Anda di halaman 1dari 27

REF

ERA
T
SKOLIOSIS

MUHAMMAD THOYIBUDDIN SYAMSURI MANSHUR


N 111 22 070

Pembimbing Klinik :
d r. R o b e r t m a n g i r i s p . R a d , M . S c
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI
TULANG
BELAKANG

Tulang punggung atau vertebra memiliki 33 tulang, yaitu 7 tulang


cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang
lumbal, 5 tulang sacral, dan 4 tulang tulang ekor (coccyx).
KELAINAN • Gangguan postur pada tulang belakang umumnya
dibagi menjadi tiga yaitu scoliosis, kifosis maupun
POSTUR lordosis.
VERTEBRA
• Scoliosis merupakan kelainan tulag belakang yang
melengkung ke arah lateral atau samping yang
menyebabkan tulang belakang berbentuk huruf
“C” atau “S”.

• Kifosis atau bungkuk adalah keadaan dimana


tulang belakang melengkung ke depan melebihi 40
derajat.

• Lordosis merupakan kelainan tulang belakang


khususnya pada area lumbal yang melengkung
berlebihan ke arah depan.
LEBIH
MENGENAL
SKOLIOSIS

Skoliosis kondisi terdapatnya kurva lateral tulang belakang dengan sudut >10⁰ dengan
disertai rotasi pada tulang belakang. Asal kata skoliosis telah diperkenalkan oleh
Hippocrates (scolios, yang berarti bengkok atau melengkung) dan digunakan oleh Galen
(skoliosis), yang berarti kelengkungan tulang belakang lateral yang abnormal.
ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI
SKOLIOSIS

Otot
lemah
EPIDEMIOLOGI
SKOLIOSIS

• SOSORT 2016 memaparkan 20% kasus skoliosis terjadi sekunder dari proses
patologis yang lain dan 80% sisanya adalah kasus skoliosis idiopatik.

• Prevalensi AIS dengan sudut Cobb >10⁰ di dunia pada rentang 0,93-12 %, dengan
nilai yang paling sering ditemukan adalah 2-4% pada beberapa Pustaka.
EPIDEMIOLOGI
SKOLIOSIS

• 10% kasus skoliosis yang terdiagnosis membutuhkan terapi konservatif dan 0,1-
0,3% membutuhkan koreksi operatif.

• Progresivitas sudut kurva tulang belakang AIS sering ditemukan pada perempuan,
dimana rasio perbandingan antara anak perempuan dan anak laki laki kurang lebih
sama (1,3:1), dan meningkat sampai (5,4:1) pada sudut Cobb antara 20-30 ⁰, dan
pada nilai sudut di atas 30⁰ perbandingannya semakin meningkat menjadi 7:1 .
DIAGNOSIS
SKOLIOSIS
• Pem. Berjalan • Pem. Rontgen
• Rasa Nyeri • Pem. Duduk • Pem. Radiologi
• Riw. Keluarga • Pem. Berbaring dan laboratorium
• Riw. Perinatal dan • Pem. Neurologis lainnya (bila
• Pem Spesifik diperlukan)
perkembangan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang

1 2 3
PEMERIKSAAN
SPESIFIK
SKOLIOSIS
Adam’s Forward Test
REKOMENDASI Gambaran Posisi AP berdiri
FOTO POLOS
SKOLIOSIS
Posisi
Gambaran Posisi AP Berbaring Gambaran Posisi Lateral
• Gambaran Radiografi AP berdiri dari pasien dengan
HASIL GAMBAR skoliosis idiopatik remaja.
FOTO POLOS
• Apex (A) adalah disk atau vertebra yang menyimpang
SKOLIOSIS paling jauh dari tengah kolum vertebra.

• End Vertebra (E) dipilih dari vertebra paling miring. Satu di


sisi superior dari Apex, satu lagi di sisi inferiornya.

• Neutral Vertebra (N) adalah vertebra yang tidak mengalami


rotasi.

• Stable vertebra (S) adalah vertebra yang terbelah dua atau


hampir terbelah dua oleh CSVL (Center Sacral Vertical
Line, garis putus-putus), yang persis tegak lurus terhadap
garis singgung yang ditarik melintasi krista iliaka kanan
dan kiri (garis lurus).
SUDUT COBB
SKOLIOSIS
• Pengukuran sudut Cobb merupakan pengukuran standar untuk diagnosis,
pemantauan, perencanaan terapeutik, dan analisis epidemiologi skoliosis
idiopatik remaja.

• The Scoliosis Research Society (SRS) mengidentifikasi skoliosis klinis


jika ditemukan kurva struktural lateral dengan sudut Cobb >10⁰.

• Pertama, Sudut Cobb diukur dengan menentukan lebih dahulu dua End
vertebra, yaitu vertebra yang paling miring, satu di sisi atas, satu di
sebelah bawah dari Apex. Tarik garis tangensial yang menyinggung
endplate superior dari End vertebra superior ke arah sudut yang akan
diukur.
UKUR • Pertama, Sudut Cobb diukur dengan menentukan lebih dahulu dua End
SUDUT vertebra, yaitu vertebra yang paling miring, satu di sisi atas, satu di
sebelah bawah dari Apex. Tarik garis tangensial yang menyinggung
COBB endplate superior dari End vertebra superior ke arah sudut yang akan
SKOLIOSIS diukur.

• Kedua, lakukan yang serupa, yaitu tarik garis tangensial yang


menyinggung endplate inferior dari End vertebra yang inferior. Jika
endplate tidak tampak maka batas pedikel digunakan sebagai gantinya.

