A. Sebagai citra Allah Artinya manusia diciptakan sebagai puncak ciptaan Allah. Manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah, dengan karunia istimewa yaitu akal budi, hati/perasaan, dan kehendak bebas. Adanya karunia akal-budi menjadikan manusia bisa atau memiliki kemampuan untuk memilih, karunia hati/perasaan menjadikan manusia bisa merasakan, dan karunia kehendak bebas menjadikan manusia mampu membangun niat-niat. Karunia-karunia itu menjadikan manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki kesadaran dan kebebasan. Allah menempatkan martabat manusia diatas ciptaan lainnya. Hanya manusia yang secitra dengan Allah, dari segala ciptaan yang kelihatan, hanya manusia yang mampu mengenal dan mencintai penciptanya dan oleh Allah manusia ditetapkan sebagai tuan atas semua makhluk didunia ini, untuk menguasainya dan menggunakannya sambil meluhurkan Allah. B. Sebagai anak Allah Sebagai anak Allah, manusia terpanggil untuk hidup bersatu dengan Bapa-Nya sesuai dengan rencana Allah. Martabat manusia sebagai anak Allah merupakan kunci untuk memahami sebenarnya siapa manusia. Manusia dipanggil untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah Bapa berkat wafat dan kebangkitan Kristus yang memanggil manusia untuk lahir kembali sebagai anak Allah. Maka martabat manusia tidak tergantung pada bangsa,jenis,usia,bakat,kedudukan dan keberhasilan seseorang. Martabat manusia melebihi semua hal tersebut, Allah telah mengangkat sebagai anak- Nya dengan menyerahkan putra-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. Maka martabat manusia diangkat dan disempurnakan dalam relasi dengan Yesus Kristus putra Allah. C. Sebagai pribadi sosial Martabat diciptakan untuk berelasi dan bersekutu. Relasi dan persekutuan ini memperlihatkan suatu ketergantungan dasariah antarmanusia sebagai makhluk yang selalu ada bersama. Karena itu, manusia hidupnya tergantung satu sama lain. Allah tidak menciptakan manusia seorang diri. Hidup ditengah-tengah manusia lain merupakan sebuah keniscayaan, oleh karena itu sebagai citra Allah manusia adalah pribadi sosial, yang disatu sisi sebagai anugerah yang layak “disyukuri” dan dilain pihak mengandung tugas panggilan/perutusan yaitu “membangun”. Karenanya kita perlu membangun kesadaran bahwa kita hidup dalam suatu komunitas kebersamaan. Manusia menentukan sikap dan hubungannya dengan sesama. Dengan akal budinya, dan kemampuan membedakan yang baik dan yang jahat, serta dengan kehendak bebasnya manusia bertanggung jawab atas perbuatannya.
II. Naskah kitab suci Mazmur 8:5-7
5 apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
6 Namun Engkau telah mebuatnya hampir sama seperti Allah,
Dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
7 Engkau membuat dia berkuasa atas buah tangan-Mu;
Segala-galanya telah Kauletakkan dibawah kakinya:
III. Soal dari buku halan 16
I. Amati dan analisislah kasus-kasus yang timbul ditengah masyarakat yang merupakan pelanggaran terhadap martabat manusia sebagai citra Allah. II. Menurut pengamatan anda mengapa pelanggaran tersebut terjadi. III.Rumuskanlah apa dan bagaimana usaha anda untuk mengatasi agar pelanggaran hak asasi tersebut tidak terulang kembali.
Jawaban:
1. Kasus-kasus yang merusak martabat manusia sebagai citra Allah:
Kekerasan seksual, sama dengan merusak citra Allah. Meningkatnya kasus kekerasan seksual yang menimpa perempuan dan anak-anak, dianggap sebagai kejahatan kemanusiaan yang harus diperangi secara bersama dan total, baik keluarga, lembaga pendidikan, tokoh agama, elemen masyarakat sipil dan terutama negara. Dalam kacamata lain, selain menjadi bentuk penjajahan gaya baru, kekerasan terhadap anak dan perempuan adalah kasus yang melanggar hak asasi dan sama halnya dengan tindakan yang merusak citra Allah. Pembunuhan, kasus ini dapat dikatakan melanggar hak asasi dan citra Allah karena manusia dengan tega merenggut nyawa manusia lain, ketika Allah menciptakan manusia Allah ingin manusia hidup rukun satu dengan lainnya namun ketika manusia melakukan kasus pembunuhan manusia melanggar citra Allah. Tindakan tersebut bukanlah tindakan yang diizinkan Allah. 2. Mengapa hal-hal tersebut dapat terjadi: Kekerasan seksual dapat terjadi karena muncul dari kondisi psikologis pelaku yang tidak baik, yang menjadi pendorong bagi pelaku melakukan tindakan pelanggaran hak asasi tersebut. Faktor utama pemicu kasus pembunuhan adalah konflik sosio-emosional, karena seseorang merasa kecewa, sakit hati, atau dendam kepada orang lain. Secara ekstrim pelampiasan rasa kecewa, sakit hati, atau dendam tersebut dilampiaskan dengan cara membunuh. 3. Usaha untuk mengatasi pelanggaran hak asasi tersebut tidak terulang lagi: 1) Mengatasu kasus kekerasan seksual Bersikap tegas dan berani memberikan teguran Bekali diri dengan pengetahuan bela diri Laporkan pada lembaga hukum yang menangani kasus pelanggaran hak asasi 2) Mengatasi kasus pembunuhan Membangun hubungan persaudaraan yang baik antar sesama manusia Saling menjaga kerukunan dalam hidup bersosial.