PENDAHULUAN
Kualitas bernyanyi sangat penting bagi HKBP karena HKBP dikenal juga
sebagai ‘The singing Church’ (gereja yang bernyanyi). Jati diri itu harus
dipertahankan dan membina semua angota jemaat bernyanyi dengan baik dan
benar. Demikian satu kutipan bacaan kotbah pimpinan (Ephorus) dalam buku
saat ini, baik di gereja HKBP 2 maupun di gereja lain; unsur yang tidak
terpisahkan dari kebaktian adalah musik, baik instrument maupun vokal. Musik
vokal yang dimaksud disini adalah nyanyian jemaat dan koor yang dibawakan
1
Almanak HKBP Tahun 2011, Percetakan HKBP, (Pematang Siantar 2011) hal 36
2
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah Gereja Protestan terbesar di kalangan
masyarakat Batak, bahkan juga di antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia. Gereja ini
tumbuh dari misi RMG (Rheinische Missions-Gesselschaft) dari Jerman dan resmi berdiri pada 7
Oktober 1861. Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 4.5 juta anggota di seluruh Indonesia.
HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los
Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP
juga terbuka bagi suku bangsa lainnya. Sejak pertama kali berdiri, HKBP berkantor pusat di
Pearaja (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) yang berjarak sekitar 2 km dari Tarutung, ibu
kota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di sepanjang jalan menuju
kota Sibolga (ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah). Kompleks perkantoran HKBP, pusat
administrasi organisasi HKBP, berada dalam area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini juga
Ephorus (=uskup) sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor.HKBP adalah anggota Persekutuan
Gereja-gereja di Indonesia (PGI), anggota Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), dan anggota Dewan
Gereja-gereja se-Dunia (DGD). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga
menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia (Lutheran World Federation) yang berpusat di
Jenewa, Swiss.Pemerintah Indonesia mengakui HKBP melalui Beslit No. 48 tanggal 11 Juni 1931,
yang tercantum dalam Staatblad Tahun 1932 No. 360 dan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Bimas Kristen Protestan Departemen Agama No. 33 tahun 1988 tanggal 6 Pebruari 1988.
yang bernyanyi secara bersama-sama. Dari pengertian ini, seluruh jemaat yang
bernyanyi pun dapat dikelompokkan sebagai suatu paduan suara. Akan tetapi
bernyanyi dalam dua jenis suara (sopran dan alto) atau lebih (sopran, alto, tenor
dan bas).
yang harus dinyanyikan secara bersama-sama oleh seluruh jemaat atau yang harus
diulangi oleh para penyanyi; jadi sama seperti fungsi refrein dalam partitur
Dari segi sejarah, paduan suara unisono merupakan tipe perpaduan suara
bernyanyi hanya dengan satu suara (belum dikenal kategori suara SATB). Inilah
paduan suara yang dikenal di dalam Alkitab, misalnya paduan suara imam-imam
di Bait Allah atau paduan suara sejenis sesuai gender juga sudah dikenal sejak
zaman Alkitab 5.
3
Binsar Sitompul, salah seorang ahli musik Indonesia, memberikan batasan bagi istilah
paduan suara sebagai suatu himpunan sejumlah penyanyi yang dikelompokkan menurut jenis
suaranya (1986:3), jenis suara yang dimaksudkan di sini adalah jenis suara yang dikenal dan
diklasifikasikan dalam ilmu seni suara, yakni sopran/ mezzo-sopran (jenis suara anak-anak atau
jenis suara tinggi dari kaum perempuan) dan alto (jenis suara yang rendah/ berat dari kaum
perempuan), tenor (jenis suara yang tinggi dari kaum lelaki) dan bas/ bariton (jenis suara yang
rendah/ berat dari laki-laki).
4
Ibid.
5
Ibid, hal., 5.
kelompok Paduan suara gereja, koor sebagai partitur (kertas notasi dan teks lagu )
lagu, koor sebagai judul dari lagu dan koor sebagai musik vokal. Untuk
keterangan selengkapnya akan ditulis pada sub bagian defenisi koor dalam bab
ini.
