Anda di halaman 1dari 40

CRITICAL BOOK REPOTR (CBR)

INTERAKSI BELAJAR MENGAJAr

OLEH :

NAMA : KURNIA SARI HARAHAP

NIM : 5151131027

KELAS : REGULER B 2015

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Critical Book Report
ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Adapun buku yang saya pilih
dalam Critical Book Report ini adalah buku “INOVASI PEMBELAJARAN” oleh penulis
Ridwan Abdullah Sani.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
kesempatan kepada saya untuk membuat dan menyelesaikan Critical Book Report ini, sehingga
saya memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan
Critical Book Report ini.
Saya berharap semoga Critical Book Report ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat
banyak kekurang sempurnaan di dalamnya. Akhir kata saya meminta maaf sebesar-besarnya
kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan
maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi, karena hingga
saat ini kami masih dalam proses belajar. Oleh karena itu saya memohon kritik dan sarannya
demi kemajauan bersama.

Medan, November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1
1.2 TUJUAN .................................................................................................................. 1
1.3 MANFAAT .............................................................................................................. 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU .................................................................................... 3
BAB III KEUNGGULAN BUKU
3.1 KETERKAITAN ANTAR BAB.............................................................................. 31
3.2 KEMUTAHIRAN ISI BUKU .................................................................................. 32
BAB IV KELEMAHAN ISI BUKU
4.1 KETERKAITAN ANTAR BAB.............................................................................. 33
4.2 KEMUTAHIRAN ISI BUKU .................................................................................. 33
BAB V IMPLIKASI
5.1 TERHADAP TEORI ................................................................................................ 34
5.2 TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA ............................ 34
5.3 ANALISI MAHASISWA (POSISI KRITIS MAHASISWA) ................................. 34
BAB VI PENUTUP
6.1 KESIMPULAN ........................................................................................................ 35
6.2 SARAN .................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 36

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas
keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model
pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran
yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa
dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.
Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus
memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara
pengimplementasian model – model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru
terhadap perkembangan dan kondisi siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman
guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor
lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini,
model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peran serta siswa
secara optimal dalam pembelajaran, dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang
besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Review ini mahasiswa dituntut dalam
meringkas, menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik berupa kelebihan dan
kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku tersebut , sehingga
dengan begitu mahasiswa akan menjadi terbiasa dalam berpikir logis dan kritis serta tanggap
terhadap hal-hal yang baru yang terdapat dalam suatu buku. Penugasan Critical Book Review
ini juga merupakan bentuk pembiasaan agar mahasiswa terampil dalam menciptakan ide-ide
kreatif dan berpikir secara analitis sehingga pada saat pembuatan tugas-tugas yang sama
mahasiswa pun menjadi terbiasa serta semakin mahir dalam penyempurnaan tugas tersebut.

1.2 TUJUAN
Critikal Book Report ini bertujuan :
1. Mengulas isi buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab pada buku
1
1.3 MANFAAT
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah interaksi belajar mengajar
2. Untuk menambah pengetahuan tentang inovasi pembelajaran

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
IDENTITAS BUKU
1. Judul : Inovasi Pembelajaran
2. Edisi : Cetakan Pertama
3. Pengarang : Ridwan Abdullah Sani
4. Penerbit : Bumi Aksara
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun Terbit : 2013
7. ISBN : 978-602-217-399-1
8. Halaman : 314 halaman
9. Ukuran : 15.5 x 23 cm

3
BAB I : TEORI BELAJAR
A. PENTINGNYA TEORI BELAJAR
Teori belajar dapat membantu guru untuk memahami bagaimana peserta didik belajar.
Cara belajar dapat membantu proses belajar lebih efektif, efisien, dan produktif.
Hal yang harus dipahami dalam teori belajar adalah :
1. Konsep dasar teori tersebut beserta ciri-ciri dan persyaratan yang melingkupinya;
2. Bagaimana sikap dan peran guru dalam proses pembelajaran
3. Faktor-faktor lingkungan
4. Tahapan yang harus dilakukan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran;
5. Hal-hal yang harus dilakukan peserta didik dalam proses belajarnya.
Teori belajar dikembangkan berdasarkan ilmu psikologi, yakni ilmu yang membahas
tentang perilaku dan proses mental. Dua aliran psikologi yang berpengaruh dalam teori
belajar dan pembelajaran adalah behaviorisme dan konstruktivisme.

B. TEORI BEHAVIORISME
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Teori behaviorisme menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan
perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Teori ini menggunakan
model hubungan stimulasi-respons dan menempatkan peserta didik sebagai individu yang
pasif. Tujuan pembelajaran dalam teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan.
Ciri-ciri implementasi teori behavioristik adalah:
 Mementingkan pengaruh lingkungan
 Mementingkan bagian-bagian
 Mementingkan peranan reaksi
 Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respons
 Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
 Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
 Hasil nelajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan
 Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu
 Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan
 Menggunakan teknik coba-coba dalam penyelesaian masalah

4
Peranan guru dalam menerapkan teori behavioristik adalah sebagai berikut.
 Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap
 Guru tidak banyak memberikan ceramah
 Bahan pelajaran disusun secara terstruktur
 Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil
 Guru secara memperbaiki kesalahan yang dilakukan
 Guru menggunakan pengulangan
 Perilaku yang diinginkan mendapatkan punguatan positif
 Pembelajaran diorientasikas
 Guru melakukan evaluasi

C. TEORI KOGNITIVISME
Kontruktivisme dapat dibagi dalam konstruktivisme kognitif dan konstruktivisme
sosial.konstruktivisme juga dapat dibagi dalam kognitivisme dan humanisme. Menurut teori
kognitivisme, pembelajaran terjadi dengan mengaktifkan indra siswa agar memperoleh
pemahaman. Pedidikan menurut teori belajar kognitif adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan menghasilkan individu atau peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir
2. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan
pengetahuan
3. Peserta didik diharapkan selalu aktif
4. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator,fasilitor, dan teman yang membuat situasi
yang kondusif
Teori belajar yang berkembang berdasarkan teori ini ialah teori perkembangan piaget,
teori kognitif bruner, dan teori bermakna Ausubel.
1. Teori Perkembangan Kognitif
Teori piaget merupakan teori konflik sosiokognitif stau perkembangan kognitif yang
berkembang menjadi aliran konstrukstivistik. Ada empat faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif, yaitu: a) lingkungan fisik; b) kematangan; c) pengaruh sosial; d)
proses pengendalian diri. Proses kognitif menurut piaget meliputi tiga tahap, yakni sebagai
berikut.
a. Proses asimilasi, yaitu penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada
dalam benak anak.
b. Proses akomodasi, yaitu penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru

5
c. Proses ekuilibrium, yaitu penyesuaian berkesinambungan anatara asimilasi dan
akomodasi.
2. Teori Bruner
Jerome Bruner mengembangkan teori perkembangan mental, yang mendeskripsikan
bahwa terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara mengatur materi pelajaran. Proses
belaar terjadi melalui tahap-tahap, yaitu : a) manipulasi objek langsung; b) representasi
gambar; c) manipulasi simbol.
3. Teori Ausubel
David Ausubel mengembangkan teori belaar bermakna dengan menjelaskan bawa
bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan ajar dirasakan bermakna bagi peserta
didik. Proses belajar terjadi jika peserta didik mampu mengasimilasikan pengetahuan yang
dimiliki dengan pengetahuan baru yang dipelajari.
Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap antara lain:
a. Memperhatikan stimulus yang diberikan
b. Memaami makna stimulus
c. Menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami

D. TEORI KONSTRUKTIISME SOSIAL


Konstruktisme sosial dikembangkan ole Lev Semenovich Vygotsky, yang menyatakan
bahwa pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif terbentuk melalui
internalisasi/penguasaan proses sosial.
Prinsip teori ini adalah sebagai berikut.
 Pembelajaran sosial
 Zona perkembangan terdekat
 Pemagangan kognitif
 Scaffolding
Implikasi teori konstruktivisme sosial dalam pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.
1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetauan, pemahaman,
kecakapan, pengalaman tertentu
2. Peserta didik belajar dengan mengonstruksi
3. Guru berperan memfasilitasi terjadi proses konstruksi pengetahuan.

