Anda di halaman 1dari 19

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


“Pengembangan Profesi Manajemen Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu:
Nurul Hudha Purnomo, M.Pd

Oleh:

Hidayatul Fitriyani 932400718


Abdul Hakim Almustofa 932500518
Julia Binarahya 932400618
Auriel Nur Oviana 932402818
Saifurrohman 932411418
M. Heri Irawan 932410618
Achmad As’Ari 932412118

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KEDIRI
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena


atas petunjuk, karunia serta rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah” ini dengan keadaan
baik.
Suatu kehormatan bagi kami untuk bisa menyajikan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah “Pengembangan Profesi Manajemen
Pendidikan Islam”. Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak - pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung.
1. Bapak Dr. H. Nur Chamid, M.M. selaku “Rektor IAIN Kediri”.
2. Nurul Hudha Purnomo, M.Pd sebagai dosen mata kuliah “Pengembangan
Profesi Manajemen Pendidikan Islam”.
3. Bapak Ibu dosen yang telah memberi pengetahuan bagi kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Ke dua orang tua yang telah memberikan do’a dan dorongan kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
5. Dan semua pihak yang telah memberi pengarahan agar makalah ini menjadi
lebih baik.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran demi kebaikan makalah ini dimasa
mendatang sangat membantu kami. Jika ada banyak kesalahan kami minta maaf
yang sebesar - besarnya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi kami selaku penulis.

Kediri, 2 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
A. Rumusan Masalah.........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
Pengertian Kewirausahaan...................................................................................2
Dimensi Kompetensi Kewirausahaan..................................................................2
Dimensi-Dimensi Pada Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah.................4
Peran Kepala Sekolah dalam Kewirausahaan....................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
Kesimpulan.........................................................................................................15
Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan
di sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada
satuan endidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki
kepala sekolah tersebut,

Lembaga pendidikan tanpa adanya kepala sekolah tidaklah dapat berjalan,


akan tetapi kepala sekolah bukanlah segalanya. Kepala sekolah bertugas
mengkoordinasi, mengawasi memberikan pengarahan terhadap bawahannya.
Oleh karena itu kepala sekolah dituntut memiliki pengetahuan yang luas
terhadap masalah-masalah pendidikan.

Dengan menguasai pengetahuan yang luas tentang pendidikan kepala


sekolah dapat dengan mudah mencapai visi dan misi yang telah di tetapkan.
Mengingat tugas kepala sekolah yang sedemikian beratnya para pakar
pendidikan merumuskan kompeteni minimal yang harus dimiliki kepala
sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari kewirausahaan?
2. Apa saja dimensi pada kompetensi kewirausahaan?
3. Jelaskan isi dari dimensi kompetensi kewirausahaan!
4. Apa peran kepala sekolah dalam kompetensi kewirausahaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dri kewirausahaan
2. Untuk mengetahui dimensi pada kompetensi kewirausahaan
3. Untuk mengetahui penjelasan dari dimensi kompetensi kewirausahaan
4. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam kompetensi kewirausahaan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan atau sering disebut wiraswasta, merupakan
terjemahan dari istilah entrepreneurship. Istilah tersebut pertama kali
dikemukakan oleh Ricard Cantillon, orang Irlandia yang berdiam di Perancis,
dalam bukunya yang berjudul Essai Bar la Nature du Commercen,tahun 1755
(Depdiknas 2004).1

Dilihat dari segi etimologis, wiraswasta, merupakan suatu istilah yang


berasal dari kata-kata “wira” dan “swasta”. Wira berarti berani, utama, atau
perkasa. Swasta merupakan paduan dari kata “swa” dan “sta”. Swa artinya sendiri,
sedangkan sta berarti berdiri. Dengan demikian maknanya menjadi berdiri
menurut kekuatan sendiri. Jadi yang dimaksud dengan wiraswasta adalah
mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri dengan landasan keyakinan dan watak
yang luhur

B. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan


Dimensi kompetensi kewirausahaan dalam Permendiknas No. 13 Tahun
2007 terdiri atas lima kompetensi, yaitu: (1) menciptakan inovasi yang berguna
bagi pengembangan sekolah/madrasah; (2) bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif; (3)
memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah; (4) pantang menyerah dan selalu
mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah; dan (5) memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.2

