Dalam dunia tarik suara kita mengenal jenis-jenis kelompok vokal seperti Duet, Trio, Kwartet,
Ansambel, Paduan Suara dll. Paduan Suara sering kita saksikan pada acara-acara rutin gereja bahkan
yang bersifat tahunan misalnya: Pesparawi (Pesta Paduan Suara Gerejawi), Perayaan Paskah/Natal.
Pembinaan Paduan Suara pada umumnya bersifat temporer, artinya hanya dibentuk jika ada event yang
membutuhkan dan menyewa pelatih dari luar dengan biaya yang relatif mahal. Padahal bila kita
memahami trik/teknik latihan Paduan Suara sebenarnya tidak terlalu sulit dan bisa kita kerjakan sendiri.
Yang penting kita bisa membuat program latihan yang baik, tentunya dengan sarana/tempat latihan
yang representatif.
Level - 1
(Penguasaan Materi)
Kriteria: Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi sesuai dengan notasi yang tertulis
pada partitur.
Tips :
Nyanyikan panjang pendek not sesuai nilai not pada partitur.
Nyanyikan tinggi rendah nada sesuai dengan interval nada yang tertulis di partitur.
Tekankan anggota untuk menghafal syairnya.
Level - 2
(Interprestasi)
Kriteria: Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi sesuai dengan interprestasi lagu
yang diinginkan oleh komponis maupun aranger lagu tersebut.
Tips :
Latih keras/lembut suara sesuai dengan tanda dinamik pada partitur. Kalau tidak tercantum pada
partitur, dinamik disesuaikan dengan makna syair atau karakter alur melody.
Latih Artikulasi (pengucapan) syair agar terdengar jelas. Misalnya pengucapan konsonan “r”, “s”,
“ng”, serta vokal a, i, u, e, o, sehingga terdengar perbedaannya.
Perhatikan Intonasi (penekanan) suku kata yang sesuai dengan Birama lagu.
Perhatikan Frasering (pengkalimatan) agar sesuai dengan kalimat yang benar. Ini dapat dicapai jika
dilaksanakan dengan teknik pernafasan yang baik.
Lakukan pemanasan (vokalisi) yang cukup sebelum pelaksanaan latihan dimulai agar diperoleh
Timbre (warna suara) yang menyatu, sehingga tidak ada suara yang menonjol sendiri.
Level - 3
(Ekspresi)
Kriteria: Setelah melalui tahap level 1 dan 2, anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi
dengan penghayatan dan dikeluarkan melalui ekspresi.
Tips :
Latih cara menyanyikan lagu sesuai dengan karakter lagu, misalnya: Lagu/aransemen yang riang
dinyanyikan dengan lincah dan riang.
Perhatikan pada aransemen yang terdapat tanda perubahan tempo, misalnya: Accelerando,
rittardando, A- tempo dll., agar dinyanyikan dengan tepat sehingga mendukung ekspresi.
Tidak semua anggota dapat bernyanyi dengan ekspresi. Tempatkan anggota pada posisi central dan
banjar terluar (samping kiri/kanan), karena posisi ini mempengaruhi penampilan secara
keseluruhan.
Tips:
Kelompokan anggota berdasarkan Range/ambitus suara, jangan paksakan penyanyi Alto bernyanyi
dikelompok sopran dengan alasan karena kekurangan anggota sopran, demikian juga kelompok
yang lainnya.
Komposisi SATB (sopran, alto, tenor, bass) yang Ideal adalah 3:2:2:3., namun demikian pedoman
di atas dapat berubah dengan pertimbangan potensi Power penyanyi yang ada.
Program Latihan
Ada peribahasa “Seberangilah sungai dari tempat yang dangkal” artinya mulailah segala sesuatu dari
yang mudah dahulu. Artinya dalam membuat program latihan harus bertahap dari yang mudah dahulu.
Tips :
Selesaikanlah dahulu level-1 baru kemudian mulai level-2, dst. Contoh : jangan mengajarkan materi
level-2 kalau anggota belum semuanya lulus level-1, karena akan sia-sia akibat terpecahnya
konsentrasi.
