This study aims to explore the basics and concepts of group behavior in Islamic educational
organizations. Human behavior in a group is the beginning of organizational behavior. As
social beings, humans cannot be separated from groups. Groups are part of human life.
Every day humans will be involved in group activities. Similarly, groups are part of
organizational life. In general, humans who are members of a large or small organization
have a strong tendency to seek intimacy in certain groups. Starting from the similarity of the
work tasks carried out, often meeting, the common pleasure together, then the closeness
arises with each other, so they start to group in the organization. In an organization there
can be several kinds of groups that are formed through a certain process. Groups have status
and norms that influence their roles.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dasar-dasar dan konsep perilaku kelompok
dalam organisasi pendidikan Islam. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok
adalah awal dari perilaku organisasi. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa
dipisahkan dari kelompok. Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari
manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian
dari kehidupan organisasi. Pada umumnya, manusia yang menjadi anggota dari suatu
organisasi besar atau kecil mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mencari keakraban
dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang
dilakukan, seringnya berjumpa, adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah
kedekatan satu sama lain, sehingga mulailah mereka berkelompok dalam organisasi. Dalam
suatu organisasi bisa terdapat beberapa macam kelompok yang terbentuk melalui suatu
proses tertentu. Kelompok memunyai status dan norma yang memengaruhi perannya.
1
A. PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial yang tidak akan mampu bertahan hidup
melainkan dengan bantuan manusia lain. Selain itu, manusia didalam kehidupannya juga
membentuk kelompok-kelompok dengan sendirinya. Perilaku manusia yang berada dalam
suatu kelompok adalah awal dari perilaku organisasi. Karena persoalan-persoalan manusia
yang selalu berkembang dan rumit, maka persoalan-persoalan individu, kelompok dan
khususnya persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin berkembang pula.
Menurut pendapat para ahli, masyarakat kita adalah masyarakat yang berkelompok
atau berorganisasi. Manusia hidup dilahirkan dalam organisasi, dididik oleh organisasi, dan
hampir dari semua manusia mempergunakan waktu hidupnya bekerja untuk organisasi.
Waktu senggangnya dipergunakan untuk bermain-main, dan berkecimpung di dalam
organisasi. Demikian pula manusia akan mati dalam suatu organisasi. Demikian gambaran
pentingnya kita dalam memahami perilaku kelompok dan organisasi sehingga dalam
penulisan ini ingin menggambarkan tentang dasar-dasar perilaku kelompok dan memahami
tim kerja, sehingga dapat menjadikan kelompok atau organisasi sebagai “happy life” untuk
memanfaatkan potensi yang deberikan kepada manusia dengan sebaik-baiknya.1
B. PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Kelompok
Kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung
untuk mencapai tujuan–tujuan tertentu. Jadi, perilaku kelompok merupakan respo-respon
anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompak dan norma yang diadopsinya.
1
Addin Arsyadana, Dasar-Dasar Perilaku Kelompok dan Memahami Tim Kerja dalam Lembaga
Pendidikan Islam, Prosiding Nasional: Bargaining Pesantren di Era Revolusi Industri 4.0, 2019, Volume 2,
214-215.
2
Pengertian perilaku kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dengan yang lain untuk mendapatkan aspirasi dari anggota yang lain, berkerja sama antar
individu lain guna untuk mencapai target yang diinginkan Bersama-sama.
Bila suatu kelompok terdapat dalam satu organisasi maka anggotanya harus:
Termotivasi untuk bergabung, mengapa kelompak sebagai kesatuan unit dari orang yang
berinteraksi, berkontribusi dalam berbagai jumlah proses kelompok, dan mencapai
kesepakatan dan ketidak sepakatan melalui berbagai interaksi. Dalam sebuah perilaku
kelompok juga terdapat beberapa bentuk kelompok yaitu kelompok formal dan kelompok
informal.
1. Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok yang diciptakan oleh sebuah keputusan yang
berujung pada tercapainya tujuan sebuah organisasi. Didalam sebuah kelompok formal
juga terdapat 2 jenis kelompok yang dibedakan menjadi kelompok komando dan
kelompok tugas. kelompok informal terbentuk pada sebuah lingkungan kerja yang terjadi
secara alami yang muncul sebagai tanggapan yang terjadi atas kebutuhan akan kontak
sosial.
