Anda di halaman 1dari 63

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA

iv BACA, DENGAR, SUARAKAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala


yang telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyusun model pembelajaran ekstrakurikuler
paduan suara baca, dengar, dan suarakan. Buku ini
ditulis sebagai acuan untuk mempermudah peserta
didik mengembangkan pengetahuan sekaligus melatih
tim ekstrakurikuler paduan suara secara efektif dan
efisien.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof.
Dr. Haris Supratno, Dr. I Nyoman Lodra, M.Si, Dr.
Suharsono, M.Pd, Budi Dharmawan Putra S.Pd., M.Pd,
dan Musafir Isfanhari S.pd, yang telah membantu
dan banyak memberikan masukan terhadap proses
penyelesaian buku model pembelajaran ekstrakurikuler
paduan suara baca, dengar, dan suarakan ini.
Harapan penulis buku model pembelajaran ini
dapat dijadikan salah satu pedoman bagi peserta
didik yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara
dimana saja baik di instansi swasta maupun instansi
pemerintah. Semoga dapat menginspirasi para
koordinator pemimpin paduan suara yang sedang
belajar maupun sudah pernah terlibat dalam kegiatan
pelatihan paduan suara untuk melaksanakan pelatihan
paduan suara yang lebih efektif dan efisien. Demikian
sekilas pengantar tentang buku model pembelajaran
ekstrakurikuler paduan suara baca, dengar, dan
suarakan ini, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Surabaya, 20 Agustus 2019

Penulis

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN v
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................iii


Daftar Isi ................................................................................iv
Daftar Gambar .......................................................................v

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................2
B. Tujuan .............................................................................5
C. Manfaat ..........................................................................4

II. LANGKAH-LANGAKAH METODE


PEMBELAJARAN BACA, DENGAR, SUARAKAN
A. Model Pembelajaran ....................................................8
1. Pengertian Model Pembelajaran ............................8
2. Macam-macam Model Pembelajaran ....................9
B. Kegiatan Ekstra Kurikuler Paduan Suara ...............11
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ..................11
2. Tujuan Kegiatan Ekstarkurikuler .........................13
3. Pengertian Paduan Suara .......................................14
4. Jenis Paduan Suara .................................................16
C. Model Pembelajaran Paduan Suara .........................18
1. Kemampuan Membaca ..........................................19
2. Kemampuan Mendengar .......................................27
3. Kemampuan Menyuarakan ...................................29

III. PENUTUP 49

Daftar Pustaka .....................................................................52


Biodata Penulis ....................................................................54

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


vi BACA, DENGAR, SUARAKAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Not Bunyi dan Not Berhenti .......................22


Gambar 2.2: Legatura .........................................................22
Gambar 2.3: Birama Lagu ..................................................23
Gambar 2.4: Nada G dalam Not Balok ............................24
Gambar 2.5: Nada F dalam Not Balok..............................24
Gambar 2.6: Bentuk Mulut dan Posisi Lidah
Vokal A ..........................................................36
Gambar 2.7: Bentuk Mulut dan Posisi Lidah
Vokal I ............................................................37
Gambar 2.8: Bentuk Mulut dan Posisi Lidah
Vokal U ..........................................................37
Gambar 2.9: Bentuk Mulut dan Posisi Lidah
Vokal E ...........................................................38
Gambar 2.10: Bentuk Mulut dan Posisi Lidah
Vokal O ........................................................39
Gambar 2.11: Sikap Tubuh yang Baik Saat
Bernyanyi .....................................................41
Gambar 2.12: Part untuk Latihan Dasar Teknik
Intonasi .........................................................46
Gambar 2.13: Part untuk Latihan Teknik Intonasi
dengan Olah Vokal Tangga Nada .............46

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN vii
MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA
viii BACA, DENGAR, SUARAKAN
Bab 1
Pendahuluan
1

A. Latar Belakang
PENDAHULUAN

Kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas


sumber daya manusianya. Seiring ¬perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, tuntutan
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing semakin besar.
Salah satu upaya untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan.
Karena pendidikan merupakan pondasi untuk
masyarakat yang ingin maju dan berkembang
(Mulyasa, 2004)

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang


telah dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 maka,
untuk meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan serta keterampilan-keterampilan
lainnya pendidikan dapat ditembuh melalui tiga
jalur. Hal tersebut isampaikan oleh Hartati, dkk
(2007:13) yakni, 1) jalur pendidikan formal, 2) jalur
pendidikan informal dan non formal.

Pendidikan formal seperti sekolah, merupakan


jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
mulai dari pendidikan dasar, menengah dan
pendidikan tinggi. Agar dapat mencapai tujuan
pendidikan serta menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas, berkompeten maka
sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran
melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
ekstrakurikuler.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


2 BACA, DENGAR, SUARAKAN
Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan
yang dilakukan di kelas dengan waktu yang
telah ditetapkan dalam struktur program yang
berpedoman pada kurikulum dalam masing-
masing mata pelajaran. Sedangkan kegiatan
ektrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh peserta didik di luar jam pelajaran dengan
harapan peserta didik dapat mengembangkan
bakat, minat dan kemampuannya secara penuh..

PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Pemerintah No. 62 tahun 2014,
kegiatan ektrakurikuler pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah terbagi menjadi dua yakni
kegiatan ekstrakurikuler wajib dan pilihan.
Ekstrakurikuler wajib berbentuk pendidikan
kepramukaan, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
pilihan sebagian besar pada bidang olahraga dan

1
seni seperti bola voli, sepak bola, karakte, band,
tari dan paduan suara.

Paduan suara merupakan penyajian musik


vokal yang terdiri atas 15 orang atau lebih, dapat
juga dikatakan bahwa paduan suara merupakan
sekolompok orang yang dapat memadukan
berbagai warna suara menjadi satu kesatuan yang
utuh dan dapat menampilkan jiwa lagu yang
dibawakan (Pramayuda, 2010:63). Paduan suara
disajikan dengan memperhatikan melodi, irama dan
dinamika tertentu serta unsur-unsur musik lainnya
yang tertulis dalam partitur lagu, sehingga mampu
mengkomunikasikan ide, perasaan, pernyataan
pikiran pencipta kepada pendengar dengan baik.

Pembelajaran membentuk vokal dalam paduan


suara lebih sulit dibandingkan dengan latihan

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 3
1

menyanyi solo dikarenakan dalam berlatih paduan


suara harus menyamakan warna suara dari masing-
PENDAHULUAN

masing tim anggota paduan suara, dan cara latihan


paduan suara itu sendiri terdapat bermacam-macam
teknik. Tindakan yang dibutuhkan agar mencapai
hasil yang memuaskan adalah dengan menyatukan
unsur ketelitian, ketepatan, tingkah laku dan kerja
sama tim paduan suara.

Berdasarkan tingkat kesulitan membentuk


vokal dalam paduan suara tersebut, maka dalam
buku ini penulis akan menjabarkan bagaimana
model pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara
baca, dengar, suarakan agar memudahkan siswa
dalam berlatih paduan suara.

B. Tujuan

Tujuan umum pembuatan buku model


pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara baca,
dengar, suarakan pada buku ini adalah memberikan
petunjuk atau acuan bagi orang yang akan menjadi
anggota paduan suara. Adapun tujuan capaian
kompetensi pada buku ini adalah:

1. Anggota/tim paduan suara dapat menambah


wawasan teori musik dasar.

2. Anggota/tim paduan suara dapat menerapkan


teknik dasar paduan suara membaca not balok
pada materi lagu.

3. Anggota/tim paduan suara dapat menerapkan


teknik bernyanyi paduan suara dengan warna

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


4 BACA, DENGAR, SUARAKAN
suara dan nada yang sama.

4. Anggota/tim paduan suara dapat menerima


arahan dari pelatih dengan baik.