Kelompok paduan suara ibarat rangkaian gerbong kereta api. Jika salah satu gerbong tersendat
maka gerbong yang lain kecepatanya terpaksa ikut melambat, menyesuaikan kecepatan gerbong
yang tersendat tadi. Perbaiki gerbong (baca: kelompok suara) yang lemah dahulu, baru kelompok
gerbong lainnya.
Awali latihan dengan vokalisi terlebih dahulu, sesuai dengan karakter lagu yang akan dinyanyikan.
Jika lagu banyak menggunakan stacato, perbanyak vokalisi stacato, jika lagu banyak nada panjang,
perbanyak vokalisi nada panjang.
Tekankan anggota untuk membaca not, jangan menghafal not, karena kemampuan membaca sangat
diperlukan dalam PS. Setelah anggota dapat menyanyikan notasi dengan benar tekankan untuk
menghafal syair.
Dirigen
Dirigen dalam Paduan Suara sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penampilan Paduan Suara.
Idealnya Dirigen Paduan Suara merangkap pelatih sejak awal program latihan dilaksanakan, agar
secara emosional akan terjalin komunikasi. Namun karena keterbatasan personel yang bisa memimpin
Paduan Suara, seringkali Dirigen ditunjuk berdasarkan senioritas, atau dari sukarelawan yang
memberanikan diri karena tidak ada yang mau menjadi dirigen. Sebaiknya hal ini dihindari.
Tips:
Pilihlah Dirigen yang mempunyai wawasan PS lebih daripada anggota Paduan Suara lainnya,
jangan berdasarkan senioritas saja.
Fungsi Dirigen memadukan Suara dari anggotanya sehingga menjadi satu komposisi yang padu dan
harmonis. Untuk itu Dirigen harus menguasai materi dengan baik dan benar, sebelum ia
memadukan (memimpin) kelompok Paduan Suaranya.
Dirigen jangan memulai aba-aba jika seluruh mata anggota belum memperhatikan Dirigen, karena
kontak mata sangat penting untuk menjalin komunikasi antara Dirigen dan anggota Paduan Suara.
Pada penampilan tertentu, usahakan agar Dirigen jangan memberikan aba-aba melalui tangan
bahwa ada anggotanya yang melakukan kesalahan, cukup dengan pandangan mata secara tajam.
Gunakan gerakan yang secukupnya dan hindari gerakan tambahan yang dapat membuat rancu
tempo sebuah lagu.
Gerakan tangan pada birama 4/4; 3/4; yang kita pahami adalah gerakan dasar, umumnya dapat
berkembang menurut pemahaman setiap anggota, tentukan titik hentakan tangan untuk menyatakan
ketukan pada lagu yang dapat dipahami setiap anggota.
Demikianlah secara singkat Tips berlatih Paduan Suara, semoga dapat bermanfaat.
A. PERNAPASAN
B. MEMBENTUK SUARA
C. RESONANSI
D. VOCAL & KONSONAN
E. INTONASI
F. ARTIKULASI
G. FRASERING
H. INTERPRETASI & EKSPRESI
Tahapan yang diatas akan tersaji dalan satu kegiatan yaitu PENAMPILAN atau PEMENTASAN.
PERNAPASAN. Ini adalah bagian utama dan terpenting dalam sebuah latihan vocal. Kalian tahu
kenapa..? Karena nafas adalah penggerak utama dari suara. Kuatnya nafas dapat menimbulkan dan
menciptakan getaran sebagai sumber dari pada “Bunyi”. Dan nafas juga sebagai Vitamin yang paling
ampuh untuk menyehatkan suara. Makanya pernafasan harus dilatih dengan baik dan teliti.
Dalam bernyanyi, kita mengenal 3 (tiga) jenis pernafasan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan
kelemahan tersendiri.
1. Pernafasan Bahu
Yaitu pada saat mengambil / menarik nafas, dilakukan dengan mengangkat bahu untuk mengisi paru-
paru. Cara seperti ini tidak begitu baik, karena nafas yang dihasilkan dangkal dan mengakibatkan
kalimat jadi terputus-putus.
