Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 5

Bimbingan dan Konseling


Muhammad Dwi Putra R (1172070052)
Qorry Munifah Assani ( 1172070061)
Rina anggraeni (1172070067)
Rizky Khaerunisya (1172070069)
STRATEGI BIMBINGAN
KONSELING
01 Strategi Layanan Dasar
Bimbingan

02 Strategi Layanan Responsif

03 Strategi Layanan Individual

04 Dukungan Sistem
A. Strategi Layanan Dasar Bimbingan

1. Pengertian Layanan Dasar Bimbingan


Layanan Dasar adalah proses pemberian bantuan kepada
seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan
secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan
penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian).

3
A. Strategi Layanan Dasar Bimbingan

Strategi layanan dalam komponen program ini adalah:


1. Bimbingan Klasikal
2. Bimbingan Kelompok
3. Layanan Orientasi
4. Layanan Informasi
5. Pengumpulan Data
(Zamroni & Rahardjo, 2015)

4
A. Strategi Layanan Dasar Bimbingan

2. Tujuan Layanan Dasar Bimbingan


Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar
memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang
sehat, dan memperoleh keterampilan dasar.

5
B. Strategi Layanan Responsif
1. Pengertian Layanan Responsif
Layanan Responsif merupakan layanan konseling
segera yang harus diberikan kepada konseli untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi konseli baik
secara langsung maupun tidak langsung (Safitri & Hasan,
2018, p. 23).
Layanan responsif sebagai proses bantuan untuk
menghadapi masalah yang dialami konseli dan memerlukan
pertolongan segera, supaya konseli tidak mengalami
hambatan dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan
(Nugraha, 2017, p. 46).

6
B. Strategi Layanan Responsif
2. Tujuan Layanan Responsif
Layanan Responsif bertujuan untuk membantu
peserta didik supaya dapat memenuhi kebutuhannya dan
menyelesaikan permasalahan yang dialami atau membantu
konseli/peserta didik yang mengalami hambatan,
kegagalan dalam upaya mencapai tugas-tugas
perkembangannya.

7
B. Strategi Layanan Responsif
3. Strategi Layanan Responsif
Strategi layanan responsif dapat berupa konseling
individu, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral).

8
3. Strategi Layanan Responsif
a. Konseling individu dan kelompok
Pemberian konseling ini ditujukan untuk
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan,
hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
Konselor dapat membantu peserta didik/konseli agar dapat
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, menemukan
alternatif pemecahan masalah, dan upaya pengambilan
keputusan dengan tepat.

9
3. Strategi Layanan Responsif
b. Kolaborasi
Konselor dapat melakukan kolaborasi dengan
komponen lain dalam memberikan bantuan konseling pada
peserta didik/konseli baik itu dengan guru maupun wali
kelas. Hal ini dilakukan agar konselor dapat memperoleh
informasi tentang peserta didik (seperti kehadiran, pribadi,
kontribusi kelas, dan prestasi belajar), membantu
memecahkan masalah, dan mengidentifikasi bimbingan
yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.

10
3. Strategi Layanan Responsif
c. Konseling dengan teman sebaya
Konseling teman sebaya merupakan suatu bentuk
hubungan yang bersifat membantu.
d. Kunjungan rumah
Dilakukan konselor untuk memperoleh data atau
keterangan rinci tentang konseli tertentu yang tengah
ditangani sebagai upaya pemecahan masalah, melalui
kunjungan ke rumah.
e. Konsultasi
f. Konferensi Kasus
g. Referral (rujukan atau alih tangan)

11
C. Strategi Layanan Perencenaan Individual
1. Pengertian Perencanaan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli
agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang
tersedia di lingkungan.

12
C. Strategi Layanan Perencenaan Individual
2. Pelayanan Perencanaan Individual
Pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan
pengembangan aspek akademik, karier dan sosial-pribadi.

13
C. Strategi Layanan Perencenaan Individual
3. Strategi pelayanan perencanaan individual
Strategi pelayanan perencanaan individual dapat
dilakukan melalui pelayanan penempatan penyaluran untuk
membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai
dengan bakat dan minatnya. Konselor membantu peserta didik
menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan
data atau informasi yang diperoleh.

14
D. Dukungan Sistem

1. Pengertian Dukungan Sistem


Dukungan Sistem merupakan komponen layanan
dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung
memberikan bantuan kepada siswa, atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan siswa (Diana, 2016, hal. 71).

15
D. Dukungan Sistem

2. Tujuan Dukungan Sistem


Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan
manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara,
dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh melalui pengembangan profesional,
hubungan masyarakat dan staff , konsultasi dengan guru,
staf ahli/penasehat, masyarakat yang luas, manejemen
program, penelitian dan pengembangan (Diana, 2016, hal.
72).

16
D. Dukungan Sistem

Program ini memberikan dukungan


kepada guru pembimbing dalam rangka
memperlancar penyelenggaraan ketiga program
layanan diatas. Sedangkan bagi personel
pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan di
sekolah.

17
D. Dukungan Sistem

a. Pemberian Layanan
1. Konsultasi dengan guru-guru
2. Menyelenggarakan program kerjasama dengan
orangtua/masyarakat
3. Berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan-kegiatan
sekolah

18
D. Dukungan Sistem

b. Kegiatan Manajemen
Kegiatan Manajemen ini merupakan berbagai upaya
untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan
mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-
kegiatan pengembangan program, pengembangan staf,
pemanfaatan sumber daya, dan pengembangan penataan
kebijaksanaan (Syamsu Yusuf, 2016).

19
D. Dukungan Sistem
1) Pengembangan program
Pengembangan program ini hendaknya diselaraskan
dengan hasil kajian atau analisis tentang tujuan dan
program sekolah, kondisi objektif pencapaian tugas-tugas
perkembangan siswa, atau kebutuhan dan masalah siswa,
kondisi objektif lingkungan perkembangan siswa,
implementasi aktual layanan BK di Sekolah dan
perkembangan masyarakat.

20
D. Dukungan Sistem

2) Pengembangan Staf
Agar para pembimbing atau personel
sekolah lainnya mampu memberikan layanan
bimbingan secara bermutu, maka kepada mereka
perlu diberikan penambahan, perluasan, atau
pendalaman tentang konsep-konsep atau
keterampilan-keterampilan tertentu tentang
bimbingan, sesuai dengan deskripsi pekerjaan
(kinerja) masing-masing.
21
D. Dukungan Sistem

masing-masing personel itu sebagai berikut (Syamsu


Yusuf, 2016, hal. 33) :
1. Kepala Sekolah
2. Guru Mata Pelajaran
3. Guru Pembimbing (Konselor)

22
D. Dukungan Sistem
D. Pemanfaatan Sumber Daya Masyarakat
Aspek ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin
kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan
dengan peningkatan mutu layanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini
seperti dengan pihak pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi
swasta, (3) organisasi profesi (4) para ahli dalam bidang tertentu
yang terkait (5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan
Konseling).

23
D. Dukungan Sistem

E. Pengembangan atau Penetapan Kebijakan


Pelaksanaan layanan BK di sekolah perlu didukung
oleh kebijakan kepala sekolah secara jelas. Kebijakan
yang diluncurkan itu hendaknya dapat memfasilitasi
(memberi kemudahan dan peluang) bagi kelancaran
implementasi program.

24
Thanks!

Any Question ?

25
Question-Add

Question : Add :
1. 1.
2. 2.
3. 3.

26

Anda mungkin juga menyukai