C. Manfaat

Selain memiliki tujuan, buku ini diharapkan


dapat memberikan manfaat kepada para pembaca

PENDAHULUAN
yakni:

1. Membantu mengelola dan merancang program


dari awal mula membentuk tim paduan suara,
membantu proses pelaksanaan latihan, sampai
pada proses pagelaran/konser paduan suara

2. Meningkatkan kompetensi profesional seorang

1
calon anggota ekstrakurikuler tim paduan suara.

3. Membantu teknis pembelajaran ekstrakurikuler


paduan suara dengan mudah dan cepat namun
dengan hasil maksimal.

4. Sebagai referensi keilmuan dalam bidang


seni musik khususnya musik pembelajaran
ekstrakurikuler paduan suara.v

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 5
MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA
6 BACA, DENGAR, SUARAKAN
Bab 2
Langkah-Langkah
Metode Pembelajaran
Paduan Suara
Baca, Dengar, Suarakan
2

A. Model Pembelajaran
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran dikembangkan dari


adanya perbedaan karakteristik peserta didikyang
bervariasi. Karena peserta didikmemiliki berbagai
karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan,
cara belajar yang bervariasi antara individu satu
dengan yang lain, maka model pembelajaran
tidak terpaku hanya pada model tertentu.

Menurut Suprijono (2009: 46) model


pembelajaran merupakan pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merancang
dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Menurut Nieveen suatu model pembelajaran


dapat dikatakan baik jika memenuhi kriteria sahih
(valid), praktis dan efektif. Dalam mengajarkan
suatu pokok bahasan atau materi tertentu harus
dipilih model pembelajaran yang paling sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena
itu, dalam memilih suatu model pembelajaran
harus memiliki pertimbangan-pertimbangan.
Misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan
kognitif peserta didikdan sarana atau fasilitas
yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dapat tercapai (Trianto,
2009:25).

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


8 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan
pola atau prosedur secara sistematis dalam
mengorganisasikan pembelajaran yang berfungsi
sebagai pedoman bagi para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

2. Macam-Macam Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan langkah


awal yang harus direncanakan dalam proses
belajar mengajar secara keseluruhan. Adapun
macam-macam model pembelajaran menurut
Suprijono (2009) yakni:

a. Model Pembelajaran Berbasis Langsung (Direct

2
Instruktion)

Pembelajaran langsung atau direct


instruction dikenal dengan active teaching yang
mengacu pada gaya mengajar dimana guru
terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran
kepada peserta didik dan mengajarkannya secara
langsung kapeda seluruh kelas. Pembelajaran
langsung dirancang untuk penguasaan
pengetahuan procedural, pengetahuan
deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai
ketrampilan. Dalam pembelajaran langsung,
guru menstrukturisasikan lingkungan
belajarnya dengan ketat, memperkenalkan
fokus akademis, dan berharap peserta didik
menjadi pengamat, pendengar, dan praktisipan
yang tekun.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 9
2

b. Model Pembelajaran Cooperative


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

(Cooperative Learning)

Pembelajaran cooperative dapat


diartikan belajar bersamasama, saling
membantu antara satu dengan yang lain
dalam belajar dan memastikan bahwa setiap
orang dalam kelompok mencapai tujuan atau
tugas yang telah ditentukan sebelumnya.
Keberhasilan belajar dari kelompok
tergantung pada kemampuan dan aktivitas
anggota kelompok, baik secara individual
maupun secara kelompok. Pembelajaran
cooperative merupakan serangkaian strategi
yang khusus dirancang untuk member
dorongan keada peserta didik agar bekerja
sama selama berlangsungnya proses
pembelajaran.

c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah


dikembangkan berdasarkan konsep
oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut
adalah belajar penemuan atau discovery
learning, yakni pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas penyelidikan.
Proses belajar penemuan meliputi proses
informasi, transformasi dan evaluasi.
Pada tahap informasi, peserta didik
memperoleh informasi mengenai materi
yang dipelajari dan memberikan respon.
Pada tahap transformasi peserta didik
melakukan identifikasi, analisis, mengubah,
mentransformasikan informasi yang
diperoleh. Pada tahap evaluasi peserta

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


10 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
didik menilai sendiri informasi yang telah
ditransformasikan dapat dimanfaatkan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

d. Model Pembelajaran Kontekstual


(Constextual Teaching And Learning)

Constextual teaching and learning atau


biasa disebut pembelajaran kontekstual
merupakan konsep yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan
daengan situasi dunia nyata dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pembelajaran kontekstual merupakan

2
suatu proses pendidikan yang bertujuan
untuk membantu peserta didikdalam
memahami makna yang ada pada bahan ajar,
menghubungkan pelajaran dalam konteks
kehidupan sehari-harinya dengan konteks
kehidupan pribadi, sosial dan kultural.

Setiap model pembelajaran memiliki


kelebihan dan kekurangan. Pemilihan
model pembelajaran harus disesuaikan
dengan rumusan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, analisis kebutuhan dan
karakteristik peserta didik yang dihasilkan
dan jenis materi yang akan diajarkan.

B. Kegiatan Ekstrakurikuler Paduan Suara

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 11
2

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatann


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

di luar jam pelajaran biasa (termasuk pada


waktu libur) yang dilakukan di sekolah
ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan peserta didik
mengenai hubungan antara berbagai mata
pelajaran, menyalurkan bakat dan minat
serta melengkapi upaya pembinaan manusia
seutuhnya (Sahertian, 2008 : 132). Selanjutnya
Hamalik (2012 : 128) mengemukakan kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan
di luar ketentuan kurikulum yang berlaku,
akan tetapi bersifat pedagogis dan menunjang
pendidikan dalam rangka ketercapaian tujuan
sekolah.

Sementara itu pendapat Muhaimin (2008 :


75) mengenai kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka
melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau
tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah atau madrasah.

Dari beberapa pengertian di atas


dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan
yang pelaksanaannya di luar jam pelajaran
dengan maksud mengisi waktu luang peserta
didik dengan hal-hal positif yang bertujuan
agar peserta didik mampu memperluas
wawasannya, mengembangkan kemampuan

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


12 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
dan keterampilannya.

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan


ekstrakurikuler di sekolah menurut
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
(Suryosubroto, 2001:274) adalah : a) kegiatan
ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik beraspek kognitif,
afektif, dan psikomotor, b) mengembangkan
bakat dan minat peserta didik dalam upaya
pembinaan pribadi menuju pribadi manusia
seutuhnya yang positif dan c)apat mengetahui,
mengenal serta membedakan antara hubungan
satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

2
Tujuan kegiatan ektrakurikuler, sesuai
dengan Permendiknas No. 39 Tahun 2008
(Asmani, 2012 : 154) adalah: a) mengembangkan
potensi peserta didik secara optimal dan
terpadu, yang meliputi bakat, minat dan
kreativitas, b) memantapkan kepribadian
peserta didik untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan
sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh
negative dan bertentangan dengan tujuan
pendidikan, c) mengaktualisasikan potensi
peserta didik dalam pencapaian prestasi
unggulan sesuai bakat dan minat, dan d)
menyiapkan peserta didik agar menjadi warga
masyarakat yang berkhlak mulia, demokratis,
menghormati hakhak asasi manusia dalam
rangka mewujudkan masyarakat madani (civil
society).

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 13
2

Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa


tujuan utama kegiatan ekstrakurikuler adalah
upaya untuk mengembangkan bakat dan
minat peserta didik berupa kegiatan-kegiatan
yang dapat menunjang dan dapat mendukung
program intrakurikuler yaitu mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan penalaran
peserta didik, keterampilan melalui hobi dan
minatnya serta pengembangan sikap yang ada
pada program intrakurikuler dan program
kokurikuler.

