Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN IPA

“Hakikat Penilaian Hasil Belajar’’

Dosen Pengampu :
Dr. Sri Wahyuni, M.Pd

Disusun Oleh :
Mohammad Hilmy Abdillah (190210104050)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puja-puji kehadirat Allah SWT yang mengilhami dan memberikan hidayah


atas kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas makalah perkuliahan
Penilaian dan Hasil Pembelajaran IPA yang berjudul “Hakikat Penilaian Hasil
Belajar” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk melengkapi tugas-tugas
perkuliahan Penilaian dan Hasil Pembelajaran IPA. Mata kuliah Penilaian dan
Hasil Pembelajaran IPA menjadi salah satu mata kuliah dalam bidang
kependidikan dan pengajaran yang memberikan pengetahuan, kajian dan praktik
mengenai sistem evaluasi dalam suatu pembelajaran di dalam bidang IPA.
Ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Wahyuni, M.Pd selaku dosen pada
mata kuliah Penilaian dan Hasil Pembelajaran IPA. Tak lupa, terima kasih juga
kepada pihak yang sudah memberikan bantuan terhadap penulis dalam
menyelesaikan pengerjaan makalah ini.
Dari pihak penulis menyadari bahwa ada beberapa kekurangan pada
susunan makalah ini, oleh sebab itu pihak penulis sangat menerima kritik dan
saran dengan tujuan untuk mengembangkan makalah ini supaya bisa lebih baik
lagi. Doa dan harapan semoga makalah ini bisa menjadi sumber kajian dan
bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 03 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman cover
Kata pengantar .............................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................ ii
Bab 1 Pendahuluan ...................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 1
Bab 2 Pembahasan ....................................................................................... 3
Bab 3 Penutup ............................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 15
3.2 Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan penting di bidang pendidikan.
Melalui penilaian hasil belajar yang baik dapat dilihat tingkat kemajuan belajar
siswa, kelemahan, kelebihan dan kedudukan siswa dalam kelompok. Di sisi lain,
penilaian hasil belajar yang baik akan diumpankan kembali kepada guru/
pembimbing untuk menilai tingkat keberhasilan proses pengajaran.
Idealnya, penilaian di bidang apa pun harus dilakukan dengan
menggunakan prosedur dan alat standar. Prosedur standar merupakan prosedur
evaluasi yang menggunakan langkah-langkah tertentu untuk melakukan dan
memperlakukan siswa secara adil dengan mempertimbangkan waktu, tempat, dan
variasi siswa. Meskipun instrumen standar adalah instrumen yang disusun dengan
menggunakan program pengembangan instrumen standar, validitas dan
reliabilitasnya dapat dipertimbangkan. Sehingga sebagai pengajar atau guru dapat
diketahui sejauh mana siswa atau murid dalam memahami aspek materi dari
pembelajaran selama berlangsung.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas
sistem penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk
belajar yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Penilaian?
b. Apakah perbedaan antara evaluasi, penilaian, pengukuran dan tes?
c. Apakah alasan diperlukan adanya penilaian?
d. Apa tujuan dari penilaian?
e. Apa fungsi diadakan penilaian?
f. Apa saja ciri-ciri dari penilaian?

1
g. Apa saja teknik dalam penilaian?
h. Apa saja prinsip-prinsip dalam penilaian?
i. Apa saja pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam penilaian?
j. Bagaimanakah penilaian dalam proses belajar-mengajar?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Penilaian.
b. Untuk mengetahui perbedaan antara evaluasi, penilaian, pengukuran dan tes.
c. Untuk mengetahui alasan diperlukan adanya penilaian.
d. Untuk mengetahui tujuan dari penilaian.
e. Untuk mengetahui fungsi diadakan penilaian.
f. Untuk mengetahui ciri-ciri dari penilaian.
g. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam penilaian.
h. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam penilaian.
i. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam penilaian.
j. Untuk mengetahui penilaian dalam proses belajar-mengajar.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.3 Pengertian Penilaian


Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan
kriteria dan pertimbanagan tertentu. Definisi dari penilaian juga disampaikan
oleh Ralph Tyler yang mengungkapkan bahwa penilaian merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan
bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Menurut Griffin dan Nix, penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan
sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang karakteristik seseorang atau sesuatu.
Haryati berpendapat lain, ia mengungkapkan bahwa penilaian (assessment)
merupakan istilah yang mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk
mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu
peserta didik atau kelompok.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan
siswa dalam pembelajaran dengan menilai kinerja siswa baik kinerja secara
individu maupun dalam kegiatan kelompok. Penilaian itu harus mendapatkan
perhatian yang lebih dari seorang guru. Dengan demikian, penilaian tersebut
harus dilaksanakan dengan baik, karena penilaian merupakan komponen vital
(utama) dari pengembangan diri yang sehat, baik bagi individu (siswa) maupun
bagi organisasi/kelompok.
2.2 Perbedaan Penilaian, Evaluasi, Pengukuran dan Tes
Evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data yang
terkumpul. Pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti tidak dapat
dilakukan secara sembarangan, oleh karenanya evaluasi harus dilakukan
berdasar prinsip-prinsip tertentu. Evaluasi harus merupakan kegiatan yang harus
dilakukan terus menerus dari setiap program, karena tanpa evaluasi sulit untuk

3
mengetahui jika, kapan, dimana, dan bagaimana perubahan-perubahan akan
dibuat dan evaluasi bersifat kualitatif.
Pengukuran adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini pendidik atau guru menaksir prestasi siswa dengan
membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja
mereka, mendengar apa yang mereka katakana, dan menggunakan indera
mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai
kuantitatif tersebut.
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang individu atau objek yang direncanakan untuk mengetahui
tentang trait/sifat/atribut dimana tiap butir pertanyaan tersebut memiliki
jawaban. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara
khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis
pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus
dirancang menurut kriteia yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu yang
disediakan untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian tes juga
dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun terbatas. Biasanya
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan
tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes ini dapat berupa
pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, checklist,
dan lain-lain.
Rustaman mengungkapkan bahwa penilaian lebih ditekankan pada
penilaian proses. Sementara itu pada evaluasi lebih ditekankan pada hasil
belajar. Apabila dilihat dari sisi keberpihakannya, penilaian lebih berpihak

4
kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan penilaian untuk
merefleksikan kekuatan, kelemahan dan perbaikan belajar. Sementara itu
evaluasi lebih berpihak kepada kepentingan evaluator. Yulaelawati
mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan penilaian.
Evaluasi merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi
pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Sementara itu
penilaian merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (mikro) bila
dibandingkan dengan evaluasi. Penilaian hanya menyangkut kompetensi siswa
dan perbaikan program pembelajaran. Terdapat perbedaan makna antara
mengukur dan mengevaluasi. Mengukur (Measurement) adalah membandingkan
sesuatu dengan satu ukuran tertentu, sehingga pengukuran bersifat kuantitatif.
Sementara itu evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik-buruk. Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut
lebih bersifat kualitatif. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat hirarki.
Evaluasi didahului dengan penilaian sedangkan penilaian didahului dengan
pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil
pengamatan dengan kriteria, penilaian merupakan kegiatan menafsirkan dan
mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan
nilai atau implikasi perilaku.
2.3 Alasan Diperlukan Penilaian
Alasan perlunya penilaian pembelajaran dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dikelola guru.
2. Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
3. Untuk memberikan umpan balik bagi siswa dan guru.
4. Sebagai pertimbangan bagi lembaga dan pemerintah untuk mengambil
kebijakan tentang pendidikan.
5. Untuk evaluasi diri guru dan sekolah dalam mengelola pembelajaran.
2.4 Tujuan Penilaian
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran antara lain
sebagai skoring, seleksi, pemahaman tentang kemampuan menguasai jenjang,
bimbingan, diagnosis dan prediksi.

