Anda di halaman 1dari 7

MEMBANGUN CINTA KASIH DALAM KELUARGA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama : Yasinta Sibahati Laia

Agustriman Zebua

Fatinasokhi Giawa

Mata Kuliah : Katekese Audiovisual

D. P : Kristiana Mendrofa, M.Ag.

SEKOLAH TINGGI PASTORAL (STP) DIAN MANDALA


GUNUNGSITOLI KEUSKUPAN SIBOLGA
2021/2022
1. TEMA :

“Membangun Cinta Kasih Dalam Keluarga”

2. TUJUAN :
Agar peserta mampu:
1) Menyadari pentingnya hidup bersama dalam keluarga
2) Mengetahui betapa berharganya keluarga

3. SARANA :
1. Kitab Suci
2. Laptop
3. Speaker
4. In focus
4. METODE :
1. Video
2. Sharing
3. Tanya jawab
5. WAKTU : 60-80 menit
PESERTA : Orang tua (umur pernikahan 5-10 tahun)

6. GAGASAN POKOK :
Keluarga adalah sebuah wadah praktek hidup yang cakupannya kecil namun
berpengaruh dalam masyarakat. Keluarga adalah sebuah tempat untuk melatih komunikasi
dan membangun solidaritas, harmonis dan kebahagiaan. Komunikasi, solidaritas, dan
kebahagiaan itu akan muncul bila dalam keluarga ada saling menghargai, mendengarkan,
memotivasi, mencintai dan menghormati hidup dalam keluarga itu sendiri. Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga yaitu suami-istri,
anak, dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling bergantungan.

Keluarga dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan


spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
hubungan yang sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan. Keluarga sebagai persekutuan pendidikan yang fundamental dan esensial,
merupakan sarana pertama dan paling istimewa untuk mewariskan nilai-nilai agama dan
budaya yang membantu manusia memperoleh identitas sendiri. Karena didirikan atas
dasar cinta kasih dan terbuka bagi anugerah kehidupan, keluarga dalam dirinya sendiri
berisikan masa depan masyarakat; dan tugasnya yang paling khusus ialah untuk secara
efektif memberikan sumbangan untuk masa depan yang penuh kedamaian. Dewasa ini, di
dunia yang sering kali berada jauh dari iman atau malahan bermusuhan, keluarga-keluarga
Kristen itu sangat penting sebagai pusat suatu iman yang hidup dan meyakinkan.
Dalam keluarga tidak jarang ditemukan konflik hingga kejenjang perceraian.
Perceraian adalah sebuah solusi akhir yang imoral bagi pasangan muda. Hal ini membuat
keluarga dapat bercerai berai atau berantakan. Status anak juga mempengaruhi adanya
perceraian. Tujuan hidup berkeluarga ialah kebahagiaan, kesejahteraan dan pendidikan
anak. Hal yang utama ialah kebahagiaan pasangan suami-istri. Sebagai suami (kepala
keluarga) juga memiliki tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya. Sebagai anak
memiliki kewajiban untuk menghormati orang tua serta memiliki hak untuk memperoleh
pendidikan yang baik dari segi pendidikan keluarga dan pendidikan formal.
Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang hidupnya berpegang teguh pada Tuhan.
Keluarga-keluarga muda perlu dibina untuk terus bertumbuh dalam cinta kasih, sehingga
satu sama lain dapat saling mengerti, memahami pasangan, berkomunikasi dengan baik,
dan berelasi dengan baik tanpa kekerasan.

7. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN :
a. Pembukaan
1. Lagu Pembuka: Laudate No.84
2. Tanda Salib : Dalam Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amin.
3. Doa Pembuka

Marilah kita Berdoa

Allah Bapa Yang Maha Baik, puji syukur kami haturkan kepada-Mu atas rahmat dan
berkat yang telah Engkau berikan kepada kami khususnya keluarga yang masih kami
miliki saat ini. Engkau pun telah memberi tugas kepada kami umat-Mu untuk menjaga dan
merawat setiap keluarga yang kami miliki. Namun, kami tak dapat bertindak sesuai
dengan kehendak-Mu. Kini kami akan memulai pertemuan tentang bagaimana
membangun suka cita dalam hidup bersama yang sudah kami miliki, semoga Engkau
mencurahkan Roh Kudus-Mu dalam diri kami, sehingga kami mampu mengerti dan
memahami tentang pentingnya kebahagiaan dalam sebuah keluarga. Akhirnya ya Bapa
segala doa dan permohonan ini, kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus
Tuhan kami. Amin.

4. Kata Pengantar

F: Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus...

Bapak/Ibu terkasih, kita kembali berkumpul dalam pertemuan Pendalaman Iman


dengan tema “Membangun Cita Kasih Dalam Keluarga” .Tema ini bertujuan agar
kita dapat memahami bagaimana menghargai satu sama lain dalam keluarga
sebagai ayah, ibu, dan anak-anak.

b. Penyajian Materi
1. Video
2. Pendalaman dari video
Sharing dengan pengalaman bapak-ibu yang sesuai dengan video di atas?
(seperti yang kita lihat pada saat ini banyak keluarga yang bahagia, namun
dibalik keluarga-keluarga yang bahagia tersebut ada juga keluarga yang tidak
bahagia sehingga mengakibatkan adanya saling menyakiti satu sama lain
dalam keluarga tersebut. Akibat hal tersebut kekerasan yang berujung maut pun
sering terjadi karna adanya ketidaksadaran dalam diri setiap orang bahwa
pentingnya saling mengasihi apalagi di dalam sebuah keluarga)
Bagaimana perasaan bapak-ibu setelah menonton video tersebut? (dalam video
tadi mengisahkan sebuah perkawinan yang sah di mata Tuhan dan Gereja.
Setelah satu tahun menikah dan hidup bersama, keluarga tadi mengalami
konflik dan ketidakcocokkan. Mereka memutuskan untuk bercerai, namun
Pastor memiliki cara agar keluarga tadi tidak bercerai hingga mereka kembali
bersatu dan tidak ingin bercerai lagi sebab hanya kematianlah yang
memisahkan suatu pernikahan)
Apa pesan yang disampaikan dalam video tersebut? (dalam hidup berkeluarga
ada suka dan dukanya. Masalah pun silih berganti menghampiri, namun segala
sesuatunya akan terselesaikan jika bersama-sama menyelesaikannya dalam
komunikasi sebuah keluarga. Jika bersama maka semua masalah akan dapat
diatasi)
3. Rangkuman Singkat dari video
4. Membaca Kita Suci: Kolose 3:18-21
Hubungan antara anggota-anggota rumah tangga
Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam
18

Tuhan. 19Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap
dia.20Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah
di dalam Tuhan. 21Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar
hatinya.
F: Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah
5. Pendalaman Kitab Suci
1. Ayat manakah yang paling menarik menurut bapak-ibu dan serta mengapa
ayat tersebut menarik ? (ayat 18 “Hai isteri-isteri, tunduklah kepada
suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan”).
2. Pesan apa yang mau disampaikan kepada kita? ()
6. Renungan Singkat
F: Saudara saudari yang terkasih dalam Kristus

Bapak-Ibu yang terkasih..

Keluarga merupakan Gereja Kecil, persekutuan orang yang dikuduskan Tuhan


tempat pertama setiap orang untuk belajar dan menghayati iman kepada Tuhan.
Didalam sebuah anggota keluarga inti baik suami, istri dan maupun anak harus
didasarkan dengan iman dan cinta kasih itu sendiri. Keluarga dibentuk karena salah
satunya didasari dengan cinta. Keluarga sebagai Gereja Kecil memiliki tugas dan
perannya yaitu membangun persekutuan cinta kasih di antara pribadi-pribadi dalam
keluarga.

