NIM : 16.3171 Semester : VII Dosen : Pdt. Pulo Aruan, M.Th Mata Kuliah : Missiologi II
Teologi Interkultural Dan Missiologi
Missiologi yang merupakan sebuah disiplin ilmu teologia Kristen, yang memiliki interaksi dengan beberapa disiplin ilmu lainnya, seperti: geografi, teori komunikasi, perbandingan agama, ilmu sosial, pendidikan, antropologi, sejarah, psikologi, hubungan antarmat beragama, dan dari semua pengajaran itu nantinya merujuk kepada sebuah inti yakni pengajaran gereja. Namun dengan pertumbuhan pluralisme budaya yang cepat dan agama yang dihasilkan dari migrasi dan globalisasi dizaman ini pada akhirnya mengguncang fondasi misi untuk mengkristenkan, karena adanya klaim yang menyertainya sebuah kemutlakan dalam pengajaran krisren, yang membuat adanya pemberontakan dari orang asal atau asli penduduk sebuah daerah, ataupun agama lain yang sudah ada didaerah tersebut. Sehingga dengan keadaaan seperti inilah, teologi interkulturasi, atau lebih dikenal sebagai teologi antarbudaya yang merupakan sebuah paham teologi muncul sebagai upaya untuk mengamankan disiplin ilmu misiologi, karena dalam teologi interkulturasi ini memiliki konsep untuk bisa menjumpakan dua ragam budaya yang berbeda atau lebih sebagai kebutuhan dan tanggung jawab orang Kristen dalam rangka mengembangkan teologi yang relevan, kongkret dan hidup. Maka dengan ini Teologi interkultural dapat dijadikan sebuah langkah alternatif untuk dapat mewujudkan perdamaian atas problema seperti yang sudah dibahas di atas. Dan langkah misi yang dilakukan oleh gereja ke depannya haruslah mempertimbangkan hasil dialog yang dilakukan dengan agama dan kebudayaan lain untuk menghasilkan sebuah dialog yang terbuka yang dilakukan dengan agama dan kebudayaan lain akan semakin mempertajam serta memperkaya identitas diri gereja sendiri sebagai pengikut Kristus. Menjadi pengikut Kristus bukanlah bersikap tertutup untuk dirinya sendiri, tetapi juga membuka diri termasuk dalam langkah penyampaian misi. Berikut, persamaan dan perbedaan dari teologi interkultural dan missiologi sebagai berikut : 1. Persamaan Dalam hal memberikan kontribusi, seperti teologi pembebasan dengan teologi agama-agama, kemudian juga ingin meperkenalkan kekristenan, serta menyebarkan kabar sukacita akan keselamatan yang universal. 2. Perbedaan Dalam kedudukannya sebagai ilmu telogi. Teologi interkultural tidak bisa mengantikan misiologi, karena misisologi itu dipahami sebagai sebuah teori dari arti keberagaman dalam komunikasi interkultural. Kemudian missiologi lebih mengarah kearah misi gereja yang diwujudkan dengan fungsi gereja seperti marturia (kesaksian), memperkenalkan identitas kekristenan, serta bertujuan untuk menyelamatkan jiwa yang dalam arti sederhana menambah anggota jemaat dalam gereja. Namun teologi interkultural tidak terlalu mengarah kearah tersebut, tetapi lebih mengarah kepada pembaharuan budaya, serta dalam hal mengemplementasikan, misiologi lebih kaku, karena kental akan ajaran dari asal missionaris itu berasal. Namun dalam teologi interkulturasi hal ini sudah berkurang.