3. Pengertian Paduan Suara

Paduan suara merupakan suatu kelompok


vokal yang dalam penampilannya terbagi
menjadi beberapa jalur suara, masing-masing
suara sopran, alto, tenor, bass (SATB). Paduan
suara anak-anak tidak mampu memenuhi
SATB, namun pembagian jalur suara masih
mungkin setidaknya terbagi menjadi dua
jalur suara (Banoe 2003: 320). Paduan suara
juga dapat diartikan sebagai penyajian musik
vokal yang terdiri dari 15 orang atau lebih
yang memadukan berbagai warna suara
menjadi satu 19 kesatuan yang utuh dan dapat
menampakkan jiwa lagu yang dibawakan
(Pramayuda, 2010: 63).

Menurut Simanungkalit (2008:14) jenis


paduan suara ada 2, yakni paduan suara
campuran dan paduan suara sejenis. Paduan
suara ini adalah paduan suara yang paling
lazim, dalam paduan suara ini terdapat suara
pria dan wanita yang biasanya dibagi menjadi

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


14 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
empat suara yaitu sopran, alto, tenor dan bass
walaupun tidak jarang dalam penampilannya
suara yang dibagi lebih dari empat. Sedangkan
paduan suara sejenis hanya terdapat satu jenis
gender (pria/wanita). Seperti paduan suara
pria yang didalamnya hanya terdapat suara
yang dihasilkan oleh pria (tenor, bariton,
bass), kemudian dalam paduan suara yang
dihasilkan oleh wanita hanya terdapat jeni
suara yang dihasilkan wanita (sopran, mezzo,
alto).

Sedangkan menurut Ali (2006: 33) masing-


masing warna suara mempunyai register/
wilayah nada yang berbeda, antara lain suara
anak-anak dibagi menjadi 2, yaitu jenis suara

2
tinggi dengan wilayah nada c I – f II dan jenis
suara rendah dengan wilayah nada a – d II.
Sedangkan suara dewasa dibagi menjadi 2
yaitu suara perempuan (suara tinggi disebut
sopran dengan wilayah nada c I – a II, suara
sedang disebut mezosopran dengan wilayah
nada a – f II, suara rendah disebut alto dengan
wilayah nada f – d II) dan suara laki-laki (suara
tinggi disebut tenor dengan wilayah nada
C – a I, suara sedang disebut bariton dengan
wilayah nada A – f I , suara rendah disebut bass
dengan wilayah nada F – d I) .

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


mengelola paduan suara Basuki (1994: 22)
antara lain: a) Pernafasan, karena pernafasan
merupakan unsur yang sangat penting dalam
menyanyi. Sebelum bisa menyanyi dengan baik
harus lebih dahulu menggunakan udara paru-

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 15
2

paru seefisien mungkin, b) pembentukan suara


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

atau artikulasi berfungsi untuk membentuk


suara menjadi jelas, nyaring, dan merdu,
c) ketepatan nada atau intonasi berfungsi
supaya nada atau notasi yang dinyanyikan
tepat dan terdengar tidak fals, d) phrasering
adalah teknik pemenggalan kelompok kata
dalam kalimat lagu, dan e) sikap badan dan
pembawaan (interpretasi) pada saat menyanyi
usahakan berdiri tegak, tidak kaku, bahu agak
ditarik ke belakang, kepala menghadap ke
muka, posisi kaki dibuat sedikit renggang dan
tangan kanan dibiarkan tergantung. Sedangkan
pembawaan penyanyi yang baik hendaknya
dapat membawakan lagu sesuai dengan isi
dan jiwa lagu yang dinyanyikannya.

4. Jenis Paduan Suara

Prier (2003: 13) mengungkapkan bahwa


ada empat jenis dan komposisi paduan suara
yang umumnya dipakai di Indonesia yaitu:
a) paduan suara anak-anak, b) paduan suara
remaja, c) paduan suara dewasa, dan (d)
paduan suara sejenis.

Dalam paduan suara anak-anak jumlah


anggota sebaiknya antara 40-50 anak. Bila
jumlah terlalu kecil agak sukar bernyanyi
dengan lembut sedangkan bila jumlah terlalu
besar agak sulit untuk menjaga ketertiban.
Ciri khas paduan suara anak-anak: suara
murni, polos, dan tidak dibuat-buat; serta
mengandung suatu keindahan sehingga sudah
cukup dengan satu suara saja. Namun dapat
pula dicoba bernyanyi dengan dua atau tiga

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


16 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
suara, lebih baik lagi kalau bisa diiringi.
Persoalan khusus dalam paduan suara anak-
anak yakni terletak pada pembentukan suara,
ketepatan nada, dan bahan nyanyian yang
masih terbatas karena nyanyian tidak boleh
terlalu sederhana dan tidak terlalu sukar.

Paduan suara remaja sebaiknya


berjumlahkan antara 15-50 orang. Di
bawah 15 orang belum bisa disebut paduan
suara, sedangkan lebih dari 50 13 orang
kekompakkan anggota kurang terjaga. Ciri
khasnya terletak pada semangat para remaja
dalam bernyanyi terutama dalam lagu yang
mencerminkan semangat, misalnya untuk
lagu-lagu perjuangan atau lagu-lagu daerah

2
yang ritmenya agak cepat. Persoalan khusus
untuk putra yang berumur antara 12 tahun
dan 13 tahun perlu diperhatikan apabila sudah
memasuki masa puber biasanya mengalami
mutasi suara, sehingga dalam bernyanyi
perlu menghindari nada-nada yang sangat
tinggi maupun sangat rendah. Kemungkinan
komposisi paduan suara untuk SMP adalah (a)
Sopran1 Sopran2 Alto (S1 S2 A) tanpa putra
yang suaranya telah berubah dan (b) Sopran
Alto Tenor (SAT) dengan putra yang suaranya
telah berubah

Paduan suara dewasa beranggotakan


setidaknya 20 anggota dan tidak ada batas
maksimum. Sebagai bahan perbandingannya
adalah sebagai berikut: S = 3, A = 2, T = 2, B = 3.
Paduan suara Sopran Alto Tenor Bass (SATB)
bagi orang dewasa dianggap mempunyai

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 17
2

bunyi yang paling bulat dan seimbang karena


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

masing-masing suara sudah dapat berdiri


sendiri terutama bila lagunya bergaya polifon.
Paduan suara dewasa apabila dilatih dengan
baik dapat berkembang mencapai mutu
profesional dan ke arah ekspresi musik yang
disertai dengan tarian dan sebagainya (Prier
2003: 14). (4) Paduan Suara Sejenis Jumlah
anggota dalam paduan suara sejenis antara 25-
30 orang. Paduan suara sejenis terdiri atas: (a)
suara sejenis wanita Sopran1 Sopran2 Alto (S1
S2A) dan Sopran Mezzosopran Alto (SMsA),
(b) suara sejenis pria Tenor1 Tenor2 Bass
14 (T1 T2 B) dan Tenor Bariton Bass (TBrB),
dan (c) suara sejenis anak-anak Sopran Alto
(SA). Paduan suara dengan 2 atau 3 suara jika
dinyanyikan dengan halus akan tampak suatu
keindahan meskipun tidak diiringi.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat


disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
paduan suara adalah kegiatan tambahan
diluar jam pelajaran untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya dalam
bernyanyi secara bersama-sama dengan
kelompok suara yang berbeda-beda antara lain
sopran, alto, tenor, dan bass.