Pada zaman sekarang ini, banyak hal yang semakin maju yang dapat
membutakan diri manusia sehingga lupa akan keberadaan orang lain di sekitarnya.
Begitupula dengan keluarga, keluarga adalah bagian yang tak terpisahkan dari diri
manusia. Setiap manusia pastilah memiliki yang namanya keluarga, yang jauh
ataupun yang dekat. Keluarga adalah bagian yang paling terpenting dalam diri setiap
manusia yang di dalamnya terjalin komunikasi yang menumbuhkan cinta kasih antara
suami-istri serta anak. Adanya saling percaya, kasih sayang dan pengorbanan antara
suami-istri serta anak akan menciptakan keluarga yang bahagia. Namun, pada zaman
sekarang ini hidup berkeluarga dan harus bahagia menjadi hal yang paling sulit untuk
di jalankan oleh setiap manusia, karena sangat sulit untuk tunduk kepada orang lain.
Suami terkadang ingin mengatur karena merasa diri sebagai kepala keluarga yang
berhak akan segalanya, demikian juga dengan istri yang sulit untuk tunduk kepada
suami. Hal ini membuat keluarga kacau dan tidak terarah karena tidak adanya
pengertian satu dengan yang lain. Pada masa sekarang, terkadang karena ketidak
sepahaman antara suami-istri maupun anak muncul hal-hal yang berwujud pada
kekerasan fisik dan terkadang sampai menghilangkan nyawa seseorang.

Manusia kadang baru sadar dan muncul penyesalan di dalam dirinya karena
telah membuat orang lain terluka bahkan kehilangan nyawa. Iman akan Tuhan sudah
tidak berfungsi lagi dan membuat orang lain buta akan cinta kasih kepada orang yang
adalah keluarganya sendiri. Allah hadir untuk mengajarkan kita saling mengasihi dan
tetap hidup dalam keluarga yang bahagia, Ia mengajak kita untuk saling memahami
antara suami-istri dan anak dalam sebuah kebahagiaan sejati bersama keluarga. Maka
dari itu sebagai keluarga Kristus yang sejati hendaknya kita saling mengasihi,
mencintai apa yang sudah kita miliki yaitu keluarga.
7. Pesan Pastoral:”.
“Marilahlah kita membangun rasa saling menghargai, mengasihi dan mencintai di
dalam keluarga”
8. Bapa Kami
Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu.
Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni orang
yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Sebab Engkaulah raja yang mulia dan
berkuasa untuk selama-lamanya. Amin.
9. Aksi Nyata Membagi Niat/Tindak Konkret:

 Mendengarkan perkataan suami-istri

 Meminta maaf untuk kesalahan yang telah dilakukan kepada suami-istri

 Menjadi istri yang baik dengan menyiapkan sarapan bagi suami dan anak-anak

 Menjadi suami yang baik dengan mengajak istri dan anak-anak ke Gereja

c. Penutup
F : saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus…
Kami berterima kasih kepada saudara-saudari karena telah mengikuti dan
mendengarkan katekese pada hari ini yang bertema “Membangun Suka Cita Kasih
Dalam Keluarga”. Semoga dengan tema kita pada hari ini menguatkan bapak-ibu
dalam setiap menjalani masalah hidup dan tidak berpaling kepada Allah. Dan jika ada
perkataan dan tindakan kami di depan ini yang kurang berkenan di hati saudara-
saudari, kami minta maaf. Sekian dan terima kasih “YA’AHOWU”.
d. Doa Penutup

Bapa yang Maha baik, kembali kami bersyukur dan berterima kasih karena engkau
telah hadir bersama kami dalam pertemuan ini. Ada banyak hal yang telah kami
bicarakan untuk pengembangan iman khususnya tentang membangun suka cita dalam
keluarga kami masing-masing, dan kami mohon bantulah kami serta utuslah Roh
Kudus-Mu ke dalam diri kami, agar kami mampu untuk menjalani dan menghidupinya
sehingga keluarga kami menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia seperti keluarga
Kudus sebagaimana yang Engkau kehendaki. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu,
dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin

Anda mungkin juga menyukai