E. TEORI HUMANISME
6
Humanisme adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950-an sebagai reaksi
terhadap behaviorisme dan psikosnalisis. Prinsip belajar humanistik adalah sebagai berikut.
 Manusia mempunyai cara belajar alami.
 Belajar terjadi secara signifikan jika materi pelajaran dirasakan mempunyai relevansi
dengan maksud tertentu.
 Belajar menyangkut perubahan dalam persepsi mengenai diri peserta didik.
 Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.
 Belajar akan berjalan lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajarnya.
 Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiaskan untuk
mawas diri.
 Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
1. Teori Maslow
Menurut Abraham Maslow, individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat hierarkis. Setiap individu mempunyai berbagai perasaan takut seperti
takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut
membahayakan apa yang sudah ia miliki, dan sebagainya. Peran guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran humanistik adalah sebagai berikut.
 Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal situasi
kelompok, atau pengalaman kelas.
 Fasilitator membantu untuk memperoleh
 Fasilitator perlu menyadari keinginan masing-masing peserta didik
 Fasilitator mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
 Fasilitator menempatkan diri sebagai sumber yang fleksibel
 Fasilitator perlu menanggapi ungkapan-ungkapan peserta didik
 Jika suasana belajar telah terbentuk
 Fasilitator mengambil prakarsa untuk ikut serta
 Fasilitator harus tetap waspada terhadap ungkapan-unkapan
 Fasilitator harus mencoba untuk menganalisis
2. Pembelajaran Progresif
John Dewey memperkenalkan konsep belajar progresif , yakni bahwa belajar
menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri. Menurut Dewey,
individu mengalami tiga tahapan belajar, yakni: a) Tahap bermain; b) tahap bekerja; dan c)

7
tahap simbol. Ketiga tahapan belajar tersebut bukan merupakan tahap perkembangan yang
berurutan.
3. Teori Sosial ( teori belajar observasional)
Albert Bandura berpendapatan bahwa peserta didik belajar melalui pengamatan atau
berdasarkan apa yang mereka saksikan. Proses pembelajaran menurut Bandura dilakukan
melalui observasi atau imitasi (model) yang mencakup empat unsur utama, yaitu : perhatian,
ingatan, pembentukan perilaku atau reproduksi dan penguatan . implikasi prinsip ini dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Penyampaian harus interaktif
b. Demontrasi yang dilakukan oleh guru endaknya jelas
c. Contoh yang ditampilkan hendaknya mempunyai mutu yang tinggi

F. TEORI SIBERNETIK
Teori sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan dengan teori-
teori belajar yang telah ada, seperti teori belajar sibernetik behavioristik, konstruktivistik
humanistik, dan teori belajar kognitif. Cara belajar secara sibernetik terjadi jika peserta didik
mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenan dengan informasi
tersebut. Penerapan teori sibernetik dalam proses belajar mengajar, paling tidak mengikuti
langkah-langkah antara lain:
a. Menentukan tujuan instruksional
b. Menentukan materi pembelajaran
c. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut
d. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi itu
e. Menyusun materi dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya
f. Menyaikan materi dan membimbing peserta didik belajar dengan pola yang sesuai
dengan urutan pelajaran.

BAB II : PEMBELAJARAN EFEKTIF


A. PRINSIP PEMBELAJARAN EFEKTIF
Belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan sehingga
terjadi perubahan tingkah laku. Sementara itu, pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang
mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Pembelajaran yang efektif
tidak terlepas dari peran guru yang efektif, kondisi pembelajaran yang efektif, keterlibatan

8
peserta didik, dan sumber belajar/lingkungan belajar yang mendukung. Kondisi pembelajaran
yang efektif harus mencakup tiga faktor penting, yakni:
1. Motivasi belajar (kenapa perlu belajar)
2. Tujuan belajar (apa yang dipelajari)
3. Kesesuaian pembelajaran (bagaimana cara belajar).
Efektivitas pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas yang berkualitas dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Oleh sebab itu, guru
seharusnya memperhatikan elemen penting sebuah desain pembelajaran, yakni:
1. Kejelasan tujuan pembelajaran, di mana tujuan pembelajaran harus ditentukan oleh guru
dan sebaiknya disampaikan kepada peserta didik
2. Kegiatan pembelajaran yang efekti
3. Latihan terbimbing
4. Pengecekan pemahaman atau evaluasi
Kegiatan pembelajaran yang efektif pada umumnya meliputi aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Berpusat pada peserta didik (student center)
Peserta didik merupakan subjek utama dalam kegiatan pendidikan sehingga semua
aktivitas hendaknya diarahkan untuk membantu perkembangan peserta didik.
Keberhasilan proses Pembelajaran terletak dalam Terwujudan diri peserta didik sebagai
pribadi yang mandiri, pembelajar efektif, dan pekerja produktif
2. Interaksi edukatif antara guru dengan siswa
Pembelajaran yang efektif mensyaratkan terjadinya hubungan yang bersifat mendidik
dan mengembangkan. Oleh sebab itu perlu dibangun interaksi antara guru dengan peserta
didik yang didasarkan pada kasih sayang, saling memahami, dan menimbulkan rasa
percaya diri.
3. Suasana demokratis
Suasana demokratis perlu dibangun agar semua pihak memperoleh penghargaan sesuai
dengan prestasi dan potensinya sehingga dapat memupuk rasa percaya diri, yang
menimbulkan kemampuan berinovasi dan berkreasi sesuai dengan kompetensi masing-
masing peserta didik.
4. Variasi metode mengajar
Penggunaan metode mengajar yang bervariasi yang sesuai dengan tujuan dan bahan yang
diajarkan dapat mengatasi kejenuhan peserta didik dalam belajar. Perlu diketahui bahwa
peserta didik hanya dapat berkonsentrasi mendengarkan ceramah selama 15 menit saja.
9
Guru perlu menggunakan variasi metode mengajar untuk membuat siswa lebih senang
dan bersemangat dalam belajar sehingga dapat memberikan hasil pembelajaran yang
lebih baik.
5. Bahan yang sesuai dan bermanfaat
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajaran yang efektif dan bermakna
seharusnya membahas tentang bahan ajar yang bermanfaat bagi peserta didik. Walaupun
bahan yang diajarkan bersumber dari kurikulum yang ditetapkan secara baku, guru dapat
mengolah bahan ajar menjadi sajian yang dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat
dan bermakna bagi kehidupannya.
6. Lingkungan yang kondusif
Pembelajaran dapat terjadi di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan yang kondusif
yang menunjang bagi proses pembelajaran secara efektif.
7. Sarana belajar yang menunjang
Proses pembelajaran dan pengajaran akan berlangsung secara efektif jika didukung
dengan sarana dan prasarana yang memadai. Pembelajaran ilmu pengetahuan alam
membutuhkan peralatan laboratorium, pembelajaran olahraga membutuhkan prasarana
lapangan olahraga dan sarana pendukungnya, demi kian juga dengan pembelajaran yang
lain.

B. MOTIVASI BELAJAR
Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mendorong untuk
melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah segala sesuatu
yang dapat memotivasi peserta didik atau individu untuk belajar. Ada dua jenis motivasi
dalam belajar, yakni sebagai berikut :
1. Motivasi ekstrinsik, yakni motivasi melakukan sesuatu karena pengaruh eksternal.
Motivasi ekstrinsik muncul akibat insentif eksternal atau pengaruh dari luar pesertadidik,
misalnya: tuntutan, imbalan, atau hukuman. Faktor yang mempengaruhi motivasi secara
eksternal adalah: a) karakteristik tugas; b) insentif, c) perilaku guru dan d) pengaturan
pembelajaran.
2. Motivasi instrinsik, yakni motivasi internal dari dalam diri untuk melakukan sesuatu,
misalnya peserta didik mempelajari ilmu pengetahuan alam karena dia menyenangi
pelajaran tersebut.

10
Motivasi mempengaruhi tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar, dan pada
umumnya belajar tanpa motivasi akan sulit akan berhasil. Oleh sebab itu, pembelajaran harus
disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh peserta didik.

C. TAKSONOMI PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran merupakan perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta
didik dengan melakukan aktivitas belajar yang direncanakan. Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembelajaran adalah:
 kejelasan dunia
 urgensi
 tingkat kesulitan
 kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa
Jenis perilaku yang diharapkan muncul setelah mengikuti sebuah bung kegiatan belajar
adalah: 1) perilaku kognitif, 2) perilaku afektif dan 3) perilaku psikomotor. Perilaku kognitif
adalah perilaku yang berkaitan dengan kemampuan mengingat dan berfikir. Perilaku afektif
adalah perilaku yang berkaitan dengan nilai, norma, sikap, perasaan, dan kemauan.
Sementara itu perilaku psikomotorik adalah perilaku yang menyangkut aspek keterampilan
atau gerakan.

