Anda di halaman 1dari 32

MENJADI DIRIGEN HANDAL

Bidang Direksi

Bidang direksi adalah area dimana


tangan kita bergerak. Bidang direksi
adalah sebatas bahu, dan pinggang
sedang area kanan dan kiri adalah
sebatas rentangan tangan kita.

Paduan suara sangat sensitive


terhadap aba-aba tangan kita, jadi
setiap gerakan tangan kita pun
harus dipergunakan secara efektif.

Jarak dan Ruang Dirigen VS Paduan


Suara

Arah pandang manusia adalah


berbentuk  huruf V, inilah yang
dinamakan Vision direction, seorang
dirigen sebaiknya berdiri tepat pada
titik temu V yang menghubungkan
dirinya dengan posisi ter kanan dan
terkiri dari angota paduan suara,
sehingga sudah pasti dia berada
pada posisi tengah. Jarak yang
terlalu dekat akan menghilangkan
kontak mata dengan  posisi terluar,
sedang jarak yang terlalu jauh akan
menghilangkan kedekatan dengan
titik as.

Posisi berdiri seorang dirigen


haruslah dapat dilihat oleh seluruh
anggota PS, itulah sebabnya
beberapa Dirigen yang posturnya
pendek membutuhkan podium, akan
tetapi podium tidaklah selalu
diperlukan apabila posisi PS sudah
dalam trap yang memadai. Jangan
biarkan anggota PS terlalu
menengadahkan leher atau
menekuknya berlebihan hanya
untuk melihat posisi dirigen.
Posisi Siap

Posisi siap dari seorang dirigen


mengajak seluruh anggota paduan
suara dan pengiring/ pianis juga
siap. Itu tandanya dirigen meminta
perhatian, dan lagu akan segera
dimulai.

Posisi kaki :
salah satu kaki maju sedikit untuk
menjaga keseimbangan.

Badan dan kepala tidaklah ikut


bergerak, sehingga tidak berkesan
seperti penari.

Posisi Jari-jari tangan:


Ibu jari agak jauh jaraknya
dibandingkan dengan jari lainnya.

Jari-jari yang empat dalam posisi


bersatu agar memudahkan anggota
paduan suara memandang dalam
satu garis. Jika jempol dan
kelingking terpisah dari 3 jari
lainnya, akan membingungkan
paduan suara karna ada dua titik,
yaitu titik jempol dan titik
kelingking.

Posisi tangan lurus tetapi tidak


tegang, telapak tangan seolah-olah
memegang sebuah bola besar,
bukan bola kecil.

Posisi tangan dijauhkan kiri dan


kanan, kemudian diangkat sebatas
pergelangan/    siku-siku, jarak
lengan dari perut sedikit jauh
(dibuka) dan posisi telapak tangan
sedikit masuk. Posisi ibu jari jangan
ke bawah atau ke atas melainkan
sejajar dengan jari yang lain.

Gerakkan telapak tangan secara


aktif (Bawah dan ke atas, jangan
ada getaran) sebagai gerakan dasar.
Moment Konsentrasi

Tunggu sampai seluruh anggota


paduan suara dan pianis siap, baru
pasang aba-aba siap yang artinya
juga “memohon perhatian”. Setelah
posisi aba-aba siap, seorang dirigen
harus mencari moment yang paling
pas untuk lagu dimulai, yaitu
dengan gerakan mata menyatukan
konsentrasi semua penyanyi dan
pengiring.

Jangan pernah memulai lagu jika


penyanyi atau pengiring belum siap.

Pukulan satu / pukulan berat :

Angkat tangan seluruhnya dengan


memperhatikan siku tangan seolah
juga ikut diayunkan , seperti
memenggal daging yang terbuat
dari karet, tangan memantul ke atas,
tidak terhenti di bawah, juga tidak
lama berhenti di atas, sebaliknya
secara lambat bergerak kembali ke
bawah.

Latihan pantulan dengan bertepuk


tangan dengan tangan kiri menjadi
dasar, dan berganti-gantian.
Bayangkan sebuah meja di depan
sebagai dasar setiap pantulan.

Latih pukulan satu dengan  hanya


menggunakan ke lima ujung jari,
ujung jari yang memimpin

Latih pukulan satu dengan


menggunakan juga pergelangan
tangan

Latih pukulan satu dengan


menggunakan juga lengan bawab

Latih pukulan satu dengan


menggunakan seluruh tangan.
Pola dasar

Pola dasar adalah gerakan aba-aba


yang dapat menggambarkan tanda
birama lagu misalnya 3 / 4 , 4/4, 6/8
dll. Untuk itu harus dapat
membedakan dahulu macam-
macam sukat.

