MALANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. LATAR BELAKANG
Skoliosis adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan kelengkungan
yang abnormal dari tulang belakang. Dalam skoliosis, ada penyimpangan dari
sumsum tulang belakang dari lokasi garis tengah normal, sehingga tulang belakang
berbentuk C atau S. Semakin besar sudut lengkungan, risiko yang cukup serius semakin
meningkat. Penyebab kondisi ini umumnya tidak diketahui secara pasti. Namun, kondisi
ini diyakini memiliki kaitan dengan faktor genetik serta kelainan otot dan saraf.
Kebanyakan kasus kondisi ini bersifat ringan. Tetapi, seiring dengan
bertambahnya usia, lengkungan tulang punggung berpotensi memburuk. Tulang
punggung dengan lengkungan yang cukup parah dapat memengaruhi kinerja paru-paru,
sehingga pernapasan pun dapat terganggu. Anak-anak dengan skoliosis ringan biasanya
harus menjalani kontrol rutin dengan X-ray (rontgen) untuk melihat apakah lengkungan
tulang punggung semakin memburuk. Beberapa anak mungkin harus mengenakan alat
bantu yang mencegah pertambahan lengkungan. Dalam kasus lain, penderita mungkin
harus menjalani prosedur operasi.
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang dapat terjadi pada hampir semua
orang, baik bayi maupun orang dewasa. Namun, kebanyakan kasusnya ditemukan pada
penderita berusia 10-15 tahun. Salah satu jenis kelainan tulang belakang, yaitu skoliosis
neuromuskular, banyak ditemukan pada pasien anak-anak yang menderita 20%, serta
60% pada pasien anak-anak yang mengidap sindrom mielodisplasia.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang Skoliosis,
Cuci tangan 6 langkah, Etika batuk, dan Pengelolahan sampah dengan baik dan benar
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui tentang :
1) Definisi Skoliosis
2) Penyebab dan faktor risiko skoliosis
3) Penatalaksanaan medis, pemeriksaan dan pencegahan skoliosis
4) Definisi mencuci tangan, etika batuk, dan pengelolahan sampah
5) Tujuan mencuci tangan, etika batuk dan pengelolahan sampah
6) Waktu yang tepat untuk mencuci tangan, etika batuk dan pengelolahan sampah
7) Procedure mencuci tangan, etika batuk, dan pengelolahan sampah
IV. MEDIA
1. LCD (Power Point)
2. Leaflet
V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
VI. PETUGAS
Moderator :
Penyaji :
VII. SETTING TEMPAT
Keterangan:
: Proyektor
: Audient
Materi 1
Skoliosis
A. Definisi
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini
sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi
perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang
secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan
lunak sekitarnya dan struktur lainnya (Rahayussalim, 2007). Skoliosis adalah kelengkungan
tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal,
toraka maupun lumbal. Rosmawati Mion menyatakan bahwa skolisis merupakan penyakit
tulang belakang yang menjadi bengkok ke samping kiri atau kanan sehingga wujudnya
merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang. Penyakit ini
juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa (Mion,
Rosmawati, 2007).
B. Etiologi
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2.Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan
akibat penyakit berikut:
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvenil
3.Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.
Skoliosis ringan : sudut kelengkungan kurang dari 20 derajat.
Skoliosis sedang: sudut kelengkungan 21-40 derajat.
Skoliosis berat : sudut kelengkungan lebih dari 40 derajat.
C. Manifestasi Klinis
1. Abdormalitas penampilan vertebra yang biasa yaitu cekung-cembung-cekung
yang terlihat menurun dari bahu sampai bokong.
2. Penonjolan iga di sisi cembung.
3. Tinggi Krista iliaka yang tidak sama,yang dapat menyebabkan Satu tungkai lebih
pendek dari pada tungkai lainnya.
4. Asimetri selubung toraks dan ketidak sejajaran vertebra spinalis akan tampak
apabila individu membungkuk.
5. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
6. Bahu atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
7. Nyeri punggung
8. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama.
9. Skoliosis yang berat(kelengkungan yang lebih besar dari 60°)
D. Komplikasi
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal
mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan
berbagai komplikasi seperti :
1. Kerusakan paru-paru dan jantung.
2. Sakit tulang belakang.
3. Pada skoliosis yang lengkungan lebih dari 70 derajat, iga akan menekan paru-paru,
sehingga menimbulkan kesulitan bernapas.
