Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANDIRI

KEHIDUPAN BERAGAMA DI LINGKUNGAN KELUARGA

HALAMAN SAMPUL

OLEH:

Nama : JOYFUL NOPRI NABABAN


Npm : 220910112
Dosen : Timbul Simon Sitompul, S.Th.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesehatan,kesempatan,serta ilmu pengetahuan sehingga makalah berjudul
“Kehidupan Beragama Di Lingkungan Keluarga” ini dapat saya kerjakan dan kumpulkan
sebelum deadline yang diberikan.
Dalam Penyusunan makalah, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen pengampu yaitu Timbul Simon Sitompul, S.Th. yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya untuk penyelesaian Tugas Mandiri ini. Adapun sumber dari makalah ini,
saya peroleh dari buku pedoman dan internet. Saya menyadari dalam penyusunan
makalah, banyak sekali kekurangan dan keterbatasan saya dalam menyampaikan isi
materi. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritikan, saran, serta masukan dari
berbagai pihak yang telah membaca makalah ini sebagai perbaikan dan acuan kami di
masa mendatang.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan kita semua selalu diberikan kesehatan.

Batam, 27 Mei 2023

Joyful Nopri Nababan

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2

1.1 LANDASAN TEORI...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Arti Keluarga Dalam Kehidupan Kristen........................................................................3


B. Hubungan Suami Istri Menurut Agama...........................................................................5
C. Hubungan Orang Tua Dengan Anaknya.......................................................................10
D. Hubungan Anak Kepada Orang Tuanya.......................................................................13
E. Kebutuhan Keluarga Saat Ini........................................................................................13

BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................17


DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan universal. Di dalamnya terdapat


anak-anak yang dipersiapkan untuk bertumbuh. Keluarga adalah lembaga masyarakat
paling kecil tetapi paling penting. Keluarga merupakan masyarakat kecil dan menjadi pilar
bagi tegaknya masyarakat makro yaitu umat. Sebuah keluarga dapat terbentuk karena
adanya ikatan laki-laki dan perempuan melalui sebuah pernikahan yang sah. Kehidupan
keluarga saat ini di bawah pengepungan. Keluarga dilanda banyak masalah seperti
perceraian, krisis dalam peran, ketidakhadiran orang tua, keasyikan dengan kesibukan
masing-masing, waktu yang tidak memadai bersama-sama, tekanan keuangan, dan
sejumlah masalah lain. Alkitab mengajarkan bahwa institusi keluarga adalah asal dan
tujuan ilahi. Alkitab juga memberikan panduan hubungan baik dalam keluarga.

1.1 LANDASAN TEORI

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang arti keluarga dalam kehidupan
Kristen, hubungan suami istri menurut agama, hubungan orang tua dengan anaknya,
hubungan anak-anak ke orang tuanya dan kebutuhan keluarga saat ini, dan akan
membahas bagaimana membuat suatu keluarga hidup dalam ajaran agama masing-
masing serta memupuk kehidupan beragama yang rukun di lingkungan keluarga.
Pendidikan Agama Kristen sebagai upaya pembinaaan warga jemaat akhir-akhir ini
digalakkan dan dihidupkan ulang di kalangan umat kristiani. Banyak kegiatan yang
diadakan di berbagai gereja maupun persekutuan yang bertujuan untuk menumbuhkan
kehidupan baik atau suatu jalinan umat beragama yang baik di lingkungan keluarga kita.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Keluarga Dalam Kehidupan Kristen

Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan universal. Di dalamnya terdapat


anak-anak yang dipersiapkan untuk bertumbuh. Keluarga adalah lembaga masyarakat
paling kecil tetapi paling penting. Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya Is There a Family in
the House? memberi gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi, yaitu:
Pertama, keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi,
hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga
mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat memberi energi,
perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam
segala hal ke arah Yesus Kristus.
Kedua, Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga
setiap orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing. Di dalam
keluarga landasan kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.
Ketiga, keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai
kehidupan. Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita
rasakan tetapi di dalam keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan.
Keempat, keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, laboratorium hidup
bagi setiap anggota keluarga dan saling belajar hal yang baik.
Kelima, keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaiannya.
Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi permasalahan hidup. Seringkali
permasalahan muncul secara tidak terduga. Misalnya, hubungan suami istri, masalah
yang dihadapi anak belasan tahun, dan masalah ekonomi. Namun, keluarga yang
membiarkan Kristus memerintah sebagai Tuhan atas hidup mereka pasti dapat
menyelesaikan semua permasalahan.

