Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA PERKULIAHAN STRUKTUR DASAR DAN FUNGSI

TUMBUHAN
BRYOPHYTA DAN PTERIDOPHYTA

Dosen Pengampu :
Ulin Nuha S.Pd., M.Pd.
NIP. 199009192019032025

Disusun Oleh :
Mohammad Hilmy Abdillah 190210104050
Okky Putra Begawan Tubagus 190210104068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puja-puji kehadirat Allah SWT yang mengilhami dan memberikan hidayah


atas kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas makalah perkuliahan
Struktur Dasar dan Fungsi Tumbuhan yang berjudul “Bryophyta dan
Pteridophyta” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk melengkapi tugas-tugas
perkuliahan Struktur Dasar dan Fungsi Tumbuhan. Perkuliahan Struktur Dasar
dan Fungsi Tumbuhan menjadi salah satu mata kuliah dalam bidang kependidikan
dan pengajaran yang memberikan pengetahuan, kajian dan praktik mengenai
struktur dasar dan fungsi tumbuhan dari segi jenis tumbuhan tersebut.
Ucapan terima kasih kepada Ibu Ulin Nuha S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pada perkuliahan Struktur Dasar dan Fungsi Tumbuhan. Tak lupa, terima kasih
juga kepada pihak yang sudah memberikan bantuan terhadap penulis dalam
menyelesaikan pengerjaan makalah ini.
Dari pihak penulis menyadari bahwa ada beberapa kekurangan pada
susunan makalah ini, oleh sebab itu pihak penulis sangat menerima kritik dan
saran dengan tujuan untuk mengembangkan makalah ini supaya bisa lebih baik
lagi. Doa dan harapan semoga makalah ini bisa menjadi sumber kajian dan
bermanfaat bagi kita semua.

Lamongan, 24 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman cover
Kata pengantar...............................................................................................
Daftar isi..........................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................
1.1 Latar belakang......................................................................................
1.2 Rumusan masalah.................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................
Bab 2 Pembahasan..........................................................................................
Bab 3 Penutup.................................................................................................
Kesimpulan ......................................................................................................
Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan lumut atau Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, yaitu
bryon yang berarti “Tumbuhan Lumut”. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan
kecil karena memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil. Bryophyta memiliki
warna hijau sebab adanya sel dengan plastida yang mampu menghasilkan
klorofil a dan klorofil b. Tumbuhan lumut memiliki sifat autotrof
fotosintetik, tidak memiliki pembuluh tetapi mempunyai batang dan daun
yang dapat diamati. Namun, akar pada tumbuhan ini masih berupa rizoid
atau akar yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dan mampu memberikan
kemampuan tumbuhan tersebut untuk menempel atau melekat pada suatu
benda atau tempat. Beberapa jenis tumbuhan lumut merupakan tumbuhan
darat dan jenis lainnya masih dapat hidup di tempat-tempat yang basah.
Tumbuhan paku atau Pteridophyta termasuk golongan kormus
berspora, artinya tumbuhan ini dapat dibedakan tiap bagiannya, mulai dari
akar, batang dan daun. Kata Pteridophyta berasal dari bahasa Yunani
yakni pteron yang berarti sayap, bulu dan phyta yang berarti tumbuhan.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh pelosok dunia, terkecuali di daerah
dengan iklim ekstrim atau daerah bersalju dan daerah gurun. Total spesies
yang diketahui hampir 10.000 jenis dan diperkirakan 3000 jenis
diantaranya hidup di Indonesia. Tumbuhan ini memiliki susunan daun
yang membentuk bangun sayap atau menyirip dan pada bagian ujungnya
terdapat bulu-bulu. Selain itu, tumbuhan ini menyukai tempat yang lembab
untuk hidup. Daerah lembab tersebut yaitu di daerah di sekitar pantai.
Selain hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya, ada banyak sekali
sumber kajian yang dapat dikaji dari tumbuhan Bryophyta dan
Pteridophyta misalnya dari morfologinya, siklus hidup, perbedaan kedua
tumbuhan tersebut, contoh anggota kedua tumbuhan tersebut hingga
manfaatnya. Oleh sebab itu, penyusunan makalah ini di dasarkan atas
pertanyaan-pertanyaan dari berbagai kalangan, dan semoga penjelasan atau
jawaban dari makalah ini mampu memberikan manfaat yang baik bagi kita
semua.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara mengidentifikasi morfologi anggota tumbuhan
Bryophyta dan Pteridophyta?
