Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang.
Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam dinamika
peradban manusia. Dengan menulis seseorang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan
pendapat baik dari dalam maupun dari luar dirinya serta mampu memperkaya pengalamannya.
Melalui kegiatan menulis pula sesorang dapat mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya.
Keterampilan menulis merupakan urutan yang paling terakhir dalam proses belajar
bahasa setelah keterampilan menyimak, berbicar dan membaca. Di antara ke empat keterampilan
tersebut, yang paling sulit untuk dikuasai adalah keterampilan menulis. Hal itu disebabkan
karena keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan di luar
bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Latihan mengarang dan menulis dalam
pengajaran Bahasa Indonesia dapat membiasakan siswa untuk menerapkan pengetahuan
kebahasaan, seperti: tata bahasa, gaya bahasa, ejaan yang benar dan tepat, dan lain sebagainya.
2.      Rumusan Masalah.
a.       Pengertian menulis.
b.      Tahapan-tahapan dalam menulis.
c.       Tujuan menulis.
d.      Manfaat menulis.

3.      Tujuan.
Dengan adanya makalah dan diskusi ini diharapkan mahasiswa mengerti tentang
pengertian menulis, tahapan-tahapan menulis, tujuan dan manfaat menulis serta diharapkan
mahasiswa mampu membuat karya tulis yang baik dan benar.
                                                                                                                

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Menulis.
Menulis merupakan suatu proses berfikir dan proses yang dialami serta dilakukan oleh
sesorang yang dipergunakan untuk menyampaikan gagasan, pesan dan juga  informasi dengan
melalui media kata-kata atau bahasa dan juga melalui tulisan sehingga dapat dipahami oleh
pembaca. Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan
menyampaikan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk tulisan yang
merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, kata, kalimat dan alenia.
B.     Pengertian Menulis.
Menulis merupakan kegiatan penuangan ide atau gagasan dengan kemampuan yang
kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan angka secara
sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain (pembaca).
Adapun definisi-definisi menulis menurut para ahli adalah sebagai berikut[1]:
1.         Menurut Pranoto (2004) . Menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau
menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai
ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,
melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.
2.      Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989) writing is one of the most important things you
do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah.
3.      Henry Guntur Tarigan (1986) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan
menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya.
4.      Burhan Nurgiantoro (1988) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu
aktif menghasilkan bahasa.
5.      St. Y. Slamet (2008) mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang
memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
6.      Mc Crimmon berpendapat bahwa menulis merupakan kegiatan menggali pikran dan perasaan
mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis dan juga menentukan cara
menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah.
7.      Menurut Yunus (2002), Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi
penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan yang dimaksud di
sini adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya
adalah rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan. Dengan
demikian, menulis merupakan salah satu bentuk pengggunaan bahasa yang disebut keterampilan.
8.      Syafi’ie (1984) menyatakan pendapatnnya bahwa Menulis adalah kegiatan menurunkan atau
menuliskan lambang-lambang grafik untuk menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa
sehingga ada komunikasi.
9.      Widodo (1993) berpendapat bahwa Menulis adalah menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan
kemauan dengan wahana bahasa.

C.     Tahapan-tahapan dalam Menulis.


Menulis adalah suatu proses yang dilakukan melalui tahapan-tahapan yang harus
dikerjakan dengan megerahkan keterampilan, seni dan imajinasi sehingga semuanya dapat
berjalan dengan efektif.  Dalam kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu.
Menurut M. Atar Semi (2007) tahapan-tahapan menulis terbagi menjadi lima macam[2],
yakni:
1)      Tahap Pratulis.
Pada pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis dan dilakukan
sebelum melakukan penulisan. Dalam tahap ini penulis mulai menentukan topik yang akan
ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap
pembaca.
2)      Tahap Pembuatan.
Pada tahapan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan daripada tata tulisannya,
sehingga semua gagasan, pikiran dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisannya.
3)      Tahap Revisi.
Merevisi berarti memperbaiki. Pada tahap ini penulis berusaha menyempurnakan isi
tulisannya agar tulisannya lebih baik. Penulis dapat menambah atau mengurangi tulisannya yang
lebih, mempertajam perumusan masalah, menambah informasi yang mendukung tulisannya,
mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran, dan lain sebagainya.
4)      Tahap Penyuntingan.
Tahap penyuntingan adalah meneliri kembali kesalahan dan kelemahan pada isi tulisan
tersebut. Pada tahap penyuntingan ini penulis membaca tulisannya kembali dan melihat kembali
ketepatannya dengan gagasan utama dan tujuan penulisan.
5)      Tahap Publikasi.
Tahap ini merupakan tahp paling akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini yang harus
dilakukan oleh penulis adalah mempublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan.
Misalnya dengan mengirimkan tulisannya kepada penerbit buku, redaksi majalah, surat kabar
dan lain sebagainya.

D.    Strategi Menulis.
Menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang dimaksud
oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang diharapkan,
penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan
lengkap. Dengan demikian bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan
suasana hati atau pikiran penulis. Sehingga dengan bahasa tulis seseorang akan dapat
menuangkan isi hati dan pikiran.
Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan
performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah
kebahasaan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah
kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang
dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan dapat  mengaplikasikan proses
pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa tulis dengan mempertimbangkan ejaan
dan tata bahasa, organisasi atau susunan tulisan, keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi),
tujuan, dan sasaran penulisan.
Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila penulis memiliki kemampuan
untuk menemukan masalah yang akan di tulis, kepekaan terhadap kondisi pembaca, kemampuan
menggunakan bahasa Indonesia, kemampuan memulai menulis dan kemampuan memeriksa
karangan-karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan
kegiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
E.     Tujuan Menulis.
Setiap penulis memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran atau gagasan dan perasaannya
melalui bahasa tulis, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Bentuk tulisan tersebut
dapat dituangkan dalam buku harian, catatan perkuliahan, catatan rapat, catatan khusus, dan lain
sebagainya. Menurut M. Atar Semi (2007) tujusn menulis adalah untuk menceritakan sesuatu,
untuk memberikan petunjuk atau pengarahan kepada pembaca dan untuk menjelaskan sesuatu.
Sedangkan Hugo Harting (1994) menjelaskan tujuan menulis adalah sebagai berikut[3]:
a.    Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan
pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan
dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
b.    Menulis bertujuan untuk menghibur seseorang.  Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan ringan yang
kaya dengan cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk
melepaskan ketegangan setelah seharain sibuk beraktifitas.
c.    Untuk meyakinkan pembaca terhadap apa yang elah di tulis oleh penulis.
d.   Untuk memecahkan sebuah masalah.
e.    Menulis dapat bertujuan sebagai sarana pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan
pernah terlepas dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal dan
mengerjakan soal.
f.     Menulis untuk memberikan keterangan terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang.
Tulisan tersebut bertujuan untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal
yang perlu disebutkan dari objek tersebut.
F.      Manfaat Menulis.
Menulis merupakan sebuah kebutuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak
luput dari kegiatan beraksara tulis.  Siswa SD/MI, SMP/Mts, SMA/SMK/MA, mahasiswa
Perguruan Tinggi, hingga orang-orang dewasa tentu tak luput dari kegaitan menulis pesan
pendek. Guru menulis di papan tulis untuk keperluan kegiatan pengajaran di sekolah. Dosen pun
demikian. Wartawan menulis berita di koran. Pedagang pun membutuhkan alat tulis jika dia
sedang menghitung total harga yang harus dibeli pembeli.
Menulis memang memiliki kelebihan khusus. Widodo & Chasanah (1993) menyatakan
bahwa permasalahan yang rumit dapat dipaparkan secara jelas dan sistematis melalui tulisan.
Angka, tabel, grafik, dan skema dapat dipaparkan dengan mudah melalui tulisan. Tulisan juga
lebih mudah digandakan melalui bantuan teknologi produksi. Karya-karya tulis memiliki daya
bukti yang lebih kuat. Selain itu, tulisan memiliki sifat permanen karena dapat disimpan dan
lebih mudah diteliti karena dapat diamati secara perlahan dan berulang-ulang.
Manfaat menulis banyak disampaikan oleh para ahli. Berikut ini penjelasan para ahli
tentang manfaat menulis adalah sebagai berikut[4]:
a)      Nuruddin (2011), menyatakan enam manfaat menulis, yaitu: sarana untuk mengungkapkan diri,
sarana untuk pemahaman, meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan,
mengembangkan suatu pemahaman tentang sesuatu dan kemampuan menggunakan bahasa.
b)      Bernard Gie (2002) mengemukakan enam manfaat kegiatan menulis, diantaranya:
  Suatu sarana untuk pengungkapan diri, yaitu suatu sarana untuk mengungkapkan perasaan
seseorang.
  Suatu sarana untuk pemahaman, yaitu sewaktu mengarang tulisan seseorang merenungkan
gagasannya dan menyempurnakan  penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia
memperoleh pemahaman yang baru tentang apa yang ditulisnya.
  Sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggan dan suatu perasaan harga
diri untuk membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuannya dalam menciptakan karya-
karya tulisnya.
  Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling
seseorang (a tool for increasing awareness and  perception of one’s environment), maksudnya
dengan sering mengarang seseorang dapat meninggikan kesiagaan inderawinya dan
mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmanian, tingkat perasaan maupun tingkat
kerohaniannya.
  Sarana untuk keterlibatan secara bersemangat (a tool for active involvement, not passive
acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan
suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.
  Sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang kemampuan menggunakan bahasa (a
tool for developing an understanding of and ability to use the language), artinya kegiatan
mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan membaca dan mengerti apa yang
ditulis.
c)      Bernerd Percey mengemukakan pendapatnya tentang manfaat menulis dalam bukunya yang
berjudul The Power of creative Writting,  diantaranya:
  Sarana mengungkapkan diri.
  Sarana untuk memahami sesuatu.
  Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan dan rasa harga diri.
  Sarana untuk meningkatkan kesadran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling.
  Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat.
  Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa.
BAB III
PENUTUP
1)   Kesimpulan.
         Menulis merupakan suatu proses berfikir dan proses yang dialami serta dilakukan oleh sesorang
yang dipergunakan untuk menyampaikan gagasan, pesan dan juga  informasi dengan melalui
media kata-kata atau bahasa dan juga melalui tulisan sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
         Tahapan-tahapan menulis ada lima, yaitu: Tahap pratulis, Tahap pembuatan, Tahap revisi,
Tahap penyuntingan dan Tahap publikasi.
         Tujuan menulis: Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa
termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta.
         Manfaat menulis: Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan dan rasa harga
diri, Sarana untuk meningkatkan kesadran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling,
Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat dan Sarana untuk mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa.

Anda mungkin juga menyukai