Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOPETENSI DALAM PENGUKURAN DAN PENILAIAN


PENDIDIKAN

NAMA KELOMPOK : II

RIDWAN HAKIM

MUHAMAD RIZKI GUSNADI

TAHFADZ UBAIDILAH

SALWA

ROHMAH

ANDINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LA TANSA MASHIRO

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI)

RANGKASBITUG TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah – Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Kompetensi Guru” dapat
berjalan dengan lancar.

Makalah yang berjudul “KOPETENSI DALAM PENGUKURAN DAN PENILAIAN


PENDIDIKAN” ini membahas mengenai kompetensi yang harus dimiliki seorang guru ketika
berkecimpung di dunia pendidikan.

Penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Etika
Profesi Guru. Dalam penyusunan makalah ini penulis tidaklah sendiri, namun mendapat
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Didi Maksudi,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi Guru yang
telah memberikan arahan dalam penulisan makalah ini.
2. Teman – teman yang tersayang, yang telah berjuang untuk memberikan semangat dalam
penulisan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan
berupa materi maupun referensi untuk kelengkapan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, sehingga penulis menerima kritik
dan saran yang membangun sebagai evaluasi penulisan yang selanjutnya. Penulis berharap
makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................   ii
KATA PENGANTAR................................................................................   iii
DAFTAR ISI................................................................................................   iv

BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................................  1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................   1
C.     Tujuan Masalah...........................................................................................   2

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A.    Pengertian Penilaian.................................. …………………….................   3
B.     Persamaan dan Perbedaan Asesmenn dan evaluasi …………...........…….  6
C.     Fungsi Penilaian.................…………………………………...........……..   7
D.    Tujuan Penilaian....................................…………………………..  ............ 9
E.     Prinsip-Prinsip Penilaian...................................…………………… ...........11
F.      Teknik Penilaian..........................................……………………….............13
G.    Aspek yang Dinilai.................………………………………………...........15
H.    Sepuluh Langkah Penilaian …..…………………………….…..........….....16
I.       Hubungan Penilaian dengan Pembelajaran.................………............……..18

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................. 20

B.     Saran...........................................................................................................  22

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................  23

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen penting dalam
program pembelajaran disamping komponen-komponen yang lain. Komponen tersebut saling
terkait antara satu dengan yang lain. Kurikulum berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar  yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya
untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu,
kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi
Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan proses
pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana dan
berkesinambungan.
Penilaian pembelajaran merupakan satu tahap penting dalam proses pembelajaran yang
dilakukan di semua jenjang pendidikan. Proses ini juga merupakn langkah strategis dalam
upaya meningkatkan kualitas output pebelajaran yang lebih terukur dan kompetitif.
Kedudukan penilaian sangat penting bagi penunaian tugas keberhasilan melaksanakan
utamanya, yakni melaksanakan pembelajaran. Pada akhir suatu program pendidikan,
pengajaran ataupun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian. Tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan tersebut telah
dikuasai oleh pesertanya atau belum.

B.     Batasan Masalah
Untuk membatasi makalah ini, pembahasan yaitu meliputi antara lain:
1.      Pengertian penilaian
2.      Persamaan dan perbedaan assesmen dan evaluasi
3.      Fungsi penilaian
4.      Tujuan penilaian
5.      Prinsip-prinsip penilaian
6.      Teknik penilaian
7.      Aspek yang dinilai
8.      Sepuluh langkah penilaian
9.      Hubungan penilaian dengan pembelajaran