C. Model Pembelajaran Ekstrakurikuler Paduan


Suara

Model pembelajaran merupakan suatu


kerangka konseptual yang menggambarkan
pola atau prosedur secara sistematis dalam

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


18 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
mengorganisasikan pembelajaran yang berfungsi
sebagai pedoman bagi para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan


pada buku ini dinamakan model pembelajaran
solfegio. Stanley mengemukakan bahwa
solfegio merupakan istilah yang mengacu pada
menyanyikan tangganada, interval, dan latihan-
latihan melodi dengan zillaby solmization, yaitu
menyanyikan nada musik dengan menggunakan
suku kata. Dalam perkembangan selanjutnya,
solfegio tidak hanya untuk menyanyikan dan
mendengar nada, tetapi juga untuk melatih
membaca notasi musik (Sumaryanto 2005: 4).

Dalam pembelajaran solfegio, pelatihan

2
mengidentifikasi kepekaan musikal ditekankan
pada tiga aspek yaitu, a) kemampuan membaca
notasi musik (sight reading), b) kemampuan
mendengar (ear training), dan c) kemampuan
menyanyikan/ suarakan (sight singing) (Fithrah
2012: 61). Adapun penjelasannya diuraikan
sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca

Sight reading adalah membaca notasi musik


tanpa persiapan terlebih dahulu. Sight reading
bagi Last juga bisa disebut kesanggupan untuk
membaca dan memainkan notasi musik yang
belum dikenal sebelumnya yang biasanya
disebut dengan prima vista. Sight reading
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
membaca dan menambah pengetahuan
tentang bahasa musik, juga berfungsi untuk

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 19
2

menemukan hal-hal baru dalam musik dan


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

memberikan kenikmatan dalam bermusik bagi


penyanyi dan pemain musik hingga tingkat
keterampilan yang tinggi (Sumaryanto 2005:
6).

Selain itu Last juga mengungkapkan


bahwa untuk dapat menguasai sight reading
dibutuhkan banyak latihan yang teratur.
Namun demikian bukan banyaknya latihan
yang penting, melainkan latihan-latihan
(meskipun sedikit) yang dilakukan setiap hari
secara teratur dan terus menerus akan lebih
dirasakan manfaatnya (Sumaryanto 2005: 6).

Membaca notasi musik sering disebut


dengan notasi balok. Notasi balok adalah
notasi yang berbentuk bulat telur yang
terdapat tangkai dan bendera not yang
mempunyai nilai tertentu dan diletakan pada
balok nada. Notasi balok memiliki bermacam-
macam irama, waktu atau panjang pendeknya
bunyi dan diam, tanda dinamika, ruas birama,
tempo dam dinamika. Berikut hal yang harus
diperhatikan dalam membaca notasi balok:

a. Not bunyi

1) Not penuh,nilainya 1 (4 ketukan)

2) Not tengah, nilainya ½ (2 ketukan)

3) Not perempat, nilainya ¼ (1 ketukan)

4) Not perdelapan, nilainya 1/8 (½ ketukan

5) Not perenambelas, nilainya 1/16

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


20 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
(¼ ketukan )

6) Not pertigadua, nilainya 1/32


(1⁄8 ketukan)

b. Tanda istirahat / rest

1) Tanda diam penuh, nilainya 1


(4 ketukan)

2) Tanda diam tengahan, nilainya ½


(2 ketukan)

3) Tanda diam perempat, nilainya ¼


(1 ketukan)

4) Tanda diam perdelapan, nilainya 1/8


(½ ketukan)

2
5) Tanda diam perenambelas, nilainya 1/16
( ¼ ketukan )

6) Tanda diam pertigadua, nilainya 1/32


(1⁄8 ketukan )

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 21
2
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

Gambar 2.1 : Not bunyi dan Not berhenti

c. Tanda-tanda dalam notasi balok

1) Tanda legatura adalah tanda lengkung


yang menghubungkan dua atau lebih
not yang sama tingginya. Yang berfungsi
memperpanjang not yang pertama menjadi
jumlah not – not yang dihubungkan.

Gambar 2.2 : Legatura

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


22 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
2) Tanda kruis (#) dan mol (b)

a) Tanda kruis (#) berfungsi menaikan not


setengah nada.

b) Tanda mol (b) berfungsi menurunkan not


setengah nada.

3) Tanda birama adalah tanda yang menunjukan


birama berapa yang digunakan sebuah
lagu dan not yang dijadikan satuan. Pada
umunya yang digunakan pada birama lagu
paduan suara ada 4 yaitu ( 2/4 ), ( 3/4),
(4/4), dan (6/8 ).

Gambar 2.3 : Birama lagu 2

a) Ruas birama adalah ruangan tempat


menuliskan satu atau sekelompok not
dalam satu ayunan birama, terletak
diantara dua garis birama. Garis birama
adalah garis tegak lurus yang membatasi
satu ruas birama.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 23
2

b) Notasi balok dengan kunci G dan kunci


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

F not balok terdiri atas lima garis lurus


dan sejajar. Not-not ditulis atau diletakan
pada garis atau sepasi ( ruas diantara
dua garis ). Not yang ditulis pada garis
disebut not garis dan yang ditulis pada
spasi disebut not spasi. Not garis Not
spasi jika dituliskan lebih tinggi atau
lebih rendah dapat ditambahkan garis
bantu yang terletak dibawah dan diatas
balok not.

Gambar 2.4 : Nada G dalam not balok

Gambar 2.5 : Not F dalam not balok

c)
Selain tanda sukat, dalam penulisan
partitur notasi balok maupun notasi
angka selalu ada tanda tempo, dimana
tanda tempo merupakan tanda yang
menunjukkan cepat lambatnya ketukan
atau gerak lagu yang dapat diukur dengan

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


24 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
suatu alat yang dinamakan metronom.
Tanda-tanda tempo yang menunjukkan
cepat lambatnya ketukan atau gerak lagu
dijelaskan sebagai berikut

• Largo : Sangat lambat sekali


(M.M 46 – 50)

• Adagio : Sangat lambat (M.M 52 – 54)

• Lento : Lambat (M.M 56 – 58)

• Largetto : Tidak selambat Lento


(M.M 60 – 63)

• Andante : Seperti orang berjalan


(M.M 72 – 76)

2
• Andantino : Lebih cepat dari Andante
(M.M 80 – 84)

• Moderato : Sedang (M.M 96 – 104)

• Allegreto : lebih lambat dari Allegro


(M.M 108 – 116)

• Allegro : Cepat, hidup, gembira


(M.M 132 – 138)

• Vivace : Sangat cepat (M.M 160 – 176)

• Presto : Sangat cepat sekali


(M.M 184 - 200)

• Accelerando (accel.) : Tempo bergerak


semakin cepat

• Ritenuto (rit.) : Tempo bergerak semakin

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 25
2

lambat
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

• Fermata : Tempo ditahan sesuai kehendak

• a tempo : Kembali ke tempo semula

• Rubato : Bebas dan penuh perasaan

d) Dinamika merupakan bagian yang tidak


kalah penting, karena dengan adanya
dinamika karya musik akan menjadi
tampak lebih hidup dan ekspresi dari
karya musik tersebut akan tampak
terlihat. Dinamika adalah tanda yang
menunjukkan keras lembutnya nada
atau suatu bagian phrase/kalimat musik.
Berikut adalah tanda-tanda dinamika:

• Pianisisimo (ppp) : sangat lembut sekali


• Pianissimo (pp) : lembut sekali
• Piano (p) : lembut
• Mezzopiano (mp) : agak lembut
• Mezzoforte (mf) : agak keras
• Forte (f) : keras
• Fortissimo (ff) : sangat keras
• Fortissisimo (fff) : sangat keras sekali
• Crescendo : makin lama makin keras
• Decrescendo : makin lama makin lembut
• Diminuendo (dim.) : melembutkan nada

Pentingnya poin- poin diatas untuk membaca

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


26 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
notasi balok karena poin- poin diatas menjadi hal
umum yang ada pada notasi balok untuk materi
lagu paduan suara, karena dengan memahami
poin- poin diatas maka anggota tim paduan
suara lebih bisa dengan mudah membaca notasi
balok materi lagu paduan suara. Oleh karena itu
sebelum menjadi anggota tim paduan suara yang
professional harus memahami tanda- tanda baca
yang terdapat pada materi lagu, Karena poin-
poin diatas menjadi nyawa yang akan membawa
penonton ikut merasakan makna dari lagu yang
dibuat oleh pencipta dan akan dibawakan oleh
tim paduan suara.