5
1. Sebagai skor, penilaian bertujuan untuk mengetahui atau membedakan posisi
kerja siswa dengan siswa lain. Penilaian akan menunjukkan posisi siswa
dalam urutan tersebut dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Oleh karena
itu, fungsi evaluasi hierarkis cenderung membandingkan anak dengan anak
lain, sehingga lebih mengacu pada evaluasi acuan normatif.
2. Sebagai alat seleksi, penilaian bertujuan untuk membedakan antara siswa
yang termasuk dalam kategori tertentu dan siswa yang tidak termasuk dalam
kategori tertentu. Siswa yang diperbolehkan masuk sekolah tertentu atau
dilarang masuk. Dalam hal ini, fungsi evaluasi adalah untuk menentukan
apakah seseorang dapat masuk ke sekolah tertentu.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
kompetensi.
4. Sebagai pedoman, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa untuk membantu siswa memahami diri mereka sendiri dan membuat
keputusan untuk langkah selanjutnya, termasuk pemilihan mata kuliah,
pengembangan kepribadian dan profesionalisme.
5. Sebagai alat diagnostik, penilaian bertujuan untuk menunjukkan kesulitan
belajar yang dialami siswa dan kemungkinan pencapaiannya. Ini akan
membantu guru menentukan apakah seseorang membutuhkan perbaikan atau
pengayaan.
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
dapat memprediksi kinerja siswa pada kualifikasi akademik berikutnya atau
saat mereka terlibat dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh penilaian tersebut
adalah tes kemampuan akademik atau tes potensi akademik.
Diantara keenam tujuan evaluasi, tujuan pemeriksaan tingkat penguasaan
kemampuan, bimbingan dan diagnosis merupakan peran utama evaluasi. Sesuai
dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru untuk dapat secara langsung
maupun tidak langsung melakukan penilaian selama proses pembelajaran. Untuk
menilai sejauh mana siswa telah menguasai berbagai kemampuan, tentunya
perlu dilakukan berbagai jenis penilaian sesuai dengan kemampuan yang akan
dinilai, seperti kinerja, tugas (proyek), karya (produk), portofolio siswa.
(portofolio), dan penilaian tertulis (Ujian yang dikirim dari kertas). Jadi, tujuan

6
penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang
hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran
berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai
cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik.
2.5 Fungsi Penilaian
Ada beberapa fungsi evaluasi hasil belajar secara menyeluruh menurut
Arifin, yaitu diantaranya:
a) Secara psikologis, dapat membantu peserta didik untuk menentukan sikap
dan tingkah lakunya. Dengan mengetahui prestasi belajarnya, maka peserta
didik akan mendapatkan kepuasan dan ketenangan.
b) Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
mampu terjun ke masyarakat. Implikasinya adalah bahwa kurikulum dan
pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan.
c) Secara didaktis-metodis, untuk membantu guru dalam menempatkan peserta
didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya
masing – masing.
d) Secara administratif, untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta
didik kepada orang tua, pemerintah, sekolah, dan peserta didik itu sendiri.
Sedangkan menurut Purwanto mengelompokkan fungsi penilaian dalam
kegiatan evaluasi pendidikan dan pengajaran, yakni:
a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa
setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu
tertentu.
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran
sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan
satu sama lain. Komponen-kompenen yang dimaksud adalah: tujuan, materi
atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan
sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi.
c. Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK). Hasil-hasil penilaian dalam
kegiatan evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat

7
dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor
sekolah atau guru pembimbing lainnya.
d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
2.6 Ciri-ciri Penilaian
Ciri – ciri penilaian dalam pendidikan menurut Suharsimi Arikunto antara lain
sebagai berikut :
- Ciri pertama, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Contoh
kasusnya adalah mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan
menyelesaikan soal-soal. Sehubungan dengan tanda-tanda anak yang pandai
atau inteligen, seorang ahli Ilmu Jiwa Pendidikan bernama Carl
Witherington mengemukakan pendapatnya dan memberikan sumbangsih
dalam pembentukan macam tingkatan inteligensi (IQ) pada manusia.
- Ciri kedua, yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan
bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil
pertama pengukuran. Setelah itu lalu diintrepretasikan ke bentuk kualitatif.
Contoh : Ani mempunyai IQ 125 dan Ana dengan IQ 105, maka Ani
termasuk anak yang sangat pandai sedangkan Ana anak normal.
- Ciri ketiga, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau
satuan-satuan yang tetap, karena dari contoh diatas IQ 105 termasuk anak
normal maka IQ 80 termasuk anak yang dungu
- Ciri keempat, yaitu bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap
dari waktu ke waktu yang lain.
- Ciri kelima, yaitu dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-
kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut bisa ditinjau karena banyak faktor
antara lain terletak pada alat ukurnya, pada orang yang melakukan penilaian,
pada anak yang dinilai, atau situasi saat penilaian berlangsung.
2.7 Teknik Penilaian
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling
melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang
dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal,

