Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SENI MUSI K

D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

NAMA : HAI DAR DI WANTARA
KELAS : X-4
ABSEN : 15
DI REKSI
Direksi/conducting di dalam musik berarti menghitung ketukan untuk membantu sekelompok
musisi agar dapat bermain bersama dengan baik. Jika sebuah orkestra memainkan musik, akan
sangat penting bagi mereka untuk bermain dalam waktu yang persis sama. Mereka perlu
mengetahui kapan mereka harus mulai, seberapa cepat tempo yang diperlukan, seberapa keras
atau lembut musik tersebut dimainkan, dan perasaan apa yang tergambar dalam permainan musik
tersebut. Ketika hanya 2, 3, atau 4 orang bermain musik bersama, mereka dapat membuat aturan-
aturan yang kemudian dibicarakan bersama-sama, terutama pada saat memulai dan mengakhiri
permainan musik. Tetapi orkestra terdiri dari begitu banyak musisi, sehingga mereka
memerlukan seorang konduktor/dirigen.

DIRIGEN / CONDUCTOR adalah orang yang memimpin Paduan Suara.

Syarat-syarat seorang Dirigen/ Conductor yang baik :

1. memiliki sifat kepemimpinan
2. memiliki ketahanan jasmani yang tangguh
3. sebaiknya sehat jasmani dan rohani
4. simpatik
5. menguasai cara latihan yang efektif
6. memiliki daya imajinasi yang baik
7. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan bermain musik.

DASAR-DASAR TEKNIK DIRIGEN
SIKAP DIRIGEN (UMUM)
Sikap dirigen merupakan gabungan dari sikap tangan, tubuh dan juga ekspresi wajah. Dirigen
harus memaksa penyanyi memperhatikan dirinya terutama gerakan tangannya. Dapatkah anggota
koor melihat tangan dirigen ? Dapatkah mereka melihat pada saat tangan ada di bawah ? Sikap
tubuh harus dalam posisi siap dan waspada, tidak terlalu kendor atau tegang. Selalu dalam
keadaan waspada dan siap. Sikap yang yang santai atau tidak peduli gampang menular. Ekspresi
wajah memberikan petunjuk kepada penyanyi apa yang diharapkan dari mereka. Seorang dirigen
menggunakan kedua matanya untuk memelihara kontak dengan setiap penyanyi, sekaligus
memegang kendali. Dirigen pada dasarnya memberi pengarahan pada penyanyi sebelum
penyanyi menyanyikannya, sehingga apa yang dilakukan koor sesuai dengan yang dikehendaki
dirigen.