C.    Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      Mengkaji dan memberikan informasi pengertian penilaian
2.      Memberikan informasi tentang persamaan dan perbedaan assesmen dan evaluasi
3.      Memberikan informasi tentang fungsi penilaian
4.      Memberikan informasi tentang tujuan penilaian
5.      Memberikan informasi tentang prinsip-prinsip penilaian
6.      Memberikan informasi tentang teknik penilaian
7.      Memberikan informasi tentang aspek yang Dinilai
8.      Memberikan informasi tentang sepuluh langkah penilaian
9.      Mengetahui hubungan penilaian dengan pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penilaian
Istilah penilaian dalam bahasa Inggris terdapat dua kata yakni assesment dan evaluation.  Arti
dari kedua bahasa tersebut berbeda, perbedaan itu dapat kita kaji dalam bidang pendidikan.
1.      Penilaian pedidikan (educational assesment)
Penilaian pedidikan (educational assesment) adalah Educational assessment is the
process of documenting, usually in measurable terms, knowledge, skill, attitudes, and beliefs
(Glossary of Useful Terms, SABES Home Page). Yang artinya penilaian pendidikan adalah
proses mendokumentasikan,biasanya dalam hal terukur,  pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan keyakinan. (Wikipedia, the free encyclopedia). Dalam pendidikan,
penilaian merujuk pada berbagai metode atau alat yang menggunakan pendidik untuk
mengevaluasi, mengukur, dan mendokumentasikan kesiapan akademik, kemajuan belajar,
keterampilan akuisisi, atau kebutuhan pendidikan peserta didik.
Penilaian biasanya dirancang untuk mengukur bagian tertentu dari pembelajaran-
misalnya, tingkat pengetahuan mahapeserta didik sudah memiliki konsep atau keterampilan
guru berencana untuk mengajar atau kemampuan untuk memahami dan menganalisis
berbagai jenis teks dan bacaan. Penilaian juga digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan
individu peserta didik dan kekuatan sehingga pendidik dapat memberikan dukungan
khusus terhadap pembelajaran tersebut, program pendidikan, atau pelayanan sosial. Selain
itu, penilaian yang dikembangkan oleh beragam kelompok dan individu, termasuk guru,
administrator distrik, universitas, perusahaan swasta, negara departemen pendidikan, dan
kelompok-kelompok yang mencakup kombinasi dari individu-individu dan lembaga.

Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang pengertian penilaian (assesment):


a.       Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis (1994). “Proses sistematika dalam
mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan
yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program
pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
b.      Menurut NSW Departement of Education (dikutip Arthur, 1996: 324) Assesment is the
process of gathering evidence and making judgement about students’ needs, strenghts,
abilities and eachievement.Penilaian adalah proses mengumpulkan fakta-fakta dan membuat
keputusan tentang kebutuhan peserta didik, kekuatan, kemampuan, dan kemajuannya.
c.       Terry Overton (2008): Assesment is a process of gathering information to monitor progress
and make educational decisions if necessary. As noted in my definition of test, an assesment
may include a test, but also include methods such as observations, interview, behavior
monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk
memonitor kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan
d.      Menurut Suharsimi Arikunto (2009) penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
e.       Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan
bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian
adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar peserta didik, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu
objek, sifat, perlaku dan lain-lain), menggambarkan informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta
didik. Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu
berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Hasil penilaian sendiri walaupun
bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka).
Seterusnya, tujuan dari penilaian (assessment) praktek-praktek dalam pendidikan,
tergantug kerangka kerja secara teori-teori dari pelaksana-pelaksana atu peneliti-peneliti,
dugaan-dugaan dan keyakinan-keyakinan mereka tentang hakikat dari pemikiran manusia,
asal suatu pengetahuan, dan proses belajar.
2.      Penilaian pendidikan (Educational evaluation)
Educational evaluation is the evaluation process of characterizing and appraising some
aspect/s of an educational process. Penilaian pendidikan adalah proses evaluasi karakteristik
dan menilai beberapa aspek  dari sebuah proses pendidikan. Penilaian pendidikan
(Educational evaluation) juga merupakan kegiatan professional bahwa idividu dari para
pendidik membutuhkan untuk melaksanakan bila mereka bermaksud merevisi dan
meningkatkan belajar yang mereka usahakan dalam rangka memfaslitasi. (Wikipedia, the free
encyclopedia).
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian penilaian pendidikan     ( educational
evaluation):
a.       Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan adalah proses untuk
menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.
b.      Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran
terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah
ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
c.       Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”.
Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi
yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
d.      Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses pemberian makna
atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil
pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
e.       Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun
menyusun program selanjutnya (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 6).
Dari berbagai defenisi diatas, evaluasi adalah adalah kegiatan atau upaya yang meliputi
pengukuran dan penilaian yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (program,
produksi, prosedur). Untuk selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan
sebagai bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