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Daya ingat peserta didik terkait pada proses pembelajaran yang dilakukan, yakni
sebagai berikut :
 Peserta didik mungkin mengingat 20% dari apa yang didengar atau dibaca
 Peserta didik mungkin mengingat 30% dari apa yang dilihat
 Peserta didik mungkin mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihat
 Peserta didik mungkin mengingat 70% dari apa yang dikatakan
 Peserta didik mungkin mengingat 90% dari apa yang dilakukan
Aktivitas pembelajaran yang dipilih terkait dengan matapelajaran yang dijabarkan.
Beberapa aktivitas pembelajaran untuk mata pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial, dan seni.

E. STRATEGI BERTANYA

11
Bertanya merupakan aktivitas yang paling sering dan penting dilakukan dalam proses
pembelajaran. Kemampuan bertanya merupakan kemampuan utama yang harus dimilik oleh
guru karena bertanya adalah alat untuk mengajar. Pemberian pertanyaan akan membantu
peserta didik belajar secara mental dan lebih sempurna dalam menerima informasi. Beberapa
tujuan yang dapat dicapai dengan mengajukan pertanyaan adalah :
1. Meningkatkat minat dan motivasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam pembelajaran
2. Mengepaluasi persiapan peserta didik dan mengecek pekerjaan tugas yang diberikan
3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sikap inkuiri
4. Memberikan arah atau petunjuk untuk menyelesaikan masalah
5. Merangkum pelajaran yang telah diberikan
Guru perlu memahami bagaimana pertanyaan secara baik dan benar, juga mempelajari
bagaimana pengaruh bertanya di dalam kelas. Pertanyaan yang baik akan membuat kelas
menjadi interaktif, namun kesalahan dalam bertanya dapat menyebabkan pembelajaran
menjadi tidak menarik.

BAB III : MODEL, STRATEGI, DAN METODE PEMBELAJARAN


A. DEFENISI MODEL, STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN
Istilah yang umumnya dikenal dalam kegiatan belajar mengajar adalah: pendekatan,
model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran,
keterampilan mengajar.Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa dengan
pemilihan strategi dan pembuatan struktur metode, keterampilan, dan aktivitas peserta didik.
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran.
Langkah operasional atau cara yang digunakan untuk menerapkan strategi
pembelajaran yang dipilih disebut metode pembelajaran, metode pembelajaran digunakan
oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar dan mendasaroi aktivitas guru dan peserta
didik. Metode adalah cara menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah sekumpulan asumsi yang saling berhubungan
dan terkait dengan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran mengacu kepada sebuah teori
belajar yang digunakan seebagai prinsip dalam proses belajar mengajar. Sebagai contoh,
dikenal pendekatan pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) dimana guru
bertindak sebagai sumber belajar bagi peserta didik dan dikenal juga pendekatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik( student centered).

12
Pembelajaran berbasisi pendekatan CTL disusun untuk memungkinkan terjadinya lima
bentuk belajar, yaitu: mengaitkan(relating), mengalami(experiencing), menerapkan
(applying), bekerja sama (cooperating), dan mentransfer (transferring).
1. Belajar mengaitkan merupakan strategi pembelajaran kontekstual yang merupakan inti
konstruktivisme.
2. Belajar mengalami merupakan inti pembelajaran kontekstual dengan anggapan bahwa
belajar dapat terjadi lebih cepat ketika peserta didik dapa memanipulasi peralatan dan
bahan serta melakukan bentuk – bentuk penilaian yang aktif.
3. Belajar menerapkan merupakan aktivitas peserta didik yang dliakukan saat menggunakan
konsep untuk melakukan kegiatan- kegiatan pemecahan masalah da proyek.
4. Belajar bekerja sama merupakan strategi utama dalam pembelajaran kontekstual.
5. Belajar mentransfer, yakni mengondisikan peserta didik dengan bermacam- macam
pengalaman belajar sehingga mereka belajar memahami bahan ajaran.

B. MODEL PEMBELAJARAN
Sebuah model pembelajaran terkait dengan teori pembelajaran tertentu. Berdasarkan
teori tersebut dikembangkan tahapan pembelajaran, system social, prinsip reaksi, dan system
pendukung untuk membantu peserta didik dalam membangun / mengonstruksi
pengetahuannya melalui interaksi dengan sumber belajar. Model pembelajaran memiliki: 1.
Sinteks (fase pembelajaran); 2) system social; 3) prinsip reaksi; 4) system pendukung; dan 5)
dampak. Beberapa model pembelajaran serta kaitannya dengan tujuan belajar yang disarikan
dari bahan informasi kementerian pendidikan inggris (DfES, 2004)1 Dan joyce (2003) adalah
sebagai berikut :
 Kelompok model pembelajaran perilaku
 Kelompok Model Pembelajaran informasi
 Kelompok model pembelajaran interaksi social
 Kelompok model peembelajaran personal.

C. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Strategi pembelajaran langsung (Direct instruction)
Pembelajaran langsung menempatkan guru sebagai sumber belajar. Strategi ini cukup
efektif digunakan untuk menyampaikan informasi dan membentuk keterampilan secara

13
langkah demi langkah. Strategi ini pada umumnya efektif digunakan untuk memperkenalkan
strategi lain atau metode pembelajaran lainnya pada awalnya pembelajaran.
2. Strategi pembelajaran tidak langsung (Indirect instruction)
Istilah pembelajaran tidak langsung mungkin jarang dikenal dan orang lebih mengenal
pembelajaran inkuiri, penyelesaian masalah (Problem silving), dan strategi lainnya yang
merupakan variasi dari pembelajaran tidak langsung. Pada umumnya peserta didik yang
belajar secara aktif akan memiliki pemahaman dan ide yang lebih baik, serta mampu
mengembangkan pemahaman tersebut. Pembelajaran tidak langsung dapat diterapkan untuk
semua mata pelajaran dan sangat cocok dilaksanakan jika dilakukan hal – hal berikut :
 Hasil belajar yang diharapkan berupa kemampuan berpikir tingkat tinggi.
 Sikap, nilai, dan kemampuan interpersonal diharapkan dimiliki oleh peserta didik.
 Proses belajar dinilai sama penting dengan produk belajar.
 Peserta didik perlu menyelidiki atau menemukan sesuatu untuk memperlajari materi
selanjutnya.
 Di butuhkan beberapa jawaban untuk satu permasalahan.
 Focus pada pemahaman personal dan mamori yang dijangkau panjang.
 Keterlibatan individu dan motivasi intristik diharapkan muncul.
 Dibutuhkan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan permasalahan.
 Kemampuan belajar sepanjang hayat perlu dikembangkan.
3. Strategi pembelajaran pembelajaran interaktif
Strategi pembelajaran intraktif jika diterapkan untuk melatih peserta didik dalam
berbicara substansi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis strategi, yakni:
a. Strategi kulia interaktif
strategi ini digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga peserta didik dapat
mengelolah informasi tersebut.
b. Strategi diskusi reflektif
Strategi ini digunakan untuk melatih berbicara yan membutuhkan pemikiran yang
mendalam, dimana peserta didik harus memahami, menganalisis, dan mensintesis
informasi yang didiskusikan.
c. Strategi diskusi kelompok kooperatif
Strategi ini dapat digunakan untuk melibatkan peserta didik berbicara dan berpikir
mendalam tentang apa yang dibicarakan. Tahapan yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi ini adalah sebagai berikut:

