PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut asalnya zat pewarna dapat digolongkan
dalam dua macam yaitu: zat pewarna alam dan zat
pewarna sintetis/kimia. Pada umumnya pewarna alam
diperoleh dari ekstrak berbagai bagian tumbuh-
tumbuhan seperti: akar, kayu, daun, biji maupun bunga.
Pewarna alam dari ekstrak tumbuh-tumbuhan berupa
pigmen-pigmen yang dibuat secara sintetis yang struktur
kimianya identik dengan pewarna-pewarna alami. Yang
termasuk golongan pewarna ini adalah karotenoid murni
antara lain canthaxanthin (merah), apokaroten (merah
oranye), betakaroten (oranye kuning). Semua pewarna-
pewarna ini mempunyai batas-batas konsentrasi
maksimum dalam penggunaannya, kecuali betakaroten
yang boleh digunakan dalam jumlah tidak terbatas
karena aman dan tidak ada efek samping.
Zat pewarna sintetis/kimia karena dianggap bahwa
zat pewarna sintetis/kimia lebih mudah
penggunaannya, cepat pelaksanaannya, ekonomis dan
mudah didapat di pasaran. Akan tetapi dampak dari
penggunaan zat pewarna sintetis/ kimia dapat
menimbulkan masalah baru, yaitu masalah pencemaran
lingkungan dan kesehatan. Namun, seiring kemajuan
teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk
tekstil maka semakin terkikislah penggunaan zat warna
alam. Keunggulan zat warna sintetis adalah lebih
mudah diperoleh , ketersediaan warna terjamin, jenis
1
2
B. Identifikikasi Masalah
1. Zat pewarna sintetis semakin banyak digunakan
2. Zat pewarna sintetis dapat menimbulkan
masalah pencemaran lingkungan dan kesehatan.
3. Kurangnya pemahaman tentang pewarna alami
4. Akar mengkudu sebagai pewarna alami
C. Batasan Masalah
1. Penggunaan zat pewarna alam yang ramah
lingkungn
2. Jenis kain yang digunakan adalah kain katun
primis
Bahan ini digunakan karena memiliki sifat yang
dapat menyerap warna dengan baik.
3. Bahan pewarna alam
Tanaman yang digunakan adalah mengkudu
bagian akar. Akar yang digunakan adalah akar
tanaman mengkudu yang masih hidup karena
dapat menghasilkan warna yang lebih pekat.
4. Mordan yang digunakan adalah Soda Abu
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh lama pencelupan akar
mengkudu dengan waktu 24 jam , 48 jam , 72 jam
, dan 96 jam terhadap hasil jadi pewarnaan pada
kain katun ?
2. Manakah hasil pewarnaan yang terbaik diantara
lama pencelupan 24 jam , 48 jam , 72 jam , dan 96
jam ?
E. Tujuan Penelitian
5
F. Manfaat
1. Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang
pewarnaan alami dan lama pencelupan
menggunakan akar mengkudu.
2. Lembaga
Sebagai tambahan referensi untuk mengetahui
pewarnaan alam terutama akar mengkudu
dengan lama pencelupan dari 24 jam, 48 jam, 72
jam, da 96 jam.
6