Tahapan dari baca ini adalah pelatih paduan


suara beserta anggota paduan suara mengamati

2
tanda apa saja yang terdapat pada materi lagu,
pelatih pun membiasakan untuk para anggota
untuk bisa mandiri dalam memahami materi
lagu untuk melatih para anggota tim paduan
suara dalam hal membaca partitur lagu. Setelah
mengamati pelatih kemudian menanyakan tanda
apa saja yang terdapat di dalam notasi balok
materi lagu, hal ini bertujuan agar anggota tim
paduan suara yang belum mengerti bisa sama-
sama belajar untuk mengetahui pada bagian
mana saja terdapat tanda baca dan harus bisa
menyuarakan materi lagu tersebut sesuai dengan
yang tertulis di dalam partitur lagu tersebut. Hal
ini dapat memudahkan untuk anggota paduan
suara yang baru saja begabung atau berlatih
bersama tim paduan suara.

2. Kemampuan mendengar

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 27
2

Benward mengungkapkan bahwa ear training


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

adalah latihan kemampuan pendengaran atau


ketajaman pendengaran musik, baik ketepatan
ritmik maupun ketepatan nadanya. Kemampuan
ini merupakan gabungan dari dua faktor, yaitu
faktor kebiasaan dan faktor pembawaan. Faktor
kebiasaan dapat dikembangkan melalui latihan
teratur di samping faktor lain yang tidak dapat
dipisahkan darinya yaitu faktor pembawaan dan
musikalitas (Sumaryanto 2005:5).

Kodijat (1983: 68) mengemukakan bahwa


ear training adalah latihan pendengaran secara
sistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan
dengan suku kata terbuka. Pendengaran tersebut
dapat dilatih dengan cara menyelaraskan dengan
notasi musik yang dihadapi. Semakin tinggi
frekuensi berlatih siswa, maka semakin tinggi pula
kemampuan peserta didikdalam membayangkan
nada, tepat atau tidaknya lompatan nada dan
interval.

Sumaryanto (1997: 62) membagi lebih lanjut


kemampuan mendengar notasi (ear training)
ke dalam tiga indikator kemampuan, yaitu:
(1) kemampuan mendengar ritme/irama, (2)
kemampuan mendengar melodi/ rangkaian nada,
(3) kemampuan mendengar akor/ keselarasan
gabungan nada. Latihan pendengaran musik
biasanya dilakukan dalam bentuk dikte yang
berupa nada yang dinyanyikan dan kemudian
ditulis atau ditirukan. Pelajaran dikte harus
didahului dengan latihan pendengaran dan
latihan daya ingat. Dikte tersebut berupa melodi,

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


28 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
akor, dan ritme.Disinilah tahap dengar dimulai.
Tahap belajar dengan jenis atau kelompok suara
yang sama akan saling membantu satu dengan
yang lain, anggota bisa saling mengingatkan dan
mengajari untuk bisa menyesuaikan dengan nada
yang tertulis di notasi balok. Dengan dibentuk
kelompok kecil sesuai jenis suara maka anggota
paduan suara bisa lebih fokus dengan notasi
sesuai dengan jenis suaranya.

3. Kemampuan menyuarakan

Sight singing adalah kemampuan


menyanyikan/ menyuarakan notasi nada
sesuai dengan melodi. Sight singing dilakukan
secara individual melalui latihan vokal dan

2
pengungkapan nada yang benar melalui suara.
Keterampilan yang diasah dalam sight singing
adalah kemampuan untuk menyanyikan nada
dengan mengubah notasi musik menjadi suara
vokal.

Kemampuan mengubah notasi musik


menjadi suara dilakukan tanpa adanya latihan
ataupun persiapan terlebih dahulu (Mumpuni
2007: 17). Kemampuan sight singing dapat dibagi
ke dalam tiga indikator, yaitu: a) kemampuan
menyanyikan melodi atau rangkaian nada, b)
kemampuan menyanyikan interval nada, dan c)
kemampuan menyanyikan tangga nada.

Kemampuan menyanyikan/ menyuarakan


melodi diartikan sebagai kemampuan peserta
didikdalam menyanyikan melodi yang tepat sesuai

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 29
2

dengan nada yang tercantum dalam notasi musik.


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

Kemampuan menyanyikan interval nada adalah


kemampuan peserta didikdalam menyanyikan
rangkaian nada dengan interval bunyi nada yang
tepat. Kemampuan menyanyikan tangga nada
adalah kemampuan peserta didikmenyanyikan
nada sesuai dengan tangga nada yang digunakan
dalam notasi musik (Sumaryanto 1997: 60).

Sebelum melaksanakan tahapan kegiatan


suarakan ini ada beberapa hal yang harus di
pahami dan diterapkan oleh anggota paduan
suara yaitu tentang olah vokal, ini beberapa
macam teknik vokal yang harus dimiliki oleh
anggota tim paduan suara. Menurut Sitompul
(1988; 1) paduan suara adalah himpunan sejumlah
penyanyi yang dikelompokkan menurut jenis
suaranya. Pengelompokan ini pada umumnya
didasarkan pada dua kriteria suara, yaitu wilayah
jangkauan suara dan warna suara atau timbre.
Maka dari itu dalam berpaduan suara anggota
paduan suara wajib memahami beberapa hal
penting mengenai teknik dasar olah vokal untuk
menunjang dalam kegiatan pembelajaran paduan
suara. Berikut adalah beberapa teknik olah vokal
dasar dalam paduan suara:

a. Olah Vokal

Pembelajaran olah vokal merupakan salah


satu bagian yang penting dalam pembelajaran
musik vokal. Menurut Soewito (1996:9)
mengungkapkan, setiap pembelajaran olah
vokal dimulai dengan latihan pendahuluan

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


30 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
yang berupa latihan menyanyikan tangga nada
do re mi fa sol la si. Hal ini dimaksudkan untuk
melatih kepekaan rasa dalam menyanyikan
nada-nada dalam tangga nada tertentu.
Berikutnya kepada peserta didikdijelaskan
teknik dasar menyanyi yang harus diketahui,
meliputi : sikap badan, pernafasan, pem-
bentukan suara, dan lain sebagainya.

Dalam kegiatan olah vokal dipergunakan


suatu lagu sebagai model yang memiliki unsur
musik meliputi irama, bentuk, melodi, warna
nada dan sebagai nya. Soewito (1996:12)
mengatakan dalam kegiatan olah vokal, organ-
organ yang berhubungan dengan terjadinya
suara antara lain : tracea, selaput suara, rongga

2
tekak, lidag, anak lidah, rongga mulut, langit-
langit, rongga kepala, rongga hidung, hidung,
gigi atas, gigi bawah

Salah satu alat yang sangat berperan


di dalam kegiatan olah vokal adalah suara
Pembelajaran olah vokal yang ideal sebaiknya
melalui pengalaman secara bertahap dari
pengetahuan dan keterampilan bermain
musik karena akan menjadi dasar yang
paling utama bagi perkembangan mental dan
kepribadian siswa. Berdasarkan uraian diatas,
pembelajaran olah vokal disekolah merupakan
sub bidang mata pelajaran kerajinan tangan
dan kesenian (seni musik) merupakan pokok
bahasan yang harus dikuasai oleh peserta
didik agar kemampuan olah vokalnya menjadi
berkembang ke arah yang lebih baik.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 31
2

Pembelajaran olah vokal yang ideal


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

sebaiknya melalui oengalaman secara bertahap


dari pengetahuan dan keterampilan bermain
musik karena akan menjadi dasar yang
paling utama bagi perkembangan mental dan
kepribadian siswa.

b. Teknik Vokal

Menurut Soewito (1996:11), ada beberapa


unsur yang harus diperhatikan dalam
bernyanyi, unsur-unsur tersebut terdiri dari
sikap tubuh yang baik, cara bernafas, cara
mengucapkan dan cara memproduksi auara
dengan intonasi yang baik yang disebut
teknik vokal. Peningkatan teknik vokal, pada
dasarnya sulit diladalam bernyanyi’ukan,
apabila tidak terlatih, diasah dan dicoba secara
teratur (Pramayudha, 2010:65).