SIKAP TANGAN PADA POSISI SIAP
Penyanyi/organis harus dipersiapkan sebelum mulai dengan sikap siap. Sikap tangan seperti
sedang memegang bola yang garis tengahnya selebar badan. Kedua telapak tangan menghadap
ke bawah dengan jari-jari yang relaks. Kedua tangan pada jarak yang sama dengan badan anda.
Sikap siap ini bervariasi tergantung dari karakter lagu yang akan dibawakan.
GERAKAN AWAL
Gerakan awal diperlukan saat mulai memberi aba-aba. Sebaiknya dipelajari setelah menguasai
pola-pola dasar dan dapat melakukannya tanpa ketegangan. Gerakan awal harus dipelajari dan
dipakai, jangan lagi menghitung satu-dua-tiga untuk memulai nyanyian.
Fungsi gerakan awal adalah :
1. Meningkatkan presisi/ketepatan waktu mulai penyanyi berbunyi.
2. Mengingatkan karakter (termasuk volume) pada awal lagu yang akan dibawakan
3. Menjelaskan tempo yang akan diambil.
Gerakan awal didahului dengan sikap siap. Gerakan awal ini janganlah dipakai untuk memberi
tahu setiap kali suatu kelompok suara harus masuk. Penyanyi harus selalu dituntut untuk
menghitung semua tanda istirahat, bukan menunggu tanda dari dirigen.
Cara melakukannya :
Pada dasarnya memberi satu ketukan sebelum ketukan masuk (untuk lagu yang dimulai pada
ketukan), membuat sikap badan dan tangan yang antisipatif, serta pada saat masuk melakukan
gerakan yang mantap, seperti yak bam. Selalu arahkan pandangan mata ke bagian penyanyi
yang akan mulai bernyanyi, jangan melihat pada teks. Tetap pandang mereka sampai proses
masuk ini diselesaikan. Jangan berpaling karena penyanyi akan merasa kecewa / diabaikan.
Gerakan awal diarahkan pada pengiring bila lagu diawali dengan intro. Disini organis harus
melihat ke dirigen sehingga masuk pada saat dan tempo serta karakter yang dimaksudkan oleh
dirigen.
GERAKAN BERHENTI
Gerakan ini penting karena biasanya penyanyi atau dirigen kehilangan konsentrasinya menjelang
akhir lagu. Aba-aba harus selalu diberikan sampai lagu berakhir, bahkan hingga beberapa saat
setelah lagu berhenti. Kontrol dirigen terhadap penyanyi harus tetap dijaga. Cara paling
sederhana adalah menghentikan gerakan tangan pada ketukan terakhir, menahannya sesuai
dengan yang dikehendaki (apakah itu beberapa ketukan atau fermata), lalu beri dua gerakan
pendek, satu ke atas, satu ke bawah, kembali ke tempat semula : seperti yak stop. Pada saat
stop ini semua suara harus berhenti, penyanyi mungkin masih harus mengucapkan konsunan
penutupnya.
TANGAN KIRI
Tangan kiri berfungsi untuk menolong tangan kanan, bila tangan kanan tidak lagi bisa
memberikan pengarahan yang diinginkan. Cobalah gunakan pedoman ini :
1. Pada dasarnya tangan kanan melakukan semuanya: tempo, volume, karakter, phrasing,
dan gerakan awal serta akhir.
2.Tangan kiri membantu yang hal-hal tidak dapat dilakukan sendiri oleh tangan kanan
seperti membari gerakan awal, aksen, volume, tanda untuk menahan nada pada kelompok
suara tertentu. Juga hal-hal lain seperti membalik teks, memberi karakter dengan
mengepalkan tangan atau membuat gerakan yang gemulai.
3. Membantu menekankan apa yang sudah dilakukan oleh tangan kanan.
4. Tangan kiri sebaiknya jangan melakukan pola ketukan tangan kanan terlalu banyak, hanya
pada saat awal atau bila tempo terasa terlalu berat atau cepat.

DINAMIKA, AKSEN, PHRASING, TEMPO, KARAKTER
Setelah gerakan dasar dikuasai, gerakan-gerakan yang lebih sulit perlu dipelajari untuk memberi
aba-aba pada elemen musik yang lain.
DINAMIKA
Piano dan forte dapat ditunjukkan oleh ukuran gerakan tangan. Buatlah gerakan sekecil mungkin
untuk pianissimo yang masih dapat dilihat oleh penyanyi dan kemudian buatlah gerakan lebar
untuk fortissimo. Ingat-ingatlah ukuran gerakan untuk kedua ekstrim ini dan jangan
melewatinya. Bila terjadi perubahan dinamika buatlah gerakan yang menunjukkan dinamika
yang dikehendaki sebelum waktunya. Pakailah tangan kiri untuk mengatur cepat-lambatnya
suatu crescendo/diminuendo.
AKSEN
Berilah pantulan yang tinggi pada satu ketukan sebelumnya, dan kemudian jangan memantul
terlalu tinggi pada ketukan beraksen. Gunakan tangan kiri untuk membantu.