1.2.2 Bagaimana siklus hidup tumbuhan Bryophyta dan Pteridophyta?
1.2.3 Bagaimana cara membedakan ciri gametofit jantan dan betina pada
tumbuhan Bryophyta dan Pteridophyta?
1.2.4 Apa saja contoh anggota tumbuhan Bryophyta dan Pteridophyta?
1.2.5 Bagaimana manfaat anggota tumbuhan Bryophyta dan
Pteridophyta?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengidentifikasi morfologi anggota tumbuhan Bryophyta dan
Pteridophyta.
1.3.2 Menjelaskan siklus hidup tumbuhan Bryophyta dan Pteridophyta.
1.3.3 Membedakan ciri gametofit jantan dan betina pada tumbuhan
Bryophyta dan Pteridophyta.
1.3.4 Menyebutkan contoh anggota tumbuhan Bryophyta dan
Pteridophyta.
1.3.5 Menjelaskan manfaat anggota tumbuhan Bryophyta dan
Pteridophyta.
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Lumut (Bryophyta) adalah salah satu divisi pada tumbuhan tingkat
rendah. Bryophyta dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas yakni lumut
hati (Hepaticae), lumut daun (Musci), dan lumut tanduk (Anthocerotae).
Hepaticae memiliki dua bangsa yakni bangsa Marchantiales dan bangsa
Jungermaniales. Kelas Musci memiliki tiga bangsa yaitu bangsa
Andreceales, Sphagnales, dan Bryales. Lalu pada kelas Anthocerotae
hanya memiliki satu bangsa yaitu bangsa Anthocerothales.
Bentuk tubuh tumbuhan lumut berstruktur rendah, hanya berukuran
milimeter saja dan tegak di permukaan tanah. Tumbuhan ini memiliki
warna dominan hijau karena memiliki sel-sel dengan plastida yang
menghasilkan klorofil a dan b. Lumut bersifat autotrof fotosintetik, tidak
memiliki pembuluh, tetapi sudah mempunyai batang dan daun yang dapat
diamati. Namun akar dari tumbuhan ini masih berupa rhizoid. Beberapa
jenis tumbuhan lumut merupakan tumbuhan darat dan jenis lainnya masih
dapat hidup di tempat-tempat yang basah.
1. Identifikasi morfologi anggota Bryophyta
Morfologi dari tumbuhan lumut di dasarkan dengan ciri umum
serta klasifikasi dari tiap jenis tumbuhan tersebut. Maka dari itu, morfologi
dari tumbuhan ini dibagi menjadi morfologi berdasarkan ciri umum
tumbuhan lumut, serta morfologi berdasarkan jenis tumbuhan ini.
1.1 Ciri umum
a. Sel-sel penyusun tubuh Bryophyta memiliki dinding sel yang terdiri
atas selulosa.
b. Batang dan daun pada Bryophyta yang tegak mempunyai susunan yang
berbeda-beda. Tumbuhan ini dapat tumbuh memanjang tetapi tidak
dapat membesar, sebab tidak terdapat sel berdinding sekunder yang
berfungsi sebagai jaringan penyokong.
c. Daun lumut dapat mencapai satu lapis sel, terkecuali pada ibu tulang
daun yang memiliki dari satu lapis sel. Sel-sel daunnya kecil, sempit,
panjang dan memiliki kandungan kloroplas yang tersusun seperti jala.
d. Pada ujung batang Bryophyta terdapat titik tumbuh dengan sebuah sel
pemula di puncaknya. Sel ini berbentuk bidang empat dan membentuk
sel-sel baru ke tiga arah lainnya.
e. Rhizoid berbentuk seperti benang-benang dan berfungsi sebagai akar
untuk melekat serta menyerap air (nutrisi) di tempat tumbuhnya. Akar
ini terdiri atas satu deret sel yang memanjang.
f. Struktur sporofit dari Bryophyta terdiri dari :
- Vaginula yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
- Seta atau tangkai.
