Anda di halaman 1dari 6

Bagaimana Memilih Lagu Liturgi

oleh: Sr. Liduine Marie SPM

PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan Liturgi, yaitu upacara dimana umat beriman berhimpun


bersama untuk melaksanakan ibadat, kita membutuhkan dukungan nyanyian.
Dengan nyanyian kita dapat lebih mengungkapkan iman dan penghayatan. Kita
membutuhkan nyanyian yang membangkitan gairah dan memperdalam sikap.

Dengan nyanyian kita dapat  mendobrak pada saat-saat membosankan dan kita
dapat bertepuk tangan pada sat-saat gembira. Semua itu menuntut suara berlagu
yang dapat lebih keras atau lebih lembut: lebih tinggi atau lebih rendah, lebih
cepat atau lebih lambat dari pada bicara sehari-hari.

Kebutuhan akan adanya nyanyian itulah yang akan kita ungkapkan dalam musik
liturgi. Kita bernyanyi karena kita mau mengungkapkan iman dan kehidupan.
Dalam bernyanyi kita dapat bersuka-cita, dapat bersedih, dapat merenung dan
dapat berharap. Maka nyanyian yang harus kita ciptakan dalam musik liturgi
adalah nyanyian yang mengungkapkan doa dan harapan kita.

Berdasarkan pengalaman kita semua tahu bahwa musik mempunyai jiwa dan
kekuatan. Kalau kita sedang lesu dapat bangkit karena mendengar suara musik
atau sebaliknya, kita malah menangis. Kita bisa meneteskan air mata karena
mendengar suara musik yang begitu menyentuh dlsb. Seorang penari bergerak
cepat dan lincah kalau musiknya cepat, sebaliknya penari tadi bergerak lambat
dan pelan jika musiknya lambat dan tenang, dan masih ada banyak contoh yang
lain.
Demikianlah musik mempunyai kekuatan yang luar biasa bahkan kita dapat
menyimpulkan bahwa musik merupakan  bagian hidup manusia pada umumnya.
Maka sejak semula Gereja tidak pernah melepaskan diri dari musik.

Akhirnya, untuk berbicara tentang “Bagaimana memilih lagu”, marilah kita


terlebih dulu bicara tentang MUSIK LITURGI

I.  APAKAH MUSIK LITURGI ITU?

1. Musik yang digubah untuk perayaan liturgi suci


2. Dari segi bentuknya memiliki suatu bobot kudus tertentu
3. Katagori: Gregorian, polifoni suci, musik liturgi untuk organ atau alat musik
lain yang sah.

II.  CIRI-CIRI KHAS MUSIK LITURGI SEJATI

1. Syair diambil dari Kitab Suci dan selaras dengan ajaran ajaran Katolik
2. Ada peluang untuk partisipasi aktif bagi  jemaat
3. Bisa untuk Paduan Suara besar atau kelompok koor kecil

III.  TUJUAN DAN FUNGSI MUSIK LITURGI

Tujuan Musik Liturgi yakni untuk memuliakan Allah dan menguduskan kaum
beriman. Musik Liturgi menjadi semakin suci jika semakin erat hubungannya
dengan upacara ibadat a.l :

1. Mengungkapkan doa-doa secara lebih menarik (decoratif)


2. Kesatuan umat beriman dapat dicapai secara lebih mendalam berkat perpaduan
suara (unitatif)
3. Seluruh perayaan  mempralambangkan secara lebih jelas liturgi surgawi yang
dilaksanakan di kota suci Yerusalem baru (eskatologis)

IV.  MUTU MUSIK LITURGI

1. Memperhitungkan kemampuan mereka yang akan menyanyikan lagu-lagu


tersebut
2. Sesuai dengan  fungsi dan jiwa perayaan liturgi itu sendiri
3. Selaras dengan hakekat masing-masing bagian dan tidak menghalangi
partisipasi aktif dari umat.
V.  PERAN MUSIK DAN NYANYIAN DALAM LITURGI

Peran musik dalam liturgi sangat luas, maka kita mengambil Perayaan


Ekaristi yang merupakan sumber dan puncak seluruh hidup kristiani. Sementara
itu  Perayaan Ekaristi juga merupakan tingkatan tetinggi dan puncak dari seluruh
perayaan liturgi gereja.