8
penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
a) Tes
Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat
benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau
tes kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi
jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya
berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benarsalah, dan menjodohkan.
Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat
dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi
langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan
dan jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik (kinerja) adalah tes yang
meminta peserta didik melakukan perbuatan/mendemonstasikan/
menampilkan keterampilan. Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara
berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan
meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan
ujian sekolah.
b) Observasi
Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap
peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan
pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan
kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan
baik secara formal maupun informal. Penilaian observasi dilakukan antara
lain sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
c) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan
untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan

9
dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek,
dan/atau produk.
d) Portofolio
Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karyakarya peserta didik dalam
bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,
perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999).
Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta
didik dengan menilai bersama karyakarya atau tugastugas yang
dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi
untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat
menentukan karyakarya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri
kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat
dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan
baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit.
e) Proyek
Proyek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun
waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui
pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil
kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan,
dan hasil.
f) Produk (hasil karya)
Merupakan penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil
karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan,
pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.
g) Inventori
Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai
untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap
objek psikologis.
h) Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta

10
didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik
yang dipaparkan secara deskriptif.
i) Penilaian diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian
diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya secara jujur.
j) Penilaian antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai
hal secara jujur.
Dari berbagai macam teknik penilaian yang dapat dilakukan dan dijelaskan,
kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan memberikan
informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.
2.8 Prinsip-Prinsip Penilaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengevaluasi hasil belajar siswa
antara lain:
1. Penilaian bertujuan untuk mengukur realisasi kemampuan.
2. Standar acuan yang digunakan dalam evaluasi didasarkan pada pencapaian
kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi yang komprehensif dan berkelanjutan.
4. Menindaklanjuti hasil evaluasi, membuat rencana perbaikan bagi siswa yang
kemampuannya di bawah standar integritas, dan melaksanakan rencana
peningkatan bagi siswa yang memenuhi standar integritas.
5. Penilaian harus sesuai dengan aktivitas pembelajaran.
Prinsip-prinsip berikut harus diperhatikan ketika mengevaluasi hasil belajar
siswa:
(1) Valid, yaitu evaluasi berdasarkan data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
(2) Objektif, yaitu evaluasi didasarkan pada prosedur dan standar yang jelas, dan
tidak dipengaruhi oleh subjektivitas evaluator.

11
(3) Adil, yaitu tidak menguntungkan atau merugikan siswa, dan tidak
membedakan antara penilaian latar belakang sosial ekonomi, budaya, agama,
bahasa, etnis dan gender.
(4) Menyeluruh, yaitu evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
(5) Terbuka, yaitu pihak terkait dapat memahami prosedur evaluasi, standar
evaluasi dan dasar pengambilan keputusan.
(6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yaitu penilaian menggunakan berbagai
metode yang tepat untuk mencakup seluruh aspek kemampuan memantau
perkembangan kemampuan siswa.
(7) Evaluasi sistematis, yaitu evaluasi dilakukan tahap demi tahap secara
terencana sesuai dengan tahapan standar sebagai berikut.
(8) Menggunakan standar acuan, yaitu evaluasi berdasarkan indikator
pencapaian kemampuan yang telah ditetapkan.
(9) Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
2.9 Pendekatan- Pendekatan dalam Penilaian
 Penilaian yang bersumber pada kriteria mutlak
Penilaian ini menitikberatkan kepada pengukuran sampai berapa jauh
keberhasilan/penguasaan seseorang atas unit pelajaran yang telah diberikan.
 Penilaian yang bersumber pada norma relatif (Kelompok)
Penilaian ini menitikberatkan pada status atau kedudukan seseorang dalam
kelompoknya. Hasil yang dicapai seseorang dibandingkan dengan nilai rata-
rata kelompoknya.
2.10 Penilaian Proses Belajar
Penilaian terhadap proses bertujuan menilai efektivitas dan efisiensi
kegiatan pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan
program dan pelaksanaannya. Objek dan sasaran penilaian proses adalah
komponen-komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan dengan
masukan proses maupun dengan keluaran, dengan semua dimensinya.
Komponen masukan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni
masukan mentah (raw input), yaitu peserta didik, dan masukan alat