2. Kelompok Informal
Di dalam setiap organisasi, para karyawan bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan, baik tujuan perusahaan maupun tujuan pribadinya, kemudian hal ini membentuk
kelompok- kelompok karyawan yang berbeda-beda di dalam perusahaan. Kelompok itu
2
Tri Abi Nugroho, Mengenal Pengertian dan Bentuk dari Perilaku Individu dan Kelompok,
https://www.kompasiana.com/triadinugroho/61cb4c6c9bdc4061d41beb12/mengenal-pengertian-dan-bentuk-
dari-perilaku-individu-kelompok, diakses pada tanggal 12 Mei 2022.
3
sendiri adalah dua individu atau lebih yang saling berinteraksi, saling bergantung, dan
saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Definisi ini mengantarkan kita pada
pemahaman bahwa dalam kelompok harus terdapat interaksi dari orang-orang yang
meniatkan diri untuk saling bergantung satu sama lain dan mencapai sasaran secara
bersama pula untuk dinikmati bersama.
Beberapa bentuk kelompok yang umum pada organisasi. bentuk-bentuk kelompok dalam
organisasi:
1. Kelompok formal dapat diartikan sebagai kelompok yang diciptakan oleh keputusan
manajerial untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karenanya, kelompok formal
lebih banyak terdapat dan dijumpai pada organisasi yang bersifat formal dan
terstruktur dengan baik.
2. Kelompok informal dapat dikatakan sebagai kelompok yang lebih berkembang dari
upaya individu untuk pengembangan minat dan persahabatan daripada desain yang
sengaja dibentuk organisasi. Kelompok informal lebih bersifat cair dan cendrung
temporer dan ad hoc.
3. Kelompok komando dicirikan oleh adanya rantai komando dari pemimpin ke yang
dipimpin. Karena sifatnya komando, maka perintah pemimpin haruslah dikerjakan.
Kelalaian dan pembangkangan atas komando pemimpin akan membawa sanksi
Formal Klp. Komando Informal Klp. Tugas Klp. Minat Klp. Persahabatan Klp. Kerja
Tim Kerja Tim Pemecah Masalah Tim Pengelola Diri Tim Lintas Fungsional
Universitas Sumatera Utara organisasi. Dalam komando telah menjadi jelas, siapa
yang berhak memerintah dan siapa yang harus memberi laporan dan kemana saja dan
kapan satnya laporan itu diberikan.
4. Kelompok tugas bersifat komunal dan kebersamaan dalam menyelesaikan suatu
tugas secara bersama-sama lebih menonjol. Karena sifatnya yang kolektif maka
kejelasan tentang hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab menjadi kabur.
5. Kelompok minat dalam kelompok ini beberapa individu sengaja berkelompok karena
mempunyai kesamaan minat dan kepentingan. Semangat berkelompok direkatkan
oleh lem berupa kesamaan hobi, kesukaan, perilaku keseharian, tuntutan sosial,
pandangan hidup, dan juga ritual agama.
6. Kelompok persahabatan, beberapa individu berkelompok karena terdapat kecocokan
dan itu menimbulkan kesenangan dan kegembiaraan. Sehingga, mendorong orang
untuk mengulangi kesenangan dan kegembiraanya dengan membuat kelompok.
4
Kesenangan dan kegembiraan itu bisa karena dipicu oleh kesamaan bahasa ibu,
tempat lahir, almamater, dan bahkan karena kesamaan makanan dan tempat makan
favorit.
7. Kelompok kerja adalah dua individu atau lebih, yang berinteraksi dalam berbagi
informasi dan saling bergantung, yang bergabung bersama-sama untuk mencapai
sasaran. Mengambil keputusan untuk membantu setiap anggota dalam bidang
tanggung jawabnya. Kelompok kerja tidak perlu atau berkesempatan untuk
melakukan kerja kolektif yang menuntut upaya gabungan. Jadi kinerja mereka
sekedar jumlah kinerja sumbangan individual dari tiap anggota kelompok. Tidak ada
sinergi positif yang menciptakan suatu tingkat keseluruhan kinerja yang lebih besar
daripada jumlah masukan.
8. Tim kerja adalah kelompok yang upaya-upaya individualnya menghasilkan suatu
kinerja yang lebih besar daripada jumlah dari masukan-masukan individual. Suatu
tim kerja membangkitkan sinergi positif lewat upaya yang terkoordinasi. Sehingga,
terdapat hubungan timbal balik dan saling melengkapi di dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.
