Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................2
B. Tujuan .............................................................................5
C. Manfaat ..........................................................................4
III. PENUTUP 49
A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Pemerintah No. 62 tahun 2014,
kegiatan ektrakurikuler pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah terbagi menjadi dua yakni
kegiatan ekstrakurikuler wajib dan pilihan.
Ekstrakurikuler wajib berbentuk pendidikan
kepramukaan, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
pilihan sebagian besar pada bidang olahraga dan
1
seni seperti bola voli, sepak bola, karakte, band,
tari dan paduan suara.
B. Tujuan
C. Manfaat
PENDAHULUAN
yakni:
1
calon anggota ekstrakurikuler tim paduan suara.
A. Model Pembelajaran
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
2
Instruktion)
(Cooperative Learning)
2
suatu proses pendidikan yang bertujuan
untuk membantu peserta didikdalam
memahami makna yang ada pada bahan ajar,
menghubungkan pelajaran dalam konteks
kehidupan sehari-harinya dengan konteks
kehidupan pribadi, sosial dan kultural.
2
Tujuan kegiatan ektrakurikuler, sesuai
dengan Permendiknas No. 39 Tahun 2008
(Asmani, 2012 : 154) adalah: a) mengembangkan
potensi peserta didik secara optimal dan
terpadu, yang meliputi bakat, minat dan
kreativitas, b) memantapkan kepribadian
peserta didik untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan
sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh
negative dan bertentangan dengan tujuan
pendidikan, c) mengaktualisasikan potensi
peserta didik dalam pencapaian prestasi
unggulan sesuai bakat dan minat, dan d)
menyiapkan peserta didik agar menjadi warga
masyarakat yang berkhlak mulia, demokratis,
menghormati hakhak asasi manusia dalam
rangka mewujudkan masyarakat madani (civil
society).
2
tinggi dengan wilayah nada c I – f II dan jenis
suara rendah dengan wilayah nada a – d II.
Sedangkan suara dewasa dibagi menjadi 2
yaitu suara perempuan (suara tinggi disebut
sopran dengan wilayah nada c I – a II, suara
sedang disebut mezosopran dengan wilayah
nada a – f II, suara rendah disebut alto dengan
wilayah nada f – d II) dan suara laki-laki (suara
tinggi disebut tenor dengan wilayah nada
C – a I, suara sedang disebut bariton dengan
wilayah nada A – f I , suara rendah disebut bass
dengan wilayah nada F – d I) .
2
yang ritmenya agak cepat. Persoalan khusus
untuk putra yang berumur antara 12 tahun
dan 13 tahun perlu diperhatikan apabila sudah
memasuki masa puber biasanya mengalami
mutasi suara, sehingga dalam bernyanyi
perlu menghindari nada-nada yang sangat
tinggi maupun sangat rendah. Kemungkinan
komposisi paduan suara untuk SMP adalah (a)
Sopran1 Sopran2 Alto (S1 S2 A) tanpa putra
yang suaranya telah berubah dan (b) Sopran
Alto Tenor (SAT) dengan putra yang suaranya
telah berubah
2
mengidentifikasi kepekaan musikal ditekankan
pada tiga aspek yaitu, a) kemampuan membaca
notasi musik (sight reading), b) kemampuan
mendengar (ear training), dan c) kemampuan
menyanyikan/ suarakan (sight singing) (Fithrah
2012: 61). Adapun penjelasannya diuraikan
sebagai berikut:
1. Kemampuan membaca
a. Not bunyi
2
5) Tanda diam perenambelas, nilainya 1/16
( ¼ ketukan )
c)
Selain tanda sukat, dalam penulisan
partitur notasi balok maupun notasi
angka selalu ada tanda tempo, dimana
tanda tempo merupakan tanda yang
menunjukkan cepat lambatnya ketukan
atau gerak lagu yang dapat diukur dengan
2
• Andantino : Lebih cepat dari Andante
(M.M 80 – 84)
lambat
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
2
tanda apa saja yang terdapat pada materi lagu,
pelatih pun membiasakan untuk para anggota
untuk bisa mandiri dalam memahami materi
lagu untuk melatih para anggota tim paduan
suara dalam hal membaca partitur lagu. Setelah
mengamati pelatih kemudian menanyakan tanda
apa saja yang terdapat di dalam notasi balok
materi lagu, hal ini bertujuan agar anggota tim
paduan suara yang belum mengerti bisa sama-
sama belajar untuk mengetahui pada bagian
mana saja terdapat tanda baca dan harus bisa
menyuarakan materi lagu tersebut sesuai dengan
yang tertulis di dalam partitur lagu tersebut. Hal
ini dapat memudahkan untuk anggota paduan
suara yang baru saja begabung atau berlatih
bersama tim paduan suara.