v
Keluarga dalam pengertian Kristen adalah keluarga yang dalam seluruh keberadaannya
menunjukkan penghayatan dan pemahaman nya pada Ajaran Kristus. Keluarga Kristen
bukan sekadar sebuah label atau sebuah catatan sensus penduduk, bukan juga sekadar
ditunjukkan melalui keikutansertaan dalam ibadah-ibadah gerejawi maupun ibadah rutin
lainnya yang diselenggarakan didalam keluarga. Keluarga Kristen tamapak melalui
tampilan dan karakter tiap-tiap anggota keluarga, terutama hubungan dan komunikasi
yang terjalin diantara sesama anggota keluarga.
Secara khusus ada 3 fungsi keluarga menurut Alkitab,yaitu:
1. Mewakili Tuhan dalam mengolah alam semesta.

2. Menjadi lembaga pendidik pertama dan utama.

3. menjadi wadah bagi anggotanya dalam mengekspresikan cinta, kesetiaan, dan


saling menghormati.

Di dalam keluargalah manusia pertama kali belajar tentang arti kasih dan penerimaan,
kerja sama, toleransi, solidaritas, keadilan, kebenaran, dan empati. Tuhan juga
mengkehendaki agar pernikahan menjadi persekutuan yang hidup. Artinya di dalam
pernikahan tidak boleh dipakai untuk mencari kepentingan pribadi. Pernikahan harus
menjadi satu kesatuan, persekutuan yang sejati. Pesan Allah bagi keluarga jelas,
”Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” ( Mat. 19:6)
Keluarga harus menggambarkan komunitas cinta kasih. Cinta kasih yang selalu
memberikan suasana yang hidup dan menghhidupkan. Jika di dalam keluarga
menghadirkan cinta kasih yang menghidupkan, maka keluarga itu adalah keluarga yang
dibangun dalam kerangka keselamatan Allah.
Beberapa hal pokok yang dapat menjadi fondasi kuat dalam hidup berkeluarga :
• Memprioritaskan Kristus dalam kehidupan mereka.
• Sikap saling mengasihi dan saling menghormati di antara anggota keluarga.
• Cinta kasih tanpa batas. Artinya, setiap anggota keluarga memiliki tekad untuk saling
berkorban demi keutuhan kehidupan keluarga.

• Sikap empati dan simpati antarsesama anggota keluarga.

vi
B. Hubungan Suami Istri Menurut Agama

Panggilan Alkitab untuk hubungan pernikahan akan ditandai dengan penyerahan


bersama dan sukarela dalam saling menghormati dan kepercayaan. Alkitab menyebut
untuk pemenuhan timbal balik dalam hubungan seksual dalam hubungan pernikahan.
Fenomena tentang keluarga berikut peran suami - istri dalam keluarga semakin
sering diangkat dalam seminar-seminar keluarga dan media masa. Kita dapat jumpai
bahwa para suami-istri saring menganut pandangan yang memisahkan peranan
maskulin dan feminim. Bukan hanya suami, para istri juga masih melihat bahwa laki-laki
dan perempuan memeliki peranan yang khas.
Dewasa ini kita sering jumpai suami-istri yang semakin sibuk bekerja untuk mencari
uang, maka diperlukan konsep atau sistem sehingga suami-istri dapat berperan
maksimal dalam membina keluarga bahagia, sehingga tidak ada alasan keluarga
menjadi korban karena suami-istri yang sibuk.
Alkitab adalah sebuah kitab sempurna, yang telah membuat persamaan, sentuhan
dan pemisahan-pemisahan yang sangat jelas tentang peran suami-istri.
“Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari permata”
(Amsal 31:10)
Bila kita perhatikan ayat di atas menjelaskan begitu penting peran istri dalam
keluarga bahagia, baik peranannya terhadap suami, anak, pengembagan gereja dan
juga masyarakat. Maka tepat sekali Firman Tuhan mengataka bahwa istri yang berakal
budi adalah karunia Tuhan (Amsal 19:14). Tetapi istri perongrong dan suka
mempermalukan suami sama seperti penyakit yang membusukkan tulang (Amsal 12:4).