Ranah kompetensi nomor 1 sampai dengan nomor 4 merupakan jiwa,


sikap, dan perilaku kewirausahaan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah di
seluruh jenjang pendidikan. Sedangkan ranah ke-5, yang harus memiliki adalah
1
Depdiknas 2004
2
Permendiknas No. 13 Tahun 2007

2
kepala SMK karena bidang kegiatan pendidikan di SMK diantaranya mengelola
kegiatan produksi/jasa. Contoh SMK jurusan perhotelan memiliki kegiatan jasa
perhotelan sehingga peserta didik dapat memanfaatkan sepenuhnya hotel yang
dimiliki sekolah sebagai sumber belajar. Demikian pula SMK jurusan otomotif
dengan kegiatan jasa bengkel. Sedangkan bagi kepala SD, SMP, SMA kegiatan
produksi/jasa terbatas. Kebanyakan yang ada yaitu koperasi sekolah. Walaupun
demikian, naluri kewirausahaan harus dimiliki oleh seluruh kepala sekolah.

Kewirausahaan dalam persekolahan, tidak harus diartikan dengan kegiatan


yang mampu menghasilkan keuntungan bagi sekolah secara materiil (berupa
uang). Kewirausahaan dalam yang paling penting adalah kemauan bekerja keras
serta kreatif dan inovatif. Kepala sekolah yang memiliki jiwa kewirausahaan akan
mampu menghitung kelemahan dan kelebihan yang dimiliki menjadi modal awal
sekolahnya. Dengan modal awal tersebut, kepala sekolah mendayagunakan untuk
kemajuan sekolah. Contoh: peserta didik yang besar merupakan kekuatan
(strenght) bagi sekolah. Orang tua peserta didik bisa dijadikan investir dengan
memberikan pinjaman dana, misalnya untuk pembangunan kantin sekolah.Kantin
tersebut kemudian disewakan. Hasil sewa ini, sebagian untuk cadangan
pengembalian pinjaman dan sebagian yang lain untuk pendapatan sekolah.

Selain itu prinsip-prinsip kewirausaan juga dapat digunakan untuk


peningkatan kompetensi guru. Di zaman teknologi, informasi dan komunikasi
sekarang ini, kepala sekolah dengan kreativitas dan inovasinya mendorong guru
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang dinamis, yakni dengan
kemampuan mengadopsi berbagai model atau metode pembelajaran yang baru.
Misalnya dalam hal membaca permulaan, guru dapat menggunakan metode iqra’.
Dengan metode ini kemampuan membaca permulaan siswa akan mengalami
perkembangan yang pesat. Dalam hal berhitung, guru dapat menggunakan metode
berhitung jarimatika atau jarimagic. Kepala sekolah menciptakan kompetisi yang
sehat di sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru. Apalagi kemampuan
melakukan penelitian tindakan kelas (Class Action Research) dihargai secara
akademis.

3
C. Dimensi-Dimensi Pada Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah

1. Inovasi dan Kreativitas

Salah satu dari kompetensi kewirausahaan kepala sekolah/madrasah yaitu


menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasahnya.
Halyang perlu ditingkatkan dari inovasi dan kreativitas kepala sekolah di
sekolah yakni hal yang pertama dilakukan hendaknya mengetahui dan mampu
menerapkan konsep inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan sekolah.

a. Definisi Inovasi dan Kreativitas

Menurut pendapat Zimmerer (2005 :40) kreatifitas adalah kemampuan


mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam melihat
masalah dan peluang. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi
kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk
memperkayakehidupan orang-orang. Sedangkan menurut Drucker (1985:
35)kreativitas dan inovasi merupakan dimensi-dimensi penting
kewirausahaan. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang
baru, yang belum pernah ada sebelumnya.Sedang inovasi adalah penciptaan
sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Contoh hasil inovasi adalah kantin
jujur, pembelajaran anti korupsi, pembelajaran PAIKEM, manajemen sekolah
bersertifikasi ISO, unit produksi sekolah sebagai tempat praktik siswa untuk
memperoleh pengalaman nyata di dunia kerja, dan lain-lain.

