Anda di halaman 1dari 29

PELATIHAN DIRIGEN

PAC FATAYAT NU BARON


DWI ARUM PUSPITASARI, S.Pd.I, M.Pd
CURRICULUM VITAE
 Nama : DWI ARUM PUSPITASARI
 Pekerjaan : GURU DI MAPK AL HIDAYAH

GURU SMA DIPONEGORO NGANJUK


PENYULUH AGAMA BARON
 Suami : Wiraswasta
 Anak : 2 cowok
Dirigen /Conductor

Dirigen adalah orang yang sangat bertanggung-


jawab atas suksesnya sebuah penyajian musik atau
paduan suara, dalam memimpin paduan suara atau
kelompok ensambel lainnya; harus jelas, tegas dan
dapat dilihat oleh semua anggota kelompok yang
dipimpinnya.
Tugas
Dirigen bertugas untuk memberi ide dan
membimbing para musisi untuk menciptakan
penampilan yang maksimal. Gestur yang dilakukan
dirigen juga bukanlah gerakan asalan, tetapi
merupakan pola ketukan untuk membantu para
musisi dengan berbagai instrumen agar mengikuti
ritme metrik yang sama.
Gestur
Gestur tersebut juga bertujuan untuk
menginterpretasikan pesan dari komposer
melalui gerakan yang begitu transparan
sehingga para musisi dalam orkestra dapat
memahaminya dengan sempurna.
Apakah menjadi seorang dirigen itu harus bisa memainkan
setiap alat musik?

Sebenarnya tidak juga, tetapi seorang dirigen harus


mampu mendalami pemahaman setiap instrumen
secara maksimal. Hal ini akan membangun
kepercayaan pada para musisi dan dapat dengan
mudah menyesuaikan arahan notes yang nyaman
dimainkan musisi.
Kenapa Orkestra membutuhkan seorang dirigen? Apa yang terjadi
jika dirigen itu tidak ada?

Dirigen berfungsi sebagai pemimpin dalam Orkestra


yang mengarahkan para musisi untuk mencapai
penampilan yang maksimal. Namun, keberadaan
dirigen itu sebenarnya tergantung pada komposisi
musik yang akan dimainkan.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
SIKAP DIRIGEN (UMUM)
Sikap dirigen merupakan gabungan dari sikap tangan, tubuh dan juga
ekspresi wajah. Dirigen harus memaksa penyanyi memperhatikan
dirinya terutama gerakan tangannya. Dapatkah anggota koor melihat
tangan dirigen? Dapatkah mereka melihat pada saat tangan ada di
bawah? Sikap tubuh harus dalam posisi siap dan waspada, tidak
terlalu kendor atau tegang. Selalu dalam keadaan waspada dan siap.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
SIKAP TANGAN PADA POSISI SIAP

Penyanyi/organis harus dipersiapkan sebelum mulai dengan sikap


siap. Sikap tangan seperti sedang memegang bola yang garis tengahnya
selebar badan. Kedua telapak tangan menghadap ke bawah dengan
jari-jari yang relaks. Kedua tangan pada jarak yang sama dengan
badan anda. Sikap siap ini bervariasi tergantung dari karakter lagu
yang akan dibawakan.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
GERAKAN AWAL

Gerakan awal diperlukan saat mulai memberi aba-aba. Sebaiknya


dipelajari setelah menguasai pola-pola dasar dan dapat melakukannya
tanpa ketegangan. Gerakan awal harus dipelajari dan dipakai, jangan
lagi menghitung “satu-dua-tiga” untuk memulai nyanyian.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
Fungsi gerakan awal adalah :