1. Sukat sederhana/ sukat biasa 

a. sukat binner,
pembilangnya selalu 2. Misalnya :
2/2, 2/4, 2/8, 2/16, dll

b. Sukat terner ,
pembilangnya selalu angka 3
Misalnya: 3/4 , 3/8, 3/16, dll

2. Sukat susun
pembilangnya merupakan kelipatan
dari binner atau terner, misalnya:4/4,
4/8 , 4/16, 6/4, 6/8, 9/4 , 9/8
3. Sukat campuran
(pembilangnya bukan termasuk
kelipatan terner atau binner,
melainkan pertambahan dari
keduanya, atau bahkan
pertambahan dari bineer, terner atau
susun).
5/1, 5/4 , 5/8, 7/2, 7/16.

Berlatih : Aba-aba pola dasar 3 / 4


atau 4/4 dlsb menggunakan
gerakan telapak tangan ditambah
lengan bawah sebatas siku-siku

Pukulan Pendahuluan/ attack

Pukulan pendahuluan berfungsi


untuk memberi informasi:

a. Anggota paduan
suara mengambil nafas : aba-aba
tangan mengangkat dan
mengembang sehingga dapat
menggambarkan udara masuk
sedalam-dalamnya ke dalam rongga
perut dengan membayangkan
tulang lengan kita adala tulang
pernapasan, Lalu ingatkan peserta
paduan suara untuk tetap
mentrapkan otot perut aktif.

b. Volume suara awal lagu, apakah


keras ataukah lembut: forte/keras,
aba-aba peendahuluan sebaiknya
posisi tangan di bawah level siku2,
sedangkan untuk piano / lembut,
aba-aba pendahuluan sebaiknya
posisi tangan sebatas siku tangan.

c. Tempo, aba-aba pendahuluan


sudah mengandung tempo
kecepatan awal lagu. Dan gerakan
sekecil apa pun dapat dibaca oleh
anggota koor.

d. Gaya musik, hentakan tangan


menunjukkan gaya yang diminta
tajam, tetapi gerakan yang sangat
lambat menunjukkan gaya
bersambung atau legato yang
diminta.

e. Pergantian nada dasar, pergantian


tanda birama, pergantian tanda
tempo, pergantian gaya musik,
pergantian suasana, dll.

Pukulan pendahuluan selalu satu


ketuk sebelum lagu dinyanyikan ,
atau jika nada pertama bukan
merupakan nada utuh, maka
pukulan pendahuluan bisa pada
setengah ketuk sebelum lagu
dinyanyikan.

Latih pukulan pendahuluan dalam


birama 4/4 dimana lagu bisa
dimulai pada ketukan pertama,
kedua, ketiga bahkan ke empat,
dengan irama 3 / 4 dlsb.

Pukulan Penutup

 
Pukulan penutup dapat dipakai
untuk :

Mengakhiri suatu frase musik yang


ditutup dengan 0 0 atau tanda
istirahat.
Mengakhiri sebuah lagu.

Pukulan penutup dapat dilatih


dengan cara sederhana yang
disebut ‘ ekor babi ‘, bisa juga
dengan arah berlawanan,

Khusus untuk akhiran syair dengan


ssss misalnya Yesus, harus
menggunakan pukulan penutup
yang jelas

Pukulan penutup untuk akhiran 


mmmm, nnnn, dan ngggg, dapat
menggunakan dua pukulan 
penutup , pertama pukulan untuk
menghasilkan konsonan hidup,
kedua untuk mengakhiri lagu
Pukulan penutup juga disesuaikan
dengan  gaya akhir lagu, legato atau
tajam, sesuaikan dengan gerak
tangan.

Holding Note

Holding note adalah nada yang


ditahan. Pukulan aba-aba yang
menonjolkan holding note, akan
keluar dari aba-aba dasar dan akan
mengikuti alur nada tersebut.
Seorang conductor yang baik harus
dapat memimpin secara pola dasar
atau holding note secara berganti-
gantidan sesuai dengan tuntutan
partitur.

Pemisahan Anatomi Tangan

Dalam beating teknik kita memiliki


3 alat atau 3 unsur seperti:
telapak tangan dengan jari-jarinya
tangan bawah
tangan atas
Kita bisa menggunakannya satu
persatu  secara terpisah namun bisa
juga menghubungkan atau
menggunakan mereka secara
bersama

Gaya Musik

Legato

Posisi tangan bergerak tanpa


kekuatan / pasif saja. Bergerak dari
siku-siku sampai jari, sedangkan
tangan atas tetap pada posisi awal

Staccato

Posisi tangan banyak menggunakan


pergelangan sampai jari-jari, sedang
tangan atas dan tangan bawah
tetap pada posisi awal

Marcato
Posisi tangan campuran antara
gerakan tangan bawah, dari siku ke
pergelangan dan gerakan
pergelangan sampai jari-jari

Pembagian tugas tangan kanan dan


kiri:

Tangan kanan memegang peranan


mengatur tempo. Sedangkan tangan
kiri mengatur dinamika

Pada saat tangan kanan mengatur


tempo, tangan kanan jangan
bergerak dinamika, tetap stabil pada
tempo

Sebaliknya pada saat tangan kiri


mengatur dinamika, sama sekali
tidak boleh mengandung tempo.

Latihan tangan kiri :

gerak atas untuk keras atau


mengeras, gerak bawah untuk
lembut atau melembut
gerak kanan kiri
gerak depan belakang
gerak miring

Boleh juga apabila diperlukan,


tangan kanan dan kiri bergerak
berlawanan untuk menegaskan
unsur volume suara yang
mengalami perubahan, misalnya
crescendo, decrescendo, dlsb.
Dengan demikian untuk sementara
fungsi tempo diabaikan

Selain itu tangan kanan dan kiri juga


dapat dipergunakan untuk memberi
abab-aba entrance , yaitu jika
partitur menghendaki beberapa jenis
suara menyanyi tidak pada saat
yang bersamaan. Atau juga setiap
suara mengakhiri sebuah frase juga
pada saat yang tidak bersamaan
Latihan:

tangan kanan tetap pada pola,


tangan kiri masuk di ketukan satu,
dua, tiga atau empattangan kiri
tetap pada pola, sementara tangan
kanan memberi aba-aba entrance
pada anggota paduan suara
terdekat dengan tangan kanan. Jadi
dalam hal ini untuk alasan
komunikasi, maka diperbolehkan
berganti peran, kiri memegang
tempo sementara yang kanan
memberi aba-aba entrance, apabila
si penyanyi lebih dekat posisi
dengan tangan kanan.Tangan
kanan  pada pola untuk memberi
aba-aba sopran , tangan kiri holding
note untuk nada panjang dan
ditutup dengan pukulan penutup
(untuk tenor) , dll Buat latihan
dengan cara sebaliknya.

Terkadang dalam lagu-lagu tertentu


yang cara menyanyikannya di ayun ,
untuk memberi ketegasan
pengayunan tersebut, dibenarkan
apabila sekali-sekali tangan kanan
dan kiri bergerak searah, dan tidak
berlawanan

Terkadang kita menggunakan jari


telunjuk yang menonjol untuk
mengingatkan penyanyi untuk
berhati –hati dengan frase yang
sulit, atau nada-nada yang miring/
sulit dinyanyikan

Intro

Aba-aba untuk intro yang dimainkan


oleh pianis tidak perlu
menggunakan dua tangan penuh,
melainkan cukup dengan
menggunakan satu tangan yang
berdekatan dengan sisi pengiring/
pianis. Dengan gerakan yang kecil
saja cukup karna hanya memberi
informasi kecepatan lagu / tempo
 Aba-aba untuk intro cukup dengan :

pukulan pendahuluan,dan pola yang


amat kecil bidang direksinya,arah
pandang ke pianis/pengiring
salah satu tangan tetap memohon
perhatian para penyanyi
kira-kira satu birama sebelum
penyanyi, alihkan arah pandangan
ke PS
satu ketuk sebelum lagu
dinyanyikan beri attack untuk PS

Interlude

Interlude adalah musik di tengah


lagu untuk memberi jeda pada
penyanyi, atau menimbulkan
nuansa berbeda pada lagu

Beri pukulan penutup pada PS


Alihkan pandangan pada pengiring
Ganti dengan bidang direksi kecil
Mulai lagu kembali dengan cara
yang sama seperti saat intro
Coda

Kenali beberapa macam jenis Coda/


ekor lagu. Ada yang memuncak/
megah, ada juga yang menghilang/
calando, ada juga yang stabil, ada
juga yang diakhiri dengan nada
miring/kromatis. Masing-masing
karakter lagu mengandung style/
gaya tersendiri. Kenali dan Coba.

Fermata

Pada dasarnya fermata adalah


menggunakan aba-aba holding not
yang kemudian diakhiri dengan
pukulan penutup.