- Apofisis yaitu ujung dari seta atau tangkai yang sedikit melebar.
- Kaliptra atau tudung yang berasal dari dinding arkegonium.
- Kolumela yaitu jaringan yang tak ikut andil dalam pembentukan
spora.
g. Gametofit Bryophyta terdiri atas :
- Anteridium (sel kelamin jantan) berbentuk seperti gada yang
menghasilkan sperma.
- Arkegonium (sel kelamin betina) berbentuk seperti botol yang
menghasilkan sel telur.
h. Bentuk tubuh Bryophyta terbagi menjadi dua yaitu tubuh gametofit
dan tubuh sporofit.
- Lumut gametofit merupakan lumut yang menghasilkan sperma
atau ovum. Tubuh lumut gametofit terdiri dari sel-sel dengan
kromosom yang tak berpasangan (haploid = n). Lumut ini memiliki
alat reproduksi multiseluler yang disebut dengan gametangium.
Gametangium terbagi menjadi dua yakni gametangium jantan
(anteredium) dan gametangium betina (arkegonium). Anteredium
menghasilkan banyak spermatozoid, sedangkan arkegonium
menghasilkan satu gamet betina yang tidak berflagellum dan
berukuran lebih besar dari spermatozoid.
- Lumut sporofit terdiri atas sel-sel dengan kromosom berpasangan
(diploid = 2n). Lumut ini selalu menumpang pada lumut gametofit
untuk memperoleh air dan mineral. Selain itu, lumut ini ada yang
uniseluler dan multiseluler.
1.2 Morfologi berdasarkan klasifikasi Bryophyta
a. Lumut hati (Hepaticae) memiliki bentuk lembaran (talus), rhizoidnya
tidak bercabang dan terletak di bawah tangkai atau talusnya serta letak
anteredium dan arkegonium terpisah.
b. Lumut daun (Musci) terlihat seperti hamparan yang sejatinya
merupakan kumpulan dari banyak tumbuhan yang tumbuh dalam
kelompok yang padat, yang saling menyokong satu sama lain.
Hamparan tersebut bersifat seperti karet busa, yang dapat membuatnya
menyerap air dan menahan air. Masing-masing tumbuhan yang ada
dalam hamparan tersebut melekat pada substrat dengan sel yang
memanjang (rhizoid). Sebagian besar fotosintesis terjadi di bagian atas
tumbuhan yang memiliki banyak tambahan seperti batang dan seperti
daun. Namun, batang, daun serta akar dari tumbuhan ini tidak homolog
dengan struktur yang sama pada tumbuhan vaskuler.
c. Lumut tanduk (Anthocerotae) hampir serupa dengan lumut hati,
namun perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk
membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari
hamparan gametofit yang menyerupai keset.
Secara umum perbedaan dari ketiga jenis lumut tersebut adalah :
Karakter Lumut daun Lumut hati Lumut tanduk
Protonema Berserabut, Bundar, Bundar
membentuk membentuk satu membentuk satu
banyak tunas kuncup kuncup
Gametofit Berdaun Berdaun atau Thallus sederhana
thallus, thallus
sederhana atau
dengan ruang
udara
Susunan daun Daun spiral Daun dalam tiga Tidak ada
baris
Bentuk daun Daun terbagi, Daun dibagi Tidak ada
midvein menjadi 2+ lobus,
tidak midvein
Organ khusus Tak satupun Minyak tubuh Single plastida
dengan pyrenoids
Air sel Hadir dalam Hadir hanya Tidak ada
kedua metophytes dalam beberapa
dan sporophytes bentuk thalloid
sederhana
Rhizoid Multiseluler Hialin, bersel satu Bersel satu
Posisi Apikal kelompok Berdaun bentuk Cekung dalam
gametangium atau di atas thallus, tersebar
permukaan thallus
Stomata Ada pada kapsul Tidak ada Ada dalam kedua
sporophytes sporophyte dan
gametofit
Seta Fotosintetik, Hialin Tidak ada
muncul dari
gametofit
Kapsul Kompleks dengan Terdiferensiasi, Terdiferensiasi,
operculum bulat atau tanduk berbentuk
memanjang dan dan tumbuh terus-
berukuran tetap menerus dari
meristem basal

2. Siklus hidup Bryophyta


Tumbuhan Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya,
yakni fase gametofit dan fase sporofit. Perbedaan dua fase ini adalah fase
gametofit adalah fase pada tumbuhan lumut yang dapat menghasilkan
gamet (sel kelamin). Sedangkan fase sporofit merupakan fase pada
tumbuhan lumut yang berada pada kondisi menghasilkan spora.