1. Meningkatkan presisi/ketepatan waktu mulai penyanyi


berbunyi.
2. Mengingatkan karakter (termasuk volume) pada awal lagu yang akan
dibawakan
3. Menjelaskan tempo yang akan diambil.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
Gerakan awal didahului dengan sikap siap. Gerakan awal ini janganlah
dipakai untuk memberi tahu setiap kali suatu kelompok suara harus
masuk. Penyanyi harus selalu dituntut untuk menghitung semua
tanda istirahat, bukan menunggu tanda dari dirigen.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
Cara melakukannya :
Pada dasarnya memberi satu ketukan sebelum ketukan masuk
(untuk lagu yang dimulai pada ketukan), membuat sikap
badan dan tangan yang antisipatif, serta pada saat masuk
melakukan gerakan yang mantap, seperti “yak – bam”. Selalu
arahkan pandangan mata ke bagian penyanyi yang akan mulai
bernyanyi, jangan melihat pada teks. Tetap pandang mereka
sampai proses “masuk” ini diselesaikan. Jangan berpaling
karena penyanyi akan merasa kecewa / diabaikan. Gerakan
awal diarahkan pada pengiring bila lagu diawali dengan intro.
Disini organis harus melihat ke dirigen sehingga masuk pada
saat dan tempo serta karakter yang dimaksudkan oleh dirigen.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
GERAKAN BERHENTI
Gerakan ini penting karena biasanya penyanyi atau
dirigen kehilangan konsentrasinya menjelang akhir
lagu. Aba-aba harus selalu diberikan sampai lagu
berakhir, bahkan hingga beberapa saat setelah lagu
berhenti. Kontrol dirigen terhadap penyanyi harus
tetap dijaga. Cara paling sederhana adalah
menghentikan gerakan tangan pada ketukan terakhir,
menahannya sesuai dengan yang dikehendaki (apakah
itu beberapa ketukan atau fermata), lalu beri dua
gerakan pendek, satu ke atas, satu ke bawah, kembali
ke tempat semula : seperti “ yak – stop”. Pada saat
“stop” ini semua suara harus berhenti, penyanyi
Dasar-dasar Teknik Dirigen
TANGAN KIRI
Tangan kiri berfungsi untuk menolong tangan kanan, bila tangan kanan tidak lagi bisa memberikan
pengarahan yang diinginkan. Cobalah gunakan pedoman ini :
1. Pada dasarnya tangan kanan melakukan semuanya: tempo, volume, karakter, phrasing,
dan gerakan awal serta akhir.
2. Tangan kiri membantu yang hal-hal tidak dapat dilakukan sendiri oleh tangan kanan seperti
membari gerakan awal, aksen, volume, tanda untuk menahan nada pada kelompok suara
tertentu. Juga hal-hal lain seperti membalik teks, memberi karakter dengan mengepalkan tangan
atau membuat gerakan yang gemulai.
3. Membantu menekankan apa yang sudah dilakukan oleh tangan kanan.

4. Tangan kiri sebaiknya jangan melakukan pola ketukan tangan kanan terlalu banyak, hanya pada
saat awal atau bila tempo terasa terlalu berat atau cepat
5. .
Dasar-dasar Teknik Dirigen
DINAMIKA, AKSEN, PHRASING, TEMPO,
KARAKTER
Setelah gerakan dasar dikuasai, gerakan-gerakan
yang lebih sulit perlu dipelajari untuk memberi aba-
aba pada elemen musik yang lain.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
DINAMIKA
Piano dan forte dapat ditunjukkan oleh ukuran gerakan
tangan. Buatlah gerakan sekecil mungkin untuk pianissimo
yang masih dapat dilihat oleh penyanyi dan kemudian buatlah
gerakan lebar untuk fortissimo. Ingat-ingatlah ukuran
gerakan untuk kedua ekstrim ini dan jangan melewatinya.
Bila terjadi perubahan dinamika buatlah gerakan yang
menunjukkan dinamika yang dikehendaki sebelum waktunya.
Pakailah tangan kiri untuk mengatur cepat-lambatnya suatu
crescendo/diminuendo.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
AKSEN
Berilah pantulan yang tinggi pada satu ketukan
sebelumnya, dan kemudian jangan memantul terlalu
tinggi pada ketukan beraksen. Gunakan tangan kiri
untuk membantu.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
PHRASING
Phrasing adalah pengkalimatan dalam lagu. Biasanya suatu
lagu terdiri atas kalimat panjang dan kecil yang dipisahkan
dengan tanda ( ‘ ) meskipun lebih sering dirigen harus
menganalisa sendiri. Biasanya di tempat ini penyanyi
mengambil nafas, Untuk memberi aba-aba pada phrasing,
gerakan tangan dihentikan pada akhir suatu frase dan
bergerak lagi untuk memulai frase yang baru.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
TEMPO
Perlu diperhatikan bahwa tempo cepat tidak efektif bila
dilakukan dengan gerakan yang besar (meskipun forte) dan
tempo lambat tidak terlihat bila dilakukan dengan gerakan
yang kecil.
Gunakan pedoman berikut :
1. Untuk mempercepat atau menegaskan tempo bila
penyanyi/organis melambatkan tempo lagu, gunakan gerakan
kecil yang jelas.
2. Untuk memperlambat tempo atau menjaga tempo agar
tidak lari, gunakan gerakan yang besar dan lebar.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
KARAKTER
Sampai disini aba-aba yang diberikan itu untuk karakter lagu yang
legato. Untuk gaya yang lain diperlukan tangan yang berbeda.
Marcato. Gunakan gerakan yang lebih energik, pukulan yang lebih
keras dengan sudut-sudut balik yang lebih tajam.
Staccato. Pukulan cepat berbalik memantul dengan sudut yang
tajam tanpa mengentikan gerakan. Gerakan lebih berupa garis,
bukan lagi lengkungan.
Maestoso. Agung dan megah. Buat gerakan ke bawah yang berat
dan sedikit lebih lambat.
Lambat, mengalir. Ini yang paling sulit. Gerakan harus tenang tanpa
hentakan, tetapi ketukan tetap jelas. Diperlukan control otot dan
syaraf. Semua gerakan harus lambat dan terus mengalir, namun
Dasar-dasar Teknik Dirigen
BEBERAPA TIPS
Selain teknik aba-aba, ada beberapa hal di luar teknis yang bisa membantu mempelajari suatu lagu
baru, baik secara individu maupun dalam latihan.

CERMIN.
Seorang pemusik memerlukan latihan individual, tidak terkecuali seorang dirigen. Seorang pemain
instrument atau penyanyi dapat mengecek bunyi yang dihasilkan dengan telinganya. Seorang dirigen
yang berlatih sendiri mengecek penampilannya di depan cermin, karena tidak ada suara yang
dikeluarkan. Cek apakah aba-aba yang diberikan jelas.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
 LATIHAN DENGAN TEMPO LAMBAT.
Seperti juga pemusik untuk menguasai bagian yang sulit dirigen perlu juga melatih dalam tempo
lambat terlebih dahulu untuk menguasai detil musiknya.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
BERI SEMUA KETUKAN.
Meskipun penyanyi tidak menyanyi, bila musik masih
berlangsung, apakah itu instrument atau istirahat, tetaplah
memberi semua ketukan sehingga penyanyi tahu dimana
anda berada.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
WAJAH.
Ekspresi wajah penting dalam kepemimpinan dan juga interpretasi musik.
Jangan memimpin dengan muka seperti mayat, tanpa ekspresi. Hindari juga
wajah yang terlalu tegang karena akan mempengaruhi ketegangan otot
produksi suara dari penyanyi.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
MENYANYI.
Jangan ikut menyanyi bila memimpin karena suara koor tidak
akan terdengar karena tertutup suara sendiri. Meski demikian
mulut boleh ikut mengucapkan teks (tanpa berbunyi) untuk
membantu penyanyi masuk atau menjaga tempo. Hendaknya
ini dibatas pada awal kalimat saja.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
MENCATAT PADA TEKS.
Jangan menganggap ini kegiatan yang amatiran. Semua
dirigen besar melakukannya. Beri tanda-tanda yang
komunikatif pada tempat yang penting atau sering terjadi
kesalahan, sehingga waktu memimpin lagu tersebut dapat
memberikan aba-aba sesaat sebelum waktunya tiba.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
MELIHAT KE PENYANYI
Selalu jaga kontak dengan penyanyi dengan menatap mereka
terutama pada tempat-tempat yang sulit. Jangan korbankan
kontak ini untuk melihat teks karena takut kehilangan.
Penyanyi akan merasa ditinggalkan bila pada saat yang sulit
dirigen menundukkan kepala dan melihat ke teks di
bawahnya.
Dasar-dasar Teknik Dirigen
MELATIH PADUAN SUARA
Hidup sebuah paduan suara terletak pada latihan-latihannya.
Pada saat itulah semuanya terjadi: penguasaan suatu lagu,
pengertian antar personal, peningkatan teknik (vocal, aba-aba,
main organ). Sebuah paduan suara tidak akan maju atau bertahan
keberadaannya tanpa adanya latihan. Latihan rutin adalah latihan
yang paling bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu paduan
suara. Untuk itu setiap latihan perlu beberapa persiapan.

Anda mungkin juga menyukai