2. Pernafasan Dada
Yaitu dengan membusungkan dada pada saat menarik nafas untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini
juga tidak begitu baik, karena jadi terkesan cepat lelah dan akibatnya suara jadi tidak stabil dan
terputus-putus.
3. Pernapasan Diafragma
Lazim kita sebut dengan pernafasan rongga perut. Yaitu menarik / mengambil nafas untuk mengisi
paru-paru dengan mengembangkan rongga perut atau diafragma, serta mengembangkan tulang rusuk.
Cara inilah yang terbaik yang dilakukan untuk bernyanyi, karena akan menghasilkan nafas yang
panjang, ringan, santai dan produksi suara lebih bermutu. Dengan pernafasan diafargma penyanyi dapat
leluasa dalam berekspresi karena tidak ada tekanan dan desakan dalam pernafasan.
Bagaimana cara melatih pernafasan dalam bernyanyi? Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melatih pernafasan ini, khususnya melatih “DIAFRAGMA” penyanyi, antara lain:
a. Dengan berdiri santai, badan lurus, sambil meletakkan ujung jempol jari di ujung tulang rusuk
terbawah. Tariklah nafas melalui hidung dengan cara perlahan atau dengan cepat, dan rasakan
bahwa jempol kamu tadi terdorong kesebelah luar, sebagai reaksi dari melonggarnya tulang iga.
Jika telah terasa penuh, kemudian nafas tadi dikeluarkan dalam bentuk senandung vocal “a” atau
konsonan “s” ataupun dengan hitungan. Yang jelas bukan dengan cara mendorong, tapi
mengeluarkan nafas sehemat mungkin. Lakukan minimal 20x setiap hari atau setiap ada
kesempatan buat latihan. Ini akan membuat otot-otot perut kamu menjadi semakin kokoh dan kuat.
b. Dengan posisi tidur terlentang lurus dan kedua tangan diletakkan sejajar dengan tubuh. Letakkan
beberapabenda seperti buku diatas perut sebagai beban dan tariklah nafasseperti bagian “a” diatas
serta rasakan bahwa beban diatas perut terangkat keatas, juga rasakan tulang rusuk ikut
mendorongnya. Jika telah terasa penuh, keluarkan lagi seperti yang “a” tadi dan lakukan minimal
20x sehari atau tambahan kapan aja kamu punya waktu buat latihan.
Pengambilan nafas pada saat memulai lagu atau awal kalimat lagu dapat dilakukan dengan menarik
nafas melalui hidung dengan santai. Namun jika pada saat bernyanyi atau ditengah lagu sebaiknya
dilakukan dengan singkat atau dengan mendengkus, seperti kita nyium aroma yang harum atau aroma
makanan ( Hmmm Jadi laper neh.. ).
Pada pernafasan yang demikian, kita hanya mengembangkan pernafasan “alami” yang kita miliki, akan
tetapi jika pernafasan alami “naik turunnya sama” sedangkan penyanyian itu “ menariknafas dengan
cepat dan mengeluarkannya dengan sehemat mungkin” karena tujuan utama kita adalah menyelesaikan
satu kalimat dalam satu tarikan nafas. Dengan demikian kalimat yang kita ucapkan /nyanyikan
kedengaran indah dan bermutu, tidak tersendat-sendat.
TEKNIK VOCAL adalah: Cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar
terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring.
TIME SIGNATURE
(Birama)
Birama adalah dua nomor yang tersusun di bagian bawah judul lagu sebelah kiri partiture.
Nomor yang diatas menunjukkan jumlah (beat) ketukan dalam satu ruas birama (bar), nomor yang
kedua menunjukkan harga not dalam satu beat (ketukan). Birama tidak menentukan sebuah tempo pada
lagu, namun birama mempengaruhi tempo. Misalkan sebuah lagu yang berbirama 6/8 jika dinyanyikan
dalam tempo largo (very slowly), tentu mempengaruhi pendengar, sehingga lagu tersebut seolah-olah
berbirama 3/4.
Ada beberapa birama yang umumnya bisa kita jumpai.
