Anda di halaman 1dari 9

1

MAKALAH

PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi & Media Pembelajaran

Dosen Pengampu : Nelli Murodah, M.Pd.

Disusun oleh: Muhammad Doni Firdian (342121004)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM ( MPI )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN (STAIKAP)

2023
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengembangan variasi mengajar merupakan suatu hal yang harus dimiliki seorang
pendidik, yang mana dengan kemampuan mengembangkan variasi mengajar pendidik mampu
menciptakan suasana belajar yang diinginkan oleh peserta didik sehingga mereka mampu
menyerap pelajaran dengan baik.
Namun di sisi lain factor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan
belajar yang monoton mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran
menurun.
Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian variasi mengajar
berlatar belakang dari adanya faktor-faktor kebosanan tersebut yang mengakibatkan perhatian,
motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran menurun, dan perlu adanya variasi mengajar,
maka penulisan makalah ini kami beri judul “Pengembangan Variasi Mengajar”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan
untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa pengertian variasi mengajar?
2. Apa tujuan variasi mengajar?
3. Apa prinsip variasi mengajar?
4. Apa dimensi/komponen variasi mengajar?

C. TUJUAN
BerAdapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui
1. Pengertian variasi mengajar
2. Tujuan variasi mengajar
3. Prinsip / kearifan penggunaan variasi mengajar
4. Dimensi / komponen dalam variasi mengajar
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN VARIASI MENGAJAR


Pengertian ‘variasi’ menurut kamus istilah popular adalah “selingan, selang –
seling, atau pergantian”.1
Sedangkan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks
proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam
proses belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukan ketekunan, keantusiasan, serta
berperan serta secara aktif.2
Menurut Udin S. Winataputra seperti dikutip dalam buku ini mengatakan bahwa
variasi adalah keanekaragaman yang membuat suatu tidak monoton.
Variasi dapat berwujud perubahan – perubahan atau perbedaan – perbedaan yang
sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang unik.3
Dalam proses belajar mengajar ada variasi apabila guru dapat menunjukan adanya
perubahan dalam pola interaksi antara guru dan siswa, variasi lebih bersifat proses
daripada produk.4

B. TUJUAN VARIASI MENGAJAR


Penggunaan variasi terutama ditunjukan terhadap perhatian siswa, motivasi dan
belajar siswa.
Tujuan mengadakan variasi mengajar adalah:
1. Agar perhatian siswa meningkat,
Dengan perhatian penuh yang diberikan oleh seorang guru, diharapkan
siswa akan mampu menguasai materi yang diberikan guru

1
Pupuh fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Refika Aditama,2009),91.
2
J.J. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar (Bandun: Remaja Rosda Karya,2006),64.
3
Pupuh fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Refika Aditama,2009),91.
4
Syaiful Bahri Jamarah,Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,2006),161.
4

2. Memotivasi siswa.
Dalam konteks ini variasi mengajar yang diberikan guru sangat
berkontribusi besar dalam membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar.
3. Menjaga wibawa guru.
Guru hendaknya menyadari bahwa kehadirannya sewaktu mengajar tidak
seluruh siswa menyenanginya. Banyak guru yang kehadirannya dikelas
disambut dengan senyum kecut, ditertawai bahkan ada kalanya siswa
menggunjing baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk menghindari
berbagai kejadian yang dapat merendahkan wibawa guru, salah satunya guru
harus mampu mengajar dengan penuh percaya diri, memiliki kesiapan mental
dan intelektual, memiliki kekayaan metode, keleluasaan teknik dan sebagainya.
Dengan kata lain guru harus memiliki bentuk dan model pengajaran yang
bervariasi.5
4. Mendorong kelengkapan vasilitas pengajaran.
Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada disekolah.
Fungsinya berguna sebagai alat bantu pegajaran, alat peraga. Sebagai sumber
belajar adalah sisi lain dari peranannya yang tidak boleh dilupakan guru.
Lengkap tidaknya vasilitas belajar cenderung lebih alternatif yang tersedia
untuk melakukan pemilihan.
5. Mendorong anak didik untuk belajar.
Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru. Kewajiban belajar
adalah tugas anak didik. Kedua kegiatan ini menyatu dalam sebuah interaksi
pengajaran yang disebut interaksi edukatif . lingkungan pengajaran yang
kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu
belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.6

5
Pupuh fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Refika Aditama,2009),92-93

6
Syaiful Bahri Jamarah,Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,2006),164-165.
5

C. PRINSIP / KEARIFAN VARIASI MENGAJAR

Penggunaan variasi mengajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas yang
didasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut, maka
seorang guru dituntut kearifan dalam menggunakan variasi mengajar.
Beberapa langkah untuk mewujudkan kearifan tersebut diantaranya sebagai
berikut:
1. Variasi pengajaran yang diselenggarakan harus menunjang dalam rangka
merealisasikan tujuan pembelajaran.
2. Penggunaan variasi mengajar harus lancar dan berkesinambungan tidak
menganggu proses belajar mengajar dan anak didik akan lebih memperhatikan
berbagai proses pengajaran secara utuh.
3. Penggunaan variasi mengajar harus bersifat terstruktur, terencana dan
sistematik.
4. Penggunaan variasi mengajar harus luwes (tidak kaku) sehingga kehadiran
variasi itu semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
Kearifan itulah yang setidaknya diperlukan seorang guru dalam penggunaan
variasi mengajar. Kearifan ini menunjukan bahwa dalam penggunaan variasi mengajar,
guru hendaknya memperhatikan keberadaan siswa, situasi dan kondisi lingkungan.7

D. DIMENSI / KOMPONEN VARIASI MENGAJAR


Pada dasarnya dimensi atau komponen dalam mengajar dibagi dalam tiga kategori
besar yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan, dan variasi interaksi.
1. Variasi gaya mengajar
a. Penggunaan variasi suara (teacher voice), variasi suara adalah perubahan dari
tinggi ke rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih atau
pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
b. Pemusatan perhatian siswa (focusing), memusatkan perhatian siswa pada hal –
hal yang dianggap penting yang dapat dilakukan guru.