B.     Persamaan dan Perbedaan Asesmen dan Evaluasi


Antara asesmen dan evaluasi memiliki persamaan yaitu keduanya mempunyai
pengertian untuk membuat keputusan dan menilai suatu objek. Dan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi pada keduannya dapat berupa tes.
Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penialain
proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari
keberpihakannya, menurut Stiggins (1993) asesmen labih berpihak pada kepentingan peserta
didik. Peserta didik dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan,
kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih
berpihak kepada kepentingan evaluator.
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan
asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh.
Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program
menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit
(lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Kumano (2001)
asesmen hanya menyangkut kompetensi peserta didik dan perbaikan program pembelajaran.
Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal
metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi. Asesmen
dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut.
Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya , sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan
beragam seperti peserta didik, guru, materi organisasi, dll.
Yulaelawati (2004) menekankan kembali bahwa scope asesmen hanya mencakup
kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar peserta didik. Jadi hubungannya lebih pada
peserta didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang
meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan,
pengadaan dan pemingkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan
prasarana, dan pembiayaan.

C.    Fungsi Penilaian
Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran. Kegiatan ini
merupakan salah satu dari empat tugas pokok guru. Keempat tugas tersebut adalah
merencanakan, menilai keberhasilan pengajaran, dan memberikan bimbingan. Terhadap
seluruh komponen kegiatan proses pembelajaran penilaian memberikan sumbangan yang
cukup berarti. Sehubungan dengan ini, dalam kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
fungsi penilaian digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan proses
pembelajaran, acuan untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan, alat untuk menyeleksi,
alat untuk penempatan, dan alat untuk memberikan motivasi belajar peserta didik.
Menurut Nana Sudjana ( dalam Jihad, 2008: 56) fungsi penilaian sebagai: (a) alat untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional; (b) umpan balik bagi perbaikan proses
pembelajaran; (c) dasar dalam menyusun laporan kemajuan peserta didik kepada
orangtuanya. Dengan demikian penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-
kompnen pembelajaran untu mencapai tujuan yang diharapkan.
Fungsi penilaian dibedakan menjadi dua yakni fungsi hasil belajar dan fungsi evaluasi
program pengajaran.
1.      Fungsi Hasil Belajar
a.       Fungsi Formatif
Adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk
melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian
formatif berorientasi kepada proses belajar mengajar. Penilaian ini dapat memberikan
informasi yang berupa umpan balik baik bagi guru/dosen maupun bagi peserta
didik/mahapeserta didik.
b.      Fungsi Sumatif
Penilaian sumatif dilaksanakan pada akhir program pengajaran, misalnya pada akhir
semester atau akhir tahun ajaran. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh
peserta didik , yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh peserta didik.
Penilaian ini berorientasi prosuk bukan proses.
c.       Fungsi Diagnostik
Penilaian untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan / kelemahan - kelemahan peserta
didik serta faktor penyebabnya. Prosesnya dapat dilakukan pada permulaan pembelajaran,
selama penbelajaran berlangsung ataupun pada akhir pembelajaran. Penilaian ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-
kasus, dan lain-lain.
d.      Fungsi Selektif
Penilaian dapat dipakai untuk menyeleksi masukan (input) dan disesuaikan dengan
ruangan , tempat duduk atau fasilitas lain yang tersedia. Penilaian yang bertujuan untuk
keperluan seleksi, misalnya ujian sarinagn masuk kelemba pendidikan tertentu.
e.       Fungsi Motivasi
Penilaian dipakai untuk memotivasi peserta didik untuk belajar menjadi lebih tinggi,
terutama bagi peserta didik yang ingin menunjukkan kemampuannya.