Peranan Istri terhadap suami


1. Sebagai penolong bagi suami.
“Tidak baik manusia itu seorang diri, Aku akan menjadikan seorang penolong
baginya”
(Kej 2:18)

vii
Istri adalah penolong dan bukan perongrong suami. Istri merupakan asisten, mengisi
kekurangan, mengantikan dan mewakili bila diperlukan. Gelar penolong diberikan
oleh Allah sendiri. Kata penolong dalam bahasa Ibrani “Ezer”, dan kita jumpai kata itu
dalam ungkapan “Ebenhaezer” sampai disini Tuhan telah menolong kita.
Istri sebagai penolong berarti:
• Berharga/Bermutu
Istri yang cakap lebih berharga dari permata (Ams 31:10). Pikiran, perasaan dan
perbuatannya bermutu, sehingga istri merupakan harta kekayaan yang tak ternilai
harganya.
• Dapat dipercaya
Hati suaminya percaya kepadanya (Ams 31:11a), dalam hal:
Kesetiaan
Istri berkewajiban setia kepada suami, anak dan keluarga sebagaimana janji
pernikahan yang diucapkan dihadapan pendeta, jemaat dan Tuhan. istri harus
tetap bertekat untuk hidup bersama, karena apa yang telah dipersatukan Allah
tidak boleh diceraikan oleh manusia (Mat 9:5-6).

Menjaga Rahasia.
Siapa menjaga mulutya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan
ditimpa kebinasaan (Ams 18:21). Istri harus dapat dipercayai suami, menjaga
rahasia pribadi, keluarga, pekerjaan dan pelayanan. Hati-hati dalam berkata-kata.
Mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh diceritakan agar gosip tidak
berkembang. Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan dan mulutnya berseru
meminta pukulan orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat
bagi nyawanya (Ams 18:6,7).

Mengatur keuangan
Ia membeli ladang yang diingininya (Ams 31:16a). dari zaman dulu sampai
sekarang, ladang (tanah) dapat merupakan tabungan dan juga sumber
penghasilan. Alkitab mengajarkan bahwa siapa yang mewahkan pintunya, mencari
kehancuran (Ams 17:19b). taruhlah pisau pada lehermu bila besar nafsumu (Ams

viii
23:2) karena sipeminum dan pelahap menjadi miskin (Ams 23:21). Istri yang baik
akan dipercaya oleh suami karena mampu mengatur keuangan dengan penuh
tanggung jawab. Istri yang bijak membangun rumahnya, tetapi istri yang bodoh
meruntuhkan dengan tangannya (Ams 15:13).

Mengatur Rumah Tangga


Dari jauh ia mendatangkan makanan (Ams 31:14b). pada zaman dahulu, makanan
dari jauh adalah makanan yang berkualitas. Dengan demikian istri memiliki
peranan untuk mengatur makanan yang berkualitas dalam keluarga. Bangun kala
pagi, lalu menyediakan makanan bagi seisi rumahnya (Ams 31:15a). Tugas
mengatur rumah tangga bukanlah tugas yang sepele (Titus 2:5). Termasuk wanita
karir seharusnya tahu mengatur rumah tangga dengan baik dan tidak boleh
menelantarkan rumah tangga.

• Rajin dan kreatif


Bangun kala masih malam (Ams 31:15a) pada malam hari pelitanya tidak padam
(Ams 31:18b) ia sedang bekerja dengan tangannya (Ams 31:13b). prinsipnya disini
adalah seorang istri hendaknya rajin dan kreatif, mempunyai kesediaan dan
kemampun bekerja keras. Seorang istri, ibu rumah tangga yang malas, boros dan
hanya bermalas-malasan akan mengakibatkan rumah tangga yang berantakan.

• Penolong yang berhikmat


Hikmat diproleh dari sumber hikmat yaitu Tuhan (Ams 1:7), oleh sebab itu salomo
tidak memint kekayaan atau umur panjang, tetapi ia minta hikmat (@ Taw 1:10).
Hikmat adalah kemampuan dari Tuhan untuk mengetahui, mengerti dan
memecahkan berbagai maslah secara tepat.
Ia membuka mulutnya dngan hikmat (Ams 31:26) istri tahu kapan harus berkata-
kata sesuai dengan waktu, tempat dan situasi. Ia tahu kapan harus memberikan
pujian atau koreksi kepada suaminya. Perkataan yang diucapkan pada waktunya,
seperti buah apel emas dalam pinggan perak (Ams 25:11).

ix
• Penolong yang mantap dalam penampilannya.
Dalam Perjanjian Baru, kita dapat temukan bahwa keserasian lahiriah dan batin
terungkap dalam: “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan
mengepangngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan
pakaian yang indah-indah “(1 Pet 3:3).
Dengan demikian, dalam penampilan yang terutama adalah perhiasan rohani
(batin), namun jangan mengabaikan perhiasan lahiriah. Sangat menyedihkan jika
istri menyambut suami dengan rambut kusut dan daster yang kotor, istri
yangmelalikan diri tidak menjadi penolong yang baik. Jangan mengeluh jika suami
mulai melihat wanita lain yang tahu merawat diri. Istri yang baik juga tahu mnghias
diri sesuai dengn profesi suaminya shingga membeikan rasa hormat dan wibawa.

