Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TUTORIAL SKENARIO 3 BLOK 4

ABORSI

DISUSUN OLEH :

Raden Revianto A. P. (1961050090)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
UNIT BELAJAR 3

Skenario 3 : Bioetika dan hukum kesehatan

Tipe skenario : Problem explanation

Format skenario : Fenomena

DILEMA ABORSI

Seorang perempuan berusia 33 tahun G6P5A0 datang ke praktik dokter layanan


primer ditemani oleh suaminya. Dari pemeriksaan didapatkan usia kehamilan 3 minggu dan
normal. Suami tidak bekerja dan memninta dokter untuk menggugurkan kandungan istrinya,
namun istirinya ingin mempertahankan kandungannya. Istri sudah pernah meminta untuk ikut
progam KB setetelah anak kedua lahir namun suami menolak.

Tugas :

Apa yang sebaiknya dokter lakukan dengan mempertimbangkan aspek bioetika dan hukum
kesehatan?

Tujuan Pembelajaran :

1. Definisi dan jenis-jenis aborsi


2. Faktor-faktor pendukung melakukan aborsi
3. Dampak dan efek samping aborsi
4. Aspek bioetika dan hukum kesehatan
5. Pandangan Agama
1. Definisi dan Jenis-Jenis Aborsi
 Aborsi atau Abortus secara etimologi bermakna keguguran, pengguguran
kandungan, atau membuang janin.
Adapun secara terminologi, abortus mengandung beberapa pengertian,
diantaranya:
a. Menurut istilah kedokteran, abortus adalah pengakhiran kehamilan selama
masa kehamilan, yaitu 28 minggu sebelum janin mencapai berat 1000 gram
b. Menurut istilah hukum, aborsi adalah penghentian kehamilan atau matinya
janin sebelum waktu kelahiran
 Dalam dunia kedokteran dikenal adanya 3 macam aborsi, yaitu:
c. Aborsi Spontan : berlangsung tanpa tindakan apapun.
d. Aborsi Buatan atau sengaja (Abortus Provocatus Criminalis) :
pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan sebagai akibat dari tindakan
yang disengaja dan didasari oleh sang ibu maupun si pelaku aborsi (dalam hal
ini dokter, bidan atau dukun anak)
e. Aborsi Terapeutik (Abortus Provocatus Therapeuticum) : pengguguran
kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medis.
2. Faktor-Faktor Pendukung Melakukan Aborsi
Secara garis besar ada 2 hal penyebab Abortus, yaitu :

1. Maternal
Penyebab secara umum :

1) Infeksi akut
 virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis
 Infeksi bakteri, misalnya streptokokus
 Parasit, misalnya malaria
2) Infeksi kronis
 Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
 Tuberkulosis paru aktif.
 Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll
2. Janin
Penyebab paling sering terjadinya abortus dini adalah kelainan pertumbuhan hasil
konsepsi (pembuahan), baik dalam bentuk Zigot, embrio, janin maupun plasenta.
3. Dampak dan Efek Samping Aborsi
 Dampak Kesehatan

Terdapat dua macam resiko kesehatan wanita yang melakukan aborsi yaitu
resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik. Ada beberapa resiko yang akan
dihadapi oleh seorang wanita, antara lain : kanker indung telur, kanker leher rahim,
kemandulan, infeksi panggul, infeksi rongga infeksi pada lapisan rahim, kematian
mendadak karena pendarahan yang hebat, kematian karena pembiusan yang gagal,
infeksi serius disekitar kandungan, rahim yang sobek (uterine peoration), kerusakan
leher rahim (cervical lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya, dan kanker payudara.

 Dampak Mental

 Perasaan bersalah

➡ Perasaan bersalah dan menyesal timbul dan memicu gangguan kecemasan.


Gangguan kecemasan seorang ibu yang telah menggugurkan kandungannya
sama saja artinya dengan menghilangkan nyawa seseorang.

 Keinginan bunuh diri

➡ Pada kasus tertentu, banyak ibu yang sudah melakukan aborsi, ingin
membunuh dirinya sendiri karena merasa bersalah dan menyesal telah
melakukan aborsi.

