KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Menulis
sama dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan
sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar (Soemarjadi, 2001: 68). Untuk menjadi
pada otak, agar kita semakin terbiasa Dalam kontes perolehan keterampilan
selalu melatih keterampilan yang dimiliki. Melatih keterampilan ini dapat dilakukan
menulis.
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, atau tidak secara tatap muka
dengan orang lain (Wardani, dkk, 2007: 69). Sedangkan menulis Nurgiyantoro
bahasa. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus
Menulis juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas kompleks yang mencakup
gerakan lengan, tangan, jari, dan mata secara terintegrasi dengan pemahaman bahasa
6
7
membuat huruf, angka atau membuat gagasan sebagai bentuk keterampilan motorik
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui
bahasa tulis. Sedangkan menurut Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah
salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak
pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis
bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan
2. Tujuan Menulis
menentukan materi tulisan, organisasi, karangan, dan sudut pandang (point of view)
pendapat orang lain, dan menolak atau menyanggah pendapat orang lain (Hindun,
berapi-api.
orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami, dihayalkan dan dipikirkan
yang kamu sampaikan itu lebih baik dan d) untuk menyakinkan orang lain tentang
Sedangkan menurut Suparno dan Yunus (2008: 3.7), tujuan yang ingin
ikut berpikir dan bernalar, b) membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan, c)
menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai
pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.
menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami nilai-nilai dalam
sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu
3. Proses Menulis
Proses pembelajaran menulis secara garis besar penulisan terdiri atas tiga
a. Pramenulis (Tahap Pencarian Ide dan Pengendapan), pada tahap ini seorang
tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka dan mengumpulkan
bahan-bahan.
bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf.
c. Tahap Editing dan Revisi, pada tahap editing dilakukan pemeriksaan kembali
terhadap keseluruhan karangan yang sudah kita tulis dari aspek kebahasaannya,
Sedangkan tahap revisi dengan memeriksa kembali karangan yang baru kita tulis
dari aspek isi (content) atau logika cerita. Apabila karangan sudah dianggap
Menurut Dalman (2014:15-20) )proses menulis terdiri dari lima tahap yaitu:
b. Menulis, pada tahap ini dimulai dengan menjabarkan ide dalam bentuk tulisan.
Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragrap yang kemudian
10
c. Merevisi, pada tahap ini dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan yang
Disini diperlukan format baku yang akan menjadi acuan, misalnya ukuran kertas,
cetakan atau dalam bentuk non cetak, seperti pemenasan, penceritaan, peragaan,
dan sebagainya.
f. Proses menulis itu sendiri melalui dari beberapa tahap. Diantaranya tahap
pramenulis, tahap menulis, tahap merevisi, tahap mengedit, dan yang terakhir
tahap mempublikasikan. Hal ini bertujuan agar proses menulis yang sistematis
4. Syarat-syarat Menulis
pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan aktivitas dalam
menulis adalah kombinasi antara proses dan produk. Prosesnya yaitu pada saat
mengumpulkan ide sehingga tercipta tulisan yang dapat terbaca dan merupakan
melalui sebuah puisi dengan gaya bahasa yang tepat. Syarat-syarat menulis adalah
sebagai berikut (Mudiono, 2010:99), a) harus kaya akan ide, ilmu pengetahuan,
pengalaman hidup, 2) memiliki intuisi yang tajam dan jiwa yang arif, 3) memiliki
kekayaan berbahasa, betapapun faktor bahasa tetap merupakan faktor dominan dan
Kemampuan menulis setiap orang tidaklah sama. Dalam hal ini terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi cara penulisan seseorang tersebut. Adapun faktor
a. Maksud dan tujuan yaitu kebanyakan penulis pada khususnya para peserta didik
sekolah dasar belum sadar betul untuk apa mereka menulis. Mereka hanya
beranggapan bahwa tulisan mereka hanya diketahui oleh gurunya saja. Namun
sebenarnya tulisan itu juga akan dilihat oleh peserta didik dan teman yang lain.
terkandung dalam tes itu. Hasil tulisan yang baik itu dipengaruhi oleh seberapa
banyak wawasan yang kita miliki. Wawasan yang dimiliki itu berasal dari diri
kemampuan menulis peserta didik itu sangat dipengaruhi oleh waktu dan
kesempatan yang mereka miliki. Kebanyakan mereka yang gagal tidak bisa
12
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor-
siswa mempunyai badan yang kurang sehat maka ia tidak akan bersemangat
dalam melakukan semua kegiatan disamping itu dia akan cepat lelah, mudah
pusing dan mengantuk. Cara yang dapat dilakukan agar siswa dapat menjaga
kesehatan yaitu berolahraga secara rutin minimal 15 menit setiap hari, makan
menulis siswa, cara yang bisa dilakukan untuk dapat meningkatkan minat
dengan peristiwa yang pernah dilakukan, seperti membantu ibu memasak dan
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata jika siswa sudah berlatih.
dengan baik.