• Penolong yang mendoakan suami


“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu”
(Ams 16:3) Doa yang benar besar kuasanya” (Yak 5:16b) “pergumulan yang berat
sekalipun, dapat twrselesaikan melalui doa” (2 Raj-raja 19) dan doa seorang istri
bagi suami sangat penting, karna melalui doa istri, suami akan diberkti. Dikuatkan,
dilindungi, dimenangkan dan dapat dipakai oleh Tuhan bagi kemuliaan-Nya. Begitu
juga anak-anak membutuhkan ibu yang berdoa bagi kemajuan dan pertumbuhan
hidup mereka.

2. Tunduk dan menghormati Suami


“Istri hendaklah menghormati suami” (Ef 5:33b)
“Hai Istri tunduklah kepada suamimu sepei kepda Tuhan” (Ef 5:22)
Istilah tunduk dan hormat mungkin merupakan istilah yang menjengkelkan bagi istri
yang dominan terhadap suami, terlebih bagi istri yang memiliki alasan rasional untuk
dominan dalam keluarga. Namun agar keluarga menjadi bahagia, prinsip-prinsip
keluarga dalam Alkitab perlu digali dan ditaati. Kemungkinan kehancuran keluarga
karena diabaikannya prinsip tersebut dalam kehidupan keluarga Kristen. Allah telah
mengajarkan bagaimana istri berlaku kepada suami, yaitu tunduk dan hormat.

x
Prinsip istri tunduk terhadap suami memang sudah sewajarnya, baik dilihat secara
kronologis penciptaan, terlebih lagi merupakan perintah Allah agar istri tunduk
terhadap suami, termasuk tunduk kepada suami yang tidak beriman (Ef 5:21; 1 Pet
3:27). Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada
diantara mereka yang tidak taat kepada Firman, merka juga tanpa perkataan
dimenengkan oleh kelakuan istri, jika mereka meliht, bagaimana murni dan salehnya
hidup istri mereka. (1 Pet 3:1-2)

3. Mengasihi Suami
Pernikahan Kristen diikat oleh kasih Kristus, karennya suami istri harus saling
mengasihi.
Kasih kan menciptakan kebahagiaan dalam keluarga. Kualitas kasih dalam keluarga
Kristen addlah sepeti kasih Tuhan Yesus kepada jemaat. Yang perama harus dikasihi
seorang istri adalah suaminya. Bahkan setelah mereka memiliki anak sekalupun, istri
harus mengasihi suaminya terlebih dagulu. Di dalam beberapa rumah tangga
mungkin saja istri melupakan perskutuan dengan suaminya, istri lebih banyak
mencurahkan kasihnya untuk anak-anak. Sikap ini tidak baik. Ayah dan ibu harus
bersam-sama mengasihi dan memelihara anak-anak mereka. akan tetapi kehadiran
anak-anak tidak boleh mengurangi kasih suami istri (Joyce Coon, 1984:15)

Peranan suami terhadap istri


 Pemimpin rohani terhadap Istri
Pemimpin rohani terhadap istri berarti suami harus mendoakan, mengasihi dan
memimpim istri sesuai dengan peraturan Allah. Kepemimpinan rohani terhadap istri
memberikan wibawa terhadap istri dan anak:
¨ Bertanggung jawab kepada Kristus, karena tugas memimpin mewakili Allah.
¨ Memimpin berarti memimpin dan mengasihi dan melayani, bukan memuntut atau
berlaku sebagai boss, sebab Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani ( Mat 20:28; Ef 5:25; Kol 3:9)
¨ Memimpin berarti bergaul dan memberi waktu (Yoh 1:39, 43; Mark 1:17, 3:14)
¨ Memimpin berarti menjadi teladan (1 Kor 4: 16; Fil 3:17; 1 Tim 4:12)