Namun hal itu bisa dilakukan jika


menggunakan beberapa teknik dalam
bernyanyi yang disebut teknik vokal. Berikut
ini akan disampaikan beberapa teknik vokal:

1) Pernapasan

Menurut Soewito (1996:11), pernafasan


merupakan unsur terpenting dalam
bernyanyi. Ada 3 jenis pernafasan dalam
bernyanyi, yaituh pernafasan dada,
pernafasan perut, danpernafasan diafragma.
Sedangkan jenis teknik pernafasan yang di
kemukkan oleh Rahardjo (1990;36), yaitu

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


32 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
teknik pernafasan tulang selangka, teknik
pernafasan tulang rusuk, teknik pernafasan
perut , teknik pernafasan dada, dan teknik
pernafasan diafragma. Selain itu, Jamalus
(1988:50) mengatakan bahwa ada 3 jenis
pernafasan yang sering digunakan dalam
bernyanyi. Pernafasan-pernafasan tersebut
adalah:

a) Pernafasan Dada, pernafasan ini dilakukan


dengan cara memasukan udara ke dalam
paruparu sehingga paru-paru menjadi
lebih besar. Pernafasan dada tidak baik
digunakan dalam bernyanyi.

b) Pernafasan Perut, ernafasan ini disebabkan

2
oleh gerakan perut yang semakin
mengembung, rongga perut membesar
sehingga udara dari luar masuk memenuhi
perut. Rongga dada bebas dari ketegangan.
Paru-paru, batang tenggorokan, selaput
suara, alat-alat pengucapan, dapat leluasa
menghasilkan suara yang wajar. Akan
tetapi, tidak memberikan dorongan yang
kuat. Pernafasan perut ini pun tidak baik
digunakan untuk bernyanyi.

c) Pernafasan Diafragma, diafragma terletak


diantara rongga dada dan rongga perut.
Pada saat bernyanyi, otot diafragma
dapat memberi dorongan yang kuat
kepada paru-paru serta dapat mengatur
tenaga aliran udara melalui batang
tenggorok menggetarkan selaput suara

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 33
2

dan keluar melalui mulut. Pernafasan


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

yang baik digunakan untuk bernyanyi


ialah diafragma. Ada beberapa tanda yang
dijadikan pegangan dan bisa dirasakan saat
pernafasan diafragma (Widyastuti, 2007:9),
yakni: (1) berdiri dengan tegak, (2) raba
tulang rusuk bagian bawah, (3) letakkan
dan sedikit ditekan kedua telapak tangan
diisi kiri dan kanan, diantara tulang rusuk
paling bawah dan perut bagian bawah. (4)
inhalasi melalui hidung dengan perlahan
dan lembut. Letakkan tangan kita pada
pinggang bagian atas. Konsenstrasi pada
gerakan tulang rusuk dan sekitar perut
bagian atas mengembang ke arah luar,
dan (5) dengan gerakan seperti diatas, kita
akan merasakan telapak tangan terdorong
keluar.

2) Artikulasi

Artikulasi adalah teknik melafalkan kata


perkata dalam bernyanyi secara jelas, baik,
dan benar. Penggunaan artikulasi yang tepat
dalam bernyanyi akan membuat kalimat per
kalimat dalam lagu yang dibawakan akan
tersampaikan dengan baik, berbeda dengan
penggunaan artikulasi yang kurang tepat
dan baik akan mengakibatkan kalimat yang
diuapkan tidak jelas.

Pengucapan kata-kata dihasilkan


oleh gerakan dari komponen pengucapan
yaitu gigi,rahang lidah, bibir dan langit-

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


34 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
langit mulut. Seperti yang disampaikan
oleh Pramayuda (2010:81) dijelaskan
bahwa bernyanyi adalah berbicara melalui
syair lagu yang memiliki notasi/melodi/
irama dan birama, dan didalam syairnya
terkandung pesan, cerit, ikrar dan lain-lain
yang harus disampaikan kepada penonton/
pendengar dan harus dimengerti apa pesan
dari lagu itu. Artikulasi terbagi menjadi 3,
yaitu artikulasi huruf vokal, artikulasi huruf
konsonan, dan artikulasi huruf rangkap/
diftong (Widyastuti 2007:16). Berikut
penjelasan ketiga artikulasi tersebut:

a) Artikulasi Vokal (huruf hidup), ada 5


vokal yang kita ketahui, yaitu a, i, u, e, o.

2
Kelima huruf ini yang membangun semua
kata-kata dalam bahasa Indonesia dan
juga bahasa asing lainnya. Berikut latihan
kelima vokal tersebut:

(1) Vokal A

(a) Lemaskan lidah, letakkan lidah rata


diatas mulut sehingga sisi-sisi lidah
menyentuh pangkal gusi, ujung lidah
menyentuh akar gigi bawah.

(b) Ucapkan “A” dengan membuka mulut


dan menurunkan rahang bawah. Bagian
belakang mulut (parynx) dan bagian
depan mulut (bibir) akan terbuka.

(c) Bentuk bibir atas dan bawah

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 35
2

pada bagian depan mulut terbuka


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

membentuk corong yang bulat.

Gambar 2.6 :
Bentuk mulut dan posisi lidah vokal A

(2) Vokal I

(a) Ujung lidah tetap berada dibelakang


akar gigi bawah, namun bagian tengah
dari lidah naik ke atas.

(b) Ucapkan “I” dengan susdut bibir


ditarik ke belakang. Gigi atas dan
bawah sebaiknya kelihatan.

(c) Bibir tetap dijaga membentuk corong


sehingga kesan suara lebih terfokus.

(d) Dengan posisi seperti ini ucapkan


kembali vokal “I” dengan lembut
dan rahang bawah jangan terlalu
turun.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


36 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
Gambar 2.7 :
Bentuk mulut dan posisi lidah vokal I

(3) Vokal U

(a) Bibir dimajukan kedepan membentuk


corong yang dipersempit, tetapi tetap
bundar.

2
(b) Ujung lidah menyentuh akar gigi
sedikit membusung dibagian belakang.

(c) Rahang bawah turun secukupnya.

(d) Antara gigi atas dan gigi bawah diberi


jarak kira-kira 1 ibu jari.

Gambar 2.8 :
Bentuk mulut dan posisi lidah vokal U

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 37
2

(3) Vokal E
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

(a) Mulut ditarik kesamping agak lebar.

(b) Ucapkan “E” dengan menurunkan


rahang bawah sehingga memberi
ruangan untuk membuat suara jernih
dan terang.

(c) Bibir jangan menjadi sempit tapi tetap


seperti corong.

(d) Dengan posisi seperti ini ucapkan


kembali vokal “E” dengan lembut,
tidak perlu berteriak.

Gambar 2.9 :
Bentuk mulut dan posisi lidah vokal E

(3) Vokal O

(a) Pastikan lidah tetap datar seperti pada


huruf “A”.

(b) Ucapkan “O” seperti pada “toko”,


membentuk corong bibir diperpanjang.

