Istilah paduan suara merujuk kepada suatu kelompok biduan (penyanyi) yang bernyanyi
bersama-sama. Dari pengertian ini seluruh jemaat yag bernyanyi pun dapat
dikelompokkan sebagai suatu paduan suara. Akan tetapi di dalam perkembangan senin
suara di Indonesia, istilah paduan suara telah digunakan secara khusus untuk
menyebutkan suatu kemlompok penyanyi (biduan) yang bernyanyi dalam dua jenis suara
(sopran dan alto) atau lebih (sopran, alto, tenor, dan bas). Binsar sitompul, salah satu ahli
musik Indonesiam memberikan batasab bagi istilah paduan suara sebagai suatuu
himpunan sejumlah penyanyi yang dikelompokkan menurut jenis suaranya
(1986:1)……..yakni, sopran/mezzo-sopran ( jenis suara anak-anak atau jenis suara tinggi
dari kaum perempuan) dan alto (jenis suara yang renah/berat dari kaum perempuan),
tenor (jenis suara tinggi dari kaum lelaki) dan bas/baritone (jenis suara rendah/berat dari
laki-laki).1
sekelompok orang yang bernyanyi, dan memang di dalam bahasa Inggris, yang
dikenal sebagai paduan suara, yaitu chorus atau choir berasal dari bahasa Yunani
yang berarti suatu kelompok bernyanyi yang penampilannya menjadi satu, dan
berbeda dari penampilan solo. Kata ini awalnya digunakan dalam drama Yunani,
dan serupa dengan kata Perancis choeur, Jerman chor, Itali coro, Inggris kuno
quire, dan termasuk bernyanyi secara unisono (satu suara) maupun polifonik
Paduan suara juga jelas harus dibedakan dari nyanyian jemaat yang
1
M. Th. Mawene, Gereja yang Bernyanyi ( Yogyakarta: ANDI. 2004), hlm. 91-92.
2
Diakses dari http://gkipi.org/peranan-paduan-suara-dalam-ibadah tanggal 16 Juni 2014
sekelompok orang yang bernyanyi bersama-sama. Perbedaan ini karena ada musik
yang secara khusus diciptakan untuk paduan suara, dan ada musik yang
terlalu pribadi kata-katanya, tidak rumit lagunya, baik dalam bentuk, syair dan
melodinya, serta harus stabil dan tidak berubah-ubah dari bait ke bait.3
Adapun fungsi utama dari paduan suara adalah sebagai pemimpin atau
pemandu nyanyian jemaat yang disebut kantoria. Banyak istilah yang diapkai
untuk menyebut kantoria. Penyanyi pemimpin dalam tradisi ibadah Israel disebut
Yahudi disebut Khazzan, dalam tradisi gereja Yunani disebut Psaltes, dalam
tradisi gereja Barat Cantor (Latin), Cantore (Italia), Chantare (Perancis), Kantor
sebut dengan Kantorie dan setiap ahli musik bertanggungjawab atas semua musik
istilah cantor (penyanyi). Pada akhir tahun 90-an, istilah ini semakin berkembang
dan dibuat terjemahan dalam bahasa Indonesia yaitu kantoria. Kantoria terdiri
atas kelompok penyanyi yang dipimpin oleh seorang Prokantor. Jumlah ideal
kantoria adalah 10% dari jumlah jemaat, namun bisa saja paduan suara yang
3
H. A. Pandopo,Op.Cit.,, hlm 11-12.
4
Komisi Liturgi dan Musik Sinode GKI, Musik dalam Ibadah (Jakarta:Grafika KreasIndo, 2012), hlm. 104.
bertugas, berfungsi sebagai kantoria.5 Fungsi paduan suara sebagai kantoria akan
James R. Sydnor dalam bukunya yang berjudul Hymns and Their Uses,
“The primary function of the choir are to join with all other members of the congregation
in offering worship to Almighty God and to lead the congregation in worship trough
hymns, anthems and the sung portions of the liturgy. the choirs, therefore, are committees
of the congregation charged with responsibility for the music of the service of worship.
Although the singing of anthems and "special" music importanta, the prime responsibility
of the choirs is the leadership of congregational singing.”6
Deschner, ia berpendapat:
“In this lamentable condition, little groups of the faithful gathered together to learn and
study the scriptures, to pray, and to sing the songs of Zion. ……. To fulfill all that was
required, he had to be a man learned in the Scriptures, one who knew them and could
teach them, and one “who has music in himself.” For how could God’s song be sung if
the head of the congregation did not know the songs and was not able to teach and lead
them? The functions of teacher (rabbi) and song leader (chazzan) were combined and of
equal importance. It is extremely important to understand the equal importance of these
offices in our Hebraic tradition. …… The leader of singing came to be called the
“cantor.” The person played a powerful role in the worship service and in the life of the
community. Thus we witness another confirmation of the power of music in our tradition,
of its prophetic importance in worship, and of the ability of music to bind people together
as a congregation before God. …… In the early church, deacons were responsible for
many of the daily activities of care and nurture. They were teachers, and they cared for
the sick, the homeless, widows, and orphans. They assisted in the worship services. But
of importance to you, as a choir member, is the fact that the choir that sang in worship in
the early centuries of the church was made up of deacons. Singing in the choir in worship
was the particular service to which God called them and for which the church ordained
5
Diakses dari http://gkipi.org/prokantor-kantoria-dan-pemandu-jemaat , tanggal 16 juni 2014).