4 Ada 4 ketuk dalam satu ruas birama
4 dalam satu ketuk terdapat satu not yang bernilai seperempat.
Pahami dengan baik perbedaan irama, birama dan tempo
PSIKOLOGIS MUSIK
MUSIK MERUPAKAN STIMULASI TERHADAP
KESEIMBANGAN ASPEK KOGNITIF DAN KECERDASAN EMOSI
Hal yang sama dikemukakan Campbell 2001 dalam bukunya Efek Mozart) mengatakan musik
Barok (Bach, Handel dan Vivaldi) dapat menciptakan suasana yang merangsang pikiran dalam belajar.
Musik klasik (Haydn dan Mozart) mampu memperbaiki konsentrasi ingatan dan persepsi spasial.
Masih banyak lagi jenis-jenis musik lain mulai dari Jazz, New Age, Latin, Pop, lagu-lagu, Gregorian
bahkan gamelan yang dapat mempertajam pikiran dan meningkatkan kreativitas.
Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang
berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah,
menciptakan dan berfantasi. Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori
belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi
adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit.
Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga
meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari
struktur ini merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan tempo
dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan
dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas
gerak.
Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui
stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik
Bernyanyilah Untuk Tuhan / http://kmk-pkm.blogspot.com f
dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak
mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan
yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah. Hasil
penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada
sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan
yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan
mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin
kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika,
bahasa, musik, dan emosi pada anak.
Selanjutnya, Gordon Shaw (1996) dalam newsweek (1996) mengatakan kecakapan dalam
bidang yakni matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui
musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen
melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan matematika menguat. Musik berhasil
merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks.
Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil penelitiannya
mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak
berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena
keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika.
Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang
kontribusi musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bawha pendidikan kesenian penting diajarkan
mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh stimulasi yang
seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya. Bila mereka mampu menggunakan
fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia
yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya. Implementasi
dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi keberhasilan studi pada
pendidikan berikutnya. Dengan demikian, diasumsikan bahwa pendidikan kesenian di SD termasuk
faktor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Korteks adalah bagian berpikir otak dan berfungsi mengendalikan emosi melalui pemecahan
masalah, bahasa, daya cipta, dan proses kognitif lainnya. Sistem limbik merupakan bagian emosional
otak. Sistem meliputi ini thalamus, yang mengirimkan pesan-pesan ke korteks; hippocampus, yang
berperan dalam ingatan dan penafsiran persepsi; dan amigdala, pusat pengendalian emosi.
Menurut peneliti Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat
berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer
sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks
dari jaras-jaras neuronal di otak. Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun
kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya,
hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi
perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.
Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain,
menghayati pengalaman kehidupan dengan "perasaan", adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan
mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan
Bernyanyilah Untuk Tuhan / http://kmk-pkm.blogspot.com h
LIGATURA/SLURS/LEGATO
(Suara yang bersambung)
Anda mungkin telah mengenal symbol legatura (legato), yaitu garis yang menghubungkan dua
atau lebih not, menjadi satu kesatuan. Slurs tidak dapat dipisah dari artikulasi. Pemanjangan nada
menuju nada berikutnya, sangat berhubungan dengan pemenggalan kata pada kalimat yang di lafalkan.
Hal inilah yang disebut dengan istilah legato.
Pada musik classic, pemakaian slurs ini bukan saja berarti dalam hal syair, namun berfungsi
juga kepada penarikan nafas. Diakhir slurs menuju awal slurs berikutnya, pada saat itulah penarikan
nafas dilakukan. Slurs juga dapat berfungsi sebagai pengelompokan nada-nada yang harus bersambung,
dengan demikian memainkan musik antara nada yang satu dengan nada yang lain dilakukan dengan
bersambung. Perhatikan perbedaan cara membaca yang menggunakan slurs.
Tidak menggunakan slurs
Ditulis Dibaca
Menggunakan slurs
Ditulis Dibaca
Penggunaan slurs ini sangat membantu dalam hal pemenggalan kata, pada syair lagu. Jika syair lagu
dipenggal dengan tanda koma (,) maka umumnya penggunaan slurs sampai sebatas kata sebelum koma
(,). Sehingga penggunaan syair tidak merusak tanda baca yang dipergunakan.