xi
¨ Memimpin berarti rela berkorban (Ef 5:28:30)
¨ Tidak memukul atau berlaku kasar, sebab istri adalah milik Kristus dan tubuh istri
adalah bait Roh Kudus ( 1 Kor 6:19-20; Kej 2:18-24), memukul istri berarti memukul
milik Allah.
¨ Mengagumi dan memberi penghargaan pada istri (Maz 139:13-14)
¨ Memperhatikan dan memelihara hubungan pribadi dengan sopan dan hormat.
Tubuh suami adalah milik istri dan sebaliknya (1 Kor 7:4; Kej 2:24; Ef 5:31), ekspresi
cinta harus benar dan tidak boleh egois. Demikian juga kamu hai suami-suami,
hiduplah bijak sama dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah
mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu
jangan terhalang.
¨ Selain Kristus, istri mendapat tempat pertama dihati suami (Mat 10:37)
¨ Menyediakan waktu bagi istri dan anak untuk relax bersama.berdoa dan membuka
Alkitab bersama (Maz 127:1; 119:105; Mat 6:33)
¨ Melayani Tuhan bersama, sebagai contoh Akuila dan Priskila (Kis 3:11; Rom 16)

C. Hubungan Orang Tua Dengan Anaknya

Peranan Ibu bagi Anak.


Istri tidak hanya berperan terhadap hidup dan kemajuan karier suami, tetapi juga
menentukan kemajuan anak. Kualitas keluarga dari sisi lain juga dapat tercermin dari
kebahagiaan, pertumbuhan dan kemajuan anak, karena kehancuran dan ketidak
bahagiaan rumah tangga dapat mengakibatkan anak menjadi korban. Di bawah ini akan
diuraikn peran ibu terhadap anaknya antara lain:
 Memelihara dan mengasuh anak.
* Menyediakan makanan bagi anaknya (Ams 31:15a)
* Mengasuh dan mengawasi anak (Ams 31:27a)
 Imam bagi anak-anaknya
Doa orang benar besar kuasanya dan Tuhan mendengarkan doa orang yang jujur
dan Tuhan berjanji untuk menjawab doa (Mat 7:7). Sebagai imam berari
menyampaikan keluhan, masalah dan sukacita anak kepada Tuhan. ibu juga

xii
berperan menjadi penyambung lidah Allah, yaitu menyampaikan Firman Allah kepada
anak.
 Teladan bagi anaknya
Perlu disadari bahwa kehidupan ibu sangat mewarnai kehidupan anak, baik hal positif
maupun hal yang negatif. Perkataan, perbuatan, dan gaya hidup orang tua akan
diteladani anak-anak (Ams 20:15, 14:1; 31:20).
 Sebagai guru
Sebagai guru seorang ibu harus dapat mendidik anak-anaknya. Hai anak-anakku
dengarlah didikan ayahmu dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu (Ams 1:8b)
Hai anak-anakku, peliharalah perintah ayahmu dan jangan menyia-nyiakan ajaran
ibumu
(Ams 6:20)
Kedua ayat tersebut menyatakan peran ibu sebagai guru, pendidik, pengajar,
terutama untuk mengajar dan mengenalkan anak takut akan Tuhan. berarti ibu (orang
tua) harus berulang-ulang mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak.

Peranan Bapak bagi anak dalam keluarga


Pada bagian ini akan dibahas peranan suami Kristen dalam usaha menciptakan
keluarga bahagia, dimana suami berperan dalam tanggung jawab yang diembannya dan
anak istri memberi kesempatan dan dukungan.
A. Ayah/Bapak berarti:
¨ Pengakuaan dan sebutan dari anak-anak kepada laki-lki yang memiliki ikatan batin
dan realisasi biologis.
¨ Laki-laki yang memiliki anak yang bertanggung jawab menentukan, melindungi,
membina dan menasehati.
¨ Sebutan ayah memiliki aspek penghormatan: menekankan relasi ganda yakni relasi
sosiologis-biologis, arti secara sosiologis; Ayah/Bapak menerima penghormatan dari
luar karena faktor usia atau status sosial yang dimiliki. Sedangkan secara biologis,
ayah menerima peghormatan dari dalam, yakni anak kandungnya karena faktor
pemilihan, sehingga aspek ini bersifat umum dan khusus.

xiii
B. Kedudukan Ayah
Untuk dapat berfungsi secara efektif, persepsi Alkitab bagi kedudukan ayah dalam
keluarga harus ditelusuri. Prinsipnya adalah sebagai berikut:

¨ Ayah sebagai wakil Allah


Alkitab menyatakan: Tetapi aku mau, supaya kamu megetahui hal ini, yaitu kepala
dari setiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari setiap perempuan ialah laki-laki dan
kepala dari
Kristus ialah Allah (Kol 3:18; Ef 5:23)
Ini berarti Allah telah menetapkan ayah sebagai kepala dan wakil Allah dalam
keluarga. Dengan kedudukan sebagai wakil Allah sekaligus memiliki amanat untuk
memimpin keluarga sesuai dengan kehendak dan tujuan Allah dalam keluarga.
Kedudukan tersebut sebagai lanjutan wewenang yang telah Allah berikan di taman
Firdaus (Kej 1:26-28; 2:15). Kedudukan Ayah sebagai wakil Allah juga mengingatkan
kepada faktor ketebatasan dan ketergantungan ayah kepada Kristus dalam
mengatur rumah tangga.
Roy Lessin mengatakan:
Apabila suami menemukan tempat atau kedudukan di bawah Kristus, ia akan
mengalami kedamaian, keyakinan dan kebenaran untuk memimpin, bahkan dalam
saatsaat yang sukar. Kalau ia tunduk kepada Kristus, ia akan mendapatkan bahwa
Kristus, yang memberikan kesanggupan kepadanya sebagai pemimpin. (1978:41).
Ayah harus merefleksikan sinar kasih, kekudusan, kemuliaan dan kehendak Allah
dalam keluarga Kristen.

¨ Ayah adalah kepala


Ayah bertugas sebagai kepala dalam membawa bahtera rumah tangga melewati
tiap tantangan dan godaan. Karena suami adalah kepala istri, sama sepeti Kristus
adalah kepala jemaat (Ef 5:23; 1Kor 11:3).
Pengertian ayah sebagai kepala dapat dilihat dari empat dimensi, yaitu:
1.Hubungan,
2.Kekuasaan

xiv
3.Posisi
4.Fungsi

Dimensi kekuasaan, Kristus menguasai jemaat, begitu juga suami berkuasa atas
istri dan keluarganya. Dimensi posisi, kepala adalah pemimpin.Dimensi fungsi,
memperlihatkan kepala bertugas menghidupkan, melindungi, menggerakkan dan
mengatur. Tapi hendaknya diperhatikan bahwa hakekat sebagai kepala seperti
Kristus menjadi kepala jemaat. Dengan demikian tolak ukur adalah kepemimpinan
Kristus. Kepala menyelamatkan, melindungi, mengasihi, melayani tubuh. Menjadi
kepala berarti suami harus mengasihi istri anak dan keluarga.

Ayah adalah Pemimpin Anak


¨ Penanggung utama terhadap anak(Ams 1:8; 6:20)
¨ Ayah adalah pemimpin anak, malalui pikiran, perbuatan dan teladan (1 Kor 3:11; Ef
5:23)
¨ anak ciptaan Allah (Maz 127:3; 139:1)
¨ memperhatikan kebutuhan anak secara total, tubuh jiwa dan roh dengan penuh
tanggug jawab. Pada zaman itu justru kebutuhan esensial (Rohani) anak tidak
diperhatikan.
¨ Memberi teladan bagi anak untuk hidup hormat dan takut akan Tuhan

Keluarga Kristen tidak hanya membawa anak beragama, sekolah dan hidup yang
baik, namun tiap anak harus didoakan/dibimbing untuk bertobat dan mengenal
Tuhan Yesus secara sungguh-sungguh. Disiplin ditanamkan mulai sejak anak kecil.
Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi janganlah engkau menginginkan
kematiannya (Ams 19:18).

D. Hubungan Anak Kepada Orang Tuanya

1. Anak-anak untuk menghormati orang tua mereka.

xv
“Hormatilah ayahmu dan ibumu sehingga Anda mungkin memiliki umur panjang di
tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Keluaran 20:12).
Anak-anak harus menaati orang tua mereka. “Anak-anak, taatilah orang tuamu di
dalam Tuhan, karena ini adalah benar” (Efesus 6:1). “Anak-anak, taatilah orang tuamu
dalam
segala hal, karena ini menyenangkan di dalam Tuhan” (Kolose 3:20).

2. Anak-anak belajar dari orang tua mereka.

“Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu dan jangan menolah ajaran ibumu”
(Amsal
1:8)

3. Anak-anak untuk menyediakan bagi orang tua yang membutuhkan mereka.


“Tetapi jika ada janda memiliki anak atau cucu, mereka harus belajar untuk
mempraktekkan agama mereka terhadap keluarga mereka sendiri pertama
dan untuk membayar orang tua mereka, untuk ini menyenangkan Tuhan” (1
Timotius 5:4).

Anak merupakan berkat khusus yang Tuhan percayakan kepada sebuah keluarga.

E. Kebutuhan Keluarga Saat Ini

Mengutip apa yang disampaikan oleh Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th dalam Artikel
berjudul Integritas (Majalah TAHETA edisi Oktober 2010, hal 6-7), di mana disebutkan
bahwa Dr. Tim La Haye dalam bukunya yang berjudul You and Your Family, memberikan
diagram silsilah dua orang yang hidup pada abad 18. Yang pertama adalah Max Jukes,
seorang penyelundup alkohol yang tidak bermoral. Yang kedua adalah Dr. Jonathan
Edwards, seorang pendeta yang saleh dan pengkhotbah kebangunan rohani. Jonathan
Edwards ini menikah dengan seorang wanita yang mempunyai iman dan filsafat hidup
yang baik. Melalui silsilah kedua orang ini ditemukan bahwa dari Max Jukes terdapat
1.026 keturunan: 300 orang mati muda, 100 orang dipenjara, 190 orang pelacur, 100

xvi
orang peminum berat. Dari Dr. Edwards terdapat 729 keturunan : 300 orang
pengkhotbah, 65 orang profesor di universitas, 13 orang penulis, 3 orang pejabat
pemerintah, dan 1 orang wakil presiden Amerika.
Dari diagram tersebut kita bisa melihat bahwa kebiasaan, keputusan dan nilai-nilai
dari generasi terdahulu sangat mempengaruhi kehidupan generasi berikutnya. Hal ini
sesuai dengan pendapat para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya yang
menyatakan bahwa lingkungan dan agen yang banyak mempengaruhi pembentukan
watak, iman, dan
tata nilai seseorang adalah keluarga asal (the family of origin). Dengan kata lain,
keluarga asal dianggap paling berperan dan berharga dengan berbagai dinamika dan
kondisi apapun.
Memperhatikan penting dan strategisnya peranan keluarga, Paul Meier seorang
psikiater Kristen Amerika mengusulkan lima aspek yang harus terus bertumbuh dalam
kehidupan sebuah keluarga, yaitu:
Pertama, kasih di antara suami istri dan di antara orang tua terhadap anak harus terus
meningkat (1 Korintus 13:4-7). Apakah kasih itu? Menurut Meier, kasih mencakup
komitmen, perhatian, perlindungan, pemeliharaan, pertanggungjawaban, dan kesetiaan.
Kasih yang seharusnya berlanjut dalam relasi suami istri tidak lagi sebatas ketertarikan
secara fisik. Kasih itu harus diungkapkan dalam perbuatan nyata, saling berkomunikasi
dan berelasi. Kasih itu juga diaktualisasikan ketika menghadapi masalah, memikiul tugas
dan tanggung jawab hidup. Ketiadaan kasih diantara orang tua dapat dirasakan oleh
anak, akibat selanjutnya adalah menggangu pertumbuhan watak mereka.
Kedua, harus ada disiplin yakni tegaknya keseimbangan hukuman dan pujian yang
dinyatakan orang tua bagi anak mereka. Disiplin itu sendiri merupakan kebutuhan dasar
anak pada masa pembentukannya. Disiplin tidaklah identik dengan hukuman saja.
Disiplin sebenarnya berarti pemberitahuan, penjelasan, dan pelatihan dalam hal-hal
kebajikan. Melalui disiplin anak dimampukan mengenali dan memilih serta mewujudkan
pilihannya dalam kebaikan itu. Disiplin orang tua bagi anak-anaknya juga berkaitan
dengan pembentukan iman anak melalui pengajaran, percakapan, komunikasi formal,
dan non formal. Alkitab mengajarkan bahwa orang tualah yang paling bertanggung
jawab mengajari anak-anaknya dalam iman dan moral secara berulang-ulang dengan