Ada dua macam fermata :

fermata  yang ditutup dengan  tanda


diam untuk kemudian diawali lagi
dengan pukulan pendahuluan untuk
memulai passage berikutnya
fermata yang ditutup dengan
pukulan penutup namun langsung
disambung dengan passage
berikutnya. Untuk tanda fermata
jenis ini, pukulan penutup
mengakhiri fermata adalah
sekaligus pukulan pendahuluan ke
passage beriktunya.fermata diakhir
lagu, langsung saja diakhiri dengan
pukulan penutup .

Ritardando / Ralentando

Ritardando yang dapat di mengerti


dengan jelas oleh anggota paduan
suara adalah dengan cara menahan
tangan di atas selama yang kita
mau, bergerak ke bawah untuk
masuk ke ketukan berikutnya,
segera berayun ke atas, dan
menahan lagi untuk waktu yang
lebih lama lagi dari sebelumnya,
demikian seterusnya. Gunakan
tempo yang tegas saat frase rit
diikuti dengan a tempo.
Mimik Muka

Mata : mata dapat diredupkan untuk


maksud lembut, melotot untuk
maksud keras dan dari redup ke
melotot untuk maksud membesar
atau crescendol dan sebaliknya
untuk maksud decrescendo. Mata
yang hidup untuk menghidupkan
syair  dan makna sebuah lagu. Mata
sangat memberi pengaruh ekspresi.

Bibir : Bibir seorang dirigen ikut


melafalkan syair lagu, namum tidak
bersuara. Seorang dirigen harus
berlebih-lebihan dalam huruf-huruf
tertentu yang membutuhkan
perhatian, misalnya sssssssss yang
serempak, mm, nnnnnnn, ngggg,
nyyyyyyyyy yang harus dihidupkan,
rrrrrrrrrr yang digetarkan, dan tidak
kalah penting mempersiapkan kata
pertama saat attack / pukulan
pendahuluan, dan mempersiapkan
suku kata terakhir untuk nada
terakhir yang juga harus digarap
dengan hati-hati.

Alis: alis dapat memberi kesan


ringan (angkat), tegas/marah/
emosional (kernyitkan alis)

Kata yang berakhiran dengan huruf


hidup atau vocal haruslah tidak
terburu-buru ditutup, agar suara
dibiarkan menggema, menutup
bibir/rahang secara serempak
sesudah dibiarkan membuka
seketika lamanya sangat rapid an
baik

Mensiasati Bagian-bagian Sulit

Bagian-bagian tersulit haruslah


menjadi perhatian dirigen. Kategori
sulit dapatlah meliputi:

Melody yang sulit

ambil satu frase potongan melody


keluar dari lagu, latih bagian
tersebut secara terpisah. Hindari
selalu mengulang dari awal lagu, hal
itu tidak efektif dan membuang
banyak waktu
Buat irama yang berlain-lainan,
buatlah melody sulit itu sesuatu
yang fun/menyenangkan
pilih 2 nada yang sulit, latih bidik 2
nada tersebut secara bolak-balik,
rangkai dengan nada-nada lainnya.
Demikian seterusnya, rangkai
menjadi satu. Taruh jarak bidikan
nada di image/mental/
pembayangan penyanyi, caranya:
nyanyikan nada asal, minta PS
membidik nada tujuan, lakukan
bolak- balik
Nyanyikan dalam frase lagi, tetapi
kali ini buat nada bidikan sulit pada
posisi fermata, sampai nada bidikan
serasa ‘hafal’Nyanyikan kembali
seperti tertera dalam partitur

Irama yang sulit

Perlambat ketukan di bagian frase


itu saja (jangan membiasakan
melambatkan seluruh lagu,
perekaman tempo sama kuatnya
dengan perekaman melody di otak
kita, oleh karena itu seorang dirigen
harus membiasakan menyanyikan
lagu sejak awal sudah dengan
tempo asli)
Pisahkan irama dengan melody,
nyanyikan hanya dengan irama
(seperti musik rab)
Rab-kan syair-nya
Kembali dengan melody
Minta mereka bertepuk tangan,
paha/ bahu teman, dll jika
diperlukan. Minta tirukan sincope/
irama yang sulit lainnya
Entrance  yang sulit

Minta sebuah suara (mis Sopran)


ikut menyanyikan peralihan
entrance. Setelah itu minta mereka
menyanyikan bagian sendiri setelah
bagian sebelumnya kita ambil alih.
Minta mereka menyanyi dalam hati
saat bagian lainnya kita nyanyikan
Buat bagian-per bagian, kerjakan hal
yang sama jika terdapat multi
entrance pada lagu-lagu berjenis
polyphony

