Anda di halaman 1dari 2

Menurut saya, apa yang terjadi pada tayangan mengenai aborsi tersebut

ialah suatu perbuatan yang salah dan kejam dikarenakan calon ibu melakukan aborsi
secara sengaja. Aborsi sendiri merupakan pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel
telur dan sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini merupakan suatu
proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk hidup. Dalam
bidang

kedokteran,

aborsi

dibagi

menjadi

tiga

macam,

yaitu:

(1)

aborsi

spontan/alamiah yang terjadi tanpa proses apapun, biasanya karena kurang baiknya
kualitas sel telur maupun sperma; (2) aborsi buatan/sengaja merupakan pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu yang disengaja dan disadari oleh calon
ibu maupun pelaksana aborsi, dan (3) aborsi terapeutik/medis, yaitu pengguguran
kandungan atas indikasi medis. Misalnya calon ibu mempunyai penyakit yang bisa
membahayakan si calon ibu maupun janin yang dikandungnya maka atas pertimbangan
medis janin digugurkan.
Pada kasus yang ada dalam video, calon ibu melakukan aborsi secara sengaja
dan sadar dengan membeli suatu obat yang dapat mengugurkan kandungannya.
Perbuatan tersebut sudah termasuk tindakan kejahatan dan termasuk pembunuhan
berencana, serta perbuatan yang melanggar hukum yang diatur dalam pasal 229, 341342, 346-348. Pada pasal-pasal tersebut orang-orang yang disebut mendapat hukuman
adalah ibu yang melakukan aborsi, dokter atau bidan atau dukun yang melaksanakan
proses aborsi, serta orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi dengan
hukuman penjara maksimal sembilan tahun untuk calon ibu dan lima belas tahun untuk
dokter, bidan, maupun dukun jika calon ibu meninggal saat proses aborsi. Jika seorang
tabib, bidan, maupun juru obat terlibat dalam melaksanakan aborsi sebagaimana yang
disebut dalam pasal 346, 347, ataupun 348 maka pidana yang akan ditentukan dalam
pasal itu
Selain merupakan perbuatan yang salah di mata hukum, aborsi juga mempunyai
berbagai macam risiko, seperti risiko kematian mendadak, rahim sobek, kerusakan
leher rahim, kanker payudara (akibat tidak seimbangnya hormon estrogen), kanker
indung telur, kanker rahim, mandul, serta infeksi pada rongga panggul dan lapisan
dinding rahim.

Risiko yang didapatkan tidak hanya membahayakan wanita dari segi fisik saja,
namun memberi dampak pada kesehatan mental/gangguan psikologis. Sebagaimana
yang terlihat pada kasus, wanita pelaku aborsi terlihat menyesal dengan apa yang telah
dilakukannya. Wanita yang melakukan aborsi sendiri rentan menderita Post-Abortion
Syndrome, seperti kehilangan harga diri, berteriak-teriak histeris, mimipi buruk berkalikali tentang bayi, ingin melakukan bunuh diri, serta mulai menggunakan obat-obatan
terlarang. Disamping itu, para wanita yang melakukan aborsi juga akan diliputi rasa
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun.
Dari segi keagamaan dan norma sosial pun, aborsi merupakan perbuatan yang
dilarang dan termasuk dosa besar karena sudah termasuk tindakan membunuh nyawa
seseorang dan tabu bagi sebagian besar masyarakat. Hal ini dapat menjadi beban
tambahan serta meningkatkan risiko gangguan psikologi pada wanita pelaku aborsi.
Jadi, aborsi karena sengaja samasekali tidak dapat dibenarkan baik dari segi
hukum, agama, norma, kesehatan, maupun kemanusiaan. Tindakan aborsi yang
disengaja sama saja dengan melakukan pembunuhan yang terencana dan harus
dipertanggungjawabkan di mata hukum. Selain itu, aborsi buatan juga merupakan
sebuah dosa besar yang tidak diperbolehkan di agama manapun. Melakukan aborsi
secara sengaja juga berbahaya bagi kesehatan para wanita yang melakukannya baik
dari segi fisik maupun mental, serta melanggar norma masyarakat yang dapat
menyebabkan mereka dicemooh atau bisa tidak diterima di lingkungan sekitar mereka.

Anda mungkin juga menyukai