9. Tim pemecah masalah adalah kelompok yang terdiri dari 5 sampai 12 karyawan dari
satu departemen yang bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk membahas
cara-cara memperbaiki kualitas, efisiensi dan lingkungan kerja.
10. Tim pengelola diri adalah kelompok yang terdiri dari 10 sampai 15 orang yang
memikul tanggung jawab dari mantan penyelia mereka. Lazimnya ini mencakup
perencanaan dan penjadwalan kerja, kontrol kolektif atas langkah kerja, membuat
keputusan operasi dan mengambil tindakan atas permasalahan. Tim kerja sepenuhnya
mengelola sendiri bahkan memilah anggota-anggotanya sendiri dan menyuruh
anggota sendiri untuk saling menilai kinerja, ini mengakibatkan jabatan penyelia
berkurang fungsinya bahkan dapat disingkirkan.
11. Tim lintas fungsional adalah kelompok karyawan dari tingkat hierakis yang kira-kira
sama, tetapi dari bidang kerja yang berlainan. Mereka berkumpul untuk
menyelesaikan suatu tugas, dalam satuan tugas tertentu biasanya berupa komite.
Ringkasnya, tim lintas fungsional merupakan cara efektif yang memungkinkan
orang-orang dari aneka bidang ke dalam suatu organisasi atau bahkan antar
5
organisasi untuk bertukar informasi, mengembangkan gagasan baru dan memecahkan
masalah, serta mengkoordinir proyek yang rumit.3
6
Prestasi kelompok dapat dipengaruhi oleh dua hal yakni faktor eksternal dan
faktor internal sebagai berikut:
1. Faktor Eksternal
c. Peraturan, semakin banyak peraturan formal yang ditetapkan oleh organisasi pada
semua pekerjanya, maka perilaku kelompok akan semakin konsisten dan dapat
diramalkan. Sumber-Sumber Organisasi, besar kecilnya sumberdaya yang ada dalam
organisasi yang diberikan kepada anggotanya akan mempengaruhi perilaku prestasi
kelompok. semua peraturan dari oraganisasi dari level yang paling tinggi sampai yang
paling bawah, bisa kondusif bagi anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dari
waktu ke waktu, biasa juga sebaliknya.
d. Proses Seleksi, Proses seleksi menjadi faktor penting dalam menjaring orang-orang
yang berkualitas. Dan hal ini pula akan dapat mempengaruhi perilaku dan prestasi
kelompok. Seleksi karyawan merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan
organisasi dalam mendapatkan karyawan yang berkinerja tinggi.
7
yang perlu diperhatikan dalam penilaian yaitu sistem penilaian, penilai, standar
kinerja, dan waktu penilaian. Jika penilaian kinerja dilakukan sudah baik maka sistem
imbalan juga harus memenuhi azas keadilan.
h. Sumber-sumber daya organisasi. Sumber daya yang dimiliki organisasi, mulai dari
sumber daya manusia, sumber daya alam, dana, material, mesin-mesin, pasar,
tekhnologi, informasi, jika dimiliki secara memadai, baik secara kulitas maupun
kuantitas, hal itu akan memacu karyawan untuk berkinerja secara maksimal.5
2. Faktor Internal
a. Kemampuan fisik. Jika kemampuan fisik prima maka kelompok cenderung bekerja
maksimal. Kemampuan fisik itu bisa yang melekat pada angota-anggota kelompok,
yang berwujud, misalnya fisiknya, maupun yang berupa sarana atau prasarana yang
dimiliki kelompok.
5
Arifrin Tahir, 2014, Buku Ajar Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Deepublish, hlm.51-52.
6
Sopiah, 2008, Perilaku Organisasi, bukur8.blogspot.com/2015/03/perilaku-organisasi-faktor-internal-
dan.html diakses pada tanggal 14 mei 2022.