VI.  UNSUR-UNSUR DALAM PERAYAAN EKARISTI

1 Perarakan masuk 11 Doa persiapan Persembahan


2 Pernyataan tobat 12 Prefasi - Sanctus
3 Gloria/Kemuliaan 13 Doa Syukur  Agung
4 Doa pembuka 14 Bapa Kami
5 Bacaan-bacaan dari Alkitab 15 Ritus Damai
6 Mazmur Tanggapan 16 Pemecahan Roti - Agnus Dei
7 Bait Pengantar Injil 17 Pembagian Komuni
8 Perayaan Iman 18 Doa sesudah Komuni
9 Doa Umat 19 Berkat - Pengutusan
10 Persiapan Persembahan 20 Perarakan keluar

VII.  JENIS-JENIS NYANYIAN DALAM PERAYAAN EKARISTI

1.  Aklamasi
seruan atau pekik sukacita seluruh jemaat sebagai tanggapan atas sabda dan
karya Allah:
a. Bait Pengantar Injil
b. Sanctus (Kudus) + Prefasi oleh Imam
c. Aklamasi Anamnese (+ seruan /ajakan Imam)
d. Amin Meriah (+ doksologi DSA oleh Imam )
e. Doksologi “Bapa Kami” ( Doa Tuhan)

2. Nyanyian Perarakan
Berkaitan dengan “menyambut”simbol kehadiran Kristus, meningkatkan
kesadaran akan persekutuan, ada antiphon khusus dalam Misale Romawi.
a. Perarakan masuk
b. Perarakan Komuni

3. Mazmur Tanggapan
Menanggapi sabda Allah selaras dengan thema bacaan Misa.

4. Nyanyian “Ordinarium”
Pilihan bebas, kadang boleh diucapkan saja.
a. Kyrie (Tuhan Kasihanilah Kami)
b. Gloria (Kemuliaan)
c. Doa Tuhan “Bapa Kami” (+ ajakan dan embolisme Imam serta doksologi
Jemaat atau + tanpa embolisme)
d. Agnus Dei (Anak Domba Allah): Pemecahan Roti
e. Credo (Aku Percaya)

5 . Nyanyian Tambahan
Tanpa tuntutan teks / ritus khusus (boleh koor saja)
a. Persiapan Persembahan
b. Madah / Doa Syukur sesudah komuni
c. Penutup / Perarakan keluar
d. Litani

VIII. PERAN MUSIK DAN NYANYIAN DALAM PERAYAAN EKARISTI

Peran  Lagu Pembukaan


1. Menghantar umat masuk ke dalam suasana misteri iman yang dirayakan pada
liturgi tersebut
2. Membina kesatuan umat
3. Membuka Perayaan Ekaristi
4. Mengiringi berjalannya imam beserta pembantu-pembantunya

Peran Lagu Persembahan


1. Mengiringi perarakan bahan persembahan roti dan anggur
2. Membina kesatuan umat dan menghantar umat masuk ke dalam misteri Ekaristi
Suci yang sedang disiapkan
Pada persiapan persembahan, pengiring dapat memainkan instrumen secara
lembut, untuk menciptakan suasana hening. Keterangan: nyanyian persembahan
hendaknya berlangsung sekurang-kurangnya sampai bahan persembahan
diletakkan di atas altar.

Peran Lagu Komuni


1. Berfungsi meneguhkan persaudaraan, mempersatukan umat lahir dan batin
sebagai tubuh Kristus
2. Membina suasana doa bagi umat yang baru berjumpa dengan Tuhan secara
sakramental dalam komuni
3. Sederhana dan tidak menuntut banyak energi
4. Menjadi ungkapan kegembiraan dalam persatuan dengan Kristus dan
pemenuhan misteri yang baru dirayakan
5. Pilihan lagu-lagu itu disesuaikan dengan masa liturgi
Lagu-lagu tersebut dapat dinyanyikan untuk mengiringi prosesi komuni