Contoh
SIMBOL MUSIK
SIMBOL NAMA KETERANGAN Aksen yang sangat kuat
Martelato
Staccato Dimainkan secara terputus- dan keras, mengagetkan.
putus Putus tetapi mendapat
Mezzostaccato
Not ditahan tetapi putus, penekanan (staccato dan
Staccatissimo portamento)
jelasnya not ini dimainkan
senilai ¾ dari nilai not Aksen yang kuat dan
Staccato
tersebut. terkesan keras tetapi putus
fozato
Not ditahan senilai not (Staccato dan Marcato)
Portamento Aksen yang mengagetkan
tersebut, dan kata pada not Staccato duro
mendapat penekanan. namun putus (Staccato dan
Martelato)
Marcato Aksen yang kuat dan Not dibaca menjadi 8 not
terkesan keras. Slash 1
dalam satu nilai not yang
tertulis. (8 x 1/32)
Bernyanyilah Untuk Tuhan / http://kmk-pkm.blogspot.com i
Not dibaca menjadi 16 not Baca not yang kecil
Slash 2
dalam satu nilai not yang Grace note dengan secepat mungkin,
tertulis. (16 x 1/64) lalu baca not yang besar
Slash 3 Hampir menyerupai sebagaimana nilainya.
tremolo Dua fase tremolo. Misalkan
Not bergema 4 kali, jika titik Half Mordent | 1 2 3 4 |, fase pertama
Four dots adalah 1 dan 2 dan fase
diatas not dua buah, maka
not bergema 2 kali. kedua adalah 3 dan 4.
Tremolo yang bergantian, Tremolo yang dimulai dari
Tremolo two not tertinggi (tremolo
antara not awal dengan not Mordent
notes adalah dua not yang
berikutnya.
Hampir sama dengan bergantian secepat
Flagslash grace not, tetapi not yang mungkin selama nilai not
digaris hanya dilakukan yang telah ditentukan).
dengan staccato Octave Satu oktav lebih tinggi dari
Antara not awal dengan not yang tertulis.
Gliss Plus Akhir dari pengulangan A
akhir dari garis gliss,
dinyanyikan dengan circle
mengayun. Dinyanyikan atau
Pengulangan lagu tetapi Role dibunyikan dengan durasi
A circle waktu yang berbeda (attac
dengan dinamika yang
berbeda. yang tidak sempurna)
Waktu untuk penarikan Sustain Berdengung dan
Breath nafas. Umumnya hal ini memanjang
juga berlaku kepada Trill Dinyanyikan dengan
pemotongan kalimat dalam berbentuk vibra.
syair Turn Kembali ke tanda ulang.
Lompatan akhir lagu, Octave Satu oktav lebih rendah
umumnya dilakukan dari yang tertulis.
Coda pengulangan, lalu dimana Octaves Dua oktav lebih tinggi dari
terdapat tanda coda yang tertulis.
dilakukan lompatan ke barr Octaves Dua oktav lebih rendah dari
berikutnya dimana tanda yang tertulis.
coda berada.
Dal Segno Tanda dimana lagu akan
diulang
irmata Tahan not, dan perpanjang
ISTILAH MUSIK
A. ISTILAH ITALIA
a Pada, untuk, dalam dll.
a capella: Nyanyian tanpa iringan musik atau musik hanya membawakan melodi saja.
a capriccio: Dinyanyikan dengan suara asal, dan hanya Laki-laki (mannen)
accelerando (accel.): Tempo semakin dipercepat sampai batas yang ditentukan
accal… Seluruh not berikutnya dipercepat.
ad libitum: Dengan semangat kebebasan
affectuoso: Mangasihi, menunjukkan kehangatan
agitato: Ketertarikan
alla: Dinyanyikan dalam bentuk…
alla breve: Not setengah dinyanyikan seperti bisaa, sedangkan ketukan berada pada not
seperempat.
