Anda di halaman 1dari 5

MATERI SINGKAT

PADUAN SUARA DAN DIRIGEN

Oleh :

NURUL KHOLIFAH, S.Pd.


Materi Paduan Suara dan Dirigen
A. Paduan Suara
Paduan suara atau kor (dari bahasa Belanda: koor) merupakan istilah yang merujuk
kepada ensembel musik yang terdiri atas penyanyi-penyanyi maupun musik yang dibawakan oleh
ensembel tersebut. Umumnya suatu kelompok paduan suara membawakan musik paduan suara yang
terdiri atas beberapa bagian suara (bahasa Inggris: part, bahasa Jerman: Stimme).

Dalam pengertian ini, paduan suara juga mencakup kelompok vokal (vocal group), walaupun
kadang kedua istilah ini saling dibedakan.

Struktur paduan suara

Paduan suara biasanya dipimpin oleh seorang dirigen atau choirmaster yang umumnya sekaligus


adalah pelatih paduan suara tersebut. Umumnya paduan suara terdiri atas empat bagian suara
(misalnya sopran, alto, tenor, dan bas), walaupun dapat dikatakan bahwa tidak ada batasan jumlah suara
yang terdapat dalam paduan suara. Selain empat suara, jumlah jenis suara yang paling lazim dalam
paduan suara adalah tiga, lima, enam, dan delapan. Bila menyanyi dengan satu suara, paduan suara
tersebut diistilahkan menyanyi secara unisono.

Paduan suara dapat bernyanyi dengan atau tanpa iringan alat musik. Bernyanyi tanpa iringan alat
musik biasanya disebut sebagai bernyanyi a cappella. Bila bernyanyi dengan iringan, alat musik pengiring
paduan suara dapat terdiri atas alat musik apa saja, satu, beberapa, atau bahkan suatu orkestra penuh.

Tata letak panggung

Terdapat banyak pandangan mengenai bagaimana masing-masing kelompok bagian suara dalam
paduan suara ditempatkan di panggung pada suatu penampilan. Pada paduan suara simfonik, biasanya
bagian-bagian suara diatur dari suara tertinggi ke suara terendah (misalnya sopran, alto, tenor, dan
kemudian bas) dari kiri ke kanan, bersesuaian dengan penempatan bagian alat musik gesek umumnya.
Pada penampilan a cappella atau dengan iringan piano, umumnya pria ditempatkan di belakang dan
wanita di depan; penempatan kelompok bas di belakang kelompok sopran disukai oleh beberapa dirijen
dengan alasan bahwa kedua bagian suara ini harus saling menyesuaikan nada.

Paduan suara yang lebih berpengalaman sering menyanyi dengan semua bagian suara bercampur
dan tidak terkelompok-kelompok. Pendapat yang mendukung metode penempatan ini adalah bahwa
metode ini memudahkan masing-masing penyanyi untuk mendengarkan dan menyesuaikan nada dengan
bagian suara yang lain, walaupun hal ini menuntut kemandirian masing-masing penyanyi.

Jenis-jenis paduan suara

Kelompok paduan suara dapat dikategorikan berdasarkan jenis suara yang terdapat di dalam paduan
suara tersebut:

1. Paduan suara campuran (yaitu dengan suara wanita dan suara pria). Jenis ini mungkin merupakan
yang paling lazim, biasanya terdiri atas suara sopran, alto, tenor, dan bas, sering disingkat sebagai
SATB.
2. Paduan suara wanita, biasanya terdiri atas jenis suara sopran dan alto yang masing-masing dibagi
dua, sering disingkat SSAA. Bentuk lain adalah tiga suara, yaitu sopran, mezzo-sopran, dan alto,
kadang disingkat SMA.
3. Paduan suara pria, biasanya terdiri atas dua bagian tenor, bariton, dan bas, sering disingkat TTBB
(atau ATBB jika kelompok suara tertinggi bernyanyi dengan teknik falsetto pada jangkauan
nada alto, seperti lazimnya pada musik barbershop).
4. Paduan suara anak, biasanya terdiri atas dua suara SA atau tiga suara SSA, atau kadang lebih dari
itu.

Pengkategorian lain untuk paduan suara adalah berdasarkan jumlah penyanyi di dalamnya, misalnya:

 Ensembel vokal atau kelompok vokal (3–12 penyanyi)


 Paduan suara kecil atau paduan suara kamar (12–28 penyanyi)
 Paduan suara besar (lebih dari 28 penyanyi)

B. Pemimpin Paduan Suara/ Dirigen

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh Pemimpin Paduan Suara :