4. Pada lengkungan lebih dari 100 derajat, kerusakan bukan hanya pada paru-paru,
namun juga pada jantung. Pada keadaan demikian infeksi paru terutama radang paru
akan mudah terjadi.
5. Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan menimbulkan resiko
kehilangan densitas tulang (osteopenia). Terutama pada wanita yang menderita
skoliosis sejak remaja dan resiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan
dengan bertambahnya usia.
6. Skoliosis tingkat ringan dan sedang baru menimbulkan keluhan bila sudah berusia
diatas 35 tahun. Keluhan yang mereka derita biasanya sakit kronis di daerah pinggang
yang lebih dini dibandingkan orang yang normal seusianya. Hal ini akibat proses
degenerasi yang lebih dini
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgen tulang belakang.
X-Ray Proyeksi Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh
terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat
kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser.
Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada proyeksi posterior-anterior,
vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah;
ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh
kembali.
F. Penatalaksanaan
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :
a. Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu < 25o pada tulang
yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya.
Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun. Pada pemantauan ini,
dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu tertentu. Foto kontrol
pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan
berikutnya bagi yang derajat < 20o dan 4-6 bulan bagi yang derajatnya >20o.
b. Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama
brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1. Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 25o
2. Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25o
Jenis dari alat orthosis ini antara lain :
a. Milwaukee
b. Boston
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara teratur
23 jam dalam sehari hingga masa pertumbuhan anak berhenti.
3. Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada
skoliosis adalah :
1. Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45o pada anak
yang sedang tumbuh
2. Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
3. Terdapat derajat pembengkokan >50o pada orang dewasa
A. Pencegahan
Berikut beberapa kebiasaan buruk yang kerap dilakukan banyak orang dan
memicukelainantulangbelakang.
1. Duduk menyilangkan kaki.
Kebiasaan duduk menyilangkan kaki yang sering dilakukan para perempuan
merupakan salah satu pemicu kelainan tulang belakang. Kebiasaan menyilangkan
kaki dalam waktu yang lama dapat membuat tulang panggul berputar dari posisi
seharusnya dan menyebabkan skoliosis.
2. Menduduki dompet.
Kebiasaan satu ini kerap dilakukan laki-laki.Menduduki dompet tebal ini dapat
menggeser posisi tulang panggung dan menekan posisi yang lain.
3. Membawa beban berat
Punggung yang banyak menahan beban berat juga jadi salah satu penyebab
skoliosis. Terutama, ketika beban berat hanya diposisikan pada salah satu pundak.
Berat yang tidak seimbang dapat membuat tulang melengkung ke samping.
4. Menulis sambil tiduran
Menulis sambil tiduran menjadi kebiasaan yang banyak dilakukan setiap orang
terutama para pelajar saat sedang di sekolah. Posisi menulis atau tertidur di meja
dalam kurun waktu yang lama membuat tulang belakang tidak lurus dan berpotensi
mengakibatkan skoliosis.
5. Belajar sambil menelungkup
Kebiasaan menelungkupkan badan sambil beraktivitas seperti belajar dan membaca
membuat tulang belakang dan leher tidak berada di posisi yang seharusnya. Kondisi
ini memicu terjadinya skoliosis. Setiap orang dapat memberbaiki posisi duduk dengan
sikap yang ergonomi. Posisi itu diantaranya seperti posisi paha yang horizontal
dengan lantai, punggung lurus tapi santai, kepala tidak membungkuk, dan posisi mata
sejajar dengan bahan bacaan
Materi 2
Mencuci Tangan
F. Persiapan Alat
a. Sabun
b. Kran panjang/air bersih mengalir
c. Tissue/handscun
d. Tempat sampah
Sebelum mencuci tangan 6 langkah, lepas asesoris, jam tangan dan cincingkan
lengan baju.
D. Pengelolahan sampah
Buang sampah atau segala hal yang dihasilkan oleh penderita pada tempatnya,
seperti air ludah atau muntahan punya tempat tersendiri dan langsung dibuang ditempat
sampah khusus yang disediakan RS.
Sampah medis (Warna Kuning):
1. Botol infuse
2. Masker
3. Sarung tangan
4. Bekas selang infuse
Sampah non medis (bukan medis, warna hitam):
1. Kertas dan tisue
2. Plastik
3. Bekas pembungkus makanan
Daftar Pustaka
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir
Jakarta. Pusdiknakes.
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth
edition, Menlo Park, Calofornia.