Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KURIKULUM

MERDEKA
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi
Pembelajaran I

Dosen Pengampu: Ali Syahlan, M.Pd

Di Susun

Oleh

Kelompok 3

Azra Niswi (0211001902)

Siti Halizah (0211001954)

Semester 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

TEBING TINGGI DELI

2024
KATA PENGANTAR

Assallamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul ”KETEPATAN MENCARI DAN MEMANFAATKAN INFORMASI DARI
BERBAGAI LITERATUR TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM
PERSPEKTIF KURIKULUM MERDEKA” yang diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesakan studi mata kuliah EVALUASI PEMBELAJARAN I.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan mungkin
terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
sudah sepantasnya pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang sertinggi-tingginya kepada
Bapak Ali Syahlan, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah EVALUASI
PEMBELAJARAN I yang telah menyisihkan waktu untuk kami baik dalam
urusan akademik maupun dalam urusan penyelesaian tugas .

Harapan saya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca


dan saya sendiri untuk mengetahui salah satu contoh Ilmu evaluasi
pembelajaran I yang sering digunakan dalam pendidikan/pengajaran dan
dapat menambah wawasan sebagai pengembangan mutu pendidikan di
masa yang akan datang aamiin. Demikian yang dapat saya sampaikan,lebih
dan kurangnya kata, atau dari ketidak pantasan yg terdapat pada makalah
saya mohan maaf, kepada ALLAH saya mohon ampun.

Wassallamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar belakang ........................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

A. Konsep Dasar Evaluasi ........................................................................................................ 3


B. Perbandingan Penilaian Otentik Dengan Penilaian Konvensional .................... 5
C. Jenis-Jenis Penilaian Otentik ............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 10

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian pembelajaran dalam perspektif Kurikulum Mandiri di Indonesia
terletak pada upaya mengembangkan sistem pendidikan yang lebih inklusif,
adaptif dan relevan dengan kebutuhan saat ini. Kurikulum Merdeka yang
diperkenalkan pada tahun 2013 dirancang untuk menggantikan Kurikulum
2013 yang telah berlaku sebelumnya. Aspek penting dalam Kurikulum Merdeka
adalah pengembangan penilaian pembelajaran yang lebih komprehensif dan
adaptif.
Penilaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka bertujuan untuk
menjamin proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan relevan dengan
kebutuhan siswa. Hal ini mencakup penilaian formatif yang bertujuan untuk
memantau kemajuan siswa selama proses pembelajaran, serta penilaian sumatif
yang digunakan untuk menilai ketercapaian tujuan pembelajaran. Penilaian ini
bertujuan tidak hanya untuk menilai kemampuan siswa, tetapi juga untuk
mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan perhatian lebih besar dan
mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
Kurikulum Merdeka juga menekankan pada pengembangan keterampilan
siswa yang lebih luas, antara lain keterampilan berpikir kritis, keterampilan
komunikasi, dan keterampilan hidup. Penilaian pembelajaran dalam perspektif
ini tidak hanya terfokus pada penilaian akademik saja, namun juga pada
penilaian keterampilan dan sikap siswa. untuk mengembangkan sistem
pendidikan yang lebih inklusif, adaptif dan relevan dengan kebutuhan siswa,
serta memastikan bahwa pendidikan dapat meningkatkan keterampilan dan
sikap siswa yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar eveluasi pembelajaran ?
2. Apa perbandingan penilaian otentik dan konvesional ?
3. Apa saja jenis-jenis penilaian otentik?
B. Tujuan Masalah

1
1. Mengetahui konsep dasar evaluasi pembelajaran.
2. Mengetahui perbandingan penilaian otentik dengan konvesional
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis penilaian ontentik

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Evaluasi
Kata penilaian sering digunakan dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini
berarti evaluasi atau pengukuran. Namun sebagian besar dari kita yang tidak
menilai, mengukur dan memahami evaluasi. Bahkan banyak yang mengartikan
ketiganya sebagai satu kesatuan arti yang sama. Sebab, masyarakat hanya
mengidentifikasi Kegiatan penilaian sama dengan penilaian. Karena biasanya
aktivitasnya Pengukuran disertakan. Pengukuran, penilaian dan Evaluasi
merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dan
dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.
Kegiatan evaluasi hasil belajar memerlukan data yang ingin diperoleh
kegiatan pengukuran. Kegiatan pengukuran memerlukan instrumen yang
diharapkan dapat menghasilkan data yang valid dan dapat dipercaya. Aktivitas
Pengukuran dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk
pekerjaan rumah, kuis, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester
(Djemari Mardapi, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan, h. 9.)
Menurut Trianto (2007:87) penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara cara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Evaluasi merupakan prosedur sistematis yang
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah diatur dengan baik, dan membahas
tentang pengumpulan, penganalisisan, penafsiran, dan pemberian keputusan
tentang informasi yang sudah dikumpulkan.
Menurut Mohrens (1984 dalam Asrul dkk, 2015, hlm. 3). Untuk menghindari
berbagai mispersepsi yang biasa terjadi dalam evaluasi, berikut adalah
pengertian istilah atau terminologi yang biasa digunakan dalam evaluasi dan
pengukuran, meliputi: tes, pengukuran (measurement), evaluasi, dan asesmen
(assesment).

