Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SKOLIOSIS, CUCI TANGAN 6 LANGKAH, ETIKA BATUK DAN PENGELOLAHAN


SAMPAH

DI RUANG 14 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

MALANG

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Rs. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Skoliosis, Cuci Tangan 6 Langkah, Etika Batuk-bersin Dan


Pengelolahan Sampah
Sasaran : Keluarga pasien dan pasien di ruang 14 RSSA
Hari, tanggal : Kamis, 16 Januari 2020
Waktu : Pukul 11.00 - 12.00 WIB
Tempat : Ruang Tunggu Penunggu Ruang 14 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

I. LATAR BELAKANG
Skoliosis adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan kelengkungan
yang abnormal dari tulang belakang. Dalam skoliosis, ada penyimpangan dari
sumsum tulang belakang dari lokasi garis tengah normal, sehingga tulang belakang
berbentuk C atau S. Semakin besar sudut lengkungan, risiko yang cukup serius semakin
meningkat. Penyebab kondisi ini umumnya tidak diketahui secara pasti. Namun, kondisi
ini diyakini memiliki kaitan dengan faktor genetik serta kelainan otot dan saraf.
Kebanyakan kasus kondisi ini bersifat ringan. Tetapi, seiring dengan
bertambahnya usia, lengkungan tulang punggung berpotensi memburuk. Tulang
punggung dengan lengkungan yang cukup parah dapat memengaruhi kinerja paru-paru,
sehingga pernapasan pun dapat terganggu. Anak-anak dengan skoliosis ringan biasanya
harus menjalani kontrol rutin dengan X-ray (rontgen) untuk melihat apakah lengkungan
tulang punggung semakin memburuk. Beberapa anak mungkin harus mengenakan alat
bantu yang mencegah pertambahan lengkungan. Dalam kasus lain, penderita mungkin
harus menjalani prosedur operasi.
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang dapat terjadi pada hampir semua
orang, baik bayi maupun orang dewasa. Namun, kebanyakan kasusnya ditemukan pada
penderita berusia 10-15 tahun. Salah satu jenis kelainan tulang belakang, yaitu skoliosis
neuromuskular, banyak ditemukan pada pasien anak-anak yang menderita 20%, serta
60% pada pasien anak-anak yang mengidap sindrom mielodisplasia.

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang Skoliosis,
Cuci tangan 6 langkah, Etika batuk, dan Pengelolahan sampah dengan baik dan benar
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui tentang :
1) Definisi Skoliosis
2) Penyebab dan faktor risiko skoliosis
3) Penatalaksanaan medis, pemeriksaan dan pencegahan skoliosis
4) Definisi mencuci tangan, etika batuk, dan pengelolahan sampah
5) Tujuan mencuci tangan, etika batuk dan pengelolahan sampah
6) Waktu yang tepat untuk mencuci tangan, etika batuk dan pengelolahan sampah
7) Procedure mencuci tangan, etika batuk, dan pengelolahan sampah

III. MATERI PENYULUHAN


Skoliosis, Cuci Tangan 6 Langkah, Etika Batuk Dan Pengelolahan Sampah

IV. MEDIA
1. LCD (Power Point)
2. Leaflet

V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

VI. PETUGAS
Moderator :
Penyaji :
VII. SETTING TEMPAT

Keterangan:

: Proyektor

: Pemateri dan moderator

: Audient
Materi 1

Skoliosis

A. Definisi
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini
sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi
perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang
secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan
lunak sekitarnya dan struktur lainnya (Rahayussalim, 2007). Skoliosis adalah kelengkungan
tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal,
toraka maupun lumbal. Rosmawati Mion menyatakan bahwa skolisis merupakan penyakit
tulang belakang yang menjadi bengkok ke samping kiri atau kanan sehingga wujudnya
merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang. Penyakit ini
juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa (Mion,
Rosmawati, 2007).

B. Etiologi
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2.Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan
akibat penyakit berikut:
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvenil
3.Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.
 Skoliosis ringan : sudut kelengkungan kurang dari 20 derajat.
 Skoliosis sedang: sudut kelengkungan 21-40 derajat.
 Skoliosis berat : sudut kelengkungan lebih dari 40 derajat.
C. Manifestasi Klinis
1. Abdormalitas penampilan vertebra yang biasa yaitu cekung-cembung-cekung
yang terlihat menurun dari bahu sampai bokong.
2. Penonjolan iga di sisi cembung.
3. Tinggi Krista iliaka yang tidak sama,yang dapat menyebabkan Satu tungkai lebih
pendek dari pada tungkai lainnya.
4. Asimetri selubung toraks dan ketidak sejajaran vertebra spinalis akan tampak
apabila individu membungkuk.
5. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
6. Bahu atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
7. Nyeri punggung
8. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama.
9. Skoliosis yang berat(kelengkungan yang lebih besar dari 60°)
D. Komplikasi
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal
mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan
berbagai komplikasi seperti :
1. Kerusakan paru-paru dan jantung.
2. Sakit tulang belakang.
3. Pada skoliosis yang lengkungan lebih dari 70 derajat, iga akan menekan paru-paru,
sehingga menimbulkan kesulitan bernapas.
4. Pada lengkungan lebih dari 100 derajat, kerusakan bukan hanya pada paru-paru,
namun juga pada jantung. Pada keadaan demikian infeksi paru terutama radang paru
akan mudah terjadi.
5. Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan menimbulkan resiko
kehilangan densitas tulang (osteopenia). Terutama pada wanita yang menderita
skoliosis sejak remaja dan resiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan
dengan bertambahnya usia.
6. Skoliosis tingkat ringan dan sedang baru menimbulkan keluhan bila sudah berusia
diatas 35 tahun. Keluhan yang mereka derita biasanya sakit kronis di daerah pinggang
yang lebih dini dibandingkan orang yang normal seusianya. Hal ini akibat proses
degenerasi yang lebih dini
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgen tulang belakang.
X-Ray Proyeksi Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh
terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat
kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser.
Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada proyeksi posterior-anterior,
vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah;
ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh
kembali.

2. Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang


belakang) Skoliometer
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara pengukuran
dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi membungkuk, kemudian atur
posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah tergantung pada lokasi kurvatura,
sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk
lebih jauh dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada apeks
kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.
Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh lebih besar
dari 5 derajat, hal ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200 pada pengukuran
cobb’s angle pada radiologi sehingga memerlukan evaluasi yang lanjut.

3.MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

F. Penatalaksanaan

Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :
a. Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu < 25o pada tulang
yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya.
Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun. Pada pemantauan ini,
dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu tertentu. Foto kontrol
pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan
berikutnya bagi yang derajat < 20o dan 4-6 bulan bagi yang derajatnya >20o.
b. Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama
brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1. Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 25o
2. Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25o
Jenis dari alat orthosis ini antara lain :
a. Milwaukee

b. Boston

c. Charleston bending brace

Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara teratur
23 jam dalam sehari hingga masa pertumbuhan anak berhenti.

3. Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada
skoliosis adalah :
1. Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45o pada anak
yang sedang tumbuh
2. Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
3. Terdapat derajat pembengkokan >50o pada orang dewasa
A. Pencegahan

Berikut beberapa kebiasaan buruk yang kerap dilakukan banyak orang dan
memicukelainantulangbelakang.
1. Duduk menyilangkan kaki.
Kebiasaan duduk menyilangkan kaki yang sering dilakukan para perempuan
merupakan salah satu pemicu kelainan tulang belakang. Kebiasaan menyilangkan
kaki dalam waktu yang lama dapat membuat tulang panggul berputar dari posisi
seharusnya dan menyebabkan skoliosis.
2. Menduduki dompet.
Kebiasaan satu ini kerap dilakukan laki-laki.Menduduki dompet tebal ini dapat
menggeser posisi tulang panggung dan menekan posisi yang lain.
3. Membawa beban berat
Punggung yang banyak menahan beban berat juga jadi salah satu penyebab
skoliosis. Terutama, ketika beban berat hanya diposisikan pada salah satu pundak.
Berat yang tidak seimbang dapat membuat tulang melengkung ke samping.
4. Menulis sambil tiduran
Menulis sambil tiduran menjadi kebiasaan yang banyak dilakukan setiap orang
terutama para pelajar saat sedang di sekolah. Posisi menulis atau tertidur di meja
dalam kurun waktu yang lama membuat tulang belakang tidak lurus dan berpotensi
mengakibatkan skoliosis.
5. Belajar sambil menelungkup
Kebiasaan menelungkupkan badan sambil beraktivitas seperti belajar dan membaca
membuat tulang belakang dan leher tidak berada di posisi yang seharusnya. Kondisi
ini memicu terjadinya skoliosis. Setiap orang dapat memberbaiki posisi duduk dengan
sikap yang ergonomi. Posisi itu diantaranya seperti posisi paha yang horizontal
dengan lantai, punggung lurus tapi santai, kepala tidak membungkuk, dan posisi mata
sejajar dengan bahan bacaan
Materi 2
Mencuci Tangan