Peraturan HKBP dengan salah satu unsurnya adalah nyanyian, baik nyayian dari
buku Ende HKBP atau nyayian yang diakui oleh HKBP serta nyanyian-nyanyian
minggu) sampai dewasa dan yang saat ini menjadi Pendeta di HKBP melihat
bagaimana koor selalu ada dalam ibadah, pada setiap ibadah Minggu ditampilkan
peraturan tentang koor yang bagaimana yang diinginkan atau yang diterima di
gereja HKBP.
yang pertama memunculkan koor ini, kapan jemaat HKBP mulai mengenal koor,
siapa pengarangnya, apa yang melatarbelakangi lagu koor itu diciptakan, siapa
yang menyuruh pengarang menciptakan lagu itu, kenapa koor harus ada dalam
telah diciptakan karya-karya koor oleh banyak komponis dengan berbagai latar
belakang.
salah satu bahan penelitian ilmiah. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis
MUSIK.
perhatian penelitian bagi penulis adalah Analisis Sejarah, Fungsi Dan Struktur
Masalah dalam penelitian ini dibuat dengan jelas untuk mempermudah penulisan
dan juga dengan keterbatasan waktu dan dana, maka penulis hanya membahas
Analisis Sejarah, Fungsi Dan Struktur Musik Koor Dalam Ibadah Di HKBP.
HKBP?
Dalam penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat
menjadi kontribusi bagi para pembaca dan khususnya warga jemaat terutama di
Sumatera Utara.
Tujuan dari studi kepustakaan ini adalah untuk mendapatkan dasar – dasar
pengkajian dan penciptaan seni secara umum dan pembahasan koor secara
khusus. Tujuan yang kedua adalah untuk menghindari penelitian yang tumpang
tindih.
dilakukan menunjukan bahwa hingga saat ini belum ada kajian yang mendalam
Musik and Musicians, Vol. 4 6. Kamus ini amat membantu penulis terutama
suara mulai dari zaman kuno, Abad Pertengahan, Renaisans, Barok hingga
perkembangan paduan suara pada Abad ke Dua Puluh, yang akan di bahas
2. Buku Ilmu Bentuk Musik 7 karya Prier pada bagian pertama diterangkan
tentang kalimat, motif dan bentuk lagu, serta pada bagian lain ditunjukan
bentuk siklus yang didalamya mengulas tentang resitatif dan bentuk siklus
lain untuk keperluan ibadah. Tulisan ini sangat berguna untuk melihat cara
menganalisa lagu.
3. Buku Ilmu Melodi karya Dieter Mack pada bagian pertama disampaikan
tentang Choral Gregorien dan beberapa contoh gaya melodi dari zaman ke
baik. Tulisan ini sangat membantu untuk melihat cara menganalisa melodi
4. Buku Folk Song Style and Culture 8 karya Alan Lomax . Buku ini berisi hasil
6
James G, Salct and Percy M. Young, “Chorus”,The New Grove dictionary of Musik
and Musicians,Vol. 4, Macmillan Publisher Ltd, (London : Macmillan Publisher Ltd, 1980)
7
Mack Dieter, Ilmu Melodi, Pusat Musik Liturgi, (Yogyakarta:1995), hal., 37.
8
Ibid.
6. The Organ and Choir in Protestant Worship 10 (1968) karya Edwin Liemohn,
berisi tentang Hasil Riset beberapa musisisi dari beberapa gereja tentang
perkembangan koor.
7. Choral Music : Technique and Artistry karya Charles W. Heffernan. Buku ini
berisi tentang partitur koor yang harus memperhatikan vocal, teknik koor dan
seni koor.
8. Leon Stein, Structur and Style : The Study and Analysis of Musical Form
9. Benjamin Cutter, Harmonic Analisis 11. Secara umum, pembahasan dari buku
ini berkisar pada analisis akord dan analisis non-harmonic tones yang ada
dalam musik.
10. Robert W.Ottman, Elementary Harmony, Theory and Practice 12 ( New Jersey,
11. Gustav Strube, The Theory and Use of Chords A Text Book of Harmony
(Philadelphia : Over Ditson, 1928). Buku ini membahas tentang harmoni serta
9
Toronto: George Thaddeus Jonas, Music Theory, Fitzhenry & Whiteside Limited,
(1974).