14
 Kumpulkan bahan untuk aktivitas kelompok
 Rancang pertanyaan untuk aktivitas kelompok
 Diskusikan kelompok peserta didik.
 Atur agar peserta didik memberikan respons individu terhadap materi yang
didiskusikan.
4. Strategi pembelajaran eksperensial
Belajar secara eksperensial atau berdasarkan pengalaman merupakan pembelajaran
induktif, berpusat pada peserta didik, dan beriontasi pada aktivitas. Refleksi pengalaman
pribadi dan perumusan rencana untuk mengaplikasikan pembelajaran dalam konteks yang
lain merupakan factor penting dalam pembelajaran eksperensial.
Ciri pembelajaran eksperensial adalah sebagai berikut :
a. Peserta didik berpartisipasi dalam sebuah aktivitas.
b. Peserta didik melakukan refleksi atau mengingat dan menganalisis aktivitas yang telah
dilakukan.
c. Peserta didik memperoleh sesuatu yang bermanfaat berdasarkan analisis tindakan yang
telah dilakukan.
d. Peserta didik menerapkan hasil belajar dalam situasi baru.
5. Strategi pembelajaran mandiri
Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi untuk mengembangkan inisiatif
peserta didik secara individual, rasa percaya diri, dan pengembangan diri peserta didik.
Pembelajaran mandiri memungkinkan peserta didik untuk mampu belajar sepanjang ayat
serta melakukan antisipasi terhadap perubahan di dunia kerja, keluarga, dan masyarakat.
Strategi ini dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
membuat keputusan yang bertanggung jawab, menganalisis permasalahan, melakukan
refleksi, dan melakukan tindakan yang bermanfaat. Belajar mandiri dapat diterapkan untuk
melengkapi strategi pembelajaran yang lain, atau sebagai sebuah strategi tersendiri dalam
mempelajari sebuah bahan ajar,
6. Strategi belajar tutas
Strategi belajar tuntas ( mastery learning) merupakan strategi yang banyak diterapkan
dalam pembelajaran. Strategi ini juga telah di jadikan sebuah pembelajaran. Belajar tuntas
dilakukan dengan asumsi bahwa semua peserta didik mampu belajar dengan baik dalam
kondisi yang tepat, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang
dipelajari.

15
Strategi beajar tuntas merupakan beberapa prinsip sebagai berikut.
a. Tes dilaksanakan secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang
diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosis kemajuan (diagnostic progress test).
b. Peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah benar – benar
menguasi bahan pelajaran sebelumnya sesuai dengan patokan yang fitentukan.
c. Dilakukan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang gagal
7. Strategi pembelajaran partisipatif
Srategi yang juga dikenal adalah pembelajaran partisipatif (Participative teaching and
learning) yang merupakan strategi pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Strategi pembelajaran partisipatif dilakukan dengan prinsip antara lain:
a. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik untuk siap belajar
b. Membantu peserta didik menyusun kelompok agar siap belajar dan membelajarkan;
c. Membantu peserta didik untuk mendiagnisis dan menemukan kebutuhan belajarnya;
d. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar;

D. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang
dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Variasi metode pembelajaran sangat banyak dan
dalam buku ini didiskusikan terlebih dahulu beberapa merode pembelajaran menurut
pendapat pakar sebelum membahas beberapa metode pembelajaran yang sudah dikenal
secara umum.
Berikut ini dipaparkan beberaapa metode dalam pembelajaran yang sering digunakan.
1. Metode ekpositori atau explicit instruction
Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran eksplisit adalah sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
b. Guru mendomonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.
c. Guru membimbing pelatihan.
d. Guru mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
e. Guru memberikan kesempatan untuk latihan selanjutnya.
2. Metode Demonstrasi
Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
adalah sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai
16
b. Guru menyajikan ringkasan materi yang akan disampaikan.
c. Guru mempersiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
d. Guru menunjukkan salah seorang peserta didik untuk melakukan demonstrasi sesuai
scenario yang telah disampaikan.
e. Seluruh peserta didik memeperhatikan demotrasi dan menganalisisnya.
3. Diskusi panel dan debat
Panel, symposium, dan debat melibatkan sekelompok peserta didik untuk mencari
informasi tentang topic khusus, kemudian peserta didik menyampaikan informasi tersebut
secara interaktif dalam diskusi.
Langkah –langkah debat adalah sebagai berikut:
a. Guru memebagi dua kelompok peserta debat, yaitu kelompok pro dan kontrak.
b. Guru membeerikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua
kelompok di atas.
c. Setelah selesai membaca materi, guru menunjukkan salah satu anggota kelompok pro
dan berbicara dan saat itu pula ditanggapi atau dibalas oeleh kelompok kontrak,
demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bias mengemukakan
pendapatnya.
d. Sementara peserta didik menyampaikan gagagsannya, guru menulis inti/ ide –ide setiap
pembicara di papan tulis sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.
e. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap.
4. Metode bermain peran (Role playing)
Metode role playing atau bermain peran dilakukan dengan cara mengarahkan peserta
didik untuk menirukan suatu aktivitas atau mendramatisasikan situasi, ide, atau karakter
khusus. Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Guru menyusun / menyiapkan scenario yang akan ditampilkan.
b. Guru menjelaskan tujuan pemebelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai.
c. Guru memberikan scenario untuk dipelajari.
d. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario dalam waktu beberapa hari
sebelum KBM (kegaiatan belajar mengajar).
e. Guru menunjukkan bebrapa peserta didik untuk memainkan peran sesuai dengan tokoh
yang terdapat pada skanario.
5. Metode simulasi

17
Metode simulasi merupakan metode menggunakan situasi tiruan agar peserta didik
lebih memahami suatu konsep. Simulasi dilaksanakan untuk meniru situasi atau peristiwa
yang tidak dapat dihadirkan secara nyata dalam situasi sebenarnya.
Tahapan pelaksanaan metode simulasi adalah sebagai berikut.
a. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari empat
atau lima orang.
b. Guru menyediakan topic – topic pembicaraan yang akan dibahas oles setiap kelompok.
c. Setiap kelompok melakukan diskusi dan simulasi.
d. Guru berkeliling mengawasi diskusi dan simulasi kelompok, serta ikut berdiskusi jika
diperlukan.

BAB IV : METODE DAN TEKNIK BELAJAR INOVATIF


A. PEMBELAJARAN INDIVIDUAL DENGAN MODUL (MODULAR
INSTRUCTION)
Pembelajaran modul adalah suatu proses pembelajaran mandiri mengenai suatu satuan
bahasan tertentu dengan menggunakan bahan ajar yang disusun secara sistematis,
operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedomannya
untuk para guru. Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan
terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik
dalam mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Pembelajaran
dengan sistem modul termasuk metode pembelajaran individual yang memiliki lebih banyak
keunggulan.Tujuan pengajaran modul adalah:
1. Membuka kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut kecepatannya masing-
masing
2. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk belajar menurut cara masing-masing
karena mereka mungkin menggunakan teknik yang berbeda-beda dalam memecahkan
masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masing- masing
3. Memberi pilihan dari sejumlah besar topik dalam suatu mata pelajaran, mata kuliah, atau
bidang studi jika dianggap bahwa peserta didik tidak mempunyai pola minat yang sama
atau motivasi yang sama untuk mencapai tujuan yang sama
4. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengenal kelebihan dan
kekurangannya dan memperbaiki kelemahannya.
Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa
komponen, di antaranya: (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja; (3) kunci lembar
18
kerja; (4) lembar soal, (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban. Komponen-komponen
tersebut dikemas dalam format modul sebagai berikut.
1. Pendahuluan, berisi deskripsi umum, seperti materi yang disajikan, pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang akan dicapai setelah belajar, termasuk kemampuan awal
yang harus dimiliki untuk mempelajari modul tersebut
2. Tujuan Pembelajaran, berisi tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai peserta
didik, setelah mempelajari modul. Bagian ini juga memaparkan tujuan akhir serta kondisi
untuk mencapai tujuan.
3. Tes Awal, digunakan untuk menetapkan posisi peserta didik dan mengetahui
kemampuan awalnya, menentukan dari mana peserta didik harus memulai belajar, dan
apakah perlu atau tidak untuk mempelajarimodul tersebut.
4. Pengalaman Belajar, berisi rincian materi untuk setiap tujuan pembelajaran khusus, dan
dilengkapi dengan instrument penilaian formatif yang dapat digunakan untuk balikan
bagi peserta didik tentang tujuan belajar yang dicapainya.
5. Sumber belajar, berisi tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri dan
digunakan oleh peserta didik.
6. Tes Akhir, yakni instrument yang sama dengan tes awal, namun lebih di fokuskan pada
tujuan akhir setiap modul.

B. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Metode pembelajaran koperatif berbeda dengan model pembelajaran kooperatif yang di
kembangkan berdasarkan teori psikologi sosial untuk meningkatkan kompetensi peserta didik
dalam berinteraksi dengan orang lain. Metode kooperatif dapat dikombinasikan dengan
metode lainnya untuk berbagai tujuan pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran
kooperatif tipe numbered heads together (NHT), pembelajaran kooperatif tipe cooverative
script, pembelajaran kooperatif think pair share, pembelajaran investigasi berkelompok,
pembelajaran team assisted individualization (TAI), pembelajaran (two stay-two stray,dan
sebagainya.