• Sudut Cobb didefinisikan sebagai sudut antara garis tangensial atas dan
bawah. Cara menghitung sudutnya ialah dengan menghitung sudut
antara garis-garis yang ditarik tegak lurus dari garis tangensial atas dan
bawah.

• Perhitungan ini juga bisa dilakukan secara semiotomatis oleh aplikasi


radiografi digital yang modern.
KLASIFIKASI
SKOLIOSIS
KLASIFIKASI
SKOLIOSIS PENEGAKAN DAN PROGRESIVITAS
KLASIFIKASI
SKOLIOSIS
DIAGNOSIS
BANDING
Pada umumnya, skoliosis sering dikemungkinan sebagai
SKOLIOSIS
penyebab lain seperti: kelainan bawaan, neuromuskuler,
dan jenis sindrom harus diperhatikan. Infeksi,
neoplasma, dan spondylolisthesis. Oleh karena itu,
Sangat penting untuk menyingkirkan skoliosis dari
penyebab lain seperti kondisi neurologis, kondisi
neuromuskuler, bawaan, atau masalah sindrom.
a) Edukasi, edukasi bagi pasien dengan skoliosis mencakup:
TATALAKSANA menjaga postur, aktifitas fisik khusus, cara membawa
SKOLIOSIS barang, dan pola makan.

b) Latihan Terapeutik, Latihannya berupa latihan peregangan,


penguatan otot, pernapasan, dan kebugaran.

c) Terapi Modalitas Fisik, Peresepan alat modalitas fisik


seperti TENS, LASER, Diatermi.

d) Peresepan Spinal Orthosis, Contohnya seperti night time


Manajemen Konservatif spinal, boston spinal orthosis, dll.

e) Gizi

f) Konseling Psikologis
ALAT SPINAL
ORTHOSIS

Night Time Boston Spinal Milwaukee


Spinal Orthosis Spinal
Orthosis

Tria C Spine Chêneau Thoraco Lumbar


Spinal Core Spinal Intervention
Orthosis Orthosis
TATALAKSANA
SKOLIOSIS
• Intervensi operasi direkomendasikan pada pasien-
pasien yang terjadi perkembangan kelengkungan
bahkan setelah menjalani terapi konservatif.

• Manajemen ini dikerjakan terhadap infant yang


memiliki kelengkungan > 45⁰ atau kelengkungan
thorakolumballumbal > 40⁰.
Manajemen Operatif
• Beberapa jenis oprasi yang dapat dilakukan seperti
fusi selektif, Direct Vertebral Rotation (DVR),
Osteotomi, atau Minimally Invasive Techniques
TATALAKSANA • Program rehabilitasi ini dikhususkan kepada pasien
SKOLIOSIS skoliois yang akan menjalani tindakan operasi.
Konsultasi dan program rehabilitasi dilakukan pada
sebelum dan setelah tindakan operasi.

• Program rehabilitasi ini disesuaikan dengan teknik


operasi pasien.

• Program terbagi menjadi lima fase yaitu pre-oprasi,


Manajemen Rehabilitatif Active Resting Period (1-6 Minggu Pasca Operasi),
Maximum Protection Phase (6-12 Minggu Pasca
Operasi), Minimum Protection Phase (3-6 Bulan Pasca
Operasi), dan Minimum Protection Phase (3-6 Bulan
Pasca Operasi)
PROGNOSIS
SKOLIOSIS

Pasien dengan skoliosis idiopatik remaja yang tidak diobati hingga dewasa
dapat memiliki tingkat perkembangan sekitar 0,5 - 1 derajat per tahun setelah
pasien mencapai sudut koronal 50 derajat.

Keterlambatan penanganan dapat membutuhkan teknik bedah yang lebih agresif


dan invasif.
KOMPLIKASI
SKOLIOSIS

Komplikasi dari skoliosis yang tidak diobati termasuk perkembangan deformitas. Ini dapat
menyebabkan nyeri punggung, radikulopati lumbal, masalah kosmetik, kerusakan saraf,
dan bahkan pembatasan jantung dan paru. Pasien yang tidak diobati dengan kurva lebih
dari 80 derajat pada bidang koronal dapat mengalami peningkatan sesak napas.

Komplikasi bedah umumnya berupa cedera neurologis pasca operasi sebesar 0,9%,
komplikasi pernapasan sebesar 2,8%, komplikasi jantung sebesar 0,8%, infeksi sebesar
0,5%, dan 2,7% untuk komplikasi gastrointestinal
REFERENSI
Kemenkes ri. (2021). Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor hk.01.07/menkes/6542/2021 tentang
pedoman nasional pelayanan kedokteran tata laksana skoliosis idiopatik remaja.

Nugrahaeni, a. 2020. Pengantar anatomi fisiologi manusia. Jakarta : anak hebat indonesia

Nyoman gde aditya gitapradita b, & i.g.l.n.a artha wiguna. (2013). Adolescent idiophatic scoliosis.

Pristianto, a., fadhlika, r., fersiana safitri, e., setya, p., utami, w., kirani, y. S., & nadhirah, s. (2022). Program
preventif kelainan postur pada siswa dan siswi di mim digdaya bolon. Jurnal pengabdian ilmu kesehatan ,
2(3), 21–27.

Richard p,menger rp, sin ah. Adolescent and idiopathic scoliosis. [updated 2023 apr 3]. In: statpearls [internet].
Treasure island (fl): statpearls publishing; 2023 jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov
/books/nbk499908/
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai