Anda di halaman 1dari 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMAK Untung Suropati

Mata Pelajaran : Agama Katolik

Materi Pokok : Ajaran Sosial Gereja

Jumlah Pertemuan : 1 Pertemuan

Kelas/Semester : XI/2

A. STANDAR KOMPETENSI
2. Memahami karya Yesus kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh
Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber Gereja sesuai dengan nilai-
nilai Kerajaan Allah.

B. KOMPETENSI DASAR
2.1 Mengenal dan Memahami hubungan Gereja dan dunia, sehingga bersedia ikut terlibat dalam
kegembiraan dan keprihatinan dunia.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

2.1.1 Menjelaskan latarbelakang sejarah munculnya Ajaran Sosial Gereja.


2.1.2 Menjelaskan salah satu Ensiklik Ajaran Sosial Gereja serta fokus perhatian Gereja
yang terdapat di dalamnya.
2.1.3 Mengumpulkan bentuk-bentuk Ajaran Sosial Gereja

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan latar belakang sejarah munculnya Ajaran Sosial gereja


2. Menjelaskan salah satu ensiklik Ajaran Sosial Gereja serta fokus perhatian Gereja yang
terdapat di dalamnya
3. Mengenal bentuk-bentuk Ajaran Sosial Gereja

E. MATERI POKOK
Mendalami Ajaran Sosial Gereja

Sulitnya Orang KecilBersekolah di Sekolah Katolik


Pak Frans, demikian nama sapaannya, berdomisili di pinggiran kota
Jakarta. Dia seorang Katolik yang aktif di lingkungan atau komunitas
basisnya. Pekerjaan pak Frans adalah seorang buruh pabrik dengan penghasilan
paspasan, sementara isterinya adalah seorang tukang cuci pakaian alias
pembantu rumah tangga di kompleks perumahan tempat mereka tinggal.
Anak-anaknya ada tiga orang dan masih kecil- kecil. Mereka tinggal di
sebuah rumah berbentuk petak, miliknya sendiri yang dibeli dari hasil
warisan orangtua pak Frans di kampung asalnya, serta uang pesangon pak
Frans ketika di-PHK dari pekerjaan sebelumnya. Meski secara ekonomi
boleh dikatakan sangat terbatas, dan dapat dikategorikan dalam golongan
keluarga miskin, pak Frans dan isterinya ingin menyekolahkan anak-anak
mereka di sekolah Katolik yang tidak seberapa jauh dari rumah mereka.
Dalam benak pak Frans, anak-anak usia dini harus sekolah di sekolah
Katolik yang terkenal disiplin, dan lebih dari itu anak-anak mendapat
pendidikan agama yang lebih baik.Niatnya semakin kuat tatkala ia
mendengar informasi dari umat seimannya bahwa anak-anak Katolik
diprioritaskan di sekolah katolik itu serta mendapatkan kemudahan
pembiayaan.

Waktunya pun tiba, anak pertamanya akan masuk SD, setelah belajar
TK umum
di samping rumahnya. Ketika ada pengumuman pendaftaran SD Katolik
itu melalui
mimbar gereja, pak Frans bergegas menyiapkan berkas-berkas untuk
pendaftaran.
Bahkan untuk memperkuat keinginannya itu, pak Frans meminta
rekomendasi dari
ketua lingkungan, ketua wilayah, serta Pastor paroki bahwa ia berasal dari
keluarga
sederhana atau miskin. Dengan penuh harapan, pak Frans bersama sang
istri serta
sang buah hatinya, sebut saja Sinta namanya berangkat ke SD Katolik itu
untuk
melakukan pendaftaran.
Sekolah menerima pendaftaran itu dengan menyodorkan berbagai
persyaratan,
antara lain uang pangkal dan uang SPP bulanan yang harus dibayar. Pak
Frans dan
ibu Suci, demikian sapaan nama isterinya bernegosiasi dengan
menunjukan surat
rekomendasi dari lingkungan serta paroki. Mereka hanya meminta
keringanan bukan
gratis. Pihak sekolah tak bergeming, bahkan surat rekomendasi yang ada
tandatangan
Pastor parokinya itu tak digubris. Hal yang lebih menyakitkan adalah
respon dari
pihak sekolah itu, bahwa kalau tidak mampu ya...jangan sekolah di sini.
Pak Frans dan isteri serta anaknya pun kembali dengan penuh
kekecewaan...
Sejak saat itu, pak Frans tak pernah berpikir untuk menyekolahkan anak-
anaknya di
sekolah Katolik. Meski demikian ia tetap tegar untuk menyekolahkan
anak-anaknya
di sekolah negeri yang terjangkau biayanya, sementara untuk pendidikan
agama
Katolik bagi anaknya itu, ia harus mengantarnya setiap hari minggu ke
gereja untuk
mengikuti pelajaran bina iman anak di parokinya.