C. PEMBELAJARAN SECARA BERPASANGAN


Metode pembelajaran secara berpasangan pada dasarnya merupakan pembelajaran
kooperatif, namun pada kajian ini dibedakan untuk mempermudah pembaca memilih
pembelajaran dengan kelompok besar dan pembelajaran dengan dua anggota saja dalam atu
kelompok.
19
 Bertukar Pasangan
 Think Pair Share
 Artikulasi
 Mencari Pasangan
 Pemeriksaan Makalah Pasangan (Peer Review Writing Task)
 Dialog Berpasangan

D. PEMBELAJARAN TEMAN SEJAWAT (PEER TUTORING)


Istilah peer tutoring atau tutor teman sejawat terkait dengan metode belajar mengajar
dengan bantuan seorang peserta didik yang kom-peten untuk mengajar peserta didik lainnya.
Metode ini menuntut peserta didik untuk aktif berdiskusi dengan sesama temannya, atau
mengerjakan tugas kelompok dengan bimbingan atau arahan teman yang kompeten, baik
tugas itu dikerjakan di rumah maupun di sekolah. Peserta didik yang ditugaskan menjadi
fasilitator atau pembimbing dapat menjalankan berbagai macam peran sebagai guru,
mediator, teman kerja, pelatih, atau role model. Peserta didik yang berperan sebagai tutor
sejawat dapat menunjukkan hanya satu peran atau beberapa peran sekaligus tergantung pada
tanggung jawab yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang berperan sebagai guru (pure
teacher) dapat dilibatkan dalam penyusunan dan penyampaian informasi dan keterampilan,
memberi umpan balik dan evaluasi kepada peserta didik lain yang menjadi bimbingannya.
Pembelajaran teman sejawat (peer tutor) merupakan kegiatan belajar yang berpusat
pada peserta didik sebab anggota komunitas belajar merencanakan dan memfasilitasi
kesempatan belajar untuk dirinya sendiri dan orang lain. Pembelajaran akan sukses jika
terjadi timbal balik antara teman sebaya yang secara bersama-sama membuat perencanaan
dan memfasilitasi kegiatan belajar dan dapat belajar dari kegiatan belajar kelompok lainnya.
Beberapa modifikasi dapat dilakukan untuk membuat pembelajaran teman sejawat
menjadi menyenangkan, misalnya sebagai berikut.
1. Mengelilingi Narasumber (Circle the Sage)
2. Metode Fishbowl
3. Belajar dengan Mengajar (Learning by Teaching)

E. METODE BRAINSTORMING
Metode curah pendapat (brainstorming) adalah metode pengumpulan sejumlah besar
gagasan dari orang dalam waktu sekelompok singkat. Metode ini sering digunakan dalam
pemecahan/penyelesaian masalah yang kreatif dan dapat digunakan sendiri atau sebagai
20
bagian dari strategi lain. Kegiatan curah pendapat sangat berguna untuk membangkitkan
semangat belajar dan suasana menyenangkan kedalam kegiatan kelompok, serta
mengembangkan ide kreatif masing-masing peserta didik. Metode ini digunakan untuk
menghasilkan sebanyak mungkin gagasan mengenai topik tertentu.
Brainstorming dirancang agar diskusi menjadi menyenangkan dan santai, tetapi harus
menaati aturan yang ditetapkan agar berhasil. Ada seperangkat aturan bagi peserta yang harus
diikuti dan prosedur yang dirancan secara jelas terhadap seluruh kegiatan. Aturan-aturan
tersebut dirancaris untuk membantu proses berpikir kreatif dan mengatasi berbagai hambatan
untuk mengembangkan ide-ide baru yang dimiliki setiap orang. Peraturan dalam melakkan
brainstorming adalah sebagai berikut.
1. Tidak Ada Kritik
2. Bebas dan Santai
3. Fokus pada Kuantitas Ide (Bukan Kualitas).
4. Setiap ide Harus Dicatat Setiap ide harus ditulis.
5. Inkubasi sebelum Mengevaluasi,

F. METODE SEMINAR SOCRATES


Tujuan pembelajaran menggunakan metode seminar Socrates adalah agar peserta didik
mampu mengomunikasikan idenya secara jelas, menyelesaikan permasalahan abstrak,
membaca teks secara teliti, dan berpikir kritis. Kegiatan pembelajaran dengan metode ini
didominasi oleh percakapan antarpeserta didik, namun bukan debat atau mempertahankan
pendapat. Diskusi harus dilakukan secara intelektual, yakni dilakukan secara sopan dan
bergantian, serta menyajikan data untuk mendukung sebuah pernyataan/jawaban.
Aturan dalam melakukan seminar Socrates adalah:
1. tidak boleh melakukan interupsi ketika ada yang berbicara;
2. memandang teman yang bertanya jika menjawab pertanyaan. Seminar Socrates
dilakukan setelah peserta didik membaca atau mempelajari topik yang akan
didiskusikan di kelas.

G. PEMBELAJARAN INDUKTIF
Metode pembelajaran induktif disebut juga metode ilmiah (scientific method) di mana
peserta didik belajar secara aktif (activity based learning) atau belajar berpusat pada peserta
didik (student centered learning). Metode ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan

21
peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi (analisis, evaluasi, sin- tesis/kreatif Beberapa jenis
metode belajar induktif adalah:
1. belajar berbasis inkuiri (inquiry);
2. belajar menemukan (discovery
3. belajar berbasis masalah (problem based leaming);
4. belajar berbasis proyek (project based learning).
5. metode ilmiah (scientific method.
6. siklus belajar (learning cycle);
7. studi kasus (case study)

H. METODE PERMAINAN
Metode permainan memiliki variasi yang sangat banyak dan tidak semuanya dibahas
dalam buku ini. Beberapa metode permainan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1)
Talking Stick atau Talking Doll, 2) Beach Ball, 3) Lempar Bola Salju (Snowball Throwing),
4) Bola Salju (Snowball), 5) Lingkaran Kecil dan Lingkaran Besar, 6) Tari Bambu, 7)
Keliling Kelompok

I. METODE PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KERTAS


DAN PENSIL
1. Course Review Horay
2. Take and Give
3. Membuat Kalimat Lengkap
4. Contoh dan bukan contoh

J. METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING)


Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih
kemampuan menyajikan isi (content) materi dengan pemetaan pikiran (mind mapping). Mind
map dikembangkan oleh Tony Buzan sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat
hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mengemukakan konsep permasalahanyangakanditanggapi oleh siswa dan
sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3. Bentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.

22
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru
mencatat dipapan tulisdanmengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6. Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan alternatif jawaban yang
telah didiskusikan.
7. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide pemetaan konsep
berpikirnya.
8. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai
konsep yang disediakan.

K. METODE PENYELESAIAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)


Metode problem solving sangat potensial untuk melatih peserta didik berpikir kreatif
dalam menghadapi berbagai masalah baik itu masa lah pribadi maupun masalah kelompok
untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Peserta didik belajar sendiri untuk
mengidentifikasi penyebab masalah dan alternatif untuk memecahkan masalahnya. Tugas
guru dalam metode problem solving adalah memberikan kasus peserta didik untuk
dipecahkan. Bagan metode penyelesaian masalah secara umum adalah berikut.
Langkah-langkah pembelajaran problem solving untuk peserta didik yang belum mampu
berpikir tingkat tinggi dapat dirancang sebagai berikut.
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
3. Guru menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
4. Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menye- lesaikan permasalahan
yang diberikan guru.
5. Peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan
permasalahan permasalahan.
6. Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

L. TEKNIK INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN


1) Teknik Matriks Perbandingan, 2) Teknik Tabel Klasifikasi, 3) Teknik Tabel
Perbandingan, 4) Scramble, 5) Word Square, 6) Time Token, 7) Teknik Tebak Kata, 8)
Teknik Kartu Flash, 9) Teknik Concept Sentence , 10) Teknik Keliling Ruangan (Gallery
Walk), 11) Teknik Merangkum, 12) One Minute Paper, 13) Muddiest Point, 14) Belajar
Berpasangan, 15) Student Question, 16) Teknik Merujuk Gambar, 17) Ask the Winner, 18)
23
Berpunggungan (Back to Back), 19) Jeopardy, 20) Cluster, 21) Hot Seat, 22) Opini Teman,
23) Teknik Brain Borrow, 24) Teknik Copy Cat, 25) Teknik Tenggat Waktu (Deadline), 26)
Teknik Catatan Ide