10
Edwin Liemohn, The Organ and Choir in Protestant Worship,Fortress Press,
(Philadephia:1968)
11
Benjamin Cutter, Harmonic Analisis, Oliver Ditson company, Pennsylvania.
12
Robert W.Ottman, 1962, Elementary Harmony, Theory and Practice, Englewood
Cliffs : prentice-Hall,Inc., (New Jersey:1962)
Dalam sub bab ini akan dipaparkan landasan konsep dan teori yang yang
berlaku umum yang dijadikan acuan ataupun kerangka kerja dalam membahas
sesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan yang ingin dicapai. Tidak ada satu
konsep musikpun yang bisa dijadikan sebagai definisi untuk bisa mewakili
tujuan penelitian ini. Menurut konsep tersebut musik adalah bunyi, sebagai hasil
interaksi getaran dari waktu yang keluar dari satu atau lebih sumber bunyi untuk
mengungkapkan ide. Di dalam bunyi sudah terkandung jenis atau warna bunyi
(timbre) dan waktu (durasi) yaitu interaksi dari nilai waktu yang terkandung oleh
Bunyi bisa dari berbagai organ atau instrumen, waktu tidak dibahas dalam
bentuk yang terpola saja. Menurut Dieter Mack 13 suatu bunyi di katakan musik
tergantung pada pendekatan kata yang pasti bahwa bunyi datang dari dalam
13
Mack Dieter, Ilmu Melodi, Pusat Musik Liturgi, (Yogyakarta:1995), hal., 45.
(programunatic musik) atau ide absolut (absolute musik). Ide absolute biasanya
muncul pada saat seorang komponis berkarya. Ide tersebut datang karena
terstimulasi pada komponis untuk meramu bunyi. Ide progmatik datang dari satu
keberadaan ide akan membantu melihat bentuk fisik atau bentuk luar dari musik
(form of music) dapat dilihat dalam wujud partitur. Serta sangat mungkin
menentukan kesatuan bentuk psikis atau ekspresi jiwa dari musik tersebut (form in
Berikut di paparkan elemen-elemen yang ada dalam bunyi musikal yang di buat
beberapa musikologi seperti : Broekma dalam buku the music listener dalam
Dieter 14 Ferris dalam bukunya Music The Art Listening dalam Dieter 15, serta
14
Ibid. hal., 22.
15
Ibid.
musikal yang di gunakan sebagai patokan yang akan di teliti sebagai berikut : (1)
organ yang di maksud, organ adalah alat atau instrumen ataupun media yang di
gunakan sebagai sumber bunyi. Organ dalam musik tidak terbatas pada organ
yang sudah lazim dikenal akan tetapi menyangkut apa saja yang di gunakan dalam
(2) Melodi yang di maksud dengan melodi adalah rangkaian nada atau
bunyi yang membentuk satu kesan ide yang di pengaruhi faktor budaya. Melodi
bisa juga di sebut sebagai satu struktur kalimat musik, termasuk dalam penelitian
(3) Modus yang dimaksud dengan modus adalah susunan nada, yang
dalam bentuknya terlihat sebagai satu formula nada yang tentu saja akan berakibat
(4) Interval yang dimaksud dengan interval adalah jarak antara bunyi satu
dengan bunyi yang lain, baik interval bunyi vertikal maupun horizontal.
Termasuk dalam kajian elemen ini adalah interval antar bunyi nama-nama
interval.
timbulkan akibat interksi bunyi dan bukan bunyi. Termasuk obyek penelitian dari
elemen ini antara lain sistm ekor modulasi, kadens, serta system keselamatan
(6) Ritme yang di maksud dengan ritme adalah interaksi nilai waktu
(interaksi) dari setiap bunyi termasuk dalam hal ini durasi antara bunyi dengan
16
Ibid.
Tempo juga berarti kecepatan oleh lamanya satu musik berlangsung. Hal yang
diteliti dalam elemen ini antara lain berbagai jenis tempo dan perubahan-
perubahan tempo.
adalah segala hal yang dibuat untuk memberi jiwa pada suatu bunyi yang
termasuk dalam objek penelitian elemen ini antara lain hal yang menyangkut
lain yang dengan jelas memberi karakter dalam satu bunyi. (9) Aksentuasi yang
dimaksud dengan aksentuasi adalah penekanan yang dalam hal ini bisa juga ada
hubungannya dengan intensitas atau kualitas suatu bunyi termasuk style, dinamik
termasuk dan ritme. Hal yang akan di teliti dalam hubungan dengan elemen ini
serta hubungan karakter atau sifat bunyi itu. Gaya ini berhubungan dengan teknik
hubungan tekanan kata dan tekanan musikal. (10) style yang dimaksus style
dalam musik adalah gaya dari satu bunyi atau hasil beberapa kombinasi bunyi,
didalamnya termasuk karakter atau sifat bunyi itu. Gaya ini berhubungan dengan
yang dimaksud dengan timbre adalah menerangkan tentang warna suara termasuk
wilayahnya. Hal ini yang akan diteliti menyangkut warna vocal tunggal, warna
paduan suara, komposisi antara paduan suara dan vokal tunggal, teknik vokal,
sekelompok nada atau bunyi yang memiliki karakter serta membawa ide atau
kesan tertentu. hal yang akan di teliti menyangkut hubungan motif dengan teks.
(13) Form yang dimaksud dengan form adalah kesatuan bentuk musik yang terdiri
struktur melodi seperti tone dan interval motif, frase, kontras, pengulangan,
dengan jelas.
Dalam hal ini, penulis juga akan memperhatikan struktur musik yang
ditawarkan oleh Wiliam P. Malm17, yang diterjemahkan oleh Rizaldi Siagian yang
menganalisis melodi adalah: (1) Scale (Tangga nada); (2) Pitch center (nada
pusat), reciting tone (nada singgahan yang dianggap penting; (3) Range (wilayah
Interval; (6) Pola kadensa; (7) Formula melodi; (8) Melodic contour (Grafik/
kantur melodi).
dengan membuat daftar harga-harga not yang dipakai dalam sebuah komposisi
17
Malm, William P. 1977. Music Cultures of the Pacific, Near East and Asia. (New
Jersey: Prentice Hall Englewood Cliffs, 1977), hal., 15.
18
Nettl Bruno. 1964. Theory and Method in Ethnomusicology. (New York: The Free
Press, 1964), hal., 148-150.
menotasikan bunyi, membuat bunyi menjadi simbol visual. Dalam hal notasi
Charles Seeger dalam Netll 21, yang mengemukakan bahwa ada dua jenis
notasi yang dibedakan menurut tujuan notasi tersebut: pertama adalah notasi
Preskriptif, yaitu notasi yang bertujuan untuk seorang penyaji (bagaimana ia harus
ciri-ciri dan deteil-deteil komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.
19
Ibid, hal., 148-150.
20
Ibid, hal., 99.
21
Ibid, hal., 24-34.
music behaviour.
suatu ekspresi. Apabila ingin memahami musik secara lebih dalam, maka di
musik tidak hanya terdiri atas bunyi melainkan perilaku manusia yang prakondisi
untuk memproduksi bunyi. Musik dapat eksis karena kendali dan perilaku
manusia, dan beberapa jenis perilaku terlibat didalamnya salah satu di antaranya
adalah “perilaku fisik” yang ditunjukkan oleh sikap dan postur tubuh serta
22
Merriam Alan.P. The Antropology Of Musik,( Evaston Ill: Northwestern University
Press. 1964), hal ., 20-23.
Konsep Merriam 23 menunjukkan bahwa ada jiwa dan nilai yang mendasari
musik, yang artinya musik tersebut juga tercermin dalam perilaku dari komunitas
dan budayanya. Dalam hal ini tercermin dalam perilaku penciptaan Koor di
Gereja HKBP. Oleh sebab itu, berati sistem yang di terapkan atau yang terjadi
dalam musik tersebut di pengaruhi oleh perilaku serta corak hidup dari
penciptanya.