Theodore Levit mengungkapkan bahwa kreatifitas adalah memikirkan


halhal baru dan inovasi adalah mengerjakan hal-hal baru (Zimerrer dan
Scarborough, 2005: 40).Sekaitan dengan itu Suryana (2008: 14) menerangkan
menurut Zimerrer, kewirausahaan adalah penerapan kreatifitas dan inovasi
untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Sekaitan dengan aspek kreatifitas dan
inovasi, Suherman (2008: 56) mendefinisikan kewirausahaan secara umum
sebagai sifat keutamaan, kegagahan, keberanian atau keteladanan dalam
melakukan kegiatan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik melalui

4
pembuatan atau penambahaan manfaat dari sesuatu guna dijual dengan tujuan
memperoleh keuntungan.Dan dalam tataran khusus kewirausahaan adalah jiwa
dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan
inovatif untuk melakukan suatu kegiatan.

Menurut Zimerrer dalam Alma (2007: 71) menyatakan bahwa kreatifitas


adalah kemampuan mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru
dalam melihat peluang atau masalah yang dihadapi, dan inovasi adalah
kemampuan untuk menggunakan solusi kreatif dalam mengisi peluang
sehingga membawa manfaat dalam kehidupan masyarakat.

Frinces (2004: 37) menyebutkan kreatifitas sebagai daya cipta, dalam


konteks enterpreneurship mengungkapkan bahwa, memahami kreatifitas (daya
cipta) akan memberikan dasar yang kuat untuk membuat modul atau
perangkattentang kewirausahaan. Peran sentral dalam kewirausahaan adalah
adanya kemauan yang kuat untuk menciptakan sesuatu seperti:

1) Sebuah organisasi yang baru

2) Pandangan baru tentang pasar

3) Nilai-nilai corporet yang baru

4) Proses-proses baru manufaktur

5) Produk-produk dan jasa baru

6) Cara-cara baru dalam mengelola sesuatu

7) Cara-cara baru dalam mengambil keputusan

8) Cara-cara baru dalam proses pengambilan keputusan

9) Cara-cara baru dalam mengelola unit

Dengan demikian agar seorang menjadi kreatif, ia memerlukan aktifitas


berfikir kreatif, karena tidak mungkin dapat menciptakan hal baru tanpa
berfikir terlebih dahulu. Hamalik dalam Suherman (2008: 57) mengemukakan,

5
dalam berfikir kreatif meminta urutan pendapat, pengalaman, informasi dan
gagasan sehingga tercipta ide-ide baru yang lebih baik.Suherman (2008: 58)
mendefinisikan kreatifitas sebagai daya cipta yang bernilai lebih tinggi dan
positif dalam membuat atau menghasilkan suatu produk baru yang lebih
pragmatis.Nilai lebih dapat diartikan sebagai lebih baru, lebih baik, lebih
bagus, lebih benar, lebih modifikatif, lebih bermanfaat untuk masarakat luas,
dan lebih mudah diperoleh.

b. Ciri-ciri Kepala Sekolah Inovator

Menurut Kirton (1976: 24), adapun ciri-ciri seorang yang memiliki


karakteristik sebagai inovator yakni sebagai berikut:

1) Mengerjakan tugas dengan cara yang tidak konvensional

2) Menemukan masalah dan memecahkannya dengan cara yang tidak liniear

3) Lebih tertarik pada hasil dari pada proses

4) Tidak senang pada pekerjaan yang bersifat rutin

5) Kurang senang pada kesepakatan

6) Kurang sensitif terhadap orang lain

Ciri tersebut menunjukan bahwasannya seorang inovator memiliki sikap


yang lebih beda dari orang biasanya. Kepala sekolah tidak memiliki sikap
lebih memperhatikan terhadap sistem pekerjaan yang ada. Misalkan rutinitas
waktu, pekerjaan yang dilakukan, dan cara melakukan pekerjaan tersebut
bersifat sistemasi dari sekolah. Tetapikepala sekolah sebagai seorang inovator,
iamelakukan pekerjaan dengan cara yang orang lain tidak dikerjakan.
Misalkan, waktu pekerjaan yang dilakukan oleh orang pada umumnya bisa
melebihi jam kerja ataupun kurang dengan catatan ia sesuai dengan tujuan
yang ia cari untuk pekerjaannya dan sekolah.