xvii
berbagai cara kreatif supaya mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan (Baca:
Ulangan 6:6-9; Matius 18:5-14).
Ketiga, pentingnya konsistensi yaitu aturan yang dianggap benar, terus menerus
dinyatakan dan diterapkan orang tua. Aturan tersebut tidak boleh hanya penuh
semangat diterapkan satu minggu atau beberapa hari saja kemudian tidak dilaksanakan
lagi, melain terus menerus dan konsisten. Penetapan aturan yang harus diikuti anak
semestinya mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan anak. Perlu dipahami bahwa
cara anak menanggapi aturan berbeda-beda sesuai tingkat usia dan tahap
perkembangan mereka.
Keempat, mendesaknya keteladanan orang tua dihadapan anak-anak, termasuk dalam
segi perkataan, sikap, penampilan dan perbuatan (Baca: Efesus 6:4; Kolose 3:20-21).
Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa anak kecil belajar dengan
melihat, mendengar, merasakan dan meniru. Selanjutnya mereka mengolah dalam
pikirannya apa yang didengar dan dilihat, seiring dengan perkembangan kognitifnya.
Jika anak mendapatkan contoh sikap dan perilaku yang buruk, ia memandang itu
sebagai yang “benar” untuk diteladani. Yesus sendiri memang telah mengingatkan para
orang tua supaya menjaga anggota tubuhnya sedemikian rupa agar tidak membawa
anak-anak mereka bertumbuh dengan kekecewaan, lalu pada akhirnya jauh dari atau
menolak kasih dan rahmat Tuhan (Matius 18:6-9).
Kelima, peran suami sebagai kepala rumah tangga harus dilaksanakan. Ini merupakan
ketetapan Allah bagi setiap keluarga di dunia. Supaya keluarga bertumbuh sesuai
dengan kehendak Tuhan, maka istri harus memberi kesempatan dan dukungan agar.
Inilah perannya sebagai penolong yang sepadan bagi suaminya. Suami yang takut akan
Tuhan dan menjadi pimpinan yang melayani di dalam keluarganya dinyatakan akan
berbahagia; berkat Tuhan akan hadir dan nyata dalam kehidupan istri, anak-anak dan
pekerjaannya. Inilah yang dilakukan oleh Yosua terhadap keluarganya. Ia
mendemonstrasikan peran ini ketika berkata “… Tetapi aku dan seisi rumahku, kami
akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:12b). Peranan orang tua terutama, seorang
suami untuk membawa seluruh keluarga beribadah kepada Tuhan berlaku dalam
Perjanjian Lama dan tidak dibatalkan dalam Perjanjian Baru. Dari sekian banyak
peranan suami dalam Alkitab, dua hal yang paling menonjol, yaitu :

xviii
1. Peranan suami sebagai kepala rumah tangga. (Efesus 5:22-29). Sebagai kepala
rumah tangga suami adalah pemimpin keluarga dan pengambil keputusan; pengayom
bagi semua anggota keluarga; pelindung yang melindungi dan bertanggung jawab;
mendidik, menegor dan menasihati. (Efesus 6:4); memberi contoh dan teladan yang
baik bagi keluarga.
2. Peranan suami sebagai imam. Sebagai imam Ia harus memimpin dan mengatur
ibadah dalam keluarga; berdoa setiap waktu kepada Allah bagi seluruh anggota
keluarganya dan
juga bagi dirinya sendiri.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa karakter, tata nilai, dan cara beriman kita muncul dan
berkembang dari keluarga tempat di mana kita dibesarkan dan bertumbuh. Selain itu
betapa pentingnya kehidupan keluarga yang baik, yang sesuai dengan prinsip Alkitab (2
Timotius 3:16-17) Syarat ini diperlukan untuk membentuk generasi yang berkarakter mulia
sesuai dengan kehendak Allah.

xix
BAB III
KESIMPULAN

Alkitab berisi rencana Tuhan untuk mencapai kualitas dan kesehatan dalam kehidupan
keluarga. Alkitab adalah sumber pedoman hidup kita. Pelajaran tentang kehidupan ini bisa
kita dapatkan dari Alkitab. Maka membaca Firman Tuhan adalah hal yang sangat penting
sekali. Bukan sekadar formalitas untuk membaca saja, namun percayalah kita akan
mendapatkan suatu hikmat dan pembelajaran yang baru untuk kehidupan di bidang
apapun dari membaca Alkitab.

DAFTAR PUSTAKA

Pdm. Abigail I. Fatmalita, S. (t.thn.). artikel.sabda.org. Diambil kembali dari


artikel.sabda.org: https://artikel.sabda.org/keluarga_arti_dan_kebutuhannya
Pdt. Samuel T. Gunawan, M. (2018, 12). Teologia Reformed. Diambil kembali dari
teologiareformed.blogspot.com:
https://teologiareformed.blogspot.com/2018/12/keluarga-kristen-hubungan-dan-
tanggung.html

xx

Anda mungkin juga menyukai