2.      Fungsi Evaluasi Pengajaran


a.       Laporan untuk Orangtua dan Peserta didik
b.      Laporan untuk Sekolah
1)      Mengadakan remedial
2)      Mengadakan pengayaan
3)      Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
4)      Penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah
c.       Laporan untuk masyarakat

D.    Tujuan penilaian
Dalam pedoman penilaian Depdikbud (1994), tujuan penilaian adalah untuk
mengetahui kemajuan belajar peserta didik, untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar
peserta didik serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan
belajar. Penilaian secara sistematis dan berkelanjutan untuk: (1) menilai hasil belajar peserta
didik di sekolah (2) mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada
masyarakat; dan (3) mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep. Mendiknas No.
012/U/2001)
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk
grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan diagnosis, dan
prediksi.
1.      Sebagai grading, penilain ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil
kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukakan
kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak lain . karena itu fungsi
penilain untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak lain sehingga lebih
mengacu kepada penilaian acuan norma (norm referenced assesment).
2.      Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang
masung dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk atau tidak di
sekolah tertentu.
3.      Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
4.      Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam
rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, baik pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5.      Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan untuk menunjukkan kesulitan belajar yang
dialami peseta didik dan kemungkinan prestasi yng bisa dikembangkan. Ini akan membantu
guru menentukan apakah seseorang perlu remedial atau pengajayaan
6.      Sebgai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat
memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam
pekerjaan ynag sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi
akademik.
E.     Prinsip- prinsip Penilaian
Menurut Jihad (2008: 63) Sistem penilaian dalam pembelajaran, baik pada penilaian
berkelanjutan maupun penilaian akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah
pinsip sebagai berikut:
1.      Menyeluruh
Penguasaan kompetensi/kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya menyeluruh,
baik menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta keseluruhan indikator
ketercapaian, baik menyangkut domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, perilaku, dan
nilai), serta psikomotor (keterampilan), maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil
belajar.
2.      Berkelanjutan
Penilaian dilakukan secara berkelanjutan ( direncanakan dan dilakukan terus menerus)
guru mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik
sebagai dampak langsung (dampak instruksional/pembelajaran) maupun dampak tidak
langsung (dampak pengiring/nurturan effect) dari proses pembelajaran.
3.      Berorientasi pada indikator ketercapaian
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian
yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan minimal dan standar
kompetensinya.
4.      Sesuai dengan pengalaman belajar
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman
belajarnya.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur


pencapai hasil belajar peserta didik. (PP RI No 19 tahun 2005, pasal 1 ayat 17). Dalam
penilaian kriteria penilaian hendaknya memenuhi kriteria:
1.      Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang
digunakan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan isinya mencakup semua
kompetensi yang terwakili secra proposional.
2.      Reliabelitas
Reliabelitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang
reliable (ajeg/dapat dipercaya) memungkinkan perbandingan yang reliabel dan menjamin
konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang
diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama.
3.      Terfokus pada kompetensi
Penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan
pada penguasaan materi (pengetahuan). Kompetensi-kompetensi itu diukur dengan
membandingkan kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran/pelathan.
Kemampuan mengembangkan kepakaan rasa untuk mendeteksi, mensikapi suatu kondisi
tertentu dengan kemampuan merespon yang berkembang semakin baik dari waktu ke waktu.
Dalam hal-hal teetentu seperti kompetensi menggunakan alat peraga atau alat praktek pada
kekhususan tertentu pada suatu eksperimen harus dapat mengembangkan kemampuan-
kemampuan dalam ketaatan mengikuti prosedur penggunaan alat, larangan atau suruhan yang
ahrus ditaati saat mengoperasikan peralatan untuk bereksperimen serta aturan-aturan lain
yang menyertainya.
4.      Keseluruhan/komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk
menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik dalam mengembangkan sikap
yang tergamabar dalam kompetensi lulusan, sehingga tergamabar profil kemampuan peserta
didik. Aspek kreativitas peserta didik, seperti mengembangkan alternative pengukuran
dengan alat-alat lainya temasuk kriteria penilaian.
5.      Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif dan adil. Pemahaman penilaian harus
adil. Maksud adil disini adalah adil terhadap semua peserta didik tanpa membedakan latar
belakang sosial ekonomi, budaya, dan gender (jenis kelamin). Disamping itu harus adil, juga
menyesuaikan dengan karakterstik kekhususan, jenjang dan usia peserta didik.
6.      Mendidik
Penilain dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan
meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik khususnya mendidik peserta didik berpikir,
berbuat dan berperilaku ilmiah. Disamping itu, penilaian harus memberikan sumbangan
positif terhadap pencapaian belajar peserta didik, atinya hasil penilaian harus dapat dirasakan
sebagai penghargaan bagi peserta didik yang berhasil atau sebagai pemberian motivasi bagi
peserta didik yang kurang/belum berhasil.
F.     Teknik Penilaian
Teknik penilaian terdiri atas dua yaitu tes dan non tes
1.      Tes
Jenis teknik penilaian tes terdiri dari tertulis dan lisan.
a.       Tertulis
1)      Objektif
Tes objektif adalah tes yang memilki jawaban pendek.
Tes objektif terbagi atas :
Kelebihan tes objektif:
a)      Mudah mengoreksi
b)      Pengoreksiannya bisa dialihkan kepada orang lain.
c)      Bisa mengukur kemampuan peserta didik pada materi yang bervariaci
Kekurangan tes objektif:
a)      Membuat soal susah/sukar
b)      Tes objektif hanya bisa mengukur hapalan peserta didik
c)      Peserta didik bisa berspekulasi
d)     Dalam menjawab sola peserta didik bisa bekerja sama
2)      Essay
Tes essay adalah jenis tes tertulis yang memerlukan jawaban sampai ke analisis peserta didik
diawali dengan kata tanya.
Tes essay tergi dua, diantaranya:
ü  Essay terbuka
Pertanyaan yang tidak membatasi jawaban peserta didik. Contoh: Menurut pendapat saudaara
kenapa tugas itu diselesaikan?
ü  Essay tertutup
Pertanyaan langsung membatasi jawaban peserta didik
Contoh: jelaskan tiga ciri-ciri makhluk hidup?
Kelebihan tes essay, diantaranya:
a)      Membuatnya murah, mudah, dan cepat
b)      Bisa mengukur kemampuan analisis peserta didik lebih dalam
c)      Peserta didik tidak bisa bekerja sama
d)     Soal essay lebih mudah guru mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
Kelemahan tes essay, diantaranya:
a)      Soal essay lebih sukar mengoreksi
b)      Soal tidak bisa dialihkan mengoreksi kepada orang lain
c)      Materi yang diujikan bersifat komprehensif.
d)     Tes essay bisa berdampak subjektif guru terhadap peserta didik.
b.      Lisan
2.      Non tes
Penilaian non tes dapat dilakukan dengan menggunakan:
a.       Lembaran observasi
b.      Lembaran wawancara
c.       Lembaran cheklist
d.      Lembaran jurnal
e.       Lembaran portofolio

G.    Aspek yang Dinilai


Sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai , maka pengujian harus
mencakup:
1.      Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman yang dilakukan peserta didik.
2.      Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar , baik kognitif, afektif, maupun
psikomotor, yang diperoleh peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan
kecerdasan logika-matematika).
Domain afektif ( sikap dan nilai atau yang mmnencakup kecerdasan antarpribadi dan
kecerdasan intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional).
Domain psikomotor (keterampilan yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan
visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

