anggotanya kurang dari 50 orang. Baton baru terasa fungsinya apabila kita memimpin
orkestra/ensambel besar dengan jumlah anggota yang banyak (lebih dari 50 orang).
Teknik mendirigen
Penampilan seorang dirigen dalam memimpin paduan suara atau kelompok ensambel
lainnya harus jelas, tegas dan dapat dilihat oleh semua anggota kelompok yang
dipimpinnya. Cara-cara seseorang dirigen dalam memimpin adalah sebagai berikut
a. Posisi Berdiri
Badan lurus posisi salah satu kaki sedikit maju. Kedua tangan kira-kira di depan dada
dengan posisi siku disamping kiri badan. Posisi tangan kanan boleh sejajar dengan
tangan kiri atau sedikit lebih tinggi.
b. Gerak Tangan
Pembagian tugas tangan kanan adalah memberi tempo, sedang tangan kiri memberikan
dinamika. Pada hitungan pertama musik, gerakan tangan selalu mengarah ke bawah
(jatuh), sedangkan hitungan terakhir selalu mengarah ke atas.
c. Aba-aba
dalam memberi aba-aba kita harus mengetahui tanda metrum lagu tersebut. Berikut ini
pola gerakan tangan saat memberi aba-aba sesuai dengan tanda metrum.
Sikap dirigen merupakan gabungan dari sikap tangan, tubuh dan juga ekspresi
wajah. Dirigen harus memaksa penyanyi memperhatikan dirinya terutama gerakan
tangannya. Dapatkah anggota koor melihat tangan dirigen ? Dapatkah mereka melihat
pada saat tangan ada di bawah ? Sikap tubuh harus dalam posisi siap dan waspada, tidak
terlalu kendor atau tegang. Selalu dalam keadaan waspada dan siap. Sikap yang yang
santai atau tidak peduli gampang menular. Ekspresi wajah memberikan petunjuk kepada
penyanyi apa yang diharapkan dari mereka. Seorang dirigen menggunakan kedua
matanya untuk memelihara kontak dengan setiap penyanyi, sekaligus memegang
kendali.
Dirigen pada dasarnya memberi pengarahan pada penyanyi sebelum penyanyi
menyanyikannya, sehingga apa yang dilakukan koor sesuai dengan yang dikehendaki
dirigen.
SIKAP TANGAN PADA POSISI SIAP
Penyanyi/organis harus dipersiapkan sebelum mulai dengan sikap siap. Sikap
tangan seperti sedang memegang bola yang garis tengahnya selebar badan. Kedua
telapak tangan menghadap ke bawah dengan jari-jari yang relaks. Kedua tangan pada
jarak yang sama dengan badan anda. Sikap siap ini bervariasi tergantung dari karakter
lagu yang akan dibawakan.
GERAKAN AWAL
Gerakan awal diperlukan saat mulai memberi aba-aba. Sebaiknya dipelajari setelah
menguasai pola-pola dasar dan dapat melakukannya tanpa ketegangan. Gerakan awal
harus dipelajari dan dipakai, jangan lagi menghitung “satu-dua-tiga” untuk memulai
nyanyian.
Fungsi gerakan awal adalah :
1. Meningkatkan presisi/ketepatan waktu mulai penyanyi berbunyi.
2. Mengingatkan karakter (termasuk volume) pada awal lagu yang akan dibawakan
3. Menjelaskan tempo yang akan diambil.
7
Gerakan awal didahului dengan sikap siap. Gerakan awal ini janganlah dipakai untuk
memberi tahu setiap kali suatu kelompok suara harus masuk. Penyanyi harus selalu
dituntut untuk menghitung semua tanda istirahat, bukan menunggu tanda dari dirigen.
Cara melakukannya :
Pada dasarnya memberi satu ketukan sebelum ketukan masuk (untuk lagu yang
dimulai pada ketukan), membuat sikap badan dan tangan yang antisipatif, serta pada
saat masuk melakukan gerakan yang mantap, seperti “yak – bam”. Selalu arahkan
pandangan mata ke bagian penyanyi yang akan mulai bernyanyi, jangan melihat pada
teks. Tetap pandang mereka sampai proses “masuk” ini diselesaikan. Jangan berpaling
karena penyanyi akan merasa kecewa / diabaikan.Gerakan awal diarahkan pada
pengiring bila lagu diawali dengan intro. Disini organis harus melihat ke dirigen
sehingga masuk pada saat dan tempo serta karakter yang dimaksudkan oleh dirigen.