Mantle Hood yang menyatakan bahwa etnomusikologi adalah satu cabang ilmu
mengerti tentang musik yang di pelajari dari segi struktur musik dan juga untuk
memahami musik dalam konteks masyarakatnya. Teori ini kiranya cocok di pakai
dan dikolaborasikan dalam teori musik dalam rangka menemukan struktur musik
adalah bunyi. Teori ini perlu juga untuk mengetahui fungsi dalam hubungan
23
Ibid. hal., 5.
24
Ibid, hal., 7.
Estetis; (3) Fungsi Hiburan; (4) Fungsi Komunikasi; (5) Fungsi Perlambangan; (6)
Fungsi Reaksi Jasmani; (7) Fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial; (8)
khorusi dalam bahasa Latin atau khoros dalam bahasa Yunani, yang berarti dua
Istilah ini kemudian diambil alih dan digunakan di dalam gereja untuk
dalam ibadah jemaat. Lambat laun, kelompok penyanyi itu sendiri disebut
menurut istilah tersebut: di Belanda sebagai koor/ zangkoor dan di Inggris sebagai
choir. Dewasa ini, istilah “koor” masih digunakan juga dalam beberapa literatur
tepat, sebab istilah tersebut lebih menekankan sifat dan karakter kelompok
penyanyi ini. Mereka bukan kelompok penyanyi yang di dalam gereja, harus
antara masing-masing kategori/ tipe suara penyanyi (Sopran, Alto, Tenor dan
Bas).
bernyanyi pun dapat dikelompokkan sebagai suatu paduan suara. Akan tetapi, di
dalam perkembangan seni suara di Indonesia, istilah paduan suara telah digunakan
bernyanyi dalam dua jenis suara (sopran dan alto) atau lebih (sopran, alto, tenor
dan bas). Binsar Sitompul 27, salah seorang ahli musik Indonesia, memberikan
batasan bagi istilah paduan suara sebagai suatu himpunan sejumlah penyanyi yang
adalah jenis suara yang dikenal dan diklasifikasikan dalam ilmu seni suara, yakni
sopran/ mezzo-sopran (jenis suara anak-anak atau jenis suara tinggi dari kaum
perempuan) dan alto (jenis suara yang rendah/ berat dari kaum perempuan), tenor
(jenis suara yang tinggi dari kaum lelaki) dan bas/ bariton (jenis suara yang
suatu bentuk seni suara yang klasik. Sub bab ini secara khusus membahas paduan
dalam rangka peribadahan atau kesaksian gereja ke luar kepada masyarakat umum
27
Binsar Sitompul, Paduan Suara dan Pemimpinnya. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1986), hal., 21.
kelompok penyanyi yang berciri kegerejaan. Artinya paduan suara itu memiliki
karakter religius dalam tampilan dan misinya. Dengan kata lain, sifat gerejawi itu
(Liturgis).
Sebenarnya dari segi ilmu seni suara, Paduan Suara Gerejawi (PSG) tidak
berciri kristiani atau gerejawi tersebut. Dalam hubungan ini, dapat dikatakan
bahwa “tempat kehidupan” (setting of life) dari PSG adalah di dalam kehidupan
gereja dan tanpa lingkungan kehidupan gereja, suatu PSG tidak dapat hidup. Ia
Kristen atau dengan seluruh ekspresi iman Kristen di dalam gereja itu sendiri
istilah koor atau zangkoor, yang mungkin dipengaruhi oleh kata pinjaman dari
bahasa Belanda, karena pada masa itu istilah “paduan suara” belum populer. Di
samping itu pada masa penjajahan dahulu, istilah “koor” juga digunakan di dalam
partitur nyanyian gereja untuk menandai bagian nyanyian yang harus dinyanyikan
secara bersama-sama oleh seluruh jemaat atau yang harus diulangi oleh para
penyanyi; jadi sama seperti fungsi refrein dalam partitur nyanyian sekarang ini 28.
28
Ibid.
kelompok Paduan suara gereja, koor sebagai partitur (kertas notasi dan teks lagu )
lagu dan koor sebagai judul dari lagu, dan koor sebagai musik vokal.