Diangkat dari kisah nyata, dan ditulis kembali oleh Daniel


Boli Kotan

Pertanyaan Pendalaman:

1. Apa kesanmu tentang cerita tersebut?


2. Apakah sekolah katolik itu sudah mempraktikan atau mewujudkan
Ajaran Sosial
Gereja?
3. Mengapa orang Katolik sendiri tidak melaksanakan Ajaran Sosial
Gereja?
4. Adakah kasus-kasus lain berkaitan ddengan perilaku orang Katolik atau
lembaga-
lembaga Katolik yang tidak mencerminkan pelaksnaan Ajaran Sosial
Gereja?

Penjelasan: Ajaran Sosial Gereja belum dilaksanakan secara maksimal di


Indonesia oleh
orang-orang Katolik sendiri. Ajaran Sosial Gereja nampaknya hanya
sebatas ajaran, teori, yang dijadikan wacana namun belum menjadi
sebuah gerakan atas dasar kasih. Penampilan Gereja di Indonesia
lebih merupakan penampilan ibadat daripada penampilan gerakan sosial.
Seandainya ada penampilan sosial, hal itu tidak merupakanpenampilan
utama. Penampilan sosial yang ada sampai sekarang merupakan
penampilan sosial karitatif, seperti membantu yang miskin,
mencarikan pekerjaan bagi pengangguran, dan sebagainya. Demikian
juga, mereka yang datang ke gereja adalah orang-orang yang telah
menjadi puas bila dipenuhi kebutuhan pribadinya dengan kegiatan
ibadat atau sudah cukup senang dengan memberi dana sejumlah uang bagi
mereka yang sengsara. Namun, mencari sebab-sebab mengapa ada
pengemis, mengapa ada pengangguran belum dianggap sebagai hal yang
berhubungan dengan iman. Padahal, kita tahu ajaran sosial Gereja lebih
mengundang kita untuk tidak merasa kasihan kepada para korban,
tetapi mencari sebab-sebab mengapa terjadi korban dan mencari
siapa penyebabnya. Mungkin saja bahwa penyebabnya adalah orang-
orang yang mengaku beriman Katolik itu sendiri.

F. ALOKASI WAKTU
2 X 45 menit.

G. METODE PEMBELAJARAN
Cerita, Dialog/Tanya Jawab, Informasi, Penugasan.

H. MEDIA PEMBELAJARAN
Laptop

I. SUMBER BELAJAR

1. Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, Jakarta: 2001


2. Pengalaman siswa dan guru
3. Komisi KWI, Pendidikan Agama Katolik: Menjadi Murid Yesus,untuk
SMA/K Kelas XI, Yogyakarta: Kanisius, 2010

4. KWI, Iman Katolik,Yogyakarta:Kanisius,1995


5. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Ende-Flores, 1995

J. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (5)
a. Doa pembukaan (Membaca Kitab Mazmur secara bergantian)
b. Memperkenalkan SK, KD dan tujuan pembelajaran
c. Memberikan motivasi kepada siswa (games konsentrasi)
d. Menjelaskan proses pembelajaran

2. Kegiatan Inti (35)


a. Apersepsi
Guru menanyakan
b. Eksplorasi

Peserta didik membaca dan menyimak cerita sulitnya orang Katolik bersekolah di
sekolah Katolik
Mendalami cerita dengan pertanyaan
Guru memberi penjelasan dan informasi tentang isi cerita.