1. Dirigen harus dapat bersikap sebagai pemimpin yang disegani oleh anggotanya. Jika Dirigen tidak
mempunyai sikap pemimpin, akan dapat dipastikan anggota akan menganggap remeh, dan
mengendalikannya seperti yang diinginkan anggotanya, sehingga dapat merusak citra
kepemimpinannya, dengan kata lain dirigen tidak dihargai oleh anggotanya. Misalnya jika terlalu
banyak bercanda, akan dipastikan latihan tidak akan serius, kalau terlalu serius maka bisa dipastikan
anggota menjadi bosan dan tidak akan datang lagi untuk latihan.
2. Dirigen harus dapat bersikap fleksibel dan rendah hati bukan rendah diri.
3. Dirigen harus bisa bernyanyi sekalipun dia bukan penyanyi.Akan sangat disayangkan jika seorang
dirigen mempunyai suara yang sumbang (fals). Dirigen harus dapat bernyanyi karena dia harus
dapat mengajarkan kepada anggotanya bagaimana suara yang dikehendaki atau yang benar.
4. Dirigen harus luas pengetahuan musiknya (jika belum luas, dirigen harus banyak belajar).
5. Dirigen harus mampu memberikan tanda-tanda yang benar melalui gerakan tangannya, jika tidak,
anggota tidak dapat mengerti apa yang diinginkan pemimpinnya. Misalnya gerakan memulai dan
mengakhiri lagu, sering kita lihat pemimin terlalu memberikan gerakan yang berlebihan sehingga
membingungkan anggotanya.
6. Dirigen harus dapat mengayunkan tangannya sesuai dengan alur lagu yang dibawakan, untuk itu dia
harus mempunyai sikap yang gentle dan gerakan tangan yang tepat. Misal lagu girang harus diberi
gerakan dan wajah yang riang, dan sebaliknya jika lagu yang berirama keroncong, dirigen
memberikan gerakan yang mendayu atau mengayun.

Teknik mendirigen

Penampilan seorang dirigen dalam memimpin paduan suara atau kelompok ensambel lainnya harus
jelas, tegas dan dapat dilihat oleh semua anggota kelompok yang dipimpinnya. Cara-cara seseorang
dirigen dalam memimpin adalah sebagai berikut :
a. Posisi Berdiri
Badan lurus posisi salah satu kaki sedikit maju. Kedua tangan kira-kira di depan dada dengan
posisi siku disamping kiri badan. Posisi tangan kanan boleh sejajar dengan tangan kiri atau sedikit
lebih tinggi.
b. Tempat Berdiri
Dirigen boleh berdiri di tengah atau di depan kanan kiri berhadapan dengan penyanyi / koor.
c. Gerak Tangan
Pembagian tugas tangan kanan adalah memberi tempo, sedang tangan kiri memberikan dinamika.
Beberapa pola gerakan tangan dalam memberi aba-aba :
Pola gerakan birama 2/4 Pola gerakan birama 3/4 Pola gerakan birama 4/4

Hal-hal yang perlu diperhatikan menjadi seorang dirigen, adalah:


1. Gerakanawal. Gerakan awal diperlukan saat mulai memberi aba-aba.
2. Gerakan berhenti.Gerakan ini penting karena biasanya penyanyi atau dirigen kehilangan
konsentrasinya menjelang akhir lagu. Kontrol dirigen terhadappenyanyi harus tetap dijaga. Cara
paling sederhana adalah menghentikan gerakan tangan pada ketukan terakhir.
3. Gerakan badan. Hindari gerakan badan yang berlebihan.Karena seorang dirigen tidak bertugas
menggoyangkan badan tetapi mengayunkan tangan.(membirama)
4. Wajah.Ekspresi wajah penting dalam kepemimpinan dan juga interpretasi musik. Jangan
memimpin dengan muka seperti mayat, tanpa ekspresi. Hindari juga wajah yang terlalu tegang
karena akan mempengaruhi ketegangan otot produksi suara dari penyanyi
5. Menyanyi.Jangan ikut menyanyi bila memimpin karena suara koor tidak akan terdengar karena
tertutup suara sendiri. Meski demikian mulut boleh ikut mengucapkan teks (tanpa berbunyi). .
6. Mencatat Pada Teks.Jangan menganggap ini kegiatan yang amatiran. Semua dirigen besar
melakukannya. Beri tanda-tanda yang komunikatif pada tempat yang penting atau sering terjadi
kesalahan, sehingga waktu memimpin lagu tersebut dapat memberikan aba-aba sesaat sebelum
waktunya tiba.
7. Melihat Ke Penyanyi. Selalu jaga kontak dengan penyanyi dengan menatap mereka terutama
padatempat-tempat yang sulit.
8. Melatih Paduan Suara. Hidup sebuah paduan suara terletak pada latihan-latihannya. Sebuah
paduan suara tidak akan maju atau bertahan keberadaannya tanpa adanya latihan. Latihan rutin
adalah latihan yang paling bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu paduan suara.
9. Pemanasan Untuk Koor. Tujuan pemanasan adalah menghasilkan suara yang berkualitas.
Pemanasan sebaiknya dilakukan dalam waktu 5-10 menit, dengan keseriusan yang tinggi.
10. Tahap penyempurnaan. Jika terdapat kesalahan dalam menyanyi, maka dirigen meminta
penyanyi untuk mengulangi, dan memberi tahu kekurangannya dan bagaimana seharusnya.

Beberapa catatan yang harus diperhatikan dirigen:


 Pujilah anggota koor bila mereka menunjukkan kemajuan atau perbaikan.
 Jangan anggap remeh lagu yang pernah dinyanyikan. Tetaplah bersikap kritis terhadap kesalahan-
kesalahan yang umum terjadi dan berusahalah untuk memperbaikinya.
 Banyaklah belajar dengan melihat cara melatih dan memimpin dari dirigen lain, bertukar pikiran
dan ambil segi positipnya.
 Lihatlah cara koor lain bertugas. Ambil yang baik, buang yang kurang baik. Kadang-kadang kita
mudah melihat kesalahan kita dengan melihat kekurangan orang lain.

Sekian Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai