SISWA BERESIKO
Anak beresiko adalah anak-anak yang terindentifikasi memiliki potensi untuk mengalami kegagalan
dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Hamdani (2015) mengatakan ada tiga alasan untuk
menyatakan bahwa anak memiliki potensi gagal di sekolah atau berkesulitan belajar, berikut
penjelasannya;
Hasil pemeriksaan medis
Melalui pemeriksaan medis pada masa bayi dan masa kanak-kanak dapat diprediksikan bahwa
Adanya kemungkinan kelak menjadi anak berkesulitan belajar, meskipun prediksi ilmiah tidak
selamanya tepat tetapi dapat digunakan untuk usaha intensif dalam mencegah terjadinya
penyimpangan pada anak di masa yang akan datang.
Resiko biologis
Resiko biologis menunjuk pada suatu kemungkinan yang didasarkan atas riwayat medis dan
kesehatan data menimbulkan kesulitan belajar di sekolah. Adapun contoh risiko biologis adalah
prematuritas dan orang tua yang berkesulitan belajar meskipun tidak pasti tetapi banyak kasus di
sekolah bahwa anak berkesulitan belajar adalah anak-anak yang memiliki latar belakang prematuritas
sehingga dapat diwaspadai akan pertumbuhan dan perkembangannya.
Resiko lingkungan
Terkait dengan adanya kekurangan stimulasi lingkungan sosial yang menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan anak tidak optimal. Stimulasi tersebut mencakup fisik, emosi, kognitif dan intuisi. Dari
penyebab lingkungan tersebut dapat diketahui dan diprediksikan serta diintervensi penyebab anak
dalam berkesulitan belajar.
Keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dari impairment ) untuk menampilkan
aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam batas normal biasanya digunakan dalam level
individu.
Kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis atau struktur anatomi atau fungsinya biasanya
digunakan pada organ.
Ketidakberuntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau disability yang membatasi atau
menghambat pembusukan peran yang normal pada individu.
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Karena tunanetra memiliki
keterbatasan dalam indera penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang
lain yaitu Indra peraba dan Indra pendengar. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam
memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat
bersuara.
Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak
permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah gangguan
pendengaran sangat ringan (27-40dB), gangguan pendengaran ringan (41-55dB), gangguan
pendengaran sedang (56-70 dB),
gangguan pendengaran berat (71-90dB), gangguan pendengaran ekstrem/tuli (di atas
91 dB). Karena memiliki hambatan dalam pendengaran Individu memiliki hambatan dalam berbicara
sehingga mereka bisa disebut tuna wicara.
Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan
disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku muncul dalam masa perkembangan.
Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ ialah sebagai berikut:
Tuna grahita ringan (IQ:51-70), tunagrahita sedang (IQ:36-51), tunagrahita berat (IQ:20-36),
tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih dititikberatkan
pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.
Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan
neuromuskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk
celebral paisy, amputasi,polio dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu
memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetapi masih dapat ditingkatkan melalui terapi,
sedang yaitu memiliki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik. Berat
yaitu itu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
Individu tunalaras biasanya menunjukkan perilaku menyimpang tidak sesuai dengan norma dan aturan
yang berlaku di sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal
yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
Kesulitan belajar
Kesulitan belajar adalah individu yang memiliki gangguan pada zat atau lebih kemampuan dasar
psikologi yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara yang disebabkan karena
gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak,dislexia, dan afasia perkembangan. Individu
kesulitan belajar memiliki IQ rata- rata atau di atas rata-rata. Mengalami gangguan motorik
persepsimu tarik gangguan koordinasi gerak gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan
perkembangan konsep.