BAB 5 : METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA


A. PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
1. Pendekatan Struktural
Pendekatan yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa adalah
pendekatan struktural dan pendekatan komunikatif. Pendekatan struktural berlandaskan pada
asumsi bahwa bahasa adalah seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Pendekatan struktural
berpendapat bahwa bahasa adalah data yang didengar/ditulis untuk dianalisis sesuai dengan
tata bahasa sehingga belajar bahasa adalah belajar struktur/tata bahasa.
2. Pendekatan audio lingual
Pendekatan audio lingual atau pendekatan oral didasarkan pada asumsi linguistik
seperti : (a) bahasa merupakan lambang bunyi yang bermakna dan alami; (b) setiap bahasa
berstruktur secara khas atau tidak ada dua bahasa yang sama; dan (c) struktur bahasa dapat
ditemukan dan dideskripsikan secara sistematis (Parera, 1997).\
3. Pendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang
mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Pembelajaran menggunakan
pendekatan komunikatif difokuskan pada peningkatan keterampilan berbahasa sesuai dengan
potensi peserta didik dan konteks komunikasi.
4. Pendekatan Tematis-Integratif
Pendekatan tematis-integratif adalah pembelajaran bahasa yang dilaksanakan dalam
situasi dan kondisi yang sewajarnya dalam sebuah tema dengan mengintegrasikan semua
keterampilan berbahasa.
5. Pendekatan Whole Languange
Secara umum whole languange dapat dinyatakan sebagai perangkat wawasan yang
mengarahkan kerangka pikir kritis dalam menentukan bahasa sebagai materi pelajaran, isi
pembelajaran, dan proses pembelajaran. Pengembangan wawasan whole languange diillhami
konsep konstruktivisme, languange experience approach (LEA), dan progresivisme dalam
pendidikan.

24
Ada delapan komponen whole languange, yaitu : reading aloud, sustained silent
reading, shared reading, journal writing, guided reading, guided writing, independent reading,
dan independent writing.

B. METODE DAN TEKNIK KREATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


1. Metode Pembelajaran
a. Metode KWL
Metode K-W-L adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang menekankan
pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca. Metode K-W-L terdiridari tiga
langkah, yaitu langkah K-What I Know (apa yang telah saya ketahui), langkah W- What I
Want to learn (apa yang ingin saya pelajari), dan langkah L- What I Learned (apa yang saya
pelajari). Metode K-W-L dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca kritis.
b. Metode Latihan Pelaksanaan Tugas
Metode latihan pelaksanaan tugas dilakukan dengan melaksanakan suatu tugas yang
mendekati komunikasi yang sebenarnya untuk membentuk kreativitas dan pemahaman
kebahasaan. Berbagai bentuk tugas dari skala kecil yang menghubungkan pokok-pokok tata
bahasa dan kosa kata yang di lakukan mulai dengan situasi komunikasi, sampai skala besar
yang mengharuskan pelaksanaan aturan-aturan kebahasaan dalam jumlah besar dan dalam
waktu yang lama.
c. Metode Bermain Peran (Role Play)
Metode bermain peran (role play) dapat dilakukan dengan membagikan kartu yang
berisi tugas yang harus diperankan oleh peserta didik. Guru menyuruh peserta didik untuk
melakukan peran tersebut yang mengarah pada penyelesaian suatu tugas. Permainan peran
ditujukan sebagai latihan lisan secara alamiah yang memerlukan ungkapan-ungkapan dengan
berbagai fungsinya.
d. Metode Kerja Proyek (Project Work)
Metode ini dilakukan secara berkelompok dengan tahap pertama menentukan tema
kegiatan, kemudian kelompok mengerjakan proyek yang harus dilakukan dan melaporkan
hasil kegiatannya baik secara lisan maupun dalam bentuk laporan tertulis. Proyek dapat
berupa deskripsi tentang suatu kondisi, isu, atau kasus yang dibuat melalui pengumpulan
informasi dengan cara penyebaran angket, pengumpulan data-data, melakukan wawancara,
dan sebagainya.

25
e. Metode SAS
Metode Struktural analitik sintetik (SAS) berpandangan bahwa pengamatan/
penglihatan pertama setiap manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Oleh sebab itu,
segalaa sesuatu yang akan diajarkan kepada peserta didik harus mulai ditunjukkan atau
diperkenalkan strukturnya secara global. Setelah guru memandu peserta didik melakukan
analisis untuk mencari atau menemukan bagian-bagian dari struktur global tersebut dan
mengenal bagian-bagian serta fungsinya, peserta didik melakukan sintesis dengan
mengembalikan bagian-bagian tersebut menjadi struktur totalitas/ global seperti pada
awalnya.
2. Teknik Pembelajaran bahasa
Teknik adalah daya, upaya, usaha, atau cara yang digunakan guru dalam mencapai
tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran pada waktu itu.Teknik pengajaran bahasa
yang dikenal bermacam-macam seperti, drama, diskusi, bermain peran, simulasi, dan
sebagainya. Beberapa teknik pembelajaran yang sering digunakan untuk melatih peserta didik
dalam berbicara, membaca, dan menulis, antara lain sebagai berikut.
a. Teknik Mendengarkan Cerita
Teknik ini dilakukan agar peserta didik dapat memaknai cerita yang didengarnya secara
cermat, cepat, dan tepat. Guru/ peserta didik perlu menyediakan kaset cerita dan tape recorder
untuk mendengarkan cerita, atau cerita dipaparkan baik secara lisan. Pembelajaran ini dapat
dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.
b. Teknik Mendengarkan Berantai
Teknik ini dilakukan agar peserta didik dapat memahami informasi yang dibisikkan
oleh temannya dengan cermat, cepat, dan tepat. Peserta didik mendengarkan informasi yang
disampaikan temannya, kemudian menyampaikan informasi yang di dengar pada teman
disebelahnya secara berantai dalam kelompok.
c. Teknik Cerita Berangkai
Teknik ini dilakukan peserta didik dengan melanjutkan cerita yang disampaikan
temannya secara tepat. Peserta didik dibagi dalam kelompok, dimana satu kelompok yang
terdiri dari lima atau enam orang berdiri di depan kelas kemudian bercerita tentang topik
tertentu yang di awali dari kiri, kemudian diteruskan ke kanan atau dari kanan diteruskan ke
kiri. Kegiatan dilakukan secara perorangan dan setiap peserta didik memerlukan buku
catatan.
d. Teknik Percakapan Singkat

26
Teknik ini merupakan kegiatan diagnostik untuk mengetahui kesulitan peserta didik
dan melatih mereka dalam berbicara secara bebas. Teknik ini umumnya diguakan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari bahasa asing.
e. Teknik Percakapang dengan Bertanya
Teknik ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
mengajukan pertanyaan sekaligus mengembangkan kemampuan dalm berkomunikasi.
Percakapan dilakukan oleh dua orang peserta didik didepan kelas. Peserta didik A
mengajukan pertanyaan, dan peserta didik B juga mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan pertanyaan peserta didik A, demikian selanjutnya direspon oleh kawan bicaranya.
f. Teknik Menerangkan Benda
Teknik ini dilakukan agar peserta didik dapat menjelaskan sesuatu secara runtut dan
benar. Peserta didik diminta untuk menerangkan karakter sebuah benda yang sudah mereka
kenal dalam waktu singkat. Benda yang dijelaskan dapat berupa minuman, obat-obatan,
makanan, tas, sepatu, dan lain-lain. Alat yang diperlukan untuk kegiatan ini adalah benda
yang dijelaskan. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok.
g. Teknik Bermain Peran
Teknik bemain peran dalam pembelajaran bahasa berbeda dengan metode bermain
peran yang telah dijelaskan sebelumnya. Teknik ini dilakukan dalam pembelajaran bahasa,
dimana peserta didik harus memerankan tokoh tertentu dengan ucapan yang tepat. Kegiatan
ini dilakukan secara perorangan Peserta didik menirukan gaya tokoh yang diidentifikasikan
dengan ucapan yang mirip atau sama. Setiap peserta didik membutuhkan lembar folio kosong
untuk menulis komentar atas peran yang dimainkan temannya.
h. Mengubah Bacaan ke Dalam Gambar
Teknik ini dilakukan agar peserta didik dapat memaknai bacaan dengan cara membuat
gambar menurut persepsinya. Peserta didik diminta membaca sebuah bacaan, kemudian
membuat gambar yang dapat menampung isi bacaan. Kegiatan ini dapat dilakukan baik
secara perseorangan maupun berkelompok.
i. Teknik Membaca Bergantian
Teknik pembelajaran membaca bergantian digunakan agar peserta didik dapat
membaca bersuara sesuai dengan intonasi dan lafal secara tepat. Peserta didik diminta
membaca secara bersuara untuk setiap paragraf secara bergantian dengan pasangannya.
Kegiatan dilakukan baik secara berpasangan dan memerlukan teks bacaan.
j. Teknik Membaca Memindai

