Disusun oleh :
Milton Sandyka
NIM : 18101010133
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Nama...........................................................................................................3
2.2 Modalitas....................................................................................................3
2.2.1 Tetrachord.........................................................................................4
2.2.3 Hexachord.........................................................................................5
3.1 Kesimpulan.................................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan YME, berkat limpahan berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Musik Gregorian,
Musik Abad Pertengahan”. Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Musik Dasar yang diampu oleh Bapak Drs. Hadi
Susanto, M.Sn.
Proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, arahan, dan
masukan dari teman-teman. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih untuk
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk teman-teman dan kami sebagai penyusun dan pembuat makalah.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu sejarah musik yang paling menarik adalah musik pada
abad pertengahan. Salah satu bagiannya adalah musik monofon yang
dikenal juga sebagai musik Gregorian. Musik monofon merupakan musik
dimana instrumen yang digunakan hanya satu instrumen saja yaitu vokal
tanpa iringan. Musik Gregorian lebih banyak digunakan untuk
kepentingan keagamaan. Musik pada zaman ini menggunakan tangga
nada gereja yang sering disebut sebagai Modus. Melalui makalah ini,
penulis akan menjelaskan tentang Musik Gregorian pada Abad
Pertengahn.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan musik
Gregorian yang muncul dan berkembang pada Abad Pertengahan (375 -
1400 M).
1
b. Bagaimana perkembangan musik Gregorian?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nama
Dalam istilah ‘monofon’ termuat kata monos yang berarti tunggal,
dan phoneo yang berarti berbunyi dari bahasa Yunani. Sehingga, musik
monofon adalah suatu jenis musik yang terdiri dari satu suara saja, tanpa
iringan apapun.
2.2 Modalitas
Kekayaan estetik musik Gregorian hanya dapat dimengerti bila
modalitas dipahami. Ilmu klasik tentang modalitas Gregorian ternyata
merupakan hasil mata pelajaran “Musica” yang selama seluruh Abad
Pertengahan diajarkan dan dilatih dalam semua sekolah yang pada waktu
itu didirikan di seluruh Eropa, umumnya di dekat suatu biara. Demikian
pula tidak mengherankan bahwa karangan-karangan yang untuk pertama
kali menerangkan tangga nada Gregorian disusun oleh beberapa
biarawan, seperti misalnya Hucbald dari biara St. Amand (840-930).
Pengrang ini menjadi terkenal lebih-lebih karena tulisannya De
Harmonica Institutione. Disini harmonica institutione diartikan sebagai
tangga nada. Dalam karangan ini dipakai nama-nama tangga nada yang
dahulu dipakai oleh ahli musik Yunani. Tetapi sayang, sekarang nama-
3
nama ini dipergunakan secara berlainan. Perubahan agak aneh ini
mungkin disebabkan oleh:
2.2.1 Tetrachord
Lagu doris memuat intervak kwint ke atas yang khas untuk modus
1; setelah naik ke do, melodi turun ke nada Tenor a (Dominan) dan
berakhir dengan nada Finalis d. Dalam lagu hypodoris, melodi turun ke
nada a di bawah nada finalis, kemudian nada Finalis dilingkari dengan
naiknya sampai f.
4
2.2.2 Nada Finalis dan Nada Dominan
2.2.3 Hexachord
5
Suku kata berasal dari himne Johanes dari abad ke-8. Dalam nyanyian ini
berturut-turut potongan-potongan mulai dengan suku kata ‘ut (do)’, re,
mi, fa, sol, la.
Pada musik Gregorian, tidak ada prinsip birama yang tetap. Sejarah
musik membuktikan dengan jelas bahwa prinsip birama tetap baru mulai
6
dipergunakan ketika seni paduan suara berkembang dimana bernyanyi
bersama menuntut adanya hitungan yang mempersatukan semua suara.
Suatu motif ritmis selalu dimulai dengan arsis yang bersifat kuat,
pendek, crescendo dan berakhir dengan tesis yang bersifat lemah,
panjang, decrescendo. Panjangnya nada Gregorian sama seperti halnya
pada musik Yunani ialah berdasarkab chronos protos yang berarti
kesatuan waktu tidak dapat dibagi. Tetapi nada Gregorian dapat secara
relatid dapat dipercepat dan diperlambat, berhubungan dengan adanya
arsis atau tesis. Tidak pernah tesis secara langsung dapat diikuti oleh tesis
lain, akan tetapi satu arsis dapat langsung diikuti oleh arsis lainnya.
7
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Musik Gregorian dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) musik
monofon, dimana musik hanya menggunakan satu suara tanpa instrumen;
(2) berdasar dari 8 modus (tangga nada gereja); (3) menggunakan ritmis
bebas sesuai syair; (4) tidak menggunakan birama atau metrum tertentu;
(5) dinyanyikan tanpa iringan; (6) ditulis dalam notasi Neumes.
3.2 Saran
Karena terbatasnya hal-hal yang dapat dibahas dalam makalah ini,
pembaca diharap menggunakan literatur tambahan sebagai penunjang.
8
DAFTAR PUSTAKA
[1] Karl-Edmund Prier, “Sejarah Musik Jilid 1”, 2016, Pusat Musik
Liturgi Yogyakarta