allargando: Pertambahan kemampuan
amabile: Dinyanyikan dengan manis dan stabil
amoroso: Penuh Cinta Kasih
ancora: Lagi, tambah, kembali dll.
animato: Dengan semangat
a piacere: Memancarkan aura
appassionato: Perasaan bahwa akan datang penderitaan
arioso: Solo pendek pada lagu, seolah solo tersebut melayang keudara.
arpeggio: Nada dalam akord dimainkan secara bergantian dengan durasi waktu yang
stabil (simultan)
assai: Sangat
Bernyanyilah Untuk Tuhan / http://kmk-pkm.blogspot.com j
ben, bene: Baik, jika, jadi dll.
brillante: Dengan keceriaan (kecemerlangan), tempo dipercepat (Vivace)
cadenza: Kebebasan improve pada solo
calando: Gantung, namun kecepatan yang tetap
cambiare: Menuju peralihan (pergantian)
cantabile: Masuk kedalam bentuk nyanyian (dinyanyikan)
chiuso: Berhenti (khusus pada alat musk Horn)
col, colla: Dengan, beserta, bersama-sama dll.
come: Seperti, meniru dll.
comodo: Dengan tenang, nyaman.
con: Dengan.
con brio: Dengan keceriaan (kecemerlangan), tempo dipercepat (Vivace)
con dolore: with sorrow.
con forza: Dengan kekuatan (kekejaman)
con fuoco: Dengan amukan (kemarahan)
con giusto: Nuansa selera, membuat tertarik (hubungan dinamika dengan tempo)
con passione: Dengan penderitaan
con spirito: Dengan semangat (gelora jiwa)
coro: Chorus (bagian dalam musik / puncak lagu)
crescendo: Perlahan-lahan menuju keras
dal: Dari, berawal dari dll.
decrescendo: Perlahan-lahan menuju lembut
deciso: Dengan keputusan
delicato: Kontak, mencuri perhatian
diminuendo: Semakin lembut (dalam proses yang cepat)
dolce: Indah (pancaran wajah)
dolente: Penuh dengan dorongan
doppio movimento: Bergerak cepat dengan dorongan ganda
e, ed: Dan, serta dll.
e poi: Kemudian, setelah itu dll.
espressivo: Penuh dengan ekspresi
facilimente: Mudah, tanpa kebingungan
feroce: Bengis, kejam, ganas, dll.
fine: Selesai, berakhir, akhir dll.
furioso: Suasana kekejaman
giocoso: Ceria, senang, tanpa beban
grandioso: Lebih dari…
grazioso: Penuh dengan anugerah, berkat. Seperti orang yang tiba-tiba mendapatkan
yang diinginkan.
il, la: Imbuhan yang menunjuk sesuatu
impetuoso: Dengan semangat yang tidak kenal lelah dan hanya dilantunkan laki-laki
(mannen)
lacrimoso: Kesedihan
lamentoso: Suasana dukacita
largamente: Diperlambat, khusus untuk laki-laki (mannen)
legato: Penghubung, penyambung, bersambung dll.
leggioro: Penuh dengan pancaran (memancarkan) sukacita
lusingando: Jalan cerita, alur dll.
ma: Tetapi, namun dll.
maestoso: Penuh dengan keagungan
mancando: Suasana selesai duka
marziale: Seperti march
meno: Menuju akhir
meno mosso: Gerakan akhir, diperlambat
mesto: Sedih, tidak semangat
mezzo: Setengah
misterioso: Penuh dengan misteri
molto: Sangat, sekali dll.
molto rit… Melemah dan semakin diperlambat
Bernyanyilah Untuk Tuhan / http://kmk-pkm.blogspot.com k
molto accel… Melemah tetapi semakin dipercepat.
morendo: Berlalu, kelewatan lalu diperlambat
nobilimente: Pergerakan
non: Tidak, bukan dll.
ossia: Atau.