27
Teknik ini dilakukan agar peserta didik dapat menemukan secara cepat kata, nomor,
lambang, dan apa saja yang dibutuhkan dari sebuah daftar panjang, pengumuman, iklan,
daftar telepon, dan nomomr acak. Kegiatan ini dilakukan secara perorangan di mana peserta
didik diminta menemukan nomor, gambar, atau kata yang dianggap penting dalam sebuah
bacaan.
k. Teknik Membaca Ekstensif
Teknik ini dilakuakan agar peserta didik dapat mengintegrasikan isi bacaan dari
berbagai bacaan dalam topik yang sama. Peserta didik diminta menjelaskan inti bacaan
menurut persepsinya masing-masing setelah membaca topik yang sama dari berbagai bacaan
(koran, majalah, buku teks, dan buku pengetahuan tentang topik yang sama). Kegiatan ini
membutuhkan berbagai macam bacaan yang berbeda-beda dalam topikyang sama.
l. Lomba Membaca
Teknik ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca.
m. Menulis dari Gambar
Teknik pembelajaran menulis dari gambar bertujuan agar siswa dapat menulis dengan
cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya guru menunjukkan gambar kebakaran yang
melanda sebuah desa. Berdasarkan gambar tersebut siswa dapat membuat tulisan secara
runtut dan logis berdasarkan gambar. Alat yang dibutuhkan adalah gambar-gambar yang
bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran, yang berukuran sama dengan kalender besar,
teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan ataupun kelompok.
n. Menulis Objek Langsung
Teknik ini dimaksudkan agar peserta didik dapat menulis dengan cepat berdasarkan
objek yang dilihat. Guru menunjukkan objek kepada peserta didik didepan kelas, misal
boneka, vas bunga, mobil-mobilan, dan lain-lain. Dari objek tersebut siswa dapat membuat
tulisan secara runtut dan logis berdasarkan objek yang dilihat. Teknik ini dapat dijalankan
secara perseorangan atauoun kelompok.
o. Pembandingan Objek Langsung
Teknik pembelajaran ini bertujuan agar peserta didik dapat menulis perbandingan
berdasarkn objek yang dilihat. Misalnya, guru menunjukkan dua benda (objek) yang sama,
tetapi berbeda bentuk, warna, fungsi, dan lain-lain. Peserta didik menulis dengan cara
membandingkan dua objek yang dilihat. Peserta didik diminta membuat tulisan secara runtut
dan logis berdasarkan objek yang dilihat. Teknik ini dapat dijalankan baik peroranga ataupun
kelompok.
p. Meneruskan Tulisan
28
Teknik pembelajaran meneruskan tulisan memungkinkan peserta didik melengkapi ide
atau gagasan secara baik dalam sebuah tulisan dengan menambahkan beberapa paragraf.
Peserta didik diupayakan berada dalam kondisi senang, ceria, dan penuh dengan tantangan
dalam komunitas belajar yang kompetitif dalam meneruskan tulisan. Bahan yang digunakan
adalah lembaran fotokopi tulisan yang belum selesai gagasannya, (tulisan tersebut semestinya
terdiri dari sepuluh paragraf, tetapi paragraf terakhir dibuang) kemudin siswa menambahkan
paragraf sesuai dengan idenya. Fotokopi sesuai dengan jumlah siswa. Pelaksanaan teknik ini
dapat berupa perorangan atau kelompok.
q. Teknik Mengembangkan Cerita Berdasarkan Kartu Kata
Teknik mengembangkan cerita berdasarkan kartu kata dapat dilakukan dengan
menggunakan kartu kata yang telah dipersiapkan sebelumnya atau kartu kosong yang ditulis
oleh peserta didik. Peserta didik atau kelompok dapat dibagikan sejumlah kartu dan menulis
beberapa kata dengan tema yang sama.
r. Teknik Menyusun Kata Menggunakan Kartu Kata
Teknik ini dapat dilakukan menggunakan kartu kata yang ditulis oleh peserta didik atau
menggunakan papan tulis dan spidol. Teknik ini cukup efektif untuk melatih peserta didik
dalam menyusun kalimat baik dalam bahasa ibu maupun dalam bahasa asing.

C. METODE PEMBELAJARAN BAHASA ASING


1. Pembelajaran Berbasis Teks
Pembelajaran dengan pendekatan komunikatif yang sering digunakan untuk
pembelajaran bahasa asing pada saat ini adalah pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran
bergantung pada jenis teks yang dikaji. Jenis teks yang umumnya dikaji adalah : report text,
descriptive text, explanation text, dan recount teext. Teks laporan adalah teks yang berfungsi
untuk memberikan informasi tentang suatu peristiwa atau situasi, setelah diadakannya
investigasi dan melalui berbagai pertimbangan. Salah satu alternatif langkah-langkah
pembelajaran menggunakan teks laporan yang mencakup tahapan: a) Building knowledge of
field; b) modelling of text; c) joint instruction; dan d) independent construction. Langkah-
langkah pembelajaran tersebut ini bertujuan agar siswa dapat membuat teks laporan dengan
memperhatikan struktur generik dan fitur kebahasaan (linguistic features) yang sesuai yang
biasa digunakan dalam teks laporan.
2. Metode Terjmehan dan Tata Bahasa
Metode terjemhan terutama ditujukan untuk belajar bahasa tulisan, bukan untuk
mempelajari bahasa lisab. Oleh karena itu, latihan-latihan untuk penguasaan bahasa lisan
29
tidak tampak dalam kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode ini. Tujuan
pembelajaran yang dapat dicapai dengan menggunakan metode ini haanya terbatas pada
kemampuan membaca, menulis, dan menerjemahkan. Pembelajaran dapat digunakan untuk
melatih peserta didik dalam pengetahuan kebudayaan sastra yang tinggi, mempunyai daya
apresiasi sastra, menguasai tata bahasa dan teks-teks sastra, dan kompeten dalam melakukan
penerjemahan.
3. Metode Penggunaan Langsung atau Metode Langsung (Direct Method)
Kegiatan belajar mengajar dalam menggunakan metode ini mengaharpkan peserta didik
untuk belajar berpikir dalam bahasa yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu, guru harus
berupaya menciptakan suasana kelas seperti yang terdapat dalam masyarakat bahasa yang
dipelajari. Metode ini dapat digunakan untuk membuat peserta didik mampu berpikir dengan
bahasa sasaran dalam percakapan, membaca dan menulis. Peserta didik diharapkan dapat
menggunakan bahasa baru secara langsung tanpa terjemahan untuk alat komunikasi dan
interaksi.
4. Metode Belajar Komunitas Bahasa
Pembelajaran komunitas bahasa menempatkan peserta didik sebagai pelanggan(client)
dalam bimbingan/konseling. Guru sebaiknya adalah penutur asli (native speaker) yang
memiliki kemampuan konseling dan bertindak sebagai konselor bahasa. Pembelajaran dengan
metode ini berawal dengan kebingungan dan kesulitan pelanggan / peserta didik dalam
bahasa asing. Guru sebagai konselor harus membangkitkan empati untuk mengatasi
permasalahan pelanggan dengan memantapkan hubungan, kehangatan, dan pemahama untuk
mengatasi kesulitan dalam mempelajari bahasa.
5. Metode Membaca
Metode ini dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
membaca dan memahami bahasa asing secara lebih mudah. Peserta didik dapat dilatih
menulis kalimat-kalimat dengan benar dan tepat mengucapkannya dengan baik. Tujua
pembelajaran dapat dicapai dengan membiasakan membaaca tanpa menganalisis atau
menerjemahkan teks. Selanjutnya dapat dilakukan fokus belajar pada kemampuan membaca
cepat dalam hati yang dibuat bertahap dari yang mudah sampai yang sulit.
6. Metode Audio Lingual
Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode audio lingual, pada umumnya
menggunakan pendekatan oral (oral approach). Ciri khas pendekatan oral adalah
menggunakan latihan pola (pattern practice) atau meniru dan meningat. Metode ini
berorientasi pada hasil analisis struktur bahasa dan perbandingan antara bahasa ibu peserta
30
didik dengan bahasa sasaran yang dipelajarinya. Peserta didik menentukan pola kalimat yang
harus dipelajarinya dengan membiasakan menggunakan bahasa yang baru dipelajarinya
dengan menggunakan latihan terutama latihan pola (pattern practice). Peserta didik dituntut
untuk menirukan dan mengingat atau menghafal materi pengajaran yang telah diperolehnya.
Materi pembelajaran diberikan secara bertahap dari yang mudah ke materi yang sulit.
7. Metode Total Physical Response (TPR)
Metode TPR menggabungkan informasi dan keterampilan melalui penggunaam sistem
sensori kinestetik (Asher, 1979). Kombinasi keterampilan memungkinkan peserta didik
mengasimilasi keterampilan dan informasi secara cepat. Prinsip utama metode ini adalah
memahami bahasa yang diucapkan sebelum mengembangkan keterampilan berbicara. Hal
yang paling penting adalah struktur utama untuk mentransfer atau mengkomunikasikan
infomasi. Peserta didik tidak “dipaksa” untuk berbicara, namun diberi waktu dan kesempatan
untuk mulai berbicara secara spontan jika sudah merasa nyaman dan percaya diri dalam
memahami dan membuat pernyataan atau kalimat.