3
Untuk melaksanakan penilaian, seorang pendidik harus membuat alat ukur
dalam bentuk instrumen tes atau non tes. Kemudian pendidik melakukan
pengukuran yaitu pemberian angka skor mentah terhadap hasil pekerjaan
peserta didik. Angka hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan kriteria
atau patokan tertentu sebagai bentuk penilaian. Pendidik memberikan nilai yang
mencerminkan kualitas hasil pembelajaran. Berdasarkan berbagai hasil
penilaian, pendidik melakukan evaluasi, yaitu mengambil keputusan tentang
kualitas program pembelajaran yang telah dilaksanakan pada kurun waktu
tertentu. Keputusan tersebut sebagai landasan perbaikan program pembelajaran
selanjutnya.
Dalam buku Measurement and Evaluation in Education and Psychology
ditulis William A. Mehrens (1984:10) istilah tes, measurement, evaluation dan
assesment dijelaskan sebagai berikut:
1. Tes, adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah
lainnya, yaitu membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaanyang harus
dijawab. Sebagai hasil jawabannya diperoleh sebuah ukuran (nilai angka)
dari seseorang.
2. Measurement, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengann
menggunakan observasi skala rating atau alat lain yang membuat kita
dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas. Juga berarti
pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
3. Evaluasi, adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi
yang berguna untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti
tes dan measurement dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil Evaluasi
bisa memberi keputusan yang professional. Seseorangdapat mengevaluasi
baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.
4. Assesment, bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap
problema seseorang. Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi.
Namun yang perlu ditekankan disini bahwa yang dapat dinilai atau

4
dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan
akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar dan sebagainya.
Dengan pengertian evaluasi yang dipaparkam diatas pemekalah
menyimpulkan bahwa Penilaian mencakup upaya untuk memperoleh informasi
yang sistematis, berkesinambungan, dan komprehensif tentang proses dan hasil
belajar siswa sehingga dapat digunakan untuk menginformasikan dan memandu
keputusan mengenai tindakan yang diambil, baik siswa memahami proses
pembelajaran atau tidak.
B. Perbandingan Penilaian Otentik Dengan Penilaian Konsensional
Penilaian otentik adalah bentuk penilaian dimana siswa diminta untuk
melakukan tugas-tugas dunia nyata untuk menunjukan penerapan yang berarti
dari pengetahuan dan keterampilan penting (Mueller,2014). Penilaian otentik
membantu siswa untuk menghubungkan konten pembelajaran mereka degan
situasi bermakna yang relevan dengan kehidupan siswa (seperti kehidupan
professional). Penilaian otentik adalah gagasan menggunakan pengalaman
belajar kreatif untuk menguji keterampilan dan pegetahuan siswa dalam situasi
yang realistis. Penilaian realistis mengukur keberhasilan siswa dengan cara yang
relevan dengan keterampilan yang dibutuhkan mereka setelah mereka
menyelesaikan penelitiannya (Eny Winaryati 2022:8).
Penilaian konvensional merupakan sistem penilaian yang biasa digunakan
guru dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur evaluasi konvensional
dilakukan dengan menguji “sedikit demi sedikit”. Contoh format penilaian
tradisional/konvensional meliputi: pilihan ganda, berpasangan, benar-salah, dan
tes kertas dan pensil. Mencermati realitas penerapan asesmen konvensional
terhadap pembelajaran, tampak adanya kesenjangan antara pembelajaran di
sekolah dengan sistem asesmen yang mereka gunakan. Proses evaluasi yang
biasanya dilakukan guru selama ini hanya mampu menggambarkan aspek
penguasaan konsep siswa, sehingga tujuan kurikuler mata pelajaran tersebut
belum sepenuhnya tercapai dan/atau diuraikan.