4) Motivasi, motivasi adalah kondisi yang terdapat dalam diri seseorang yang
tujuan. Cara yang dapat dilakukan untuk dapat memberikan motivasi kepada
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yakni
(Djaali, 2011:99) :
Pendidikan orang tua, status ekonomi, perkataan dan bimbingan orang tua
menulis anak yaitu membiasakan anak untuk menulis semua kejadian yang
telah dialami setiap hari dan di ceritakan kepada orang tua sebelum belajar di
rumah dimulai.
bersekolah tinggi dan moralnya baik, rumah dan suasana sekitar yang
nyaman, keadaan lalu lintas, dan iklim yang bagus maka dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan belajar karena anak akan nyaman dalam belajar dan
3) Sekolah, faktor yang ada dalam lingkungan sekolah terdiri dari; a) rendahnya
menulis yang seharusnya dapat membina siswa untuk berlatih menulis masih
memberikan strategi menulis yang tepat, sehingga jika siswa sudah menulis
B. Puisi
1. Pengertian Puisi
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Secara etimologis, kata puisi
dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam
bahasa Indonesia (Melayu) dikenal istilah Poezie (puisi), yaitu jenis sastra (genre)
yang berpasangan dengan istilah prosa. Sementara dalam bahasa Inggris ada istilah
poetry yang artinya adalah puisi (Pradopo, 2002: 306). Puisi adalah salah satu
membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan
warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya (Hudson dalam Kasnadi, 2008: 2).
bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberikan irama dengan bunyi yang padu
as a language that says more and says it more intensenly than does ordinary
language”. Pernyataan ini menegaskan bahwa puisi merupakan sejenis bahasa yang
15
berbeda dari bahasa sehari-hari, karena puisi lebih banyak mengatakan dan
2. Jenis Puisi
puisi yang ditulis para penyair Indonesia. Waluyo (2008: 166) mengungkapkan
a. Puisi Naratif, Puisi Lirik, Puisi Deskriptif Klasifikasi puisi ini berdasarkan cara
1) Puisi naratif, yaitu puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair.
Macam puisi naratif yaitu, balada dan romansa. Balada adalah puisi yang
berisi cerita tentang orangorang perkasa. Romansa adalah jenis puisi cerita
2) Puisi lirik, puisi yang mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya.
Jenisnya yaitu, (a) elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka, (b)
serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan, (c) ode adalah puisi
yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan.
perhatian penyair. Macam puisi deskriptif antara lain, satire, kritik sosial, dan
penyair terhadap suatu keadaan. Kritik sosial adalah puisi yang menyatakan
Puisi kamar dan puisi auditorium sering dijumpai pada kumpulam puisi Hukla,,
maka juga disebut puisi Hukla. Puisi kamar cocok dibaca di dalam kamar. Puisi
Fisikal adalah puisi yang menggambarkan kenyataan apa adanya. Platonik adalah
puisi yang berisi hal-hal yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Metafisikal adalah
puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkjan kehidupan dan
merenungkan Tuhan.
suasana dalam diri penyair sendiri. Obyektif adalah puisi yang mengungkapkan
e. Puisi Konkret, puisi ini bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan bentuk dari
f. Puisi Diafan, Gelap dan Prismatis Diafan adalah puisi yang polos atau puisi yang
i. Puisi Demontrasi dan Pamflet, puisi demontrasi adalah puisi yang melukiskan
hasil refleksi demontrasi dari mahasiswa dan pelajar. Pamflet adalah puisi yang
Puisi tidak hanya dibatasi oleh susunan kata yang mempunyai makna,
sekedar susunan kata yang mempunyai pola rima tertentu dan bermakna tertentu
pula, atau puisi merupakan suatu bentuk pengucapan bahasa yang khusus, yang
memiliki baris-baris pendek dan sederhana. Akan tetapi sebuah karya puisi itu sendiri
dari banyak unsur. Menurut Pradopo (2002: 22) Unsur-unsur tersebut antara lain :
a. Bunyi, bunyi dalam puisi bersifat estetik, yaitu untuk mendapatkan keindahan
dan tenaga ekspresif. Bunyi selain hiasan dalam puisi, juga mempunyai tugas
yang lebih penting lagi, yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa,
dalam kasusasteraan menyebabkan bunyi menjadi salah satu unsur puisi yang
paling utama. Penilaian dalam sebuah puisi ditentukan pula oleh unsur bunyi,
sebuah puisi.