c. Cara-cara Kepala Sekolah Melakukan Inovasi

6
Menurut Kirton (2005: 25), cara-cara untuk melakukan sebuah inovasi
yakni dijabarkan dengan hal berikut:

1) Anda harus ke luar dari kawasan yang membuat anda nyaman (comfort
zone)

2) Jangan berpikir dengan cara yang sudah terbiasa ada/dilakukan

3) Bergerak lebih cepat dibanding orang lain (pesaing) agar tidak didahului
orang lain

4) Dengarkan ide stakeholders sekolah

5) Bertanyalah kepada warga sekolah dan stakeholders apa yang perlu diubah
di sekolah ini secara berkala

6) Dorong diri sendiri dan orang lain untuk cepat bergerak tetapi selamat

7) Berharap untuk menang,memiliki kesehatan dan kekuatan

8) Rekreasi secukupnya untuk mendapatkan ide-ide baru

Dari penjelasan di atas, cara-cara melakukan inovasi memiliki kegiatan


yang tidak biasa dilakukan kepala sekolah pada umumnya. Hal ini dapat
dilihat dari cara berpikir, waktu pekerjaan, dan cara melakukan pekerjaan
berbeda dari orang lainnya. Kepala sekolah dapat menerima saran dari
bawahan, yang pada umumnya kepala sekolah lain lakukan itu membimbing
bawahannya.

2. Bekerja Keras

Usaha mengembangkan sekolah memerlukan banyak tenaga, pikiran, dan


biaya serta membutuhkan kemampuan bekerja dalam rentang waktu yang
lama.Kita harus bekerja keras secara terus-menerus.Anda sebaiknya jangan
hanya mengandalkan bekerja keras atau mengandalkan pisik tetapi juga
mengandalkan kerja cerdas atau mengandalkan otak. Keras keras dan cerdas
saja belum cukup tanpa diikuti oleh kerja ikhlas dan kerja tuntas (Collis & Le
Boeuf, 1997).

7
a. Definisi Bekerja Keras

Kerja keras ialah kegiatan maksimal yang banyak menguras tenaga, pikiran,
dan waktu untuk menyelesaikan sesuatu.Kerja keras kadang lupa waktu, lupa
kesehatan, dan lupa lainnya.Orang yang keranjingan kerja keras disebut
workcholic.Orang kadang-kadang sering salah perhitungan. Dengan kerja
keras tanpa mengenal waktu dan kesehatan; maka akan banyak mendapatkan
uang. Tetapi mereka lupa apa gunanya uang banyak kalau akhirnya jatuh sakit.
Kadang kadang semua uang yang sudah terkumpul tidak cukup untuk
menyembuhkan penyakit. Oleh sebab itu, perlu keseimbangan antara kerja
keras dan istirahat.Motif orang bekerja keras bermacam-macam. Ada yang
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, pangan, papan, rekreasi, dan
uang) yang selalu tak terbatas atau tak pernah cukup, untuk melakukan yang
terbaik, untuk mendapatkan penghargaan atau, ingin mengaktualisasikan
dirinya. Jika seseorang ditanya, “Mengapa Anda sukses?”.Jawabnya
cenderung adalah karena kerja keras (Collis & Le Boeuf, 1997).

b. Tujuan Kepala Sekolah Bekerja Keras

Kepala sekolah bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah


sebagai organisasi pembelajar yang efektif. Berikut disampaikan (Collis & Le
Boeuf, 1997) tentang beberapa cara untuk mempengaruhi seseorang agar mau
bekerja keras;

1) Tanamkan keyakinan bahwa banyak bukti keberhasilan seseorang karena


kerja keras. Apabila kita ditanya tentang keberhasilan kita, maka jawaban kita
adalah berkat kerja keras.

2) Tanamkan keyakinan, “Saya harus bekerja keras agar yang saya butuhkan
tercapai”. “Jangan mengharapkan sesuatu, jika tidak berbuat sesuatu”.

