Anda di halaman 1dari 13

Notasi musik

Notasi musik adalah sistem penulisan karya musik.


Dalam notasi musik, nada dilambangkan oleh not
(walaupun kadang istilah nada dan not saling
dipertukarkan penggunaannya). Tulisan musik biasa
disebut partitur.

Notasi musik standar saat ini adalah notasi balok,


yang didasarkan pada paranada dengan lambang
untuk tiap nada menunjukkan durasi dan ketinggian
nada tersebut. Tinggi nada digambarkan secara
vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan
secara horisontal. Durasi nada ditunjukkan dalam
ketukan.

Terdapat pula bentuk notasi lain, misalnya notasi


angka yang juga digunakan di negara-negara Asia,
termasuk Indonesia, India, dan Tiongkok.

Notasi balok
Notasi Gregorian awal notasi balok

Notasi Gregorian, ditemukan oleh Paus Agung


Gregori pada tahun 590, .[1] adalah awal penulisan
musik dengan not balok. Namun, Notasi Gregorian
belum ada panjang nada (dinyanyikan sesuai
perasaan penyanyi) dan masih dengan balok not
yang 4 baris.
Gambar sebelah: Diambil dari Kyrie
eleison (Orbis factor).

Not balok yang sekarang ini telah sempurna sekali


untuk musik dibandingkan Notasi Gregorian.

Unsur-unsur notasi balok

Interval not antarspasi (atau antargaris) adalah terts, sedangkan


interval antara garis dan spasi adalah sekunde.

Dalam notasi balok, sistem paranada bergaris lima


digunakan sebagai dasar. Bersama dengan
keterangan mengenai tempo, ketukan, dinamika, dan
instrumentasi yang digunakan, not ditempatkan
pada paranada dan dibaca dari kiri ke kanan. Durasi
nada dilambangkan dengan nilai not yang berbeda-
beda, sedangkan tinggi nada dilambangkan dalam
posisi not secara vertikal pada paranada. Interval
dua not yang dipisahkan satu garis paranada (yaitu
berada pada dua spasi yang bersebelahan) seperti
digambarkan pada ilustrasi di samping merupakan
interval terts, sedangkan interval antara not pada
spasi dengan not pada garis adalah interval sekunde.
Tanda kunci pada awal paranada menunjukkan tinggi
nada yang diwakili oleh garis dan spasi pada
paranada tersebut. Pada gambar di samping, kunci-
G digunakan, menandakan bahwa garis kedua dari
bawah melambangkan nada g¹. Dengan demikian,
interval terts pada gambar di samping adalah
pasangan nada a1–c2, sedangkan interval sekunde
merupakan pasangan nada a1–b1. Not-not yang
melambangkan tinggi nada di luar jangkauan kelima
garis paranada dapat digambarkan dengan
menggunakan garis bantu yang diletakkan di atas
atau di bawah paranada.

Contoh penggunaan notasi balok

Penggunaan notasi balok dijelaskan dalam contoh


yang diambil dari bagian awal karya Johann Strauss,
An der schönen blauen Donau yang disederhanakan (
perdengarkan).

Bagian awal An der schönen blauen Donau yang disederhanakan.


