FAKULTAS PERTANIAN
KUPANG
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah ini dengan baik.
Judul makalah ini ialah “Kehidupan Iman Kristiani Keluargaku Dan Tantangannya Di Zaman
Modern”. Makalah ini berisi tentang Pandangan Gereja Katolik Tentang Keluarga, Kehidupan
Keluargaku dalam Peran dan Tanggung Jawab Masing-Masing Anggota Keluarga, Bentuk Dan
Pola Penghayatan Hidup Rohani Keluargaku, Lingkungan Sosial Kehidupan Keluargaku, dan
Tantangan-Tantangan Yang Dihadapi Keluargaku di Zaman Modern. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Agama Katolik. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini, sehingga
dapat selesai dengan baik. Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan
permasalahan pada makalah ini, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk melengkapi
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca guna menambah
referensi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Padangan Gereja Katolik Tentang Keluarga...............................................................3
2.1.1Pengertian .................................................................................................................3
2.1.2 Dokumen Gereja Yang Berbicara Tentang Keluarga .............................................3
2.1.3 Kekhasan Keluarga Katolik ....................................................................................4
2.2 Kehidupan Keluargaku dalam Peran dan Tanggung Jawab Masing-Masing Anggota
Keluarga............................................................................................................................5
2.2.1 Keluargaku............................................................................................................5
2.2.2 Peran dan Tanggung Jawab Masing-Masing Anggota Keluarga..........................5
2.2.3 Kebiasaan-Kebiasaan Positif yang Dilakukan Keluargaku...................................7
2.3 Bentuk Dan Pola Penghayatan Hidup Rohani Keluargaku........................................7
2.4 Lingkungan Sosial Kehidupan Keluargaku................................................................8
2.5 Tantangan – Tantangan Yang Dihadapi Keluargaku Di Zaman Modern...................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11
LAMPIRAN......................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan remaja, Singgih D. Gunarsa, dalam psikologi untuk membimbing, sudah mulai
terbentuk, apabila anak sudah dapat bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku
yang baik dan benar. Hal itu juga, kata dia, erat kaitannya dengan penerimaan ”Otoritas”
(Kuasa moral) orang tua sebagai pendidik. ”Anak yang menerima otoritas orang tua, akan
melakukan tugas-tugas yang diinginkan dari padanya. Bila sudah terbiasa akan ”otoritas”
orang tua, maka pada tahapan pendidikan selanjutnya, otoritas guru di sekolah juga dapat
diterimanya”. Dalam hal ini sikap konsisten orang tua dan juga para pendidik lainnya
amat berperan terhadap penerimaan anak terhadap otoritas orang tua.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pandangan gereja tentang keluarga, bentuk dan pola penghayatan
hidup rohani keluargaku, kehidupan keluargaku dalam peran dan tanggung jawab masing
–masing anggota keluarga, lingkungan sosial keluargaku, dan tantangan–tantangan yang
dihadapi keluargaku di zaman modern.
2
BAB II
PEMAHASAN
3
5. Keluarga katolik menjadi suatu komunitas rahmat dan doa, sebuah sekolah
keutamaan manusiawi dan kristiani, dan tempat iman pertama kali diwartakan
kepada anak-anak (KGK 350)
6. Keluarga sebagai Gereja rumah tangga merupakan satu komunits iman,
harapan dan kasih (KGK 456)
2.2 Kehidupan Keluargaku Dalam Peran Dan Tanggung jawab Masing – Masing
Anggota keluarga
2.2.1 Keluargaku
Aku lahir dari keluarga yang sederhana tapi penuh dengan cinta. Kami
hidup dalm kelurga yang taat akan agama. Ayahku adalah seorang wirswasta dan
ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. Namun ibuku juga mebantu ayah untuk
mencari nafkah dengan membuat kue pesanan. Aku merupakan anak kedua dari
tiga bersaudara. Kakakku adalah seorang mahasiswa sama seperti aku dan kedua
adikku masih duduk di bangku SMP dan SMK. Kami tinggal di kota kecil yang
juga sangat penuh dengan kehangatan. Rumah kami masih sehalaman dengan
rumah oma dan opa. Di rumah opa dan oma juga tinggal tantaku dan keluarganya.
Kami selalu hidup berdampingan dan selau membantu jika salah satu sedang
membutuhkan pertolongan. Kami dibesarkan di keluarga yang penuh cinta oleh
karena itu sejak kecil kami diajarkan untuk saling mencintai antara anggota
keluarga yang satu dengan yang lain. Sejak kecil juga kami selalu diajarkan
pelajaran agama dan doa – doa dan kami juga selalu diberi tahu untuk selalu
bersyukur atas apa yang sudah Tuhan kasih buat kami dan mengucap syukur atas
semua keberhasilan dan kegagalan sudah kami alami.
5
untuk memperkaya kemanusiaan, supaya keluarga mampu mencapai kepenuhan
hidup dan misinya, diperlukan komunikasi hati penuh kasih, kesepakatan suami-
isteri dan kerja sama yang tekun dalam pendidikan anak - anak”. Kalau di
keluargaku peran dan tugas ayahku sudah pasti sebagai suami, ayah, dan kepala
keluarga yang bertanggung jawab atas keluaganya dan juga pencari nafkah. Kalau
ibu sebagai istri dan penanggung jawab atas semua urusan yang ada di rumah.
Ayah dan ibuku selalu membagi waktu untuk mendoakan, merawat, melindungi,
membiayai sekolah kami, dan mengajarkan kami tanpa pilih kasih terhadap anak
yang satu dengan yang lain.
Kewajiban orang tua menciptakan lingkungan keluarga, yang diliputi
semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa,
sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak - anak. Maka
keluarga itulah lingkungan pendidikan pertama keutamaan - keutamaan sosial,
yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat. Adapun terutama dalam keluaraga
kristiani, yang diperkaya dengan rahmat serta kewajiban Sakramen Perkawinan,
anak-anak sudah sejak dini diajar mengenal Allah serta berbakti kepada-Nya dan
mengasihi sesama, seturut iman yang telah mereka terima dalam Baptis. Disitulah
anak-anak menemukan pengalaman pertama masyarakat manusia yang sehat serta
Gereja.
Melalui keluargalah akhirnya anak - anak lambat - laun diajak
berintegrasi dalam masyarakat manusia dan umat Allah. Maka hendaklah para
orang tua menyadari, betapa pentinglah keluarga yang sungguh kristen untuk
kehidupan dan kemajuan umat Allah sendiri. Kami sebagai anak - anak juga
punya kewajiban untuk membantu orang tua, menghormati dan menerima apa
adanya, mencintai orag tua, membantu orang tua, mendoakan meraka, dan juga
membanggakan orang tua. Membanggakan orangtua ini maksudnya bukan hanya
sekedar punya prestasi di bidang akademik maupun non-akademik melainkan
dalam bersikap juga. Setiap orangtua adalah unik, tidak dapat dibandingkan
dengan tua yang lain. Apa pun kekurangannya dan kelemahan orang tua, tentu
baik baik maksudnya bagi anak-anaknya. Sikap sopan dan rendah hati bila
berhadapan dengan orang tua adalah keutamaan seorang anak. Orang tua bukan
hanya wajib mencintai, tetapi juga butuh dicintai oleh anak - anaknya.
Ketaatan adalah bagian dari sikap hormat terhadap orang tua.
melaksanakan perintah dan menaruh hati pada nasihat-nasihat mereka akan
menjadi berkat dalam kehidupan anak-anak. Banyak orang tua mendidik anak
dengan keras dan tegas sehingga bagi sebagian anak terasa pahit atau berat.
Namun di masa depan buahnya pasti manis dan anaklah yang akan memetik bagi
dirinya sendiri.Jika anak-anak mencintai orang tua, maka akan mudah memaafkan
kekurangan dankesalahan mereka. Membantu orangtua memenuhi kebutuhan
hidup keluarga akan terasa lebih ringan bila anak-anak membantu semampunya.
Lebih-lebih di hari tua, orang tua sangat membutuhkan pehatian dan bantuan
anak-anaknya meskipun tidak dalam bentuk materi. Pada usia sekolah, kewajiban
anak-anak untuk meringankan beban orang tua adalah dengan belajar sebaik –
baiknya. Sebagai saudara kami juga harus saling menghargai dan menghormati
satu dengan yang lain.
