Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO IV

ABORSI
“BAYIKU YANG MALANG

Ketua : Erdinata Kusuma (N10119129)


Scriber : Anggie Rebecca (N10119140)

Step 1
1. Anencephaly (Meidina) : cacat saat pembentukan saluran saraf saat
perkembangan, bayi yang lahoir dengan penderita anencephaly hanya mungkin
lahir mati atau bertahan beberapa jam sampai beberapa hari saat lahir
(Fabiano).
2. Autonomy (Josua) : meghormati hak pasien, yang bertujuan menghormati
otonomi untuk mengambil keputusan mandiri dan melindungi kelompok
dependent atau rentan dari penyalah gunaan
3. Ginekologi (Abi) : cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari penyakit
system reproduksi wanita (Asri).
4. Obstetri (Rian) : ilmu bedah kedokteran atau yang khusus mempelajari cara
memperlakukan wanita dan bayi selama masa kehamilan dan proses kehamilan
(Josua).
5. Beneficence (Fina) : kewajiban moral untuk melakukan tindakan demi kebaikan
atau manfaat bagi orang lain (Widya).
6. Malficence (Annisa) : merugikan, merupakan 4 prinsip kedokteran “non-
malficence: tidak melalukan tindakan merugikan ornag lain” (Abi).

Step 2
1. Kapan melalukan aborsi tidak dikatan illegal (Meidina) ?
2. Apa saja peraturan dan ketentuan yang berlaku pada scenario (Fina) ?
3. Apakah abosrsi yang dilakukan oleh dokter boleh atau legal dalam pandangan
agama pada kasus di scenario (Abi) ?
4. Apa yang menyebabkan keluarnya bercak-bercak darah pada kehamilan (Josua) ?
5. Apa perbedaan aborsi dan abortus (Haikal) ?
6. Apa yang harus dilakukan oleh sang dokter? Apakah dilakukan abori atau tidak
dan alasannya (Nata) ?

Step 3
1. Pada pasal 75 UU Kesehatan aborsi dapat dilakukan bila mengancam nyawa ibu
serta janinnya. 2, Janin mengalami kelainan genetic yang tidak dapat disembuhkan,
3. Kehamilan terjadi akibat pemerkosaan sehingga trauma (Widya).
2. Dalam ketentuan pasal 72 ayat 1 UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan
tegas melarang tindakan aborsi, menyatakan setiap orang dilarang melakukan
tindakan aborsi, namun terdapat pengecualian pada pasal 75 ayat 2 UU Kesehatan
menyatakan indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak dini baik yang
mengancam nyawa ibu atau janin dan cacat bawaan yang tidak dapat hidup diluar
kandungan atau kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologi bagis korban perkosaan (Nisa).
3. Menurut pandnagn islam tidak diperbolehkan dna meruoakan suatu dosa besar
karena diaggap membunuh nyawa manusia yang tidak bersalah dan terhadap
pelakukanya dapat di,minta petanggung jawaban atas tindakannya, Menurut
Mahzab syafi’I apabila setelah terjadi fertilisasi zigot tidak bolelh di ganggu dan
terhdapanya sebagai kejahatan (Haikal).
4. Penyebab umum dikarenakan adanya penempelan sel telur yang sudah di buahi
pada dinding Rahim dan berlangsung bisa berhari hari dan bisa selama 12 jam (Rian)
5.Aborsi : tindakan penghentiaan, pengakhiran, dan pengeluaran kehamilan.
Abortus : keguguran yang dialamai seoranng wanita sebelum minggu ke 20 yang
dapat menyakitkan secara fisik maupun emosional (Fabiano).
6. Ketika datang seorang pasien untuk aborsi: mengetahui alasannya, Ketika aborsi
dilakukan atas dasar megancam nyawa ibu atau kehamilan akibat pemerkosaan
maka saya akan menlaukannya. Namun jika alasan tidak termasuk dari di atas maka
saya akan menolaknya karena tidak sesuai dengan syarat dan illegal di Indonesia
serta ada hukum yang mengatur hal tersebut (Haikal).
Step 4 :
6, Dalam scenario anenchephaly merukan ancaman pada diri sendiri, sehingga
dalam konteks scenario yang terancam janinnya, dan abosri dikatan boleh karena
berdasarkan hukum yang menjadi pertimbangan berdasarkan indikasi medis
mengancam nyawa ibunya (Abi).
3. Dalam pandangan agama Kristen : aborosi berarti menolak keadilan Tuhan. Dari
Alkitab dijelskan jika anak yang berada didalam Rahim merupakan manusia
sesungguhknya yang juga yang memiliki hubungan dengan Allah sang pencipta
(Angie).

Step 5 :
1. Cara apa yang dilakukan sebagai dokter untuk menekan angka kejadian aborsi
(Haikal) ?
2. Bagaimana dari segi pandangan segi hukum, agama dan etik untuk sex education
dan pembagian alat kontrasepsi pada remaja ?
3. Apakah kasus tersebut menimbulkan dilemma etik ? sertakan alasannya

Step 7
1. Cara apa yang dilakukan sebagai dokter untuk menekan angka kejadian aborsi
(Haikal) ?
Adapun Tindakan penguguran kandungan/aborsi diluar perkawinan akibat dari
pemerkosaan ataupun freesex, maka dapat dilakukan dengan cara :
a. memasukan materi Kesehatan reproduksi dalam kurikulum di SMP,SMA atau pun
tingkat perguruan tinggi.
b. Mengadakna penyuluhan ataupun semina di tingkat sekolah atau perguruan
tinggi, untuk memberitahu tingkat berbahayanya dari freesex atau pergaulan
bebas.
c. Pendekatan secara agama.
d. Pengawasan orang tua.
e. Sosialisasi datau penyeluhan di tingkat RT (Haikal)

Sebagai upaya efektif untuk menurunkan angka kematian janian dan menanggulangi
tindakan aborsi lebih baik berkonsultasi kepada dokter yang lebih professional dan
pikirkan lagi lebih matang untuk melakukan tindkana aborsi katrena dampanya
berbahaya. Kedepannya agar wanita remaja lebih menjaga diri dan mengontrol diri
terhdapa pergaulan di lingkungan sekitar (Fabiano).