b. Diksi, diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra (Abrams melalui
Wiyatmi, 2006: 63). Untuk dapat memilih kata dengan baik diperlukan
pengusaan bahasa. Tanpa menguasai bahasa dengan baik maka sangat sulit
penyair unyuk memilih kata dengan cermat. Dengan demikian syarat utama
dalam diksi adalah penguasaan bahasa yang baik. Diksi atau pilihan kata
digunakan penyair untuk mengungkapkan maksud atau ide dan efek puitis yang
ingin dicapai.
c. Bahasa kias atau Figurative Language, bahasa kias atau figurative language
tertentu (Abrams melalui Wiyatmi, 2006: 64). Bahasa kias sebagai salah satu
kepuitisan berfungsi agar sesuatu yang digambarkan dalam puisi menjadi jelas,
hidup, intensif, dan menarik. Bahasa kias memiliki beberapa jenis, yaitu
yang ditimbulkan melalui kata-tata (Pradopo melalui Wiyatmi, 2006: 68). Ada
imagery), (3) citraan rabaan (thermal imagery), (4) citraan pengecapan (tactile
imagery), (5) citraan penciuman (olfactory imagery), (6) citraan gerak (kinestheti
imagery).
e. Sarana, Altenbernd & Lewis (Wiyatmi, 2006: 70) mengungkapkan bahwa sarana
menjadi beberapa jenis, yaitu hiperbola, ironi, ambiguitas, paradoks, litotes, dan
elipsis.
f. Bentuk Visual, bentuk visual merupakan salah satu bentuk puisi yang paling
mudah dikenal. Bentuk visual meliputi penggunaan tipografi dan susunan baris.
g. Makna, makna merupakan wilayah isi sebuah puisi. Setiap puisi pasti
mengandung makna baik yang disampaikan secara langsung maupun secara tidak
bahwa menulis puisi bermula dari proses kreatif, yakni mengimajinasikan atau
mengembangkan fakta-fakta empirik dengan sesuatu yang ada dalam diri kita
kemudian diwujudkan dalam bentuk puisi. Sayuti (2002: 5-8) mengemukakan bahwa
dalam membuat puisi ada beberapa tahapan dalam menulis kreatif adalah sebagai
berikut;
a. Tahap Preparasi atau Persiapan. Pada tahap persiapan dan usaha, seseorang akan
yang dimiliki seseorang mengenai masalah atau tema yang digarapnya, selain
mengendapkannya. Pada tahap ini, seluruh bahan mentah diolah dan diperkaya
c. Tahap Iluminasi. Jika pada tahap pertama dan kedua upaya yang dilakukan masih
bersifat mencari-cari, pada tahap ini iluminasi semuanya menjadi jelas, tujuan
suatu kelegaan dan kebahagiaan karena apa yang semula masih berupa gagasan
d. Tahap Verifikasi atau Tinjauan secara Kritis. Pada tahap ini penulis melakukan
modifikasi, revisi, dan lain-lain. Pada tahap ini penulis seakan-akan mengambil
jarak, melihat karyanya secara kritis. Dilihat dari segi hakikatnya sajak atau puisi
melalui tiga tahap yaitu, tahap reproduksi, tahap komplikasi, dan tahap mencipta puisi
(Mustakim, 2005: 23). Tahap reproduksi adalah tahapan awal yang diberikan guru
dalam menulis puisi. Dalam kegiatan ini siswa diharapkan dapat mencontoh atau
meniru sebuah puisi yang sudah pernah dibaca kemudian menggantikan sebagian dari
puisi tersebut dengan kata katanya sendiri. Tahap komplikasi adalah tahap kedua yang
yang dapat diajarkan oleh guru kepada siswanya dalam menulis puisi. Pada tahap ini
siswa diharapkan dapat menggabungkan dua buah puisi menjadi satu sebagai hasil
karangannya. Tahap mencipta puisi adalah tahap terakhir bagi siswa yang baru belajar
menulis puisi. Siswa dapat berkarya dengan bebas untuk menuangkan daya
imajinasinya. Guru dapat memberikan tema sesuai dengan tema yang sedang
diajarkan. Dalam pembelajaran puisi ini, guru mampu membingbing siswa dengan
pendekatan proses. Kegiatan ini meliputi pramenulis, saat menulis, dan pasca menulis.
Misalnya menulis puisi formulasi dari tema hiburan dengan pengembangan tema
1. Pengertian Media
21
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara harfiah kata tersebut
mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut
igunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad (Riyana, 2012:9). Menurut
Hamijaya media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media
pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau
Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan
sendiri. Salah satunya adalah media gambar (media visual). Gambar yang dimaksud
termasuk foto, lukisan/gambar, dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan
berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin
secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.
a. Lambang visual Lambang visual adalah gambar yang secara keseluruhan dari
macamnya: a. sketsa, hasil lukisan yang bentuknya lengkap atau tidak lengkap.
Misalnya, sketsa wajah, sketsa rumah, dan sebagainya; b. bagan, kombinasi garis
atau tulisan dengan gambar yang dijelmakan secara logis dan tersusun untuk
meragakan antara fakta dan ide. Misalnya: bagan balok (histogram), bagan
keterangan tadi. Misalnya: grafik sistem koordinat, grafik kurva, grafik batang; d.
komik, gambar atau lukisan bersambung yang merupakan ceritera. Salah satu
kombinasi antara garis dan gambar yang menunjukkan hubungan intern, bersifat
(huruf) yang membentuk kata dan memiliki arti. Lambang kata dapat dijumpai
dalam buku dan bahan bacaan seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain.
23
Secara umum media memiliki beberapa manfaat, antara lain (Riyana, 2012:
ruang, waktu tenaga dan daya indra c. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara murid dengan sumber belajar d. memungkinkan anak belajar mandiri
sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. e. Memberi
yang sama.
gambar bersifat konkret. Melalui gambar para siswa melihat dengan jelas sesuatu
yang sedang dibicarakan atau didiskusikan dalam kelas. Suatu persoalan dapat
batas ruang dan waktu. Dengan gambar para siswa dapat melihat jelas benda-benda
yang letaknya jauh dan peristiwaperistiwa penting yang telah terjadi di masa lalu, 3)
gambar dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia. Benda-
benda yang terlalu kecil atau terlalu besar dapat ditampilkan melalui gambar, 4)
dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah, karena itu bernilai terhadap
bernilai ekonomis dan menguntungkan karena mudah dan murah untuk dibuat
kelompok siswa. Satu gambar dapat dilihat oleh seluruh kelas, bahkan seluruh
pembelajaran sebagai suatu sistem yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang
terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan
memiliki ciri-ciri berwarna-warni dan kaya dengan variasi. Hal ini dibuat agar dapat
menarik perhatian siswa, sehingga perhatian siswa lebih terpusat pada gambar yang
antara lain:
Selain itu, gambar juga berfungsi untuk menampilkan peristiwa atau benda yang
yang dipilih guru dapat memancing siswa untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapatnya.
c. Keaslian gambar. Gambar yang dipilih hendaknya sesuai dengan aslinya sehingga
menerima informasi yang tersirat pada gambar dan mengandung nilai praktis.
e. Bentuk item. Bentuk gambar yang dipilih masih sederhana. Tidak terlalu
mendetail, karena akan mempersulit siswa untuk memahami gambar. Selain itu,
g. Artistik. Meskipun sederhana, gambar hendaknya tetap memiliki nilai seni agar
D. Kerangka Berfikir
Pada studi pendahuluan diawali dengan kegiatan survei, wawancara dan angket
kepada guru, siswa dan kepala sekolah. Dari kegiatan itu diperoleh temuan bahwa
pembelajaran.
terbagi menjadi tiga tahap yaitu, pertama tahap penemuan ide, kedua tahap penulisan
tindakan ulang dan refleksi ulang. Adapun alur penelitian tindakan digambarkan sebagai
berikut:
26
27