5
Penilaian autentik dan penilaian konvensional adalah dua metode yang
berbeda dalam mengumpulkan informasi tentang kinerja siswa. Penilaian
autentik adalah proses yang mengumpulkan informasi dan membuat keputusan
berdasarkan informasi yang komprehensif, yang mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Penilaian autentik juga lebih tinggi dari penilaian konvensional, sebagai
bukti dari sebuah penelitian yang menunjukkan tidak ada perbedaan antara nilai
hasil belajar antara kelas yang menggunakan penilaian autentik dengan kelas
yang menggunakan penilaian konvensional.
Penilaian autentik juga lebih konsisten dan lebih obyektif, karena ia lebih
fokus pada kinerja yang dituntut dalam dunia kerja atau kenyataan nyata yang
ditentukan terlebih dahulu, sementara penilaian konvensional lebih fokus pada
pengetahuan apa yang dibutuhkan yang ditentukan dalam konten kurikulum.
Penilaian autentik tidak sulit atau menyita waktu, karena terintegrasi
dengan pembelajaran, sedangkan penilaian konvensional biasanya
menggunakan format yang lebih tradisional, seperti pilihan ganda, berpasangan,
benar-salah, dan tes kertas dan pensil.
C. Jenis-Jenis Penilaian Otentik
Menurut Majid (2015), penilaian autentik dapat dilakukan atau diterapkan
dalam beberapa jenis, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Penilaian Proyek
Proyek merupakan salah satu bentuk penilaian autentik yang berupa
pemberian tugas kepada siswa secara berkelompok. Kegiatan ini merupakan
cara untuk mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi berbagai
perbedaan belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa. Tugas proyek
akademik yang diberikan adalah tugas yang terkait dengan konteks kehidupan
nyata. Oleh karena itu, tugas ini dapat meningkatkan partisipasi siswa. Penilaian
proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan
oleh peserta didik menurut waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan oleh

6
peserta didik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran. Penyelesaian tugas
dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengelolaan, analisis, dan
penyajian data.
2. Penilaian Kinerja
Pengamatan atas penilaian kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam
berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
Untuk menilai keterampilan berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan
berbicara, misalnya, guru dapat mengonservasikan pada konteks yang, seperti
berpidato, berdiskusi, bercerita, dan wawancara. Dari sini akan diperoleh
keutuhan mengenai keterampilan berbicara dimaksud. Untuk mengamati kinerja
peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen, seperti penilaian sikap,
observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi. Penilaian diri
termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu
teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri
berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat
digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa dalam periode waktu
tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Fokus tugas–tugas
kegiatan pembelajaran dalam portofolio adalah pemecahan masalah, berpikir,
pemahaman, menulis, komunikasi, dan pandangan siswa sendiri terhadap
dirinya sebagai pembelajar. Tugas yang diberikan kepada siswa dalam penilaian
portofolio adalah tugas dalam konteks kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan
untuk mengerjakan tugas tersebut secara lebih kreatif, sehingga siswa
memperoleh kebebasan dalam belajar. Penilaian portofolio merupakan
penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dari proses

7
pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes atau informasi lain yang relevan
dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau
mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya
peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran
tertentu.
4. Jurnal
Jurnal merupakan tulisan yang dibuat siswa untuk menunjukkan segala
sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jurnal
dapat digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang telah
dipelajari, perasaan siswa dalam belajar mata pelajaran tertentu, kesulitan-
kesulitan dan keberhasilan-keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah atau
topik pelajaran, dan cacatan atau komentar siswa tentang harapan-harapannya
dalam proses aturan-aturan yang digunakan untuk menilai kinerja siswa
(Riadi,Muchlisin 2022:10).

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan pengertian evaluasi yang dipaparkan diatas pemekalah
menyimpulkan bahwa Penilaian mencakup upaya untuk memperoleh informasi
yang sistematis, berkesinambungan, dan komprehensif tentang proses dan hasil
belajar siswa sehingga dapat digunakan untuk menginformasikan dan memandu
keputusan mengenai tindakan yang diambil, baik siswa memahami proses
pembelajaran atau tidak.
Penilaian autentik dan penilaian konvensional adalah dua metode yang
berbeda dalam mengumpulkan informasi tentang kinerja siswa. Penilaian
autentik tidak sulit atau menyita waktu, karena terintegrasi dengan
pembelajaran, sedangkan penilaian konvensional biasanya menggunakan format
yang lebih tradisional, seperti pilihan ganda, berpasangan, benar-salah, dan tes
kertas dan pensil.
Menurut Majid (2015), penilaian autentik dapat dilakukan atau diterapkan
dalam beberapa jenis, antara lain yaitu; Penilaian proyek, Penilaian kinerja,
Penilaian portofolio dan Jurnal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan.(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,


2009)
Winaryanti,Eny, 2022, Penilaian Otentik, Jogjakarta, KBM Indonesia Anggota
IKAPI
Riadi, Muchlisin. Penilaian Autentik (Pengertian, Karakteristik, Prinsip dan
Jenis).2022

10

Anda mungkin juga menyukai