Harmony/akord yang sulit

Minta menyanyikan akord asing


sambil mendengar akord iringan
minta menyanyi dengan mengurai
akord menjadi menyanyi bergantian.
Bass dulu ambil nada panjang, tenor
menyusul, alto menyusul, terakhir
sopran., rasakan accord yang
dibunyikan
Ulangi dengan system menunjuk
secara tidak teratur, dengarkan
hasilnya

Syair yang sulit dihafal/ terlalu


cepat untuk dilafalkan

Pisahkan dari nada, lafalkan sesuai


irama, perlambat tempo, buat
kejelasan tiap kata
Untuk menghafal lagu, ajak anggota
ps merumuskan kerangka syair, urai
satu persatu, kemudian rangkai
menjadi satu dan buat gerakan-
gerakan pengingat, dramatisir isi
lagu, kenali gaya bahasa
lagu ;Langsung atau tidak langsung
Kata ganti orang ke berapa
berbicara pada orang ke berapa
Gaya bercerita, atau bergumam,
atau perintah atau tekad, atau…

Latihan Pemanasan

Pelemasan tubuh
Pelemasan rahang
pelemasan lidah
pelemasan bibir
Area nada tinggi dan rendah
resonansi
Nada panjang, gaya, irama, dll
sesuaikan dengan spesifik lagu hari
ituFun dengan pemanasan, buat
melody berbalasan, perkatakan
Firman, pakai lagu umum, dll

Pengulangan Lagu

Pahami arti istilah 


Capo                     = kepala 
Segno                   = tanda $ 
al                           = menuju 
Coda                    = ekor
Fine                        = selesai
Kenali Kode tiap istilah tersebut
Istilah –istilah yang Sering
Digunakan Dalam Partitur

Bentuk dan analisa

Lagu terdiri dari bentuk-bentuk

Taiap bentuk terdiri dari bagian-


bagian

Tiap bagian terdiri dari kalimat-


kalimat

Kalimat terdiri dari frase-frase

Tiap frase terdiri dari kata penting,


kata beremosi, kata ber-rasa

Tiap kata terdiri dari suku kata


stressing/bertekanan dan suku kata
tidak bertekanan

Analisa lagu akan membawa kita


pada:
Alur naik dan turun perjalanan lagu,
puncak lagu, klimaks dan atiklimaks
lagu

Sharingkan hasil analisa pada


angora Koor/ pengiring

Merencanakan latihan efektif

8 pilar penting:

Pengenalan lewat pendengaran


Nyanyikan lagu melodi utama untuk
didengarkan
Nyanyikan bagian- perbagian untuk
didengarkan

Pengenalan lewat menyanyikan


notasi
Penguasaan bagian-bagian mudah
Pilih bagian termudah untuk
memperoleh simpati kemudahan
penyanyi
Nyanyikan bagian yang sama
dengan melompat-lompat
Penguasaan bagian-bagian sulit
Pilih bagian sulit, ulangi berkali-kali,
kuasai, nikmati dan deklarasikan
bagian itu tidak sulit, tapi unik

Penguasaan global
Targetkan bagian-perbagian, rangkai
dalam pertemuan berikut. Miliki
target penguasaan lagu perbagian

Penguasaan syair
Latih anggota menyanyi sight
singing atau A Prima Fiestajangan
terlalu banyak membuang waktu di
notasi

Pemolesan
Segera masukkan dinamika suara
ataupun dinamika tempo saat
memulai penguasaan lagu, kalau
tidak terlambat. Dinamika suara
atau lagu sama melekatnya dengan
melody di otak kita
Pada tahap pemolesan ini, bagian-
bagian perubahan dinamik lebih
dipertajam

Finishing bagian-bagian yang


membutuhkan ketelitian

Latihan dengan lebih dari satu lagu,


dengan start yang berbeda, miliki
target tampil bulanan

Miliki tata tertib paduan suara yang


disepakati dan ditandatangani
bersama

Performance

Yang terpenting dalam performance


adalah kesiapan hati penyanyi
Penguasaan Lagu
Penggarapan Ekspresi penyanyi
Baris berbaris/ tempat duduk,
seragam, dllHormat /jika dirasa
perlu
Hal-hal kecil, buka map, sentral as
posisi berdiri, dll

Bloking

Bloking adalah penataan penyanyi-


penyanyi dalam pengelompokan
suara. Bloking sangat berpengaruh
terhadap suara yang dihasilkan.

Organisasi Paduan Suara

Ketua
Sekretaris
Bendahara
Konsumsi
Presensi
Pelatihan
Partitur/mapKostume
Humas
dll

Anda mungkin juga menyukai