1. Di sebelah kiri atas pada awal lagu biasanya
ditempatkan petunjuk tempo (yaitu
kecepatan lagu), seringkali dalam bahasa
Italia, yang di sini menunjukkan "tempo waltz".
Selain itu juga terdapat penanda metronom
dalam satuan BPM (beats per minute), di sini
142 ketukan per menit.
2. Tanda birama menunjukkan ritme lagu. Angka
di bagian atas tanda birama menunjukkan
jumlah ketukan per birama, sedangkan angka
di bawah menunjukkan nilai not per ketukan.
Tanda birama 3/4 di sini menunjukkan bahwa
terdapat tiga ketukan dalam birama, satu
ketukan kuat diikuti dua ketukan lemah, dan
masing-masing ketukan bernilai not
seperempat.
3. Garis birama merupakan pemisah
antarbirama.
4. Pada bagian awal paranada terdapat kunci-G
yang menandakan bahwa garis kedua dari
bawah melambangkan nada g¹ (berfrekuensi
sekitar 418 Hz).
5. Tanda mula utama yang di sini terdiri dari dua
tanda mula kres pada garis nada c dan f
menunjukkan bahwa kedua nada tersebut
dinaikkan setengah nada dalam semua oktaf
(dimainkan sebagai nada cis dan fis) serta
menunjukkan bahwa karya musik
bersangkutan bertangga nada D mayor atau B
minor.
6. Not pertama adalah not seperempat dengan
nada d1, dengan dinamika (nyaring lembutnya
suara) mf (bahasa Italia, mezzo forte: agak
nyaring). Dapat dilihat bahwa not tersebut
langsung diikuti garis birama walaupun tiga
ketuk dalam birama tersebut belum selesai.
Dengan demikian, karya ini dimulai bukan
dengan ketukan pertama bertekanan,
melainkan dengan ketukan ketiga lemah dalam
suatu birama pembuka (anacrusis).
7. Not kedua juga merupakan not seperempat
dan bernada d1 yang jatuh pada ketukan
pertama dalam birama berikutnya.
8. Tanda legato menghubungkan not d1 tersebut
dengan not fis1 dan a1, menandakan bahwa
ketiga not tersebut harus dimainkan secara
legato (sambung-menyambung).
9. Pada birama berikutnya terdapat not
setengah bernada a1 berdurasi dua ketukan.
10. Berikutnya terdapat not seperempat dengan
dua kepala not pada posisi nada fis2 dan a2,
menandakan bahwa kedua nada tersebut
harus dimainkan bersamaan. Di atas not
tersebut terdapat tanda staccato,
menandakan bahwa not tersebut harus
dimainkan secara staccato (terpisah nyata
dari not sebelum dan sesudahnya).
11. Tanda diam seperempat menandakan bahwa
tidak ada nada yang dimainkan selama (dalam
hal ini) satu ketukan.
12. Di bawah tiga birama terakhir terdapat tanda
decrescendo, menandakan bahwa pada ketiga
birama tersebut terdapat perubahan
dinamika, yaitu dimainkan makin melembut
(dapat juga ditulis decresc. atau dim.,
diminuendo).

Notasi Angka
Dalam notasi angka, not ditentukan dengan angka 1
(do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la) dan 7 (si).
Angka-angka tersebut menunjukkan tinggi-
rendahnya nada. Ada juga angka 0 sebagai tanda
diam. Nada 1 tanpa titik merupakan nada dasar.
Tanda satu titik di atas not, menunjukkan bahwa
not tersebut naik satu oktaf dari nada asli,
sedangkan tanda satu titik di bawah not,
menunjukkan bahwa not tersebut turun satu oktaf
dari nada asli. Nada 1 tanpa garis miring merupakan
nada natural. Tanda garis miring silang ke kanan pada
not, menunjukkan bahwa not tersebut naik
setengah nada dari nada asli (berfungsi seperti
tanda kres pada notasi balok), sedangkan tanda
garis miring silang ke kiri pada not, menunjukkan
bahwa not tersebut turun setengah nada dari nada
asli (berfungsi seperti tanda mol pada notasi balok).

Membaca Notasi Angka

Notasi angka 4 suara SATB

1. Do = G menunjukkan nada dasar lagu


tersebut.
2. 4/4 menunjukkan Tanda birama yang
menunjukkan ritme lagu. Angka di bagian atas
tanda birama menunjukkan jumlah ketukan per
birama, sedangkan angka di bawah
menunjukkan nilai not per ketukan. Tanda
birama 4/4 di sini menunjukkan bahwa
terdapat empat ketukan dalam birama, satu
ketukan kuat diikuti tiga ketukan lemah, dan
masing-masing ketukan bernilai not
seperempat
3. Tempo = 66 menunjukkan tempo lagu, artinya
dalam satu menit ada 66 ketuk.
4. SATB menunjukkan tipe suara yang
menyanyikan baris tersebut.
5. P berarti 'piano' yang berarti lembut, artinya
lagi ini dengan dinamika yang lembut.
6. Tanda Crescendo yang dilanjutkan dengan
tanda decrescendo, menunjukkan ada
perubahan dinamika, yakni mengeras,
kemudian melembut lagi.
7. Garis birama yang merupakan pemisah antar
birama.

Referensi
1. ^ Taruskin, Richard The Oxford History of
Western Music, Volume I - Music from the
earliest notations to the 16th century
Chapter 1, the curtain goes up, page 6.
(Oxford: Oxford University Press, 2010)

Pranala luar
(Inggris) Sheet Music Consortium

Anda mungkin juga menyukai