GERAKAN BERHENTI
Gerakan ini penting karena biasanya penyanyi atau dirigen kehilangan
konsentrasinya menjelang akhir lagu. Aba-aba harus selalu diberikan sampai lagu
berakhir, bahkan hingga beberapa saat setelah lagu berhenti. Kontrol dirigen terhadap
penyanyi harus tetap dijaga. Cara paling sederhana adalah menghentikan gerakan
tangan pada ketukan terakhir, menahannya sesuai dengan yang dikehendaki (apakah itu
beberapa ketukan atau fermata), lalu beri dua gerakan pendek, satu ke atas, satu ke
bawah, kembali ke tempat semula : seperti “ yak – stop”. Pada saat “stop” ini semua
suara harus berhenti, penyanyi mungkin masih harus mengucapkan konsunan
penutupnya.
TANGAN KIRI
Tangan kiri berfungsi untuk menolong tangan kanan, bila tangan kanan tidak
lagi bisa memberikan pengarahan yang diinginkan. Cobalah gunakan pedoman ini :
1. Pada dasarnya tangan kanan melakukan semuanya: tempo, volume, karakter,
phrasing,
dan gerakan awal serta akhir.
2.Tangan kiri membantu yang hal-hal tidak dapat dilakukan sendiri oleh tangan kanan
seperti membari gerakan awal, aksen, volume, tanda untuk menahan nada pada
kelompok
8
suara tertentu. Juga hal-hal lain seperti membalik teks, memberi karakter dengan
mengepalkan tangan atau membuat gerakan yang gemulai.
3. Membantu menekankan apa yang sudah dilakukan oleh tangan kanan.
4. Tangan kiri sebaiknya jangan melakukan pola ketukan tangan kanan terlalu banyak,
hanya
pada saat awal atau bila tempo terasa terlalu berat atau cepat.
DINAMIKA, AKSEN, PHRASING, TEMPO, KARAKTER
Setelah gerakan dasar dikuasai, gerakan-gerakan yang lebih sulit perlu dipelajari untuk
memberi aba-aba pada elemen musik yang lain.
DINAMIKA
Piano dan forte dapat ditunjukkan oleh ukuran gerakan tangan. Buatlah gerakan
sekecil mungkin untuk pianissimo yang masih dapat dilihat oleh penyanyi dan
kemudian buatlah gerakan lebar untuk fortissimo. Ingat-ingatlah ukuran gerakan untuk
kedua ekstrim ini dan jangan melewatinya. Bila terjadi perubahan dinamika buatlah
gerakan yang menunjukkan dinamika yang dikehendaki sebelum waktunya. Pakailah
tangan kiri untuk mengatur cepat-lambatnya suatucrescendo/diminuendo.
AKSEN
Berilah pantulan yang tinggi pada satu ketukan sebelumnya, dan kemudian
jangan memantul terlalu tinggi pada ketukan beraksen. Gunakan tangan kiri untuk
membantu.
PHRASING
Phrasing adalah pengkalimatan dalam lagu. Biasanya suatu lagu terdiri atas
kalimat panjang dan kecil yang dipisahkan dengan tanda ( ‘ ) meskipun lebih sering
dirigen harus menganalisa sendiri. Biasanya di tempat ini penyanyi mengambil nafas,
Untuk memberi aba-aba pada phrasing, gerakan tangan dihentikan pada akhir suatu
frase dan bergerak lagi untuk memulai frase yang baru.
TEMPO
Perlu diperhatikan bahwa tempo cepat tidak efektif bila dilakukan dengan
gerakan yang besar (meskipun forte) dan tempo lambat tidak terlihat bila dilakukan
dengan gerakan yang kecil. Gunakan pedoman berikut :
9