6
2.2.3 Kebiasaan – Kebisaan Positif yang Dilakukan Oleh Keluargaku
Banyak sekali kebiasan – kebiasaan positif yang dilakukan di keluarga
kami. Dimulai sejak kami kecil kami sudah diajarkan untuk saling mencintai dan
mengasihi semua orang tanpa memandang siapa orang itu. Dalam proses
pembinaan suara hati dan pembentukan iman anak, disiplin adalah hal mendasar
dalam keluarga. Mendisiplinkan anak dalam keluarga dipandang penting tidak
hanya dalam hal belajar, melainkan juga dalam mengikuti secara aktif kegiatan-
kegiatan kerohanian, seperti berdoa bersama baik dalam keluarga maupun dalam
kelompok atau lingkungan. Kami juga diajarkan untuk selalu membantu orang
lain yang sedang kesusahan. Mencintai keluarga dapat diwujudkan antara lain
dengan cara memberi perhatian pada peristiwa - peristiwa khusus atau istimewa
dalam keluarga, misalnya memberi ucapaan selamat pada anggota keluarga yang
berulang tahun, dan sebagainya
Sejak dahulu kami punya kebiasaan dimana satiap kali berdoa, kami
biasanya berdoa bersama seluruh anggota keluarga dan kalau kami tidak
bersungguh – sungguh maka kami disuruh untuk berdoa ulang dan kami juga
diajarkan kebiasaan untuk sering pergi ke gereja. Jika ada salah satu dari kami
melakukan kesalahan maka orang tua kami akan memanggil kami ke tempat yang
jauh dari orang lain dan langsung membicarakan tentang kesalahan kami dan
menyuruh kami untuk bertanggung jawab atas apa yang kami lakukan. Kami juga
diajarkan untuk selalu menghargai dan menghormati orang yang lebih tua maupun
yang lebih muda. Kami juga biasanya selalu aktif di gereja baik ikut koor, lektor,
misdinar,sekami, OMK, maupun aktifitas di KBG dan lingkungan. Upaya
menumbuhkan religiositas dalam diri anak dilakukan dengan memperhatikan
Tradisi/kebiasaan-kebiasaan katolik dalam keluarga. Kebiasaan menempatkan
salib, Patung dan gambar orang Kudus dalam keluarga, doa bersama dan ziarah ke
tempat-tempat khusus (Gua Maria, dll), juga merupakan hal-hal penting yang
dapat dijadikan wahana pertumbuhan religiositas, tidak hanya anak-anak, tetapi
juga orang tua.
8
lewat doa secara pribadi, yang hanya diketahui oleh dirinya dan Tuhan. Kita sebagai
manusia hanya sebagai pengamat.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga tidak hanya sebagai anggota masyarakat, tetapi juga anggota Gereja.
Dalam kaitannya dengan Gereja, keluarga memiliki tanggung jawab/ tugas untuk
berperan serta dalam kehidupan dan misi Gereja. Keluarga diminta untuk hidup dalam
Gereja artinya bahwa keluarga memiliki tanggung jawab untuk berperan serta
menghidupi apa yang dihidupi oleh Gereja. Cinta kasih itulah yang dihidupi oleh Gereja
dan diharapkan semangat itu dihidupi oleh keluarga. Upaya pengembangan iman anak
dalam keluarga tidak terlepas pula dari religiositas yang menjadi corak dasar keluarga
kristiani. Religiositas Katolik dalam keluarga sebagai gereja rumah tangga perlu
dibangun dalam upaya mewujudkan kematangan dan kemandirian iman. Keluarga (ayah
dan ibu) sebagai ”tokoh panutan” berperan aktif menumbuhkan religiositas anak dengan
semangat cinta sebagai basicnya.
Semangat cinta kasih yang telah diteladankan oleh Gereja, tidak hanya menjadi
tugas keluarga untuk menghidupinya, tetapi juga mewartakannya. Cinta kasih itu perlu
diwartakan oleh keluarga, dengan demikianlah keluarga juga turut dalam misi Gereja
yaitu menyalurkan keselamatan melalui cinta kasih tersebut. Cinta kasih merupakan
pengungkapan dan perwujudan dari misi Gereja dalam misi kenabian, keimaman dan
rajawi.
3.2 Saran
Keluarga harus mengajaga iman setiap anggotanya di zaman modern seperti
sekarang sehingga searah dengan perkemangan zaman tapi tidak bergeser dari
pemahaman tentang misteri keselamatan dan semakin meningkatnya kesadaran iman
akan Yesus Kristus. Upaya mendidiplinkan anak juga hendaklah disertai cintakasih.
Sesuaikanlah peraturan dengan pertumbuhan dan kemapuan anak. Orangtua juga
sebaiknya memberikan alasan yang tepat mengapa anak dihukum agar anak mengetahui
kesalahannya. Dan selanjutnya, komunikasi dengan anak hendaknya menjadi perhatian
setiap oangtua (keluarga) dalam setiap kesibukan sepanjang hari. Moment yang tepat
adalah tatkala keluarga melakukan doa bersama di malam hari setelah doa bersama
mengakhiri aktivitas keluarga. Di atas segalanya, keluarga yang bijaksana senantiasa
mengundang dan mengikutsertakan setiap anak dalam setiap perayaan Ekaristi sebagai
sumber dan puncak kerohanian keluarga katolik.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga
https://www.academia.edu/9569436/keluarga_menurut_pandangan_Katolik#:~:text=Dalam
%20kaitannya%20dengan%20Gereja%2C%20keluarga,apa%20yang%20dihidupi%20oleh
%20Gereja.
https://gosanclar.blogspot.com/p/keluarga.html
https://www.mabuseba.org/2016/07/penghayatan-iman-dalam-keluarga.html
11
LAMPIRAN
12