Aborsi sudah perlu mendapat perhatian melalui pengaturan yang lebih bijak untuk
menghindari praktiku aborsi tidak aman dan pemenuhan hak reproduksi perempuan
maupun hak asasi perempuan dan janin (Josua).
2. Bagaimana dari segi pandangan segi hukum, agama dan etik untuk sex education
dan pembagian alat kontrasepsi pada remaja ?
Segi Hukum : Pasal 414 RUU KUHP setiap orang yang secara terang
menpertunjukan, menawarkan, menyiarkan tulisan, menunjukan untuk dapat
memperoleh alat pencegahan alat kontrasepsi kepada ada di pidanan dengan
pidanan denda paling banyak pidana 1. Pasal 416 RUU KUHP : a. perbuatan dimana
dimaksud 414, tidak dipidan jika dilakukan petugas berwenang dalam rangkla
pelaksanaan keluarga berencana pencegahan infeksi penyakit menular seksual atau
untuk kepentingan Pendidikan dan penyuluhan Kesehatan.
Pandangan Agama : Selain berpengarauh pada reproduksi remaja, Pendidikan
agama berlaku secara khusus terhadap seluruh aspek kesahtan reproduksi remaja
yakni alat kontrasepsi, infeksi menular seksual, perilaku berpacaran, hubungan sex
prenikah, kawin lari dan pernikahn dini.
Padangan Etik : hubungan sex sebelum menikah menjadi sorotan di masyarakat
sebab masih belum diterima perilaku sex sebelum niukah oleh Sebagian anggota
masyarakat , norma berlakuk hanya bisa menerima seksual setelah perkawinan
(Nisa).

Padangan Agama : Islam, tidak dapat diterima dan dibangun secara landasan
agama, dan terbrntuk individu yang dewasa, dan mampu berprilaku sesuai dengan
agamanya, pada hakikatnya Pendidikan sex diberiksan secara mendasar (Meidina).

Pandagan Hukum : Pasal 1 UU 3 Thn 2002 tentang perlindungan anak, pelecehan


seksual terhadap anak perlu mendapat perhatian serius, akibtya dari kekerasan
seksual menyebabkan trauma berkepanjangan. Untuk Pendidikan sex dini dapat
memberikan pemahaman anak akan lawan jenis, akan tubuhnya, dan untuk
menghindar dari kekerasan seksual.
Pandang Agama : Pendidikan seks sangat dibutuhkan abgi remaja. Pada hakikatnya,
harus diberikan kepada anak anak secara bertahap. Dalam Islam diberikan
Pendidikan seks diberikan menjaga keselamatan dan kehormatan serta kesucian
generasio di tengah masyarakat. (Widya).

Pandagan Agama : Kristiani, Dari perseotif alkitab seks mengandung banyak


gagasan, yaitu bersifat suci karena sesuai dengan tencana ketetapan allah yang ada
dalam kekekalandan juga kasih karunia yang merupakan unsur yang dimiliki untuk
setiap makhluk hidup. ( Anggie).

3. Apakah kasus tersebut menimbulkan dilema etik ? sertakan alasannya


Untuk kasus aborsi tentu menganduing dilemma etik, untuk menyikapinya
Indonesia salah satu yang menentang aborsi. Aborsi atau penguguran kandungan
dapat dikatan sebagai kejahatn namun pada sisi lain aborsi diperbolehkan dengan
alas an menyelamatkan ibu, terlepas dari persoalan hukum yang berat aborsi
merupakan fenomena yang syarat dengan nilai moralitas, sosial, budaya, atau nilai
politis. Prinsip menghormati kehidupan baik ibu dan anak(janin) juga harus
dikedepankan. Janin adalah kelompok rentan yang tidak memiliki kekuatan untuk
mempertahankan hidup dna melawan dari ancaman orang lain. Disisi lain
penghormatan kehidpan ibu dipertimbangkan karena ibu sudah memiliki tanggung
jawab dari pada si janin. Bisa dikatan aturan normative legal formal secara umun
meralang Tindakan aborsi. Tetapi dengan memberikan ruang darurat untuk kasus
tertentu (Fina).
Karenma pada skemari bayi (cacat permanen) karena kelianan pada saraf. Ini terjadi
pada abortus spontas pada kehamilan. Jadi bisa lahir mati, ada juga yang hidup
tetapi beberapa saat saja. Sehingga jika dokter melakukan aborsi atau tidak
hasilnya sama saja, karena janin bisa lahir pada kehamilan. PP 36 aborsi dapat
dilakukan berdasarkan indikasi medis. Sehingga berdasarkan PP, mengancam janin
karena mengalami penyakit kelainan janin, sehingga tidak dapat hidup diluar tubuh
sehingga diperbolehkan aborsi (Abi).

Anda mungkin juga menyukai