12
(instrumental input), yakni unsur manusia dan nonmanusia yang mempengaruhi
terjadinya proses.
Komponen proses adalah interaksi semua komponen pengajaran seperti
bahan pengajaran, metode dan alat, sumber belajar, sistem penilaian, dan lain-
lain. Komponen keluaran adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah
menerima proses pengajaran. Penilaian keluaran lebih banyak dibahas dalam
penilaian hasil.
Penilaian terhadap masukan mentah, yakni peserta didik sebagai subjek
belajar, mencakup aspek-aspek berikut.
a) Kemampuan peserta didik
b) Minat, perhatian, dan motivasi belajar peserta didik
c) Kebiasaan belajar
d) Pengetahuan awal dan prasyarat
e) Karakteristik peserta didik
Penilaian terhadap masukan instrumental mencakup dimensi sebagai
berikut:
a) Kurikulum.
b) Sumber dan sarana belajar.
c) Kemampuan guru mengajar.
2.11 Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran
(pengumpulan data dan informasi), pengelolan, penafsiran dan pertimbangan
untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah melakukan kegiatn belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
ang telah ditetapkan. Hasil belajar, menunjukkan pada prestasi belajar,
sedangkan prestasi belajar itu merupakan indicator adanya dan derajat
perubahan tingkah laku siswa.
Pada umumnya penilaian hasil pembelajaran, baik dalam bentuk formatif
maupun sumatif, telah dilaksanakan oleh guru. Melalui pertanyaan secara lisan
atau akhir pengajaran guru menilai keberhasilan pengajaran (tes formatif).
Demikian juga tes sumatif yang dilakukan pada akhir program, seperti akhir

13
kuartal atau akhir semester, penilaian diberikan terhadap peserta didik untuk
menentukan kemajuan belajarnya.
Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta ddidik
dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

14
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh
yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau
keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan menilai kinerja siswa baik kinerja
secara individu maupun dalam kegiatan kelompok. Antara evaluasi, pengukuran,
penilaian dan tes mempunyai pengertiannya masing-masing sehingga semuanya
berbeda. Alasan diadakan penilaian yaitu untuk guru mengetahui sejauh mana
siswa yang diajarnya memahami akan materi yang sudah dipelajari dan bahan
evaluasi dan pandangan sekolah untuk perencanaan selanjutnya. Penilaian
memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran antara lain sebagai
skoring, seleksi, pemahaman tentang kemampuan menguasai jenjang, bimbingan,
diagnosis dan prediksi. Adapun fungsi evaluasi hasil belajar yaitu diantaranya
dapat dilihat dari Secara psikologis, secara sosiologis, secara didaktis-metodis dan
secara administratif. Ada lima ciri penilaian pendidikan, yaitu: Penilaian dilakukan
secara tidak langsung, menggunakan ukuran kuantitatif, menggunakan unit-unit
atau satuan-satuan yang tetap, bersifat relatif dan dalam penilaian pendidikan
sering terjadi kesalahan. Teknik penilaian yang yang digunakan dalam penilaian
antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan
penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan ketika mengevaluasi hasil belajar
siswa: Valid, objektif, adil, menyeluruh, terbuka, menyeluruh dan
berkesinambungan, evaluasi sistematis, menggunakan standar acuan dan
akuntabel. Pendekatan yang dapat digunakan dalam penilaian seorang guru yaitu,
Penilaian yang bersumber pada kriteria mutlak dan penilaian yang bersumber pada
norma relatif (kelompok). Dalam proses pembelajaran penilaian adalah alat untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran. Dengan kata lain penilaian pembelajaran
adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

15
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami
selaku penyusun makalah mengharapkan agar pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun, serta pembaca diharapkan mencari referensi lain untuk
menambah wawasan mengenai materi Hakikat Penilaian Hasil Belajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.


Haryati, M. 2009. Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta :
Gaung Persada.
Mardapi, D. J., dan Ghofur, A. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Penilaian
Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah
Umum.
Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru.
Purwanto, M., N. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar. Depdikbud : Pusat Antar
Universitas.

17

Anda mungkin juga menyukai