8
manusia dalam suatu organisasi.7 Kerangka dasar bidang pengetahuan ini didukung paling
sedikit dua komponen, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal
sebagai wadah dari perilaku tersebut. Ciri peradaban manusia bermasyarakat
senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. Hal ini
berarti bahwa manusia tidak dapat melepaskan dirinya untuk tidak terlibat dalam
kegiatan-kegiatan berorganisasi.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, maka dapat difahami, kelompok itu
merupakan perkumpulan dari dua individu atau lebih yang saling berintraksi yang
mana dalam interaksi tesebut ada tujuan yang ingin dicapai. Dua ahli tersebut
mendefinisikan kelompok dengan adanya persamaan yaitu adanya tujuan atau sasaran
yang akan dicapai dan juga adanya interaksi dari individu-individu. Berarti belum
dikatakan kelompok jika tidak adanya interaksi antara individu satu dengan yang
lain dan juga tidak adanya tujuan dari dua individu atau lebih. Meskipun setiap
individu memiliki tujuan akan tetapi jika tujuan tersebut tidak di capai dengan
individu lain, maka namanya bukan kelompok. Karena pada dasarnya sebagaimana
di kemukakan ahli tersebut bahwa kelompok adalah dua individu atau lebih yang
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
9
kerja, hal ini memungkinkan terjadinya ketidak puasan kinerja dan mempengaruhi proses
dan produktivitas Lembaga, karena pekerjaan dijalankan oleh yang bukan ahlinya,
sehingga dapat mempengaruhi output (hasil). 8Untuk itu Lembaga Pendidikan Islam harus
melakukan strategi manajemen yang handal dengan sistem manajemen pengelolaan dan
pengembangan Lembaga Pendidikan yang tepat dan manajemen sumber daya manusia
yang maksimal.
C. ANALISIS
Kelompok adalah suatu sistem yang terorganisasi yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut melakukan
fungsi tertentu, mempunyai serangkaian peran hubungan antara para anggotanya dan
mempunyai serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok dari tiap-tiap anggotanya.
Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial
kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia
organisasi maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi,
penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang
mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya kelompok. Mulai dari
anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada
alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri
mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan
mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya
atas dukungan dalam suatu periode waktu.
D. KESIMPULAN
Perilaku kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan
yang lain untuk mendapatkan aspirasi dari anggota yang lain, berkerja sama antar individu
lain guna untuk mencapai target yang diinginkan bersama - sama. Dalam sebuah perilaku
kelompok juga terdapat beberapa bentuk kelompok yaitu kelompok formal dan kelompok
informal. Bentuk-bentuk kelompok dalam organisasi yaitu kelompok formal, kelompok
8
Saefullah Maruf, Perilaku Organisasi Lembaga Pendidikan,
https://www.academia.edu/35725300/
PERILAKU_ORGANISASI_LEMBAGA_PENDIDIKAN_Studi_Kasus_di_SDIT_Tazkia_Insani_Kec_Panyin
gkiran_Kab_Majalengka_Saefullah_Maruf, diakses pada tanggal 15 Mei 2022
10
informal, kelompok komando, kelompok tugas, kelompok minat, kelompok persahabatan,
kelompok kerja, tim kerja, tim pemecah masalah, tim pengelola diri dan tim lintas
fungsional. Tahap pembentukan kelompok terdiri dari tahap pembentukan (forming), tahap
pengembangan ide (storming), tahap penyepakatan (norming), tahap pelaksanaan
(performing), serta tahap pembubaran dan perubahan (adjourning and transforming).
Prestasi kelompok dapat dipengaruhi oleh dua hal yakni faktor eksternal yaitu
strategi organisasi, struktur wewenang, peraturan, proses seleksi, penilaian prestasi dan
sistem imbalan, budaya organisasi, lingkungan fisik, dan sumber-sumber daya organisasi.
Sedangkan faktor internal adalah kemampuan fisik, kemampuan intelektual, dan
karakteristik kepribadian. Perilaku kelompok hakikatnya mendasarkan pada ilmu
perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Dalam Lembaga Pendidikan Islam perilaku
kelompok memegang peranan penting karena dapat mempengaruhi knerja, efektivitas, dan
produktivitas Lembaga Pendidikan. Karena itu untuk mewujudkan Lembaga Pendidikan
Islam yang ideal, kunci utama terletak pada manajemen, terutama sumber daya manusia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arsyadana Addin, 2019, Dasar-Dasar Perilaku Kelompok dan Memahami Tim Kerja dalam
Lembaga Pendidikan Islam, Prosiding Nasional: Bargaining Pesantren di Era
Revolusi Industri 4.0.
Ardiprawiro, Teori Organisasi Umum, http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/ diakses pada
tanggal 11 Mei 2022.
Tri Abi Nugroho, Mengenal Pengertian dan Bentuk dari Perilaku Individu dan Kelompok,
https://www.kompasiana.com/triadinugroho/61cb4c6c9bdc4061d41beb12/
mengenal-pengertian-dan-bentuk-dari-perilaku-individu-kelompok, diakses pada
tanggal 12 Mei 2022.
12