H.    Sepuluh langkah penilaian


Menurut Tenbrink (1974), bahwa penilaian meliputi 10 langkah. Berikut ini
dikemukakan 10 langkah tersebut dikemukakan secara ringkas:
1.      Buat Kesimpulan Sespesifik Mungkin dan Untuk Membuat Keputusan-Keputusan
Keputusan yang tepat tentu saja dibuat berdasarkan kesimpulan yang benar, dan
kesimpulan dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan yang sesuai dengan kebutuhan.
Membuat kesimpulan, membuat keputusan dan mengumpulkan, maka inilah yang dikatakan
proses penilaian.
2.      Deskribsikan informasi yang dibutuhkan
Semakin tepat deskribsi data yang dibutuhkan semakin tepat pemilihan cara atau alat
yang digunakan untuk mengumpulakan informasi tersebut, dan semakin tepat pula benar pula
data tersebut.
3.      Lihat Apakah Informasi Sudah ada yang Tersedia
informasi yang diperoleh secara rutin dapat pula digunakan dalam membuat
keputusan-keputusan, dan mungkin saja informasi diperoleh dari kumpulan catatan dalam
folder dapat digunakan guru untuk membuat kesimpulan dan kemudian keputusan-keputusan.
Dengan demikian bila informasi sudah tersedia, dan dari jenis informasi yang dibutuhkan,
dan mungkin saja tepat untuk digunakan.
4.      Putuskan Bila dan Bagaimana Cara Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi hendaknya dilakukan dengan cara yang benar dengan cara
yang tepat, dan dalam kondisi yang benar. Oleh sebab itu, mungkin saja skedul pengumpulan
data berubah untuk mengumpulkan data. Skedul hendaknya dinyatakan secara spesifik untuk
bila dan bagaimana informasi akan diperoleh.
5.      Bangun Atau Pilih Instrumen Pengumpul Data yang akan Digunakan
Pada guru kelas ada paling kurang empat data yang sudah tersedia. Data tersebut
dapat berupa hasil ujian, hasil inquiry, hasil observasi, dan tugas-tugas project dari peserta
didik. Walaupun demikian pemilihan/pembuatan atau penyusunan instrumen perlu
dipertimbangkan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebagai dasar pemilihan/
pembentukan instrument. Pertimbangan-pertimbangan antara lain adalah (1) kesesuaian
dengan tujuan penilaian, (2) kesesuaian dengan kesimpulan yang akan dibuat, (3) Keseasuan
dengan data yang dibutuhkan. dll. Dengna mempertimbangkan berbagai hal tersebut
ditentikan teknik-teknik pengumpulan data seperti membuat ceklis, berbagai rating skale,
yang semuanya digunakan untuk mengamatim atau untuk menguji.
6.      Kumpulkan Informasi yang Dibutuhkan
Pada langkah pengumpulan data ini, dijelaskan aturan penggunaan setiap informasi
dan teknik-teknik pengumpulan data. Dalam pelaksanaan pengumpulan informasi, yang
penting dilakukan guru adalah memahami petunjuk-petunjuk yang tertulis pada format-
format instrument yang dibuat pada langkah kelima.
7.      Analisis dan Simpan Informasi
Setelah informasi terkumpul atau diperoleh, guru harus menganalisis informasi
tersebut. Dari hasil menganalisis informasi dibuatlah kesimpulan-kesimpulan yang pada
gilirannya dibuatlah keputusan.
8.      Bentuk Kesimpulan-kesimpulan
Untuk membentuk kesimpulan dapat digunakan skor-skor tes, hasil-hasil pengamatan
yang sudah dianalisis pada langkah ke7. Cara membentuk kesimpulan dapat dengan cra
membanding-bandingkan kesimpulan yang bersifat estimasi, prediksi dapat dibuat.

9.      Buat Keputusan
Membuat keputusan lebih komplek dari membuat kesimpulan. Karakteristik
kesimpulan yang dibuat guru hendaknya memenuhi kriteria: Sederhana, Fleksibel, dan
Objektif. Sederhana: maksudnya agar mudah melaksanakannya, tidak membutuhkan waktu
yang banyak, dan mudah dipahami. Fleksibel masudnya adalah bermanfaat untuk keputusan-
keputusan yang komplek, yang memuat beberapa alternative. Fleksibel masudnya adalah
bermanfaat untuk keputusan-keputusan yang komplek, yang memuat beberapa alternative.
10.  Laporan

