MEMULAI LAGU
1. Dengan sikap simpatik, tampil dengan percaya diri, dirigen meminta paduan suara berdiri
dan siap.
2. Dirigen memberi aba-aba 2 – 4 ketuk kepada pengiring / organis dengan tempo yang sesuai
dengan tempo yang dikehendaki dalam menyanyikan lagu.
3. Dirigen dan paduan suara mendengarkan intro dengan seksama, lalu pada saat yang tepat :
4. Dirigen memberi aba-aba 1 – 2 ketuk sebelum paduan suara (dan umat) mulai bernyanyi.
5. Ketukan pertama pada saat paduan suara (dan umat) mulai bernyanyi harus sungguh jelas
dan tegas!
Fungsi Intro
1. Memperdengarkan tinggi nada lagu yang akan dinyanyikan.
2. Memperkenalkan tempo dan panjangnya kesatuan tempo.
Tempo yang diperkenalkan di sini harus sesuai dengan tempo yang diberikan dirigen
sebelum intro mulai dimainkan.
3. Memperdengarkan karakter lagu (tenang, gembira, dsb).
4. Membantu paduan suara untuk mulai bernyanyi pada saat yang tepat, sehingga awal lagu
menjadi mantap.
Agar supaya fungsi nomor 4 ini dapat tercapai ada beberapa hal yang secara teoritis perlu
dipenuhi:
– Harus jelas kapan intro berakhir – maka intro harus selalu ditutup dengan nada dasar
dan akord kembali ke tonika.
– Harus jelas kapan nyanyian dimulai – maka hitungan dari nada penutup intro kepada
nada pertama nyayi harus berjalan terus dan ……
“antara intro di awal nyanyian harus ada waktu kosong selama beberapa hitungan,
untuk mengajak penyanyi agar ambil nafas dan mulai menyanyi dengan pasti”.
MENGAKHIRI LAGU
Sebenarnya jika semua anggota paduan suara dan juga pengiring / organis selalu menyempatkan
diri untuk melihat / melirik dirigen-nya, maka tidak pernah ada kesulitan dengan mengakhiri
lagu. Yang penting diingat adalah: sebagaimana awal lagu harus jelas: kapan mulai bernyanyi,
demikian pula akhir lagu harus jelas: kapan berhenti bernyanyi.
Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk menandakan bahwa lagu hampir berakhir
dan tidak dilanjutkan ke ayat berikutnya adalah dengan memperlambat beberapa ketuk atau
birama terakhir sebelum lagu selesai. Ini boleh dilakukan, asal jangan terjadi terlalu banyak
birama yang diperlambat. Pada umumnya 1 birama terakhir sudah cukup; dalam kasus-kasus
tertentu boleh sampai dengan 2 birama.
Saat Latihan
1. Latihan harus berlangsung dalam suasana serius, akan tetapi tidak tegang. Semua
anggota PS harus dapat menikmati latihan.
2. Latihan yang baik selalu dimulai dengan pemanasan yang cukup. Tujuan pemanasan
adalah agar semua anggota PS memiliki kemampuan dan ketrampilan yang seragam
tentang: pembentukan suara, pernafasan, resonansi, warna suara, pergantian register,
intonasi dan lain-lain.
3. Akan sangat membantu jika setiap suara memiliki pelatih vokal masing-masing,
sehingga pemanasan dapat berlangsung lebih singkat. Dalam hal ada beberapa pelatih,
perlu koordinasi yang baik.
4. Latihan sebaiknya jangan langsung dalam 4 suara (SATB). Semua anggota PS perlu
mendengar melodi pokok terlebih dahulu. Kadangkala sangat berguna jika melodi pokok
tersebut dinyanyikan bersama-sama sejauh memungkinkan.
Sesudah semua mendengar (dan memahami) melodi pokok, barulah setiap suara dilatih
sesuai kelompoknya. Jika memungkinkan, ada baiknya setiap suara berlatih sendiri-
sendiri.
Sesudah semua suara menguasai notasi lagu, baru latihan digabung. Penting diingat:
a. Kalau lagu panjang, ada baiknya dipecah dalam beberapa bagian, dilatih secara
bertahap.
b. Bagian-bagian yang sulit hendaknya dilatih secara khusus.
c. Latihan harus dilakukan dengan volume suara sedang.
d. Sejak awal latihan bersama, semua anggota PS harus berusaha saling mendengar satu
sama lain dalam kelompok masing-masing, sehingga keseragaman vokal, warna
suara,dll selalu dijaga. Yang juga tidak kalah penting adalah sejak awal latihan
bersama semua suara harus selalu berusaha mendengar suara yang menyanyikan
melodi pokok pada waktu bernyanyi.
e. Ada baiknya kalau latihan notasi dilakukan tanpa iringan, untuk melatih kepekaan
dan ketepatan membidik nada.
5. Melatih syair.
6. Melatih penjiwaan dan ekspresi lagu: tempo dan perubahannya, dinamika dan
perubahannya, dll.