6
James R. Sydnor, Hymns and Their Uses (USA: Agape, 1982), hlm. 107
them. They were, in fact, recreating the temple choirs of David’s time in which the
Levitical priests sang the songs of Zion and made vibrant music with instruments.”7
dilaksanakan oleh orang Ibrani pada masa itu (Perjanjian Lama pada masa
pemerintahan raja Daud) dipimpin oleh orang-orang yang terpelajar dan memiliki
pengetahuan musik yang baik untuk menuntun jemaat dalam pertumbuhan iman
mereka sekaligus mengajarkan nyanyian kepada jemaat. Kedua fungsi ini, guru
selanjutnya fungsi ini diberikan kepada dua orang yang berbeda, yang mana
pemimpin nyanyian disebut sebagai cantor. Mereka memilki peran yang besar
dalam menyukseskan ibadah karena melalui kekuatan musikal mereka yang baik,
di hadapan Tuhan.
diaken. Mereka menjadikan pelayanan ini sebagai pelayanan yang mulia karena
menyadari bahwa Allah yang memanggil mereka untuk pelayanan ini, sehingga
mereka dikuduskan dan ditahbiskan oleh gereja sebagai kelompok paduan suara
khusus dalam ibadah. Hal ini melanjutkan dari apa yang telah diupayakan oleh
Daud dalam ibadah umat Israel di Bait Allah melalui pelayanan kaum Lewi.
“….Paduan suara benar-benar menjadi biduan gereja yang melayani keseluruhan, apabila
nyanyian jemaat menjadi pokok perhatiannya. Semuanya, jemaat sendiri dan para
penyanyi khusus, pasti akan bertambah-tambah senang dengan cara demikian. Barang
tentu nyanyian jemaat hanya berhasil dengan baik jika dipimpin sperti semestinya.
Khusus dalam hubungan ini paduann suara dapat berperan secara langsung. Dirigen
7
Roger N. Deschner, Your Ministry of Singing in the Church Choir ( Nashville: Discipleship Resources. 2005), hlm.
8.
paduan suara sekaligus bisa berfungsi sebagai pemimpin nyanyian umat dengan bantuan
para biduan (paduan suara) dan instrumentalis….. Ada fedahnya jika kita menghidupkan
kembali fungsi itu dengan membina kader emimpin nyanyian jemaat.merekalah yang
diberi tanggung jawab atas penyelengaraan seluruh musik, sesuai dengan petunjuk-
petunjuk yang disepakati. ”8
dalam arti sebenarnya – dari anggota-anggota jemaat.9 Oleh sebab itu paduan
suara perlu menjalankan fungsi utama sebagai pemimpin nyanyian jemaat. Lewat
tanggung jawab inilah peran paduan suara akan nampak dan dirasakan oleh
memberikan kesimpulan tentang fungsi dan peran paduan suara dalam ibadah dari
beberapa pakar-pakar musik dan liturgi lainnya, fungsi tersebut sebagai berikut:
umum yang bisa diterima oleh seluruh gereja yang mencintai paduan suara dari
8
H. A. Pandopo,Op.Cit., hlm 13.
9
Ibid., hlm. 3.
10
M.Th. Mawene, Gereja yang Bernyanyi (Yogyakarta: ANDI. 2004), hlm. 101.
pandangan atau pendapat-pendapat yang sedikit berbeda dikalangan para ahli
menjelaskan bahwa paduan suara memiliki peranan khusus dalam ibadah, yakni
yang berisi kesaksian akan kasih dan keselamatan yang disedikan oleh Tuhan.
nyanyian yang mengandung pengajaran kasih Tuhan, ajakan untuk setia kepada
menyanyi untuk jemaat, yang mengajar dan melatih jemaat bernyanyi dengan
atas tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam menjelaskan fungsi paduan
suara, pada prinsipnya fungsi paduan suara yang utama adalah sebagai pemimpin
nyanyian jemaat yang disebut kantoria dan fungsi ini pelu dipahami sebagai tugas
yang istimewa bagi anggota paduan suara yang rindu melayani Tuhan dan jemaat
dalam ibadah. Dan hal ini menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan
pemugaran dan kajian musik liturgis terhadap fungsi paduan suara sebagai
11
Ibid
12
Ibid., hlm. 101-102.