(c) Untuk vokal “Ô” seperti pada kata

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


38 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
“mohon”, bentuk corong bibir lebih
bundar daripada huruf “O” pada
kata “toko”. Rahang lebih rendah dan
tenggorokan dalam posisi lebih luas.

(d) Dengan posisi seperti ini ucapkan


kembali vokal “O” dengan memperluas
rongga mulut.

2
Gambar 2.10 :
Bentuk mulut dan posisi lidah vokal O

b)
Artikulasi Konsonan (huruf mati),
konsonan merupakan bunyi bantu untuk
vokal atau huruf hidup, pengucapan
satu dengan yang lainnya akan berbeda
berdasarkan bentuk bunyi nya. Contoh:

(1) Konsonan b, c, d, g, k, p, t disebut juga


konsonan hambat oral dibunyikan
dengan membentuk “hambatan”
dimulut oleh alat bicara yang ada
dimulut.

(2) Konsonan l, m, n, r, ng, disebut juga


konsonan hambat nasal, dibunyikan
dengan membentuk “hambatan”

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 39
2

dinasal. Konsonan ini disebut juga


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

huruf mati yang bersuara.

c)
Artikulasi Vokal Rangkap (Diftong),
Diftong adalah bunyi dua vokal yang
berurutan, keduanya berbeda antara
kualitas huruf vokal awal dan akhirnya.
Pengucapan setiap vokal memerlukan
penyesuaian pada kerongkongan dan
mulut. Dalam menyanyikan diftong, vokal
pertama dinyanyikan lama dari vokal
keduanya, maka vokal yang mendahului
diberi tekan sedikit kemudian berubah
lebih rileks/luwes kebunyi vokal yang
mengikuti nya. Contoh: Diftong “ai”
(permai, damai, melambai) “au” (engkau,
hijau, lampau), “oi” (sepoi-sepoi),
“ia” (karunia, dunia), “ua” (semua).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa artikulasi adalah
bunyi yang berasal dari dalam mulut
dan merupakan salah satu unsur yang
sangat penting dalam bernyanyi, sehingga
penyanyi harus meningkatkan ucapan
kata-kata agar nampak kesatuan paduan
suara.

3) Sikap Tubuh

Sikap tubuh sangat penting dalam


penunjang seseorang ketika bernyanyi. Sikap
tubuh yang baik dapat membantu teknik
pernafasan yang dilakukan akan terasa
ringan dan juga membantu produktifitas

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


40 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
suara yang kita keluarkan menjadi lebih
prima.

Sikap tubuh yang baik ketika


bernyanyi dilakukan dengan cara berdiri
tegak seperti sedang berbaris atau bisa
juga kita menempelkan tubuh bagian
belakang kita ke tembok agar posisi badan
lurus atau lebih sederhana posisikan
tubuh dengan baik dan mempermudah
kita untuk memproduksi suara yang
maksimal. Seperti gambar dibawah ini:

2
Gambar 2.11 :
Sikap tubuh yang baik saat bernyanyi

4) Ekspresi dan Interpretasi

Latifah (2016: 43), dalam buku nya


menjelaskan ekspresi dan interpretasi
dalam ilmu vokal tidak sekedar memaknai
dan memahami teks, yang lebih mendasar
dari semua adalah merasakan alur musik
serta berbagai tanda-tanda musik dalam
konteks musik vokal.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 41
2

Bagi seorang vokalis yang


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

berkompeten, teknik vokal sudah harus


benarbenar dikuasai, sehingga ekspresi
dan interprestasi menjadi utama, teknik
vokal harus dikerjakan sebagai suatu
yang telah terkondisi dan secara otomatis
dapat dipraktekan tanpa harus bersiap-
siap dengan sangat cermat seperti seorang
pemula.

5) Ambitus suara

Menurut Banoe (2003:25), ambitus


adalah jangkauan suara. Luas wilayah
nada yang dapat dicapai seseorang
dalam berolah vokal. Seorang penyanyi
profesional harus mampu menjangkau
nada-nada dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi sesuai dengan
kemampuannya Berikut sifat dan karater
jenis suara manusia diantaranya:

a) Sopran

Menurut Banoe (2003:387), sopran


adalah suara tertinggi dalam jenjang
suara wanita dengan jangkauan suara c1
hingga a2. Soprano dapat digolongkan
sesuai kualitas nada suara seperti: (1)
sopran dramatik yaitu suara soprano
yang power full, (2) soprano lliris yaitu
soprano yang ringan dan manis, (3)
soprano pewarna yaitu ambitus bernada
tinggi yang dinyanyikan amat tangkas,
(4) kuliatas soprano yang berwatak

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


42 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
promadona, dan (5) suara laki-laki yang
mempunyai ambitus sama dengan suara
perempuan , biasanya dimiliki oleh
laki-laki yang berusia muda diaman
suaranya belum berubah.

b) Alto, alto adalah suara tin ggi laki-


laki dengan teknik falseto dan suara
terendah wanita (Banoe, 2003:24),.

c) Tenor, tenor adalah suara pria tertinggi


dalam jangkauan wilayah antara c1
hingga a1, suara normal tanpa teknik
falseto (Banoe, 2003: 410)

d) Bass, bass adalah suara rendah dalam


kelompok suara pria dengan jangkauan

2
nada anatara f-d1 (Banoe, 2003: 46)

6) Phrasering

Phrasering menurut Soewito (1996:22)


adalah aturan pemenggalan kalimat
bahasa atau kalimat musik menjadi
bagian yang lebih pendek, tetapi tetap
mempunyai kesatuan arti. Sedangkan
menurut Pradoko, phrasering adalah
pengelompokan bagian-bagian kalimat,
baik untuk jenis potongan kalimat
pertanyaan maupun kalimat jawaban
(1997:40).

Dari pendapat di atas, dapat


disimpulkan bahwa phrasering adalah
aturan pemenggalan kalimat yang baik dan

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 43
2

benar, tetapi tetap mempunyai kesatuan


LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

arti dan mudah dimengerti. Phrasering


memudahkan kita memberi tanda-tanda
saat dimana kita mengatur nafas dalam
bernyanyi.

Pengambilan nafas yang tidak pada


tempatnya akan mempengaruhi pesan
lagu karena tidak sesuai dengan kalimat
syair lagu maupun kalimat musiknya.
Bernyannyi adalah upaya mengekpresikan
lagu yang dibawakan supaya dapat
dinimkati oleh orang lain dengan sebaik-
baiknya. Phrasering dapat terbentuk
jika kita bernyanyi dengan baik diantara
penggalan kalimatnya mudah dimengerti.

7) Intonasi

Intonasi menurut Latifah (2016:24)


adalah kinerja produksi suara untuk
mencapai ketepatan pitch atau ketepatan
nada. Bernyanyi atau proses kerja
memproduksi suara terutama ketika
membawakan karya-karya tonal Barat, baik
tonalitas mayor atau minor, memerlukan
kemampuan untuk memnyanyikan setiap
tone atau nada sesuai denga frekuensi
bunyi yang telah dikonversikan. Pendapat
lain mengungkapkan, menurut Banoe
(2003:197), intonasi adalah pengucapan
kata dengan memperhatikan tekanan
suaranya.

Berdasarkan uraian pendapat diatas,

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


44 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
Intonasi merupakan hal berkaitan dengan
kemampuan seorang penyanyi dalam
membidik nada lagu secara tepat. Baik
nada tinggi maupun nada rendah. Dalam
bernyanyi, intonasi sangatlah penting
karena sebuah lagu tidak tersusun
atas nada-nada yang sama melainkan
mengandung nada yang bervariasi dan
beragam.

Didalam sebuah lagu kita dapat


menemukan nada yang tinggi (high pitch)
dan nada yang rendah (low pitch). Latifah
(2016:24) mengungkapkan masalah
intonasi biasanya terjadi tatkala terdapat
permasalahan pada indra pendengaran

2
yang kurang memliki kemampuan
dan kepekaan akan bunyi. Terutama
ketika individu bersangkutan diminta
menyanyikan berbagai interval yang
terdapat pada susunan nada, baik tonal
mayor maupun minor.

