Oleh :
Dalam pengertian ini, paduan suara juga mencakup kelompok vokal (vocal group), walaupun
kadang kedua istilah ini saling dibedakan.
Paduan suara dapat bernyanyi dengan atau tanpa iringan alat musik. Bernyanyi tanpa iringan alat
musik biasanya disebut sebagai bernyanyi a cappella. Bila bernyanyi dengan iringan, alat musik pengiring
paduan suara dapat terdiri atas alat musik apa saja, satu, beberapa, atau bahkan suatu orkestra penuh.
Terdapat banyak pandangan mengenai bagaimana masing-masing kelompok bagian suara dalam
paduan suara ditempatkan di panggung pada suatu penampilan. Pada paduan suara simfonik, biasanya
bagian-bagian suara diatur dari suara tertinggi ke suara terendah (misalnya sopran, alto, tenor, dan
kemudian bas) dari kiri ke kanan, bersesuaian dengan penempatan bagian alat musik gesek umumnya.
Pada penampilan a cappella atau dengan iringan piano, umumnya pria ditempatkan di belakang dan
wanita di depan; penempatan kelompok bas di belakang kelompok sopran disukai oleh beberapa dirijen
dengan alasan bahwa kedua bagian suara ini harus saling menyesuaikan nada.
Paduan suara yang lebih berpengalaman sering menyanyi dengan semua bagian suara bercampur
dan tidak terkelompok-kelompok. Pendapat yang mendukung metode penempatan ini adalah bahwa
metode ini memudahkan masing-masing penyanyi untuk mendengarkan dan menyesuaikan nada dengan
bagian suara yang lain, walaupun hal ini menuntut kemandirian masing-masing penyanyi.
Kelompok paduan suara dapat dikategorikan berdasarkan jenis suara yang terdapat di dalam paduan
suara tersebut:
1. Paduan suara campuran (yaitu dengan suara wanita dan suara pria). Jenis ini mungkin merupakan
yang paling lazim, biasanya terdiri atas suara sopran, alto, tenor, dan bas, sering disingkat sebagai
SATB.
2. Paduan suara wanita, biasanya terdiri atas jenis suara sopran dan alto yang masing-masing dibagi
dua, sering disingkat SSAA. Bentuk lain adalah tiga suara, yaitu sopran, mezzo-sopran, dan alto,
kadang disingkat SMA.
3. Paduan suara pria, biasanya terdiri atas dua bagian tenor, bariton, dan bas, sering disingkat TTBB
(atau ATBB jika kelompok suara tertinggi bernyanyi dengan teknik falsetto pada jangkauan
nada alto, seperti lazimnya pada musik barbershop).
4. Paduan suara anak, biasanya terdiri atas dua suara SA atau tiga suara SSA, atau kadang lebih dari
itu.
Pengkategorian lain untuk paduan suara adalah berdasarkan jumlah penyanyi di dalamnya, misalnya:
1. Dirigen harus dapat bersikap sebagai pemimpin yang disegani oleh anggotanya. Jika Dirigen tidak
mempunyai sikap pemimpin, akan dapat dipastikan anggota akan menganggap remeh, dan
mengendalikannya seperti yang diinginkan anggotanya, sehingga dapat merusak citra
kepemimpinannya, dengan kata lain dirigen tidak dihargai oleh anggotanya. Misalnya jika terlalu
banyak bercanda, akan dipastikan latihan tidak akan serius, kalau terlalu serius maka bisa dipastikan
anggota menjadi bosan dan tidak akan datang lagi untuk latihan.
2. Dirigen harus dapat bersikap fleksibel dan rendah hati bukan rendah diri.
3. Dirigen harus bisa bernyanyi sekalipun dia bukan penyanyi.Akan sangat disayangkan jika seorang
dirigen mempunyai suara yang sumbang (fals). Dirigen harus dapat bernyanyi karena dia harus
dapat mengajarkan kepada anggotanya bagaimana suara yang dikehendaki atau yang benar.
4. Dirigen harus luas pengetahuan musiknya (jika belum luas, dirigen harus banyak belajar).
5. Dirigen harus mampu memberikan tanda-tanda yang benar melalui gerakan tangannya, jika tidak,
anggota tidak dapat mengerti apa yang diinginkan pemimpinnya. Misalnya gerakan memulai dan
mengakhiri lagu, sering kita lihat pemimin terlalu memberikan gerakan yang berlebihan sehingga
membingungkan anggotanya.
6. Dirigen harus dapat mengayunkan tangannya sesuai dengan alur lagu yang dibawakan, untuk itu dia
harus mempunyai sikap yang gentle dan gerakan tangan yang tepat. Misal lagu girang harus diberi
gerakan dan wajah yang riang, dan sebaliknya jika lagu yang berirama keroncong, dirigen
memberikan gerakan yang mendayu atau mengayun.
Teknik mendirigen
Penampilan seorang dirigen dalam memimpin paduan suara atau kelompok ensambel lainnya harus
jelas, tegas dan dapat dilihat oleh semua anggota kelompok yang dipimpinnya. Cara-cara seseorang
dirigen dalam memimpin adalah sebagai berikut :
a. Posisi Berdiri
Badan lurus posisi salah satu kaki sedikit maju. Kedua tangan kira-kira di depan dada dengan
posisi siku disamping kiri badan. Posisi tangan kanan boleh sejajar dengan tangan kiri atau sedikit
lebih tinggi.
b. Tempat Berdiri
Dirigen boleh berdiri di tengah atau di depan kanan kiri berhadapan dengan penyanyi / koor.
c. Gerak Tangan
Pembagian tugas tangan kanan adalah memberi tempo, sedang tangan kiri memberikan dinamika.
Beberapa pola gerakan tangan dalam memberi aba-aba :
Pola gerakan birama 2/4 Pola gerakan birama 3/4 Pola gerakan birama 4/4
Sekian Terimakasih