 Emosi tidak stabil

➡ Mengakibatkan kegelisahan dan akhirnya tidak bisa mengontrol emosi.


Akibatnya akan lebih merasa sensitif terhadap sesuatu.

 Perasaan malu

➡ Kepercayaan diri akan hilang apabila seseorang melakukan kesalahan besar


dimata umum dan semua orang akan mempunyai stigma tertentu terhadap
orang tersebut karena melakukan aborsi merupakan hal buruk yang dianggap
memalukan secara awam.
 Tidak bisa menikmati seks

➡ Bukan hanya karena perasaan bersalah akibat hal yang sudah terjadi, namun
juga karena terbayang akan dampak dari seks bebas yang mengharuskan
seorang ibu untuk melakukan tindak aborsi.

 Trauma melihat tanggal aborsi karena rasa bersalah

➡ Ibu yang sudah melakukan aborsi takut untuk melihat tanggal-tanggal tertentu,
teringat hari ketika ibu tersebut melakukan aborsi. Hal tersebut bisa
menyebabkan sang ibu terus menerus trauma.

4. Aspek Bioetika dan Hukum Kesehatan


 Hukum Kesehatan

• Pengaturan hukum tentang aborsi diatur dalam KUHP dan Pasal 75 ayat (1) UU
Kesehatan No. 36 Tahun 2009

Pengecualian terhadap larangan melakukan aborsi diberikan HANYA dalam 2 kondisi


berikut:

 indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang
mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat
dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan
bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

 kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi


korban perkosaan.

• Menurut Pengaturan Hukum, dalam hukum pidana Indonesia (KUHP), abortus


provocatus criminalis dilarang dan diancam hukuman pidana tanpa memandang
latar belakang dilakukannya dan orang yang melakukan yaitu semua orang baik
pelaku maupun penolong abortus.
• Menurut pengaturan ke depan mengenai tindak pidana aborsi yang berlandaskan atas
UUD, KUHP, KUH Perdata, UU HAM, UUPA, dan Hukum Positif di Indonesia dan
rancangan UU lainnya, sebaiknya hak anak dalam kandungan atau janin
merupakan bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.

 Bioetika
 Ada dua masalah utama, yaitu: Hak Janin v. Hak Ibu.
 Konsep mengenai awal kehidupan.
 Pro Choice beranggapan bahwa:

Wanita berhak mengatur tubuhnya, termasuk kehamilannya.

Fetus dianggap belum sebagai orang yang memiliki hak penuh sebagai manusia.

 Pro Life beranggapan bahwa:

Embrio dianggap manusia sejak awal konsepsi serta punya hak dilahirkan hidup.

Aborsi dianggap pembunuhan, kecuali ada indikasi medis.

5. Pandangan Agama

• Yeremia 1:5

➡ “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan
engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”

• Mazmur 8:5-7

➡ “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia,


sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya
hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan
hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya
telah Kau letakkan di bawah kakinya.”
Daftar Pustaka :

o Sodik MA. Sikap pencegahan aborsi ditinjau dari pengetahuan tentang bahaya
dan resiko kesehatan. Strada Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2014 : 2 (2) ; 59-64
o Ardyani AD. Asuhan kebidanan kegawatdaruratan pada Ny. E umur 29 tahun
dengan erosi portio akseptor KB IUD dikeluarga berencana di Perkumpulan Keluarga
Berencana INDONESIA (PKBI) Jawa Tengah (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Semarang). 2017
o Juliana F. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aborsi pada perempuan
pekerja hiburan malam (Studi Pada Perempuan Pekerja Malam Yang Melakukan Seks
Pra Nikah Dan Melakukan Aborsi).
o Moh. Ali Aziz et al, Fiqih Medis, Surabaya: Rumah Sakit Islam Jemursari,
2012, 74
o Napitupulu AA. Pembaharuan hukum pidana terhadap tindak pidana aborsi di
Indonesia. Medan : Fakultas Hukum USU ; 2013

Anda mungkin juga menyukai