3) Tanamkan keyakinan, saya ingin jadi orang yang bermanfaat. Banyak


penganggur ingin bekerja.Mengapa mereka yang sudah mendapat pekerjaan
ingin menganggur?

4) Tentukan target yang harus dicapai.

8
5) Tunjukkan kerja keras Anda untuk dijadikan contoh bawahan Anda.

Hal di atas menunjukkan bahwasannya kepala sekolah diharapkan mampu


bekerja keras dengan pikiran, tenaga dan waktu dalam melakukan
pekerjaan.Kepala sekolah dapat menjadi acuan bawahan untuk melakukan
pekerjaan dengan

kerja keras agar berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah.

3. Motivasi Kuat (Komitmen)

Motivasi merupakan salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja
keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharapkan. Pengetahuan tentang
motivasi membantu para kepala sekolah untuk menumbuhkan motivasi kerja
yang kuat untuk sukses dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah. Teori cara memotivasi diri sendiri ini bukan hanya
bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga bawahan kepala sekolah. Motivasi
membantu wirausahawan dalam menggunakan sikap mereka untuk
mengendalikan situasi.

a. Definisi Motivasi

Menurut Mitchell dan Winardi, motivasi mewakili proses-proses


psikologi, yang menyebabkan timbulnya, diarahkan, dan terjadinya persistensi
kegiatan-kegiatan sukarela (volunteer) yang diarahkan kearah tujuan tertentu.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan
bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka.

Menurut Husaini Usman menjelaskan bahwa motivasi adalah keinginan


yang melatar belakangi seseorang untuk melakukan sesuatu. Selain itu Husaini
Usman menambahkan, motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu
dalam rangka untuk memenuhi kepentingan (sesuatu yang dianggap penting
oleh siapa dalam bentuk apa) yang bersumber dari kebutuhan (kebutuhan
dasar, sosial, aktualisasi diri, dsb)

9
b. Tujuan Kepala Sekolah Memotivasi yang Kuat

Kepala sekolah perlu memiliki motivasi yang kuat agar sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah. Dengan
penjelasan, secara pribadi kepala sekolah memilikimotivasi yang kuat untuk
melakukan sesuatu acara terbaik, dan dia juga mampu membuat warga
sekolahnya termotivasi sehingga mereka memiliki motivasi kerja yang kuat
untuk mengembangkan sekolahnya

c. Cara- Cara Kepala Sekolah Menumbuhkan Motivasi yang Kuat

Adapun cara kepala sekolah dalam menumbuhkan motivasi yang kuat


untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya, sebagai berikut :

1). Berpikiran positif, ketika mengkritik orang begitu terjadi ketidak beresan
tetapi kita memberi dorongan positif agar mereka terus setuju. Jangan
mengkritik cara kerja Irang lain kalau kita sendiri tidak mampu memberi
contoh terlebih dahulu. Kepala sekolah dalam hal ini sebagai model.

2). Menciptakan perubahan yang kuat, adanya kemauan yang kuat untuk
mengubah situasi oleh diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi
mampu, tidak mau menjadi mau. Kata, "saya juga bisa" dapat membantu
meningkatkan motivasi berprestasi. Kepala sekolah dalam hal inisebagai
Ageng of change.

3). Membasmi sikap suka menunda-nunda. Hilangkan sikap menunda-nunda


dengan alasan pekerjaan itu terlalu sulit dan segeralah memulai.

Berdasarkan penjelasan diatas, kepala sekolah dalam memotivasi diri


sendiri dan orang lain dengan melibatkan pengalaman jatuh bangunnya dalam
mengarungi pekerjaan yang telah didapatkan dari diri kepala sekolah itu
sendiri. Kemampuan yang dimilikiKepala sekolah menjadi acuan kepada
bawahan untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan terhadap motivasi
kepala sekolah dalam menghadapi pekerjaan.