2. Kemampuan mendengar
3. Kemampuan menyuarakan
2
pengungkapan nada yang benar melalui suara.
Keterampilan yang diasah dalam sight singing
adalah kemampuan untuk menyanyikan nada
dengan mengubah notasi musik menjadi suara
vokal.
a. Olah Vokal
2
tekak, lidag, anak lidah, rongga mulut, langit-
langit, rongga kepala, rongga hidung, hidung,
gigi atas, gigi bawah
b. Teknik Vokal
1) Pernapasan
2
oleh gerakan perut yang semakin
mengembung, rongga perut membesar
sehingga udara dari luar masuk memenuhi
perut. Rongga dada bebas dari ketegangan.
Paru-paru, batang tenggorokan, selaput
suara, alat-alat pengucapan, dapat leluasa
menghasilkan suara yang wajar. Akan
tetapi, tidak memberikan dorongan yang
kuat. Pernafasan perut ini pun tidak baik
digunakan untuk bernyanyi.
2) Artikulasi
2
Kelima huruf ini yang membangun semua
kata-kata dalam bahasa Indonesia dan
juga bahasa asing lainnya. Berikut latihan
kelima vokal tersebut:
(1) Vokal A
Gambar 2.6 :
Bentuk mulut dan posisi lidah vokal A
(2) Vokal I
(3) Vokal U
2
(b) Ujung lidah menyentuh akar gigi
sedikit membusung dibagian belakang.
Gambar 2.8 :
Bentuk mulut dan posisi lidah vokal U
(3) Vokal E
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
Gambar 2.9 :
Bentuk mulut dan posisi lidah vokal E
(3) Vokal O
2
Gambar 2.10 :
Bentuk mulut dan posisi lidah vokal O
b)
Artikulasi Konsonan (huruf mati),
konsonan merupakan bunyi bantu untuk
vokal atau huruf hidup, pengucapan
satu dengan yang lainnya akan berbeda
berdasarkan bentuk bunyi nya. Contoh:
c)
Artikulasi Vokal Rangkap (Diftong),
Diftong adalah bunyi dua vokal yang
berurutan, keduanya berbeda antara
kualitas huruf vokal awal dan akhirnya.
Pengucapan setiap vokal memerlukan
penyesuaian pada kerongkongan dan
mulut. Dalam menyanyikan diftong, vokal
pertama dinyanyikan lama dari vokal
keduanya, maka vokal yang mendahului
diberi tekan sedikit kemudian berubah
lebih rileks/luwes kebunyi vokal yang
mengikuti nya. Contoh: Diftong “ai”
(permai, damai, melambai) “au” (engkau,
hijau, lampau), “oi” (sepoi-sepoi),
“ia” (karunia, dunia), “ua” (semua).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa artikulasi adalah
bunyi yang berasal dari dalam mulut
dan merupakan salah satu unsur yang
sangat penting dalam bernyanyi, sehingga
penyanyi harus meningkatkan ucapan
kata-kata agar nampak kesatuan paduan
suara.
3) Sikap Tubuh
2
Gambar 2.11 :
Sikap tubuh yang baik saat bernyanyi
5) Ambitus suara
a) Sopran
2
nada anatara f-d1 (Banoe, 2003: 46)
6) Phrasering
7) Intonasi
2
yang kurang memliki kemampuan
dan kepekaan akan bunyi. Terutama
ketika individu bersangkutan diminta
menyanyikan berbagai interval yang
terdapat pada susunan nada, baik tonal
mayor maupun minor.
Gambar 2.12 :
Part untuk latihan dasar teknik intonasi
Gambar 2.13 :
Part untuk latihan teknik intonasi dengan
olah vokal tangga nada
8) Resonansi
DAFTAR PUSTAKA
Soewito, M.Ds. (1996). Mengenal Alat Musik
(Tradisional dan Non Tradisional).
Bogor: A. Gumilar
Sumaryanto, Florentinus Totok, (1997).
Pengembangan Instrument Pengukuran
Kemampuan Solfegio. Thesis. Jakarta: IKIP Jakarta.
______. (2005). Efektivitas Penggunaan Solfegio
Untuk Pembelajaran Keterampilan
Bermain Musik di Sekolah Dasar. Online at
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
harmonia/article/view/723
Pramayuda. Yudha. 2010. Buku Pintar Olah Vokal.
Yogyakarta: Buku Biru
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Widyastuti,MG. (2007). Diktat perkuliahan Vokal
1. Yogyakarta. UNY
BIODATA PENULIS
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
2
paduan suara sebagai penyanyi jenis suara tenor.