parlando: Bernyanyi dengan bentuk bercakap-cakap
parlante: Bernyanyi dengan bentuk bercakap-cakap
pateticamente: Suasana menyedihkan
perdendosi: Berlalu, kelewatan lalu diperlambat
pesante: Ketergantungan, tidak bisa terpisah
piacevole: Setuju, dukungan penuh
piangevole: Terbang, melayang
piu: Lagi (merasa kurang)
pizzicato: Khusus string (violin) dimainkan dengan jari
placidamente: Penuh dengan kedamaian
pochetto: Sangat kecil, sangat sedikit
poco: Kecil, sedikit agak…
poco rit… Tetap semangat tetapi makin diperlambat.
poco accel… Tetap semangat dan semakin dipercepat.
poco a poco: Sedikit demi sedikit (perlahan-lahan)
poi: Kemudian, lalu dll.
pomposo: Berlagak tinggi hati
quasi: Hampir (menuju tetapi tidak sampai)
rallentando (rall.): Seluruh bar berikutnya diperlambat
religioso: Dengan permohonan (doa) dalam ibadah
replica: Pengulangan
risoluto: Dengan keputusan yang tidak dapat diganggu
ritardando (rit.): Perlahan-lahan diperlambat sampai batas yang ditentukan
ritenuto (riten.): Tiba-tiba lambat
ritmico: Rhythm (alat musik)
rubato: Dipercepat lalu diperlambat
scherzando: Penuh dengan keceriaan
secco: Pendek, putus-putus.
sempre: Selalu
semplice: Sederhana
senza: Tanpa, tidak dengan
serioso: Penuh dengan keseriusan
simili: Sama dengan…
sino al: Naik ke…
slargando: Keraguan
slentando: Diperlambat
smorzando: Hiraukan dinamika yang tidak berpengaruh
soave: Gagah
solennemente: Damai
sombre: Takut, gelap, meraba-raba
sonore: Suara sekeras mungkin
sordino: Diam, tidak ada suara.
sostenuto: Bergaung, (diperpanjang)
sotto voce: Dengan suara yang pasti dan jelas
spiccato: Dengan semangat bounch
spiritosso: Hidup, dengan semangat
staccato: Pendek, putus-putus
stentando: Gema,
strepitoso: Bising (kebisingan)
stringendo: Kecepatan tinggi
subito: Tiba-tiba
sul: Pada…
suono: Suara, tone
tanto: Sangat
Bernyanyilah Untuk Tuhan / http://kmk-pkm.blogspot.com l
tempo primo: Kembali ketempo semula
tempo rubato: Dipercepat lalu diperlambat
teneramente: Dilakukan oleh…
tenuto: Gaung (diperpanjang)
tessitura: Bagian dari vocal
tosto: Lebih dari…
tranquillo: Sangat lembut dan halus, hampir diam.
tremolo: Not yang dibunyikan secepat mungkin selama nilai not yang telah ditentukan
tristement: Sedih
troppo: Terlalu
tutti: Semua, seluruhnya dll.
un poco: Sedikit, kecil dll.
vibrato: Getaran kecil pada saat mennyanyikan sebuah not
vigoroso: Kuat, strong, jantan dll.
vivo: Hidup.
B. ISTILAH JERMAN
aber: Tetapi
ausdruckswoll: Dengan Ekspresi
beruhigen: Menuju keheningan
bewegt: Penuh dengan semangat
bewegter: Lebih semangat
daher: Dari sana (tempat yang telah dihunjuk)
dämpfer: Diam, hening
drängen: Penekanan pada…
einleiten: Persiapan masuk ke…
erschütterung: Penuh dengan emosi yang luar bisaa
etwas: Sesuatu, Oleh karena sesuatu
flüchtig: Bergantian, perubahan
frei: Kebebasan
ganz: Bersama-sama, tidak bisa dipisah
gebrochen: Rusak
gedehnt: Persiapan kembali ke…
gemächlich: Nyaman, tenang dll.
geschlagen: Patah, rusak dll.
gesprochen: Berbicara
gesteigert: Khusus, intensifitas
gestopft: Tiba-tiba diam, seolah-olah karena tersumbat.
gewöhnlich: Bisaanya, kebisaaan
gleichmässig: Diperindah
hauptstimme: Suara yang paling utama dalam frase tersebut
halbe: Setengah
halt: Tahan, berhenti dll.