Pengertian koor sebagai Kelompok Paduan Suara Gereja dapat dilihat dari
Pengertian koor sebagai partitur (kertas notasi dan teks lagu) dapat dilihat
29
Hasil wawancara penulis dengan Bapak Pdt. W. Silitonga (Tarutung 23 januari 2011),
Gr. D. Malau ( P.Siantar, 30 Februari 2011, Biv M. Sitorus (Laguboti 19 Januari 2011), Berman
L.Tobing (Tarutung 21 Maret 2011).
Pengertian koor sebagai judul sebuah lagu dapat dilihat dari kutipan
wawancara berikut:
Pengertian koor sebagai koor sebagai musik vokal dapat dilihat dari
menunjuk pada koor sebagai suguhan musik ataupun sebagai musik vokal.
berkaitan dengan “koor” yaitu “Parkoor” yang berarti kelompok atau orang yang
menyanyikan koor; “Markoor” yang merupakan kata kerja dari kata “koor” dan
“Margurende” yang berasal dari kata “Marguru” (belajar atau Berlatih) dan kata
Dalam konsep jemaat HKBP sendiri ada sebutan khusus untuk pembagian
suara / jenis suara, seperti : “suara satu” untuk menyebut Jenis suara sopran baik
untuk formasi koor gabungan (Sopran, Alto,Tenor, dan Bas atau 4 Suara) maupun
untuk kelompok koor Wanita (Sopran, Mezzo Sopran dan Alto) serta untuk
menyebut suara tenor 1 untuk kelompok koor pria (Tenor 1, Tenor 2, Bariton dan
Bas); “suara dua” untuk menyebut Jenis suara alto pada koor gabungan dan suara
mezzo sopran pada kelompok koor Wanita (Sopran, Mezzo Sopran dan Alto) serta
untuk menyebut suara tenor 2 untuk kelompok koor pria (Tenor 1, Tenor 2,
Bariton dan bas); “suara tiga” untuk menyebut Jenis suara tenor pada koor
gabungan dan suara alto pada kelompok koor Wanita (Sopran, Mezzo Sopran
dan Alto) serta untuk menyebut suara baritone untuk kelompok koor pria (Tenor
1, Tenor 2, Bariton dan bas); dan “suara empat” untuk menyebut Jenis suara bas
pada koor gabungan dan suara untuk kelompok koor pria (Tenor 1, Tenor 2,
secara harafiah berarti “Berhari Kamis”. Kata “Parari Kamis” ini berlatar
belakang dari kebiasaan kelompok koor ibu-ibu Gereja HKBP yang pada
30
Walaupun Kata “Margurende” berarti berlatih nyanyian, akan tetapi di gereja HKBP
tidak pernah disebut kata “Parende” (Penyanyi) kepada anggota atau kelompok koor melainkan
kepada penyanyi diluar konsep kata “Koor” (misalnya kepada penyanyi solo atau Vokal grup baik
itu penyanyi gereja maupun penyanyi diluar gereja atau sekuler). Sedangkan kata “Parkoor” atau
“Pargurende” biasanya dikenakan kepada orang atau kelompok koor di gereja.
Istilah kelompok koor pria (kaum bapak) disebut “Mannen koor” yang
secara harafiah berarti “koor pria”. Istilah “Mannen koor” ini hanya disebut
pengertian seperti menyatakan dua atau lebih kelompok koor yang dalam
kelompok koor wanita ataupun pria dan penggabungan antara kelompok wanita
dan pria. Istilah “Koor Gabungan” ini juga sering disebut dengan “Gemende
Koor”.
ataupun dari beberapa gereja digabungkan dan sama-sama menyanyikan satu atau
atau kata–kata lagu, dengan kata lain suatu komposisis puisi yang sering
dilakukan oleh pencipta music. Tanpa syair maka tidak dapat mengetahui makna
maupun tujuan dari sebuah komposisi music, karena syair merupakan inti dari
sebuah lagu. Dan menurut Badudu-Zain 32, syair atau teks adalah kata-kata yang
31
M. Soeharto. Kamus Musik. (Jakarta: PT. Grasindo, 1992), hal., 131.
32
Zain Badudu. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1996), hal., 1455.
bahwa syair lagu adalah kata-kata yang keluar dari hati dan keluar dari mulut serta
diurapi oleh lidah. Syair adalah kata-kata yang terdapat dalam sebuah komposisi
music melalui syair maka dapat diketahui makna dan tujuan dari sebuah lagu.