Bryophyta dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara aseksual dapat terjadi melalui pembentukan spora.
Spora ini akan menghasilkan sporangium dari pembelahan secara meiosis.
Spora yang dihasilkan tadi adalah spora haploid (n). Spora ini akan
bertumbuh menjadi protonema.
Sedangkan reproduksi secara seksual tumbuhan ini terjadi melalui
penyatuan gamet betina yang dihasilkan dari arkegonia berupa ovum atau
sel telur dan gamet sel jantan berupa sperma yang dihasilkan dari
antheridia. Selanjutnya, sperma tersebut akan bergerak menuju ovum di
arkegonia dengan perantara air. Fase pertemuan sel telur dan sperma
menyebabkan terjadinya fertilisasi yang menghasilkan zigot. Zigot
kemudian membela secara mitosis menjadi protonema. Protenema tersebut
akan berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n).
Dari reproduksi secara aseksual dan seksual ini akan terjadi
pergiliran keturunan antara fase sporofit yang diploid (2n) dan fase
gametofit yang haploid (n). Pergiliran keturunan ini disebut juga dengan
metagenesis.
3. Ciri perbedaan gametofit jantan dan gametofit betina Bryophyta
Tumbuhan lumut (Bryophyta) dikenal memiliki dua jenis gamet
pada fase reproduksi seksualnya, yakni gametangium jantan dan
gametangium betina.
Ciri perbedaan antara kedua sel tersebut yaitu :
- Gametangium jantan disebut dengan anteridium, sedangkan
gametangium betina dapat disebut dengan arkegonium. Anteridium
dapat menghasilkan banyak jantan berflagelum (spermatozoid),
sedangkan arkegonium menghasilkan satu gamet betina (ovum)
yang tidak berflagelum dan memiliki ukuran lebih besar dari
spermatozoid.
- Bentuk anteridium seperti gada, sedangkan bentuk arkogenium
seperti botol.
- Bentuk dari gametofit pada setiap spesies tumbuhan lumut
berbeda-beda. Diantaranya adalah :
a) Pada Marchantia polymorpha, gametofit membentuk
anteridium dan arkegonium berbentuk seperti payung.
Anteridium terpancang pada permukaan atas, bentuknya
seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan
berbentuk payung, dengan cuping berbentuk jari dan
berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur di antara
cuping-cuping dengan leher menukik ke bawah.
b) Gametofit dalam kelompok Hepaticopsida berdasarkan
bentuk tubuhnya dapat dikelompokkan menjadi dua tipe,
yakni tipe frondose (bertalus atau bersisik hijau atau
berbentuk pita) dan foliose (berdaun) yang terbagi menjadi
bagian seperti batang dengan dua baris atau tiga baris daun.
c) Gametofit dari lumut tanduk berbentuk cakram, bersifat
dorsiventral dan tidak memiliki sisik.
4. Contoh anggota Bryophyta
a. Lumut hati (Hepaticopsida)
Hepaticopsida banyak ditemukan hidup di bebatuan, tanah dan
disekitar dinding tua yang lembab. Tubuhnya mempunyai struktur seperti
akar, batang dan daun. Tumbuhan ini dapat dibedakan dalam dua bentuk
utama yang bersifat tipis, pipih, yang merayap dan cenderung membentuk
cabang dan bersifat mirip kormus, terdiri atas sumbu pokok merayap yang
panjangnya dapat mencapai beberapa inci yang mirip daun. Tumbuhan ini
terbagi menjadi beberapa bangsa yaitu :
- Bangsa Marchantiales
Bangsa lumut ini memiliki susunan talus yang sedikit rumit.