PHRASING
Phrasing adalah pengkalimatan dalam lagu. Biasanya suatu lagu terdiri atas kalimat panjang dan
kecil yang dipisahkan dengan tanda ( ) meskipun lebih sering dirigen harus menganalisa
sendiri. Biasanya di tempat ini penyanyi mengambil nafas, Untuk memberi aba-aba pada
phrasing, gerakan tangan dihentikan pada akhir suatu frase dan bergerak lagi untuk memulai
frase yang baru.
TEMPO
Perlu diperhatikan bahwa tempo cepat tidak efektif bila dilakukan dengan gerakan yang besar
(meskipun forte) dan tempo lambat tidak terlihat bila dilakukan dengan gerakan yang kecil.
Gunakan pedoman berikut :
1. Untuk mempercepat atau menegaskan tempo bila penyanyi/organis melambatkan tempo
lagu, gunakan gerakan kecil yang jelas.
2. Untuk memperlambat tempo atau menjaga tempo agar tidak lari, gunakan gerakan yang
besar dan lebar.
KARAKTER
Sampai disini aba-aba yang diberikan itu untuk karakter lagu yang legato. Untuk gaya yang lain
diperlukan tangan yang berbeda.
Marcato. Gunakan gerakan yang lebih energik, pukulan yang lebih keras dengan sudut-
sudut balik yang lebih tajam.
Staccato. Pukulan cepat berbalik memantul dengan sudut yang tajam tanpa mengentikan
gerakan. Gerakan lebih berupa garis, bukan lagi lengkungan.
Maestoso. Agung dan megah. Buat gerakan ke bawah yang berat dan sedikit lebih lambat.
Lambat, mengalir. Ini yang paling sulit. Gerakan harus tenang tanpa hentakan, tetapi ketukan
tetap jelas. Diperlukan control otot dan syaraf. Semua gerakan harus lambat dan terus mengalir,
namun gerakan memantul tetap ada dan jelas.

BEBERAPA TIPS
Selain teknik aba-aba, ada beberapa hal di luar teknis yang bisa membantu mempelajari suatu
lagu baru, baik secara individu maupun dalam latihan.
CERMIN.
Seorang pemusik memerlukan latihan individual, tidak terkecuali seorang dirigen. Seorang
pemain instrument atau penyanyi dapat mengecek bunyi yang dihasilkan dengan telinganya.
Seorang dirigen yang berlatih sendiri mengecek penampilannya di depan cermin, karena tidak
ada suara yang dikeluarkan. Cek apakah aba-aba yang diberikan jelas.
LATIHAN DENGAN TEMPO LAMBAT.
Seperti juga pemusik untuk menguasai bagian yang sulit dirigen perlu juga melatih dalam tempo
lambat terlebih dahulu untuk menguasai detil musiknya.
BERI SEMUA KETUKAN.
Meskipun penyanyi tidak menyanyi, bila musik masih berlangsung, apakah itu instrument atau
istirahat, tetaplah memberi semua ketukan sehingga penyanyi tahu dimana anda berada.
WAJAH.
Ekspresi wajah penting dalam kepemimpinan dan juga interpretasi musik. Jangan memimpin
dengan muka seperti mayat, tanpa ekspresi. Hindari juga wajah yang terlalu tegang karena akan
mempengaruhi ketegangan otot produksi suara dari penyanyi.
MENYANYI.
Jangan ikut menyanyi bila memimpin karena suara koor tidak akan terdengar karena tertutup
suara sendiri. Meski demikian mulut boleh ikut mengucapkan teks (tanpa berbunyi) untuk
membantu penyanyi masuk atau menjaga tempo. Hendaknya ini dibatas pada awal kalimat saja.
MENCATAT PADA TEKS.
Jangan menganggap ini kegiatan yang amatiran. Semua dirigen besar melakukannya. Beri tanda-
tanda yang komunikatif pada tempat yang penting atau sering terjadi kesalahan, sehingga waktu
memimpin lagu tersebut dapat memberikan aba-aba sesaat sebelum waktunya tiba.
MELIHAT KE PENYANYI
Selalu jaga kontak dengan penyanyi dengan menatap mereka terutama pada tempat-tempat yang
sulit. Jangan korbankan kontak ini untuk melihat teks karena takut kehilangan. Penyanyi akan
merasa ditinggalkan bila pada saat yang sulit dirigen menundukkan kepala dan melihat ke teks di
bawahnya.

Anda mungkin juga menyukai