c. Elaborasi
Peserta didik mengumpulkan Ajaran Sosial Gereja dari buku paket.
Masing-masing kelompok berdikusi tentang salah satu Ajaran Sosial Gereja
Melaporkan secara singkat hasil diskusi (salah seorang siswa mewakili kelompok)

d. Konfirmasi

Memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif mengikuti pembelajaran


Mengidentifikasi/evaluasi siswa yang tuntas/belum tuntas dalam penerimaan materi
pembelajaran
Memaparkan pendidikan karakter yang telah dicapai setelah menyelesaikan
materi/proses pembelajaran

3. Penutup (5)

1) Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini serta mendorong
siswa untuk selalu bersyukur atas Gereja yang terlibat dalam masalah sosial
masyarakat
2) Peserta didik hening untuk merefleksikan seluruh proses pembelajaran hari ini:
Bagaimana upaya saya mewujudkan iman saya dalam hidup sehari-hari?
3) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
4) Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran selanjutnya.

5) Guru mengajak peserta menutup pertemuan dengan berdoa.

K. PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. Penugasan Terstruktur

KD IPK Materi indikator soal Soal Kuci jawaban

2.1 Mengenal 2.1.1 Menjelaskan 1. Menjelaskan 1. Jelaskan arti Ajaran Sosial


dan Memahami latarbelakang arti dan makna dan makna Gereja adalah
hubungan sejarah Ajaran Sosial Ajaran Sosial ajaran Gereja
munculnya
Gereja dan Gereja. Gereja! mengenai hak
Ajaran Sosial
dunia, sehingga Gereja. dan kewajiban
bersedia ikut berbagai
terlibat dalam anggota
kegembiraan masyarakat
dan dalam
keprihatinan hubungannya
dunia. dengan kebaikan
bersama, baik
dalam lingkup
nasional
maupun
internasional.
Maknanya
bahwa Ajaran
Sosila Gereja
merupakan
bentuk perhatian
Gereja terhadap
dunia dan umat
manusia dalam
wujud dokumen
yang perlu
2. Menjelaskan
disosialisasikan.
dampak Ajaran
Sosial Gereja di 2. Jelaskan
2.1.2 Menjelaskan Indonesia dampak
salah satu Ajaran Penampilan
Ensiklik Ajaran Sosial di Gereja di
Sosial Gereja Indonesia! Indonesia lebih
serta fokus merupakan
perhatian penampilan
Gereja yang ibadat dari pada
terdapat di penampilan
dalamnya. gerakan sosial.
Warga Gereja
Katolik yang
hidup
kecukupan tidak
termasuk di
dalam kelompok
orang-orang
3. Menjelaskan
ungkapan Paus yang benar-
benar menderita.
Yohanes Paulus
II dalam 3. Jelaskan Dalam ensiklik
ensiklik ungkapan Paus Contessimus
Contessimus Yohanes Annus (1991),
Annus Paulus II Paus Yohanes
ensiklik Paulus II
Contessimus mengungkapkan
Annus! bahwa Gereja
hendak terus
belajar untuk
bergumul
dengan soal-soal
sosial.

2. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur

KD IPK Materi Indikator Soal Soal

2. Mengenal dan 2.1.3. Mengumpulkan Mengumpulkan Carilah di internet


Memahami bentuk-bentuk bentuk-bentuk Ajaran bentuk-bentuk Ajaran
hubungan Gereja Ajaran Sosial Sosial Gereja. Sosial Gereja!
dan dunia, sehingga Gereja
bersedia ikut terlibat
dalam kegembiraan
dan keprihatinan
dunia

Sidoarjo, 24 Juli 2016


Mengetahui
Kepala SMK Untung Suropati Guru Mata Pelajaran
G. Bambang Priyono, S.Pd Yoseph frainademets Regi, S.Pd

3. RANCANGAN UH

KD IPK Materi Indikator Soal Kunci SKOR


Jawaban

Untuk Uraian Kunci jawaban diganti Pedoaman penskoran

Untuk Praktek. Buat rubric penilaian.

KONSEP PT

REMIDI DAN PENGAYAAN (ganti topiknya saja)

1. Analisis Butir Soal


2.

Anda mungkin juga menyukai