Untuk menghasilkan teknik intonasi


yang baik diperlukannya kepekaan
terhadap nada, dengan sering berlatih
olah vokal tentu nya akan melatih
seseorang peka terhadap nada dan akan
menghasilkan suara yang baik dan
intonasi yang tepat pada saat bernyanyi
sesulit apapun lagu yang dibawakan. Cara
berlatih melalui vokal tangga yakni:

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 45
2
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

Gambar 2.12 :
Part untuk latihan dasar teknik intonasi

Gambar 2.13 :
Part untuk latihan teknik intonasi dengan
olah vokal tangga nada

8) Resonansi

Resonansi adalah memanfaatkan


rongga-rongga udara yang bervibrasi
pada bagian sekitar mulut dan tengorokan
dengan tujuan menghasilkan produksi
vokal yang diinginkan. Terdapat 3 bagian
resonansi pada manusia yaitu:

a) Resonan atas yang terdiri dari mulut


bagian atas hingga tenggorokan sekitar
kepala manusia. Teknik resonan ini
digunakan untuk teknik vokal yang
bernada tinggi.

b) Resonan bagian tengah yaitu bagian


rongga mulut dan bagian belakang
mulut (pharing). Teknik resonan ini
digunakan untuk suara yang bernada
standar tidak tinggi dan tidak rendah.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


46 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
c) Resonan bagian bawah yaitu sekitar
rongga tenggorokan hingga dada.
Teknik resonan ini digunakan untuk
menyanyikan lagu yang bernada
rendah.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 47
2
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


48 BACA, DENGAR, SUARAKAN
Bab 3
Penutup
3

Buku ini diharapkan dapat digunakan untuk


PENUTUP

meningkatan kemampuan anggota tim paduan suara


ekstrakurikuler di sekolah menengah kejuruan.
Dengan menggunakan model pembelajaran paduan
suara yang baik secara langsung, maka proses
pembelajaran paduan sauara dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.

Mengingat dari adanya kebutuhan anggota


paduan suara baik penugasan dari instansi
pemerintahan maupun instansi swasta, bahwa model
pembelajaran paduan suara yang efektif dan efisien
sangat dibutuhkan oleh anggota paduan suara.
Dengan demikian akan menghasilkan anggota-
anggota paduan suara yang baik dan berkualitas,
waktu yang singkat, pelatihan yang tidak terlalu
melelahkan, proses yang mudah, namun tetap
dengan hasil maksimal. Hal ini merupakan capaian
tujuan model pembelajaran ekstrakurikuler paduan
suara baca, dengar suarakan dalam buku ini.

Pelaksanaan model pembelajaran


ekstrakurikuler paduan suara baca, dengar,
suarakan membutuhkan pedoman pelaksanaan
yang praktis, efektif, dan efisien sehingga dapat
dijadikan acuan dalam meningkatkan kemampuan
amggota tim paduan suara dalam melaksanakan
pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara.
Buku ini juga diharapkan dapat memberikan
dasar pemahaman tentang pentingnya model
pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara yang
efektif dan efisien.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


50 BACA, DENGAR, SUARAKAN
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, (2009). Cooperative Learning:


Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Asmani, Jamal Ma’mur, (2012), Kiat
Mengembangkan Bakat Anak Di Sekolah
Jogjakarta: Diva Press, Anggota IKAPI, cet. ke-1.
Badan Standar Nasional Pendidikan dan Pusat
Kurikulum, (2006).
Panduan Pengembangan Diri, Jakarta:
Pengembangan Diri ALLSON.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta.
Kanisius
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1995).
Pengembangan Kegiatan Ko dan
Ekstrakurikuler. Jakarta: Dirjen Dikti
Departemen Pendidikan Nasional, (2005). Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Fithrah, Radhiatul. 2012. Peningkatan Kemampuan
Bernyanyi Melalui Solfegio dalam
Pembelajaran Vokal di MAN Lubukalung. Skripsi.
Universitas Negeri Padang.
Hamalik, Oemar. (2012) Manajemen Pengembangan
Kurikulum,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, , cet. ke-5, h. 182
Kodijat, Latifah, (1983). Istilah-istilah Musik.
Jakarta: Depdikbud
Mumpuni, Hanjrah Sri, (2007). Pelaksanaan
Pembelajaran Vokal dengan Metode Solfegio

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


52 BACA, DENGAR, SUARAKAN
di Kelas IV Unggulan Sekolah Dasar Negeri
Ungaran Kabupaten Semarang.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Prier S.J., Karl Edmund, (2003). Menjadi Dirigen III
- Membina Paduan Suara.
Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
Sitompul, B. (1988). Paduan suara & Pemimpinnya.
Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

DAFTAR PUSTAKA
Soewito, M.Ds. (1996). Mengenal Alat Musik
(Tradisional dan Non Tradisional).
Bogor: A. Gumilar
Sumaryanto, Florentinus Totok, (1997).
Pengembangan Instrument Pengukuran
Kemampuan Solfegio. Thesis. Jakarta: IKIP Jakarta.
______. (2005). Efektivitas Penggunaan Solfegio
Untuk Pembelajaran Keterampilan
Bermain Musik di Sekolah Dasar. Online at
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
harmonia/article/view/723
Pramayuda. Yudha. 2010. Buku Pintar Olah Vokal.
Yogyakarta: Buku Biru
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Widyastuti,MG. (2007). Diktat perkuliahan Vokal
1. Yogyakarta. UNY

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 53
2

BIODATA PENULIS
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN

Jati Ulung Nusantoro, lahir di Jakarta pada


tanggal 25 November 1992, merupakan anak kedua
dari dua bersaudara. Beragama islam. Hobi bermusik
penulis dimulai sejak masih kecil. Sering mengikuti
kegiatan bernyanyi disekolah sejak masih TK dan
SD. Sejak SMP dan Sma penulis melanjutkan hobi
bermusik dengan konsep band, pernah menjadi
finalis 20 besar lomba seni kategori band ditingkat
Jawa timur yang diadakan di SMK 9 Surabaya, serta
pernah juara 1 yamaha go to school, Dan pernah
meraih juara harapan 1 lomba vocal tunggal tingkat
sma se-Surabaya.

Penulis merupakan alumni Universitas Negeri


Surabaya angkatan 2011 dengan mengambil Mayor
Vokal dan Minor tiup (terompet). Selama kuliah

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


54 BACA, DENGAR, SUARAKAN
LANGKAH-LANGKAH METODE PEMBELAJARAN
PADUAN SUARA BACA, DENGAR, SUARAKAN
penulis aktif dalam kegiatan paduan suara di kampus
dan pernah membantu tim komunitas paduan suara
Universitas Negeri Surabaya dalam membawa
pulang medali perak pada lomba Tingkat Nasional
di Semarang. Penulis mengambil skripsi untuk
tugas akhirnya dengan judul PEMBELAJARAN
MUSIK BAGI ANAK USIA DINI DI KELAS MUSIK
WONDERLAND MOSHI-MOSHI YAMAHA MUSIC
SCHOOL SURABAYA

Saat ini penulis menjadi mahasiswa aktif dan


sedang menempuh tugas akhir thesis di Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya. Selain berkuliah
penulis juga berprofesi sebagai guru seni budaya
di salah satu Sekolah menengah pertama negeri di
Surabaya. Penulis juga sering mengikuti kegiatan

2
paduan suara sebagai penyanyi jenis suara tenor.

MODEL PEMBELAJARAN EKTRA KURIKULER PADUAN SUARA


BACA, DENGAR, SUARAKAN 55

Anda mungkin juga menyukai