31
BAB III
KEUNGGULAN BUKU

3.1 KETERKAITAN ANTAR BAB


Keterkaitan antar bab dalam buku ini sudah sangat terkait antara yang satu dengan yang
lainnya. Pada bab ini pembahasan dimulai dari hal-hal yang paling awal sampai akhir,
tersusun secara terstruktur.
BAB 1 TEORI BELAJAR; Bab ini memiliki keunggulan materi tentang teori belajar
yang merupakan pokok utama dalam interaksi belajar mengajar. Teori belajar ini meliputi
teori behaviorisme, teori kognitivisme, teori konstruktivisme sosial, teori humanism, dan teori
sibernetik. BAB II PEMBELAJARAN EFEKTIF; Kelebihan dari bab ini karena meliputi
beberapa hal mata pelajaran seperti prinsip pembelajaran efektif, motivasi belajar, taksonomi
pembelajaran, aktivitas pembelajaran dan srategi bertanya. Bab ini juga mengajak si pembaca
benar-benar harus memahami objek materi, karena di tuntut harus bisa memahami potensi
yang dimiliki peserta didik. BAB III MODEL, STRATEGI, DAN METODE
PEMBELAJARAN; Dari beberapa materi hingga pada bab ini tibalah kita membahas
kegiatan belajar mengajar, jadi bisa saya simpulkan bab ini memiliki keterkaitan
kelebihannya yaitu membuat saya dapat mengerti tentang kegiatan proses belajar dalam
kelas, karena buku ini menjelaskan beberapa jenis model, strategi dan metode pembelajaran
yang harus di terapkan dalam kelas. BAB IV METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN
INOVATIF; Dalam bab ini memiliki beberapa judul yang berkaitan jadi saya
menggabungkan keterkaitan kelebihannya dalam satu bahasan karena dalam metode dan
teknik pembelajaran ini meliputi pembelajaran individual, kooperatif dan berpasangan;
metode brainstorming dan seminar Socrates, dll; dan teknik inovatif dalam pembelajaran.
Bab ini saya simpulkan jadi satu karena memiliki keterkaitan dan kesamaan tujuan. BAB V
METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA; Kelebihan dari bab ini karena
meliputi beberapa hal mata pelajaran seperti pendekatan dalam pembelajaran bahasa, metode
dan teknik kreatif dalam pembelajaran bahasa, dan metode pembelajaran bahasa asing.
Jadi bisa saya simpulkan dalam uraian di atas dari beberapa bab ini memiliki
keunggulan kepada para pembaca tentang penjelasan bahasa yang lebih jelas dan bab ini
sangat bermanfaat untuk saya pribadi dan para pembaca yang sedang mengikuti mata kuliah
interaksi belajar mengajar.

32
3.2 KEMUTAHIRAN ISI BUKU
Dalam buku ini memiliki teori-teori yang benar, sangat bagus dan sangat membangun
dalam memberikan lebih wawasan kepada si pembaca. Karena buku ini memiliki materi yang
cukup lengkap sebagai acuan dan pedoman dasar dalam mata kulian interaksi belajar
mengajar. Buku ini merupakan terbitan pertama pada tahun 2013.

33
BAB IV
KELEMAHAN BUKU

4.1 KETERKAITAN ANTAR BAB


Dalam buku inovasi pembelajaran yang saya rangkum memiliki kekurang antar bab
namun tidak banyak kekurangan dari buku ini bahkan nyaris tidak ada kesalahan karena buku
ini benar-benar di susun secara teliti oleh para ahli di bidangnya, jadi dari beberapa bab hanya
saya simpulkan kekurangannya menjadi satu bahasan tidak melalui penglihatan setiap bab,
kekurangannya yaitu kurangnya rangkuman sebagai inti dalam setiap bab itu, dan juga masih
kurang lebih banyak contoh lagi dalam setiap materi walaupun memang sudah ada contoh
setiap bab tetapi menurut saya masih kurang banyak dalam memberikan wawasan tentang
materinya.

4.2 KEMUTAHIRAN ISI BUKU


Buku ini tidak memberikan dampak negatif bagi para pembaca bahkan memberikan
wawasan positif yang membangun karakter yang lebih pada mahasiswa, namun jika berbicara
tentang kekurangan buku ini masih kurang memberikan tarikan untuk para pembaca dalam
memiliki keinginan membacanya, dan buku ini sudah di rancang sedemikian baik.

34
BAB V
IMPLIKASI
5.1 TERHADAP TEORI
Dalam buku ini memiliki beberapa teori dan konsep seperti membangun dan member
wawasan lebih tentang inovasi pembelajaran yang dapat di temukan dalam pembelajaran
setiap materi antar bab yang ada. Konsepnya dapat di simpulkan buku ini mengenai inovasi
pembelajaran untuk seorang calon guru dan materi dalam buku ini dapat kita terpkan dalam
ruang kelas.

5.2 TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNGAN DI INDONESIA


Buku ini sangat bagus dan sangat penting dalam interaksi belajar mengajar dan buku
ini sangat membangun sebagai media pengetahuan yang lebih luas untuk para mahasiswa
calon guru bahkan buku ini memiliki grafik yang terus meningkat tentang kepercayaan orang
sebagai media pengajaran interaksi belajar mengajar.

5.3 ANALISIS MAHASISWA (POSISI KRITIS MAHASISWA)


Model, strategi, dan metode pembelajaran yang dibahas tidak lain untuk dipergunakan
sebagai perencanaan yang baik dan petunjuk jalan untuk bisa menerapkan kegiatan proses
belajar mengajar di dalam kelas. Penulis berpendapat jika prinsip dan teori di atas dapat
dipahami maka akan lebih mudah untuk penerapannya pada saat proses belajar mengajar.
Misalnya pemahaman tentang model pembelajaran, metode pembelajaran, strategi
pembelajaran, teknik pembelajaran dan sebagainya. Dari dasar pengetahuan interaksi belajar
mengajar maka seorang mahasiswa calon guru akan berhasil menguasai kelas saat proses
belajar mengajar sehingga peserta didik semangat dan tidak merasa bosan.

35
BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Buku “Inovasi Pembelajaran” ini berisi tentang model, strategi dan metode
pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Ditinjau dari
cara penyajian dan cara pengolahannya, pendekatan dan strategi pembelajaran. Strategi
pembelajarna sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu.
Didalam buku ini juga dijelaskan bagimana guru pada saat proses pembelajaran,
bagaimana cara guru mnghadapi tingkah individu peserta didik yang berbeda-beda didalam
kelas dan bagaimana cara menghadapi mereka, apa saja peranan guru terhadap pembelajaran,
cara guru memotivasi siswa , dan sebagainya. Perkembangan peserta didik juga diikut
sertakan menjadi bahasan pada buku ini.

6.2 SARAN
Penulis menyadari masih banyaknya kesalahan baik dalam penyampaian atau pun pada
format penulisan Critical book Report ini. Maka dari itu saya mengharapkan saran yang
bersifat membangun agar kedepannya didapati Critical Book Report yang lebih baik.

36
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan Abdullah Sani. 2013. Inovasi pembelajaran: Jakarta. Bumi Aksara

37

Anda mungkin juga menyukai