hauptzeitmass: Tempo aslinya.
heftiger: Perasaan lebih menderita
hervortretend: Dominan kepada…
hörbar: Suara yang konstan
immer: Selalu
klangvoll: Penuh dengan gemuruh suara
klingen lassen: Waktunya bersuara (diperbolehkan bersuara)
kräftig: Strong, kuat, jantan
kurz: Pendek
lebhaft: Suasana lebih hidup
leidenschaftlich: Penderitaan
mit: Dengan
nebenstimme: Pengiring lebih penting dari melodi
nehmen: Mengambil, meraih dll.
neue: Baru
Bernyanyilah Untuk Tuhan / http://kmk-pkm.blogspot.com m
nicht: Tidak, bukan dengan… dll.
noch: Tetap
ohne: Tanpa, tidak dengan…
plötzlich: Tiba-tiba
ruhig: Kalem, tenang,
schleppend: Kacau (seperti orang mabuk)
schon: Siap, siap-siap, semua telah siap.
schwerer: Lebih sulit
schwermütig: Kecewa, sedih
sehr: Sangat
sprechstimme: Berbicara
trauernd: Suasana dukacita
übertönend: Perlahan-lahan dilembutkan sampai diam
unterbrechung: Interuption, dihentikan sebentar, gangguan
verhalten: Persiapan kembali ke…
verklingen lassen: Pengharapan (biarkan kematian, kesedihan hilang)
verzweiflungsvoll: Penuh dengan harapan
vorwärts: Menuju, pada jalan…
weg: Berlalu
wieder: Lagi (merasa kurang)
wie oben: Seperti sebelumnya
zart: Dilakukan oleh…
ziemlich: Manis, indah dll.
zurückhaltend: Santai dalam tempo yang cepat
zurückkehrend zum: Kembali ke…
C. ISTILAH PRANCIS
bien: Sangat, lebih baik dll.
come: Seperti
détaché: Detik memulai lagu
doux: Pancaran kelembutan
echoton: Dengan gema (echo)
éclatant: Kecemerlangan
encore: Lagi (merasa kurang)
en dehors: Diluar dari…
en fusée: Didukung dari luar
et: Dan
fois: Waktu, seperti pada nomor…, (nomor bar)
laissez vibrer: Lakukan dengan getaran (vibra)
lié: Penuh dengan keletihan
main: Tangan, khusus drighen, kanan beat, kiri dinamic
marqué: Daya tarik, menyusup ke dalam
pause: pause, istirahat
peu: Sedikit, kecil dll.
plus: Lagi, tambah dll.
sans: Tidak dengan, tanpa dll.
seulement: Hanya.
sombre: Kengerian, kegelapan dll.
son: Suara
sourdine: Diam, hening dll.
soutenu: Gaung (diperpanjang)
sur: Melebihi dari…
très: Sangat
tristement: Penuh kesedihan, kepedihan.
unison (unis.): Seluruh instrument memainkan nada yang sama.
Untuk memahami lebih jauh tentang istilah tempo tersebut, mari kita lihat susunan (urutan) dari
masing-masing tempo sesuai dengan kecepatan yang sebenarnya.
Slowest
Grave : Sangat lambat sekali; penuh dengan kedamaian (keheningan dan merasakan anugerah).
Adagio : Lambat
Semakin tempo diperlambat, maka pengucapan nada akan semakin lama, dan waktu istirahat lebih
cukup, dan semakin tempo dipercepat, maka pengucapan nada akan semakin pendek, serta waktu
istirahat lebih singkat. Perlu untuk diperhatikan, istilah tempo tersebut tidak akan berlaku jika tanda
metronome telah tertulis. Untuk pembagian istilah tempo secara terperinci adalah sebagai berikut:
Keterangan:
BPM : Beat per minute (jumlah ketukan di dalam satu menit).
* : Penentuan yang dilakukan oleh Maezel Metronome pada abad ke-19.
** : Sesuai dengan metronome pada tahun 1950
*** : Metronome elektronik modern
Bernyanyilah Untuk Tuhan / http://kmk-pkm.blogspot.com p