I.       Hubungan penilaian dengan pembelajaran


Penilaian yang diadakan guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
telah belajar dan mencapai apa yang diinginkan guru untuk dipelajari peserta didik mereka.
Sementara pembelajaran menjamin bahwa peserta didik mereka tersebut
mempelajarinya. Untuk terjadinya hal ini, penilaian-penilaian, tujuan-tujuan belajar, dan
strategi-strategi butuh untuk dirancang secara berhubungan/memenuhi satu sama lain
sehingga ketiga komponen tersebut saling menguatkan satu sama lain.
Untuk menjamin ketiga kompenen tersebut, pembelajaran dirancang dengan
mempertimbang sebagai berikut:
1.      Apa yang diinginkan guru untuk diketahui oleh peserta didiknya, bagaimana setelah mereka
selesai mempelajarinya?
2.      Apa jenis penilaian , tugas yang akan diberi yang dapat mengetahui apakah peserta didik
telah mencapai tujuan belajar yang telah dibuat.
3.      Apa kegiatan dan hasil selesai belajar dan persiapan untuk penilaian yang semuanya
disesuaikan dengan Strategi pembelajaran yang digunakan.
Jika kesalahan terjadi pada rancangan suatu penilaian, misalnya kesalahan pada tujuan
belajar atau pemilihan strategi pembelajaran, maka akan dapat terjadi menurunkan motivasi
peserta didik untuk belajar. Untuk hal ini dapat dipertimbangkan (1) tujuan peserta didik
belajar menggunakan keterampilan-keterampilan menganalisis, namun penilaian mungkin
hanya secara faktual saja. Akibatnya peserta didik yang memiliki tujuan untuk mempertajam
keterampilan berpikir analisisnya dikecewakan, kerena tidak terjadi pengukuran apa yang
telah mereka pelajari.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Istilah penilaian dalam bahasa Inggris terdapat dua kata yakni
assesment dan evaluation.  Arti dari kedua bahasa tersebut berbeda, perbedaan itu dapat kita
kaji dalam bidang pendidikan.
a.       assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran
(kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku dan lain-lain), menggambarkan informasi tentang
sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa.
b.      evaluasi adalah adalah kegiatan atau upaya yang meliputi pengukuran dan penilaian yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (program, produksi, prosedur). Untuk
selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan sebagai bahan pengambilan
keputusan atas objek yang dievaluasi.
2.      Persamaan dan perbedaan asesmen dan evaluasi
Antara asesmen dan evaluasi memiliki persamaan yaitu keduanya mempunyai
pengertian untuk membuat keputusan dan menilai suatu objek. Dan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi pada keduannya dapat berupa tes.

3.      Fungsi penilaian
Menurut Nana Sudjana ( dalam Jihad, 2008: 56) fungsi penilaian sebagai: (a) alat untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional; (b) umpan balik bagi perbaikan proses
pembelajaran; (c) dasar dalam menyusun laporan kemajuan peserta didik kepada
orangtuanya.
Selain itu fungsi penilaian dibedakan dibedakan menjadi dua yakni fungsi hasil belajar
dan fungsi evaluasi program pengajaran.
4.      Tujuan penilaian
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk
grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan diagnosis, dan
prediksi.
5.      Prinsip- prinsip Penilaian
Menurut Jihad (2008: 63) prinsip penilaian diantaranya menyeluruh, berkelanjutan,
berorientasi pada indikatot ketercapaian, sesuai dengan pengalam belajar.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapai hasil belajar peserta didik. (PP RI No 19 tahun 2005, pasal 1 ayat 17). Dalam
penilaian kriteria penilaian hendaknya memenuhi kriteria: validitas, reliabelitas, terfokus
pada kompetensi, keseluruhan/komprehensif, objektivitas, dan mendidik.
6.      Teknik penilaian terdiri dari tes dan non tes.
7.      Sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai , maka pengujian harus mencakup:
proses belajar dan hasil belajar.
8.      Menurut Tenbrink (1974), bahwa penilaian memiliki 10 langkah.
9.      Penilaian yang diadakan guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah
belajar dan mencapai apa yang diinginkan guru untuk dipelajari peserta didik mereka.
Sementara pembelajaran menjamin bahwa peserta didik mereka tersebut
mempelajarinya. Untuk terjadinya hal ini, penilaian-penilaian, tujuan-tujuan belajar, dan
strategi-strategi butuh untuk dirancang secara berhubungan/memenuhi satu sama lain
sehingga ketiga komponen tersebut saling menguatkan satu sama lain.

B.     Saran
Dengan mengetahui kegiatan penilaian diharapkan bisa membantu memberikan
pengetahuan kepada guru agar bisa memahami cara mendiagnosa kelebihan dan kelemahan
peserta didik termasuk metode yang digunakan apakah sudah tepat atau belum lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Wijaya (2009). Penilaian Siswa. Artikel Pendidikan


Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian;
Kurikulum Berbasis Kompetensi SD. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Rasyid, Harun dan Mansur, (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : PT. Wacana Prima
Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar, Depdikbud:Pusat Antar Universitas.

Http://Google.com/Penilaian-hasil-belajar.hlm

http://akhmadsudrajat.wordpress.com, Penilaian Hasil Belajar  (2017)


http://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/18/makalah-penilaian-hasil-belajar-siswa/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/

Anda mungkin juga menyukai