10
4. Pantang Menyerah

Menurut Murphy dan Lesi gun mencapai sukses, seseorang harus memulai
dengan kerja keras dan pantang menyerah atau ulet, selain itu harus diikuti
dengan tekad yang kuat dalam mencapai tujuan pengelolaan kegiatan
usahanya. Wirausahawan harus dapat bekerja sama dengan orang lain,
berpenampilan baik, tepat dalam membuat keputusan, memiliki dorongan
ambisi dan pintar berkomunikasi.

a. Definisi Pantang Menyerah

Menurut Ditjen PMTK, panggang menyerah adalah daya tahan seseorang


bekerja sampai sesuatu yang diinginkannya tercapai. Pantang menyerah adalah
kombinasi antara bekerja keras dengan motivasi yang kuat untuk sukses.
Orang yang pantang menyerah selalu bekerja keras dan motivasi kerjanya juga
tak pernah pudar.

b. Membangun Sikap Pantang Menyerah Kepala Sekolah

Kalau anda mempunyai kecenderungan mudah menyerah, maka langkah


pertama yang paling penting adalah mengakui kelemahannya itu. Dengan
menyadari hal tersebut anda akan lebih siap untuk memperbaikinya.

1). Motivasikanlah diri anda untuk mengembangkan sikap pantang menyerah.


Sikap ini diperlukan untuk meraih keberhasilan dalam hidup. Perhatikanlah
artis, atlit, karyawan dapat menanjak karirnya karena berprestas, mereka
umunya memperjuangkan yang ingin diraihnya smdengan daya dan upaya
yang optimal. Sebaliknya, orang-orang yg anggota mudah menyerah, frustasi
dan mudah putus asa adalah orang-orang yang gagal.

2). Berpikirlah bahwa anda bisa dan berhasil meraih yang anda inginkan.
Keyakinan ini membuat Anda lebih efektif dibandingkan bila anda terlalu
mengantisipasi kemungkinan buruk. Menurut para ahli, orang yang optimis
mempunyai kemungkinan yang cukup besar untuk berhasil dibanding orang
yang pesimis. Mengapa ? Karena keyakinan yang positif dapat mempengaruhi
mental dan fisik secara signifikan untuk mendapatkan yang diyakinkannya.

11
3). Arahkan mata pada tujuan, bukan pada hambatan. Bila anda memandang
pada tujuan, maka hambatan tidak menakutkan. Tapi sebaliknya, bila anda
terfokus pada hambatan maka anda mudah kehabisan daya juang.

4). Beranikah mengambil risiko namun dengan perhitungan yang matang.


Hadapi dan alamilah pengalaman dan petualangan baru. Keberanian yang
benar bukan berarti seperti orang yang terjun bebas ke jurang, tapi seperti
Irang yang menuruninya setahap demi setahap dengan persiapan yang matang.
Kalau anda tidak berani mengambil risiko, tentang anda berada pada tempat
yang aman namun anda tidak akan berkembang.

5). Hadapilah semua tantangan dengan penuh keberanian. Anggaplah


tantangan sebagai "sparring pathner"yang dapat membuat anda semakin kuat,
bukan sebagai raksasa yang menekan anda. Semakin banyak tantangan,
semakin berani menghadapinya maka semakin terbentuk karakter yang kuat.

6). Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa anda tidak akan
berhasil bila pada usaha anda mengalami kegagalan. Belajarlah dari kegagalan
itu agr di dapat gambaran yang lebih baik lagi.

7). Teruslah berusaha terlampau segala kesempatan yang ada. Kerena


kesempatan itu tak datang untuk kedua kalinya. Tidak ada pendobrakan
kegagalan yang sekuat nilai "kegigihan".

8). Jangan terpengaruh oleh kegagalan Irang lain, tapi biarlah keberhasilan
orang lain memotivasi kita. Belajarlah dari kegagalan dan kesalahan orang lain
tanpa harus .engalaminya sendiri. Dengan cara tersebut anda menghemat
banyak waktu dan energi yang berharga.

