Dosen Pengampu:
Nurul Hudha Purnomo, M.Pd
Oleh:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
A. Rumusan Masalah.........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
Pengertian Kewirausahaan...................................................................................2
Dimensi Kompetensi Kewirausahaan..................................................................2
Dimensi-Dimensi Pada Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah.................4
Peran Kepala Sekolah dalam Kewirausahaan....................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
Kesimpulan.........................................................................................................15
Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan
di sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada
satuan endidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki
kepala sekolah tersebut,
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari kewirausahaan?
2. Apa saja dimensi pada kompetensi kewirausahaan?
3. Jelaskan isi dari dimensi kompetensi kewirausahaan!
4. Apa peran kepala sekolah dalam kompetensi kewirausahaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dri kewirausahaan
2. Untuk mengetahui dimensi pada kompetensi kewirausahaan
3. Untuk mengetahui penjelasan dari dimensi kompetensi kewirausahaan
4. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam kompetensi kewirausahaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan atau sering disebut wiraswasta, merupakan
terjemahan dari istilah entrepreneurship. Istilah tersebut pertama kali
dikemukakan oleh Ricard Cantillon, orang Irlandia yang berdiam di Perancis,
dalam bukunya yang berjudul Essai Bar la Nature du Commercen,tahun 1755
(Depdiknas 2004).1
2
kepala SMK karena bidang kegiatan pendidikan di SMK diantaranya mengelola
kegiatan produksi/jasa. Contoh SMK jurusan perhotelan memiliki kegiatan jasa
perhotelan sehingga peserta didik dapat memanfaatkan sepenuhnya hotel yang
dimiliki sekolah sebagai sumber belajar. Demikian pula SMK jurusan otomotif
dengan kegiatan jasa bengkel. Sedangkan bagi kepala SD, SMP, SMA kegiatan
produksi/jasa terbatas. Kebanyakan yang ada yaitu koperasi sekolah. Walaupun
demikian, naluri kewirausahaan harus dimiliki oleh seluruh kepala sekolah.
3
C. Dimensi-Dimensi Pada Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
4
pembuatan atau penambahaan manfaat dari sesuatu guna dijual dengan tujuan
memperoleh keuntungan.Dan dalam tataran khusus kewirausahaan adalah jiwa
dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan
inovatif untuk melakukan suatu kegiatan.
5
dalam berfikir kreatif meminta urutan pendapat, pengalaman, informasi dan
gagasan sehingga tercipta ide-ide baru yang lebih baik.Suherman (2008: 58)
mendefinisikan kreatifitas sebagai daya cipta yang bernilai lebih tinggi dan
positif dalam membuat atau menghasilkan suatu produk baru yang lebih
pragmatis.Nilai lebih dapat diartikan sebagai lebih baru, lebih baik, lebih
bagus, lebih benar, lebih modifikatif, lebih bermanfaat untuk masarakat luas,
dan lebih mudah diperoleh.
6
Menurut Kirton (2005: 25), cara-cara untuk melakukan sebuah inovasi
yakni dijabarkan dengan hal berikut:
1) Anda harus ke luar dari kawasan yang membuat anda nyaman (comfort
zone)
3) Bergerak lebih cepat dibanding orang lain (pesaing) agar tidak didahului
orang lain
5) Bertanyalah kepada warga sekolah dan stakeholders apa yang perlu diubah
di sekolah ini secara berkala
6) Dorong diri sendiri dan orang lain untuk cepat bergerak tetapi selamat
2. Bekerja Keras
7
a. Definisi Bekerja Keras
Kerja keras ialah kegiatan maksimal yang banyak menguras tenaga, pikiran,
dan waktu untuk menyelesaikan sesuatu.Kerja keras kadang lupa waktu, lupa
kesehatan, dan lupa lainnya.Orang yang keranjingan kerja keras disebut
workcholic.Orang kadang-kadang sering salah perhitungan. Dengan kerja
keras tanpa mengenal waktu dan kesehatan; maka akan banyak mendapatkan
uang. Tetapi mereka lupa apa gunanya uang banyak kalau akhirnya jatuh sakit.
Kadang kadang semua uang yang sudah terkumpul tidak cukup untuk
menyembuhkan penyakit. Oleh sebab itu, perlu keseimbangan antara kerja
keras dan istirahat.Motif orang bekerja keras bermacam-macam. Ada yang
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, pangan, papan, rekreasi, dan
uang) yang selalu tak terbatas atau tak pernah cukup, untuk melakukan yang
terbaik, untuk mendapatkan penghargaan atau, ingin mengaktualisasikan
dirinya. Jika seseorang ditanya, “Mengapa Anda sukses?”.Jawabnya
cenderung adalah karena kerja keras (Collis & Le Boeuf, 1997).