Atas dasar itu, penulis melakukan analisis yaitu struktur dari syair secara detail
yang dalam hal ini antara lain berkaitan dengan pola sajak, pola meter dan gaya
secara langsung hakekat hubungan antar peneliti dan responden, dan ketiga :
metode kulitatif ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali
secara empiris”.
diartikan sebagai kumpulan longgar tentang asumsi yang secara logis dianut
33
Migdolf, 2002, hal., 52.
34
Lexy J. Moeloeng . Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Rosda, 1984), hal., 5.
35
Ibid. hal., 30.
penulis dalam menghubungkan dengan data. Maka teori yang digunakan oleh
metode yaitu : metode literatur dan metode wawancara. Metode literatur adalah
metode yang menggali thesis ini melalui buku-buku, majalah, surat kabar, kamus,
dengan orang-orang yang mengetahui sedikit banyaknya mengenai koor dan para
komponis pencipta koor, hal ini dilakukan penulis guna menambah pengetahuan
penulis melakukan wawancara lagsung kepada para komposer pencipta lagu/ koor
yang sudah ditentukan sebagai informan. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai
instrument untuk mengumpulkan data dari lapangan dan peneliti berperan sebagai
pengamat penuh dalam penelitian ini, serta kehadiran peneliti diketahui statusnya
sebagai peneliti oleh subjek atau informan dan surat izin keterangan meneliti yang
warga jemaat HKBP yang sudah terdaftar sebagai jemaat dan memiliki
ialah kata-kata dan tindakan selebihnya ada data tambahan seperti dokumen”.
a. Kata-kata dan tindakan yaitu, dari wawancara yang merupakan sumber data
utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui
b. Sumber tertulis yaitu, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis
dapat dibagi atas : partitur koor, sumber buku, majalah, sumber dari arsip,
c. Foto yang dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif karena
d. Data Statistik
mendalam dan dokumentasi. Dalam rekaman data terdapat dua dimensi yaitu
fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari
lapangan disajikan yaitu dengan memakai instrument Audio dan Video yang
struktur yang menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi yang dilakukan
1.5.5.Analisis Data
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesa (ide), seperti
yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada
tema dan hiportesis itu”. Maka dari pendapat diatas penulis menggunakan teori
mengorganisasikan data yaitu data yang terkumpul yang terdiri dari catatan
hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substansi. Analisis data
sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah
meninggalkan lapangan.
dan hasil analisis awal dari teks dan struktur musik dari sampel lagu yang dipilih
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
teknik triangulasi sesuai dengan teori Patton mengatakan trigulasi sesuai dengan
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
wawancara
Pemerintahan.
berkaitan.
(1) Pralapangan
40
Bogdan dalam Lexy J. Moeloeng . Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Rosda,
1984), hal., 47.
penelitian.
kertas, buku catatan, map, klip, kartu, alat perekam seperti tape
Pada tahap pekerjaan terdiri dari 3 bagian yang harus peneliti laksanakan:
dahulu.
dapat dibina.
penelitian.
Paduan Suara Gerejawi, Sejarah Masuknya Musik Gereja dalam Konteks Misi
Koor Yang Menjadi Buku Haluaon na Gok HKBP, Keberadaan Koor Dalam
Makna Filosifis Dan Teologis Dari Liturgi Ibadah HKBP, Deskripsi Pelaksanaan
Ibadah Minggu, Ibadah Minggu Pada Kebaktian Biasa, Liturgi Alternatif Ibadah
Bab V membahas Kajian syair koor yang meliputi: Riwayat Lagu Dan
Pencipta, Analisis Syair dan Struktur Literatur dari tujuh lagu yang di analisis.
dan struktur lagu yang meliputi: Frase, Melodi, Motif, Kontur Melodi, Tangga
Nada, Ambitus, Harmoni, Progresi akord, Kadens, Tempo, Tekstur, Tipe lagu,