IX. BAPA KAMI


Kalau doa ini dinyanyikan dalam bahasa Latin, hendaknya dipakai lagu yang
sudah disahkan; tetapi kalau dinyanyikan dalam bahasa pribumi, gubahan
tersebut haruslah disahkan oleh pimpinan gereja setempat yang berwewenang.
Prinsipnya, lagu doa Bapa Kami yang boleh digunakan dalam liturgi ialah:
1. Isi syair sesuai dengan teks resmi doa Bapa Kami
2. Melodi sesuai dengan jiwa liturgi Gereja
Kalau ada lagu doa Bapa Kami ciptaan sendiri, dengan lagu populer dan kurang
religius dan menghilangkan beberapa pernyataan dari teks Injil kita, lagu tersebut
jangan digunakan untuk liturgi.

X. SALAM DAMAI

Bagian ini bukan keharusan, tetapi jika lagu salam damai antar umat akan
dinyanyikan, koor dapat mengajak umat untuk menyanyikan salam damai.
Hendaknya salam damai dinyanyikan dalam suasana gembira, spontan ramah
dan hormat. Situasi akan dirasa aneh, jika kita saling menyampaikan salam damai
dalam suasana tegang, atau sedih atau cemberut. Maka Dirigen hendaknya
mengajak umat dengan semangat dan dengan wajah gembira.

Peran Lagu  Penutup


Lagu penutup ini tidak memiliki peran resmi untuk perayaan Ekaristi, meskipun
demikian para petugas musik bebas merencanakan lagu penutup yang meriah.
Maka peran nyanyian penutup adalah:
1. Menutup Perayaan Ekaristi
2. Memberi gairah dan semangat kepada umat agar mereka pergi menjalankan
perutusan untuk mewartakan damai dan kebaikan Tuhan dengan gembira.
3. Mengiringi perarakan imam dan para petugas liturgi memasuki  sakristi.

KESIMPULAN

BAGAIMANA CARA MEMILIH NYANYIAN LITURGI


Beberapa prinsip dalam memilih nyanyian liturgi

1. Nyanyian  yang dipilih hendaknya sesuai dengan peran nyanyian itu. Apakah
untuk pembukaan, untuk persembahan ataukah untuk lagu komuni. Masing-
masing mempunyai karakternya sendiri.

2. Nyanyian hendaknya sesuai dengan masa dan tema liturgi (Adven, Natal, Paskah,
Prapaskah, Pantekosta atau tema Pertobatan, Panggilan dlsb).

3. Nyanyian hendaknya mengungkapkan iman akan misteri Kristus. Apakah lagu itu
membawa umat pada pengalaman iman akan Kristus dan kepada perjumpaan
dengan Kristus. Bahwa Kristus hadir dalam liturgi harus terungkap dalam
nyanyian liturgi itu. Itulah sebabnya isi syair dan melodi nyanyian liturgi harus
benar-benar sesuai dengan citarasa umat dan dapat diterima oleh umat sebagai
nyanyian liturgi.

4. Nyanyian liturgi melayani seluruh umat beriman Nyanyian liturgi merupakan


bagian penting dari liturgi. Berhubung liturgi sendiri merupakan perayaan
bersama, maka nyanyian itu harus melayani kebutuhan semua umat beriman
yang sedang berliturgi. Yang harus dihindari adalah memilih lagu yang hanya
berdasarkan selera pribadi atau kelompok. Kriteria lagu terletak pada apa yang
dapat menjawab harapan dan kebutuhan umat agar perayaan liturgi sungguh
menjadi perayaan bersama.

5. Pilihan nyanyian liturgi perlu memperhatikan pertimbangan pastoral dan praktis.


Setiap nyanyian mempunyai peranan masing-masing, namun tidak berarti bahwa
semuanya harus dinyanyikan, meskipun itu Perayaan Ekaristi meriah. Apabila
semua lagu dinyanyikan, Perayaan Ekaristi menjadi terlalu lama. Ini disebut
pertimbangan praktis.

Bibliography:
1. Liturgi yang anggun dan menawan karangan Gabe Huck
2. Nyanyian Liturgi karangan E Martasudjita Pr
3. Music in Catholic Worship
4. Musik Liturgi karangan CM Suryanugroho OSC

Anda mungkin juga menyukai