7
Pupuh fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Refika Aditama,2009),94
6

c. Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), adanya kesenyapan, kebisuan


atau selingan diam yag secara tiba - tiba dan disengaja selagi guru menerangkan
sesuatu, yang mana ini merupakan salah satu alat yang baik untuk menarik
perhatian siswa.
d. Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movent), apa bila guru
sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan
menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid – murid untuk menunjukan
adanya hubungan yang harmonis dengan mereka. Kontak pandang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian dan
pemahaman siswa.
e. Gerakan badan mimik , variasi dalam ekspresi wajah guru, Gerakan kepala,
gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya
untuk menyampaikan pesan yang disampaikan dan menarik perhatian. Ekspresi
wajah yaitu dengan tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menekan alis mata,
dan untuk menunjukan kekaguman yaitu dengan tercengang maupun heran.
Gerakan kepala dapat dilakukan dengan ber macam-macam yaitu dengan
mengangguk atau menggeleng.
f. Pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teacher movement),
pergantian gerak guru dalam kelas yaitu agar dapat mempertahankan perhatian
siswa. Terutama sekali bagi guru yang menyajikan pelajran di kelas, biasakan
bergerak tidak ragu dan menghindari perilaku negatif.
Hal hal yang harus diperhatikan adalah:
1) Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke
papan tulis.
2) Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandang kelangit -
langit, lantai atau keluar kelas, tetapi arahkan pandangan menjelajahi
seluruh kelas.
3) Bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah
perlahan – lahan dari belakang kea rah depan untuk mengetahui
tingkah laku murid.
7

2. Variasi media dan bahan


Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat
digolongkan ke tiga bagian, yaitu didengar, dilihat, diraba. Dalam perbedaan ini
guru harus mampu menyesuaikan kemampuanya, karena pada diri anak terdapat
perbedaan dalam menggunakan alat inderanya. Ada yang termasuk tipe visual,
auditif, dan motorik. Adapun variasi penggunaan ala tantara lain sebagai berikut:
a. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual ads), alat atau media yang
termasuk dalam jenis ini antara lain grafik, bagan, poster, gambar, film.
b. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif ads), antara lain suara
guru, rekaman suara, radio, musik, dapat dipake sebagai penggunaan indera
pendengar yang divariasikan dengan indera lainya.
c. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakan
(motorik) pengguaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat
menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan
memperagakan kegiatannya baik secara perseorangan atau klompok. yang
termasuk dalam hal ini misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau
siswa, model, patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk
diraba, diperagakan maupun dimanipulasikan.
3. Variasi interaksi
Dalam peranannya sebagai pendidik, guru harus berusaha menghidupkan
proses pola interaksi dan motivasi agar tumbuh sikap motivasi dalam diri peserta
didik dalam proses pembelajaranya.8 Pola interaksi guru dengan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran sangat beragam. Dalam pemprosesan pola interaksi antara
pendidik dan peserta didik ,terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan
individu), kondisi eksternal ( rangsangan dari lingkungan ) dan interaksi antar
keduanya yang akan menghasilkan hasil belajar. Setiap kegiatan proses pendidikan
diarahkan kepada tercapainya pribadi – pribadi yang berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi masing masing. Proses ini berlangsung melalui interaksi

8
Nunuk Suryani, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:ombak, 2012),39.
8

antara guru dengan siswa dalam situasi intruksional edukatif. Pola interaksi dapat
berbentuk kelompok dan perorangan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan pengembangan variasi mengajar dapat kami simpulkan sebagai
berikut:
1. Variasi mengajar adalah suatu kegiatan yang berbeda-beda atau berubah-ubah yang
dilakukan oleh guru didalam kelas pada saat menyampaikan pelajaran kepada anak
didik agar mereka mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan mampu mencapai
tujuan yang di inginkan.
2. Tujuan variasi mengajar yaitu agar perhatian siswa meningkat, mampu memotivasi
siswa dalam belajar, menjaga wibawa guru didepan murid, mendorong kelengkapan
fasilitas pengajaran.
3. Prinsip penggunaan variasi mengajar yaitu variasi hendaknya digunakan dengan
maksud yang relevan demi tercapainya tujuan yang hendak dicapai.
4. Komponen dalam variasi mengajar yaitu variasi cara mengajar, variasi dalam
penggunaan media, dan variasi dalam pola interaksi.
9

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Pupuh, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama,2009.


Hasibuan, J.J., Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya,2006.
Jamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta,2006.
Suryani,Nunuk, Strategi Belajar Mengajar .Yogyakarta:ombak, 2012.

Anda mungkin juga menyukai