselor.
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
Untuk dapat memahami individu secara mendalam,
maka pemahaman terhadap individu tidak hanya
mencakup pemahaman terhadap lingkungan dalam arti
sempit (keadaan sosio ekonomi, dan sosio emosional
keluarga, keadaan hubungan antar tetangga dan teman
sebaya), tetapi termasuk pemahaman terhadap
lingkungan yang lebih luas itu diperolehnya berbagai
informasi yang diperlukan oleh individu seperti informasi
pendidikan dan jabatan, informasi promosi dan
pendidikan lebih lanjut bagi para karyawan dsbnya.
2. Fungsi Pencegahan
 Mendorong perbaikan lingkungan yang kalu diberikan
akan berdampak negatif terhadap individu yang
bersangkutan.
 Mendorong perbaikan kondisi pribadi diri klien.
 Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang
diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan
kehidupannya.
 Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang
akan memberikan resiko yang besar, dan melakukan
sesuatu yang akan member manfaat.
 Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang
bersangkutan.
3. Fungsi Pengentasan
Klien yang mengalami masalah akan datang pada
konselor dengan tujuan untuk dientaskannya masalah
yang tidak mengenakan dari dirinya. Disinilah fungsi
pengentasan (perbaikan) itu berperan, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan
yang ialami klien.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini bearti bahwa layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan dapat membantu para
klien dalam memelihara dan mengembangkan
keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan
berkelanjutan.
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan
Konseling
1. Prinsip-Prinsip Umum
a. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah
laku individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu
itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual dari pada
individu yang dibimbing ialah untuk memberikan bimbingan yang
tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang
bersangkutan.
c. Bimbingan harus berpusat pada diri individu yang dibimbing.
Masalah yang tidak dapat diselesaikan disekolah harus diserahkan
kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang
melakukannya.
d. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan
disekolah yang bersangkutan.
e. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program
pendidikan disekolah yang bersangkutan.

F. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh


seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang
bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para
pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan
sumber-sumber yang berguna diluar sekolah.
 
2. Prinsip-Prinsip Khusus
a.Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.
b.Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan
individu.
c.Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan.
d.Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan
pelaksanaan pelayanan
POLA DASAR PELAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH

A.Model-Model Bimbingan dan Konseling dan Pola Dasar Bimbingan


Frank Parsons yang menciptakan istilah Vocational Guidance yang
menekankan ragam jabatan bimbingan dengan menganalisis diri sendiri,
analisis terhadap bidang pekerjaan, serta memadukan keduanya dengan
berfikir rasional dan mengutamakan komponen bimbingan pengumpulan data
serta wawancara konseling.

Wilson Little dan AL. Champman, (1955) menekankan perlunya


memberikan bantuan kepada semua siswa dalam aspek perkembangan siswa
dalam bidang studi akademik dalam mempersiapkan diri memangku suatu
jabatan dan dalam mengolah pengalaman batin serta pergaulan social.
Pola-Pola Bimbingan

1. Pola Generalis
Corak pendidikan dalam suatu institusi pendidikan
berpengaruh terhadap kuantitas usaha belajar siswa, dan
seluruh staf pendidik dapat menyumbang pada
perkembangan kepribadian masing-masing siswa.

2. Pola Spesialis
Pelayanan bimbingan diinstitusi pendidikan harus
ditangani oleh ahli-ahli bimbingan yang masing-masing
berkemampuan khusus dalam cara pelayanan bimbingan
tertentu seperti test psikologis, bimbingan karir, dan
bimbingan dan konseling.
3. Pola Kurikuler
Kegiatan bimbingan di institusi pendidikan diusulkan
dimasukkan dalam kurikulum pengajaran dalam bentuk
pengajaran khusus dalam rangka sustu kursus
bimbingan.

4. Pola Relasi-Relasi Manusia dan Kesehatan Mental


Orang kan lebih hidup bahagia bila dapat menjaga
kesehatan mentalnya dan membina hubungan baik
dengan orang lain. Segi postif pola dasar ini ialah
peningkatan kerja sama antara anggota-anggota staf
pendidik di institusi pendidikan dan integrasi social
diantara peserta didik dengan staf pendidik.
Pendekatan atau Strategi Dasar
Menurut Robert H. Mathewson ada tujuh pendekatan
atau strategi dasar yang masing-masing pendekatan
merupakan kontinum yang bipolar.

1.Edukatif versus Direktif


2.Kumulatif versus pelayanan
3.Evaluasi diri versus oleh orang lain
4.Kebutuhan individu versus kebutuhan lingkungan
5.Penilaian Subyektif versus Penilaian Obyektif
6.Komprehenshif versus Berfokus pada satu aspek atau
satu bidang saja
7.Koordinatif versus Spesialistik
Pola Umum 17 Plus

1. Aspek pengetahuan wawasan bimbingan dan


konseling meliputi: konsep dasar, fungsi, landasan,
asas dan prinsip bimbingan dan konseling.
2. Aspek bidang bimbingan yakni: bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar dan karier
3. Aspek layanan meliputi: layanan informasi, orientasi,
penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling
perorangan, bimbingan kelompok dan konseling
kelompok.
4. Kegiatan pendukung yaitu: aplikasi instrumentasi,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan
alih tangan kasus.
JENIS-JENIS MASALAH SISWA DISEKOLAH
MENENGAH
Ketidak mampuan seseorang untuk mewujudkan perkembangan yang
optimal pada keempat dimensi (individualitas, sosialitas, moralitas dan
religiusitas) disebabkan oleh berbagai macam masalah yang dialami selama
proses perkembangannya. Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang
harus diselesaikan atau dipecahkan. Adapun ciri-ciri masalah dapat
dikemukakan sebagai berikut:

1. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan


2. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat
3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang
berbeda-beda.
4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu
sendiri maupun oleh lingkungan.
5. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru.
6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar yang perlu dijawab.
7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.
Jenis-Jenis Masalah

1. Masalah Emosi
2. Masalah Penyesuaian diri
3. Masalah Perilaku seksual
4. Masalah Perilaku sosial
5. Masalah Keluarga
MANAJEMEN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH

1. Pengertian Manajemen Bimbingan dan


Konseling
Manajemen = segala upaya menggerakkan
individu atau kelompok untuk bekerja sama
dalam mendaya gunakan sumberdaya dalam
suatu sistem untuk mencapai tujuan.

Manajemen Bimbingan dan Konseling mencakup


beberapa aspek, diantaranya: perencanaan dan
pengorganisasian program, pelaksanaan dan
pengarahan program, evaluasi dan suvervisi.
Lanjutan ……
Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Anda mungkin juga menyukai