Pada sisi bawah talus terdapat selapis sel-sel menyerupai daun
yang disebut dengan sisik ventral. Selain itu ada rhizoid yang
bersifat fototrof negatif dan dinding selnya berbentuk sekat.
Permukaan atas talus memiliki lapisan kutikula dan jika dilihat dari
atas berbentuk seperti petak-petak. Beberapa contoh dari bangsa ini
adalah Marchantia stremanii, Marchantia polymorpha, Ricardia
multifida (L).S.Gray, Riccia fluitans dan Riccia nutants.
- Bangsa Jungermaniales
Kebanyakan Jungermaniales telah memiliki semacam batang
yang bercabang dan tumbuh dorsiventral. Pada bagian seperti
batang terdapat dua baris seperti daun kecil yang letaknya sedikit
miring. Bagian itu memiliki ibu tulang, tetapi bagian yang serupa
batang belum memiliki berkas pembuluh pengangkutan. Contohnya
seperti Calobryum mnioides, Calobryum blumei dan Haplomitrium.
b. Lumut tanduk (Anthoceropsida)
Lumut ini memiliki gametofit dengan bentuk cakram, yang bersifat
dorsiventral dan tidak mempunyai sisik. Jaringan penyusun talus memiliki
sifat homogen, mempunyai kloroplas, organ seksual berada di jaringan
gametofit di sisi dorsal, stoma terletak di bagian ventral gametofit, sporofit
pada lumut ini hanya terdiri dari kaki dan kapsul. Sporofitnya tidak
bertangkai dan menjadi inti perbedaan dengan sporofit Hepaticopsida.
Contoh dari bangsa ini adalah Anthoceros laevis, Anthoceros fusiformis
dan Notothylus valvata.
c. Lumut daun (Bryopsida)
Menjadi jenis lumut terbanyak dari jenis lumut lainnya, Bryopsida
memiliki gametofit terdiferensiasi dan memiliki tenggat umur yang
panjang pada sporofit, berwarna cokelat dan terdiri dari kaki yang
berfungsi untuk menyerap nutrisi. Lumut daun dapat tumbuh di tanah yang
gersang, rerumputan, bebatuan, batang pohon dan di rawa. Contoh dari
jenis ini adalah :
- Bangsa Andreales
Bangsa ini memiliki protonema berbentuk pita yang
bercabang, kapsul spora diselubungi oleh kaliptra dan jika sudah
masak akan pecah dengan empat katup. Sedangkan kolumela
diselubungi jaringan sporogen. Contohnya adalah Andrea
petrophila dan Andrea rupestris.
- Bangsa Sphagnales
Banyak ditemukan di rawa dan membentuk rumpun yang
terus-menerus bertambah luas, batangnya bercabang, daun yang
tua terkulai dan menjadi balutan dari bagian bawah batang.
Contohnya adalah Sphagnum actifolium, Sphagnum squarrosum
dan Sphagnum fibriatum.
- Bangsa Fissindentales
Contoh : Fissidens bogoriensis Fleisch
- Bangsa Bryales
Sebagian besar kelompok ini mendominasi jenisnya.
Sporongiumnya memiliki tungaki elastis yang tertanam dalam
jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujungnya terdapat kapsul
spora yang bersifat radial dan diselubungi kaliptra. Contohnya
seperti Poganatum cirrhatum, Funaria hygrometrica dan
Eubryales pleurocarpi.
5. Manfaat anggota Bryophyta
a. Kegunaan dalam bidang holikultura :
- Sebagai soil additivis (bahan tanah tambahan), pengepakan akar
serta pemupukan.
- Sebagai ornamen dalam penghiasan tata letak pot dan mangkok
penanaman.
- Sebagai ground cover dari kebun.
b. Kegunaan dalam bidang kesehatan :
Sebagai antikanker, antibakteri, antifungi, antifidan, mengobati darah
tinggi, epilepsi, sebagai antiseptik, penyakit kulit, luka bakar, luka
sayatan, menumbuhkan rumut, dan sebagai pendegradasi logam berat
yang banyak terkandung dalam tanah pertanian.

Anda mungkin juga menyukai