Dalam kehidupan agama Katolik (Kristiani), kata panggilan dikaitkan dengan Tuhan. Artinya bahwa
Tuhanlah yang memanggil manusia agar manusia hidup sesuai kehendak-Nya. Panggilan hidup, baik religius
maupun awam senantiasa menuntun seseorang untuk hidup secara bertanggungjawab. Panggilan hidup
menunjukkan bahwa manusia memilki kehendak bebas menentukan apapun yang baik bagi dirinya secara
otonom. Kitab Suci menjelaskan bahwa manusia dipanggil untuk menjadi murid-murid Yesus Kristus. Sebagai
murid-murid Yesus, kita menjadi garam dan terang bagi sesama. Belajar menjadi dewasa dalam memahami
tentang makna hidup keluarga, tradisi perkawinan Katolik, tantangan dan peluang untuk membangun keluarga
yang ideal atau yang dicita-citakan, makna hidup membiara, serta profesi atau karya sebagai panggilan hidup.
1. Ajaran Kitab Suci tentang hidup berkeluarga dalam Injil Matius 19: 1-6
1) Perkawinan itu persekutuan cinta antara pria dan wanita yang secara sadar dan bebas menyerahkan diri
beserta segala kemampuannya untuk selamanya. Dalam penyerahan itu suami isteri berusaha makin
saling menyempurnakan dan saling membantu. Hanya dalam suasana saling menghormati dan
menerima inilah, dalam keadaan manapun juga, persekutuan cinta itu dapat berkembang hingga tercapai
kesatuan hati yang dicita-citakan.
2) Tuhan menghendaki agar kesatuan antara suami dan istri tidak terceraikan, karena perkawinan
merupakan tanda kesetiaan Allah kepada manusia dan kesetiaan Kristus kepada Gereja-Nya. Atau
dengan kata lain: menjadi tanda kesetiaan cinta Allah kepada setiap orang. Menjadi saksi akan kesetiaan
perkawinan yang tak terceraikan ini adalah salah satu tugas pasangan Kristiani yang paling genting saat
ini, di saat dunia dikaburkan oleh banyak pandangan yang menurunkan derajat perkawinan, seolah
hanya pelampiasan keinginan jasmani semata. Jika pasangan suami istri dan anak- anak hidup dalam
kasih yang total, maka keluarga menjadi gambaran nyata sebuah Gereja, sehingga tepatlah jika keluarga
itu disebut sebagai Gereja kecil atau ecclesia domestica. Sebab dengan menerapkan kasih seperti teladan
Kristus, keluarga turut mengambil bagian di dalam hidup dan misi Gereja dalam membangun Kerajaan
Allah.