2) Tanamkan keyakinan, “Saya harus bekerja keras agar yang saya butuhkan
tercapai”. “Jangan mengharapkan sesuatu, jika tidak berbuat sesuatu”.
8
5) Tunjukkan kerja keras Anda untuk dijadikan contoh bawahan Anda.
Motivasi merupakan salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja
keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharapkan. Pengetahuan tentang
motivasi membantu para kepala sekolah untuk menumbuhkan motivasi kerja
yang kuat untuk sukses dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah. Teori cara memotivasi diri sendiri ini bukan hanya
bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga bawahan kepala sekolah. Motivasi
membantu wirausahawan dalam menggunakan sikap mereka untuk
mengendalikan situasi.
a. Definisi Motivasi
9
b. Tujuan Kepala Sekolah Memotivasi yang Kuat
Kepala sekolah perlu memiliki motivasi yang kuat agar sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah. Dengan
penjelasan, secara pribadi kepala sekolah memilikimotivasi yang kuat untuk
melakukan sesuatu acara terbaik, dan dia juga mampu membuat warga
sekolahnya termotivasi sehingga mereka memiliki motivasi kerja yang kuat
untuk mengembangkan sekolahnya
1). Berpikiran positif, ketika mengkritik orang begitu terjadi ketidak beresan
tetapi kita memberi dorongan positif agar mereka terus setuju. Jangan
mengkritik cara kerja Irang lain kalau kita sendiri tidak mampu memberi
contoh terlebih dahulu. Kepala sekolah dalam hal ini sebagai model.
2). Menciptakan perubahan yang kuat, adanya kemauan yang kuat untuk
mengubah situasi oleh diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi
mampu, tidak mau menjadi mau. Kata, "saya juga bisa" dapat membantu
meningkatkan motivasi berprestasi. Kepala sekolah dalam hal inisebagai
Ageng of change.
10
4. Pantang Menyerah
Menurut Murphy dan Lesi gun mencapai sukses, seseorang harus memulai
dengan kerja keras dan pantang menyerah atau ulet, selain itu harus diikuti
dengan tekad yang kuat dalam mencapai tujuan pengelolaan kegiatan
usahanya. Wirausahawan harus dapat bekerja sama dengan orang lain,
berpenampilan baik, tepat dalam membuat keputusan, memiliki dorongan
ambisi dan pintar berkomunikasi.
2). Berpikirlah bahwa anda bisa dan berhasil meraih yang anda inginkan.
Keyakinan ini membuat Anda lebih efektif dibandingkan bila anda terlalu
mengantisipasi kemungkinan buruk. Menurut para ahli, orang yang optimis
mempunyai kemungkinan yang cukup besar untuk berhasil dibanding orang
yang pesimis. Mengapa ? Karena keyakinan yang positif dapat mempengaruhi
mental dan fisik secara signifikan untuk mendapatkan yang diyakinkannya.
11
3). Arahkan mata pada tujuan, bukan pada hambatan. Bila anda memandang
pada tujuan, maka hambatan tidak menakutkan. Tapi sebaliknya, bila anda
terfokus pada hambatan maka anda mudah kehabisan daya juang.
6). Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa anda tidak akan
berhasil bila pada usaha anda mengalami kegagalan. Belajarlah dari kegagalan
itu agr di dapat gambaran yang lebih baik lagi.
8). Jangan terpengaruh oleh kegagalan Irang lain, tapi biarlah keberhasilan
orang lain memotivasi kita. Belajarlah dari kegagalan dan kesalahan orang lain
tanpa harus .engalaminya sendiri. Dengan cara tersebut anda menghemat
banyak waktu dan energi yang berharga.
12
energi positif dalam menciptakan suasana baru untuk pekerjaanya, sehingga
upayanya itu dapat ditranferkan kebawahanya.3
3
Prima Aprilia Santika, Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Menengah Juruan
Swatase-Kecamatan BantulKabupaten Bantul, Maret 2016, 34-43
13
sekolah mengacu kepada permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang standar
kompetensi kepala sekolah :
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang efektif
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin satuan pendidikan
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah
5. Memiliki naluri kewirausahaann dalam meningkatkan mutu
pendidikan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompetensi kewirausahaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah; bekerja keras
untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif;
memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah; pantang menyerah dan selalu memberi
solusi yang terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah; memiliki
naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah sebagai sumber belajar
peserta didik.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2004
16