Dari penjelasan diatas untuk menumbuhkan sikap pantang menyerah


dalam mencari solusi dari masalah, kepala sekolah diperlukan sikappenuh
semangat, ulet, dan tidak putus asa dalam menjalankan kegiatan / kendala
pekerjaan yang dihadapi. Dari hal tersebut kepala sekolah akan memandang

12
energi positif dalam menciptakan suasana baru untuk pekerjaanya, sehingga
upayanya itu dapat ditranferkan kebawahanya.3

D. Peran Kepala Sekolah dalam Kewirausahaan


Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, membentuk sekolah
yang efektif memerlukan proses dan waktu serta kompetensi-kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan sekolah. Sekolah yang efektif
merupakan lembaga yang tertata dengan rapi berdasarkan konsep
manajemen yang baik. penanganan manajemen itu misalnya : manajemen
sekolah, manajemen personal, manajemen kesiswaan, manajemen sumber
daya manusia, manajemen kurikulum, manajemen humas, manajemen
sarana pendanaan, manajemen supervisi, manajemen kewirausahaan
kepala sekolah dan pengelola proses pembelajaran disekolah tersebut.
Peran kompetensi kewirausahaan kepala sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan, dapat dilihat atau diketahui melalui
kerangkat pikir penelitian dengan model CCIP (context, input, process,
product). Context untuk mengetahui relavansi kebijakan program dengan
kebutuhan sekolah, input untuk mengidentifikasi kesiapan sekolah,
process untuk mengetahui seberapa besar manfaat bagi peningkatan mutu
sekolah. Pelaksanaan peran kompetensi kewirausahaan kepala sekolah
memberikan kesempatan bagi guru, pegawai tata usaha dan peserta didik
untuk melaksanakan tugas dan fungsi sesui perannya masing-masing.
Program kewirausahaan kepala sekolah yang dirancang diperuntukkan
bagi peran kepala sekolah, guru tata usaha dan peserta didik untuk
berinovasi dan kreatifitas. Diharapkan peran kompetensi kewirausahaan
kepala sekolah ini dapat memenuhi kebutuhan layanan pendidikan yang
memadai, sejauh ini peran kompetensi kewirausahaan kepala sekolah
diselenggarakan oleh kepala sekolah di sekolah –sekolah formal
diberbagai jenjang pendidikan. Pelaksanaan peran kewirausahaan kepala

3
Prima Aprilia Santika, Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Menengah Juruan
Swatase-Kecamatan BantulKabupaten Bantul, Maret 2016, 34-43

13
sekolah mengacu kepada permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang standar
kompetensi kepala sekolah :
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang efektif
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin satuan pendidikan
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah
5. Memiliki naluri kewirausahaann dalam meningkatkan mutu
pendidikan

Terlepas dari peran kompetensi kewirausahaan yang dimiliki seorang


kepala sekolah akan sangat menentukan kegiatan inovasi sekolah yang
dipimpinnya dalam rangka kepala sekolah akan sangat menentukan kegiatan
inovasi sekolah yang dipimpinnya dalam rangka pengembangan sekolah dan mutu
sekolah. Terlebih saat kepala sekolah, guru dan tenaga pendidikan lainnya diajak
memperhatikan perubahan yang terjadi pada sekolah, kian terpacu untuk
mengeksplorasi kewirausahaan sekolah, yang dapat dimanfaatkan siswa untuk
memiliki kemampuan atau kompetensi yang memadai. Kewirausahaan dalam
konteks kompetensi kewirausahaan keala sekolah yang diambil adalah
karakteritiknya atau sifatnya seperti inovatif, bekerja keras ,pantang menyerah ,
selusi terbaik dan memiliki naluri kewirausahaan, bukan mengkomersilkan
sekolah dan bukan berorietasi pada profit. Untuk mencapai keberhasilan sekolah,
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin, menghadapi kendala
sekolah dan mengelola kegiatan sekolah sebagai sumber belajar.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi kewirausahaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah; bekerja keras
untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif;
memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah; pantang menyerah dan selalu memberi
solusi yang terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah; memiliki
naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah sebagai sumber belajar
peserta didik.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

15
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2004

Permendiknas No. 13 Tahun 2007

Manap, B. (2010). Manajer Pendidikan. Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan


Program Pascasarjana , 89-90.

Santika, P. A. (2016). Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Menengah


Juruan Swatase-Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul. 34-43.

16

Anda mungkin juga menyukai