B. Definisi Cuci Tangan


Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi lebih bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun
dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan
seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari
satu orang ke orang yang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(menggunakan permukaan lain, seperti handuk, gelas,dll)

C. Tujuan Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan :
1. Supaya tangan bersih.
2. Membebaskan tangan dari kuman mikroorganisme.
3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh.

D. Pentingnya Mencuci Tangan dengan Sabun


1. Mencuci tangan bisa mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare dan ISPA.
2. Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan satu hal penting untuk menghalangi
terjadinya infeksi.

E. Waktu yang Tepat untuk Mencuci Tangan


1. Sebelum dan sesudah makan. Untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
saat kita makan.
2. Setelah buang air besar. Besar kemungkinan tinja masih tertempel di tangan,
sehingga diharuskan untuk mencuci tangan.
3. Sebelum memegang bayi
4. Sesudah menceboki anak
5. Sebelum menyiapkan makanan.

F. Persiapan Alat
a. Sabun
b. Kran panjang/air bersih mengalir
c. Tissue/handscun
d. Tempat sampah
Sebelum mencuci tangan 6 langkah, lepas asesoris, jam tangan dan cincingkan
lengan baju.

G. Langkah-Langkah Mencuci Tangan


Basahi tangan, tuangkan sabun ditelapak tangan 3-5 cc
1. Gosok kedua telapak tangan hingga merata dalam posisi horisontal.
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan dan sebaliknya.
3. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
4. Gosoklah jari-jari sisi dalam dari kedua tangan dan saling mengunci.
5. Gosoklah ibu jari berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya.
6. Gosoklah dengan memutar ujung-ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
Bilas kedua tangan dengan air mengalir sambil melakukan kembali 6 langkah cuci
tangan tutuplah kran air dengan menggunakan siku atau tissue. Keringkan tangan
dengan tissue sampai benar-benar kering.
Materi 3
Etika Batuk dan Pengelolahan Sampah

A. Pengertian etika batuk


Etika Batuk adalah tata
cara batuk yang baik dan benar,
dengan cara menutup hidung
dan mulut dengan tissue atau
lengan baju. Jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak
menular ke orang lain.
B. Tujuan etika batuk
Mencegah penyebaran
suatu penyakit secara luas
melalui udara bebas dan
membuat kenyamanan pada
orang di sekitarnya. Udara bebas
tersebut dapat mengandung
kuman infeksius yang berpotensi
menular ke orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan.
C. Prosedur etika batuk
Langkah 1
Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tissue/sapu tangan atau lengan dalam
bahu Anda
Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah
Langkah 3
Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis
alkohol
Langkah 4
Gunakan masker

D. Pengelolahan sampah
Buang sampah atau segala hal yang dihasilkan oleh penderita pada tempatnya,
seperti air ludah atau muntahan punya tempat tersendiri dan langsung dibuang ditempat
sampah khusus yang disediakan RS.
Sampah medis (Warna Kuning):
1. Botol infuse
2. Masker
3. Sarung tangan
4. Bekas selang infuse
Sampah non medis (bukan medis, warna hitam):
1. Kertas dan tisue
2. Plastik
3. Bekas pembungkus makanan
Daftar Pustaka

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.

JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir
Jakarta. Pusdiknakes.

JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan


Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth
edition, Menlo Park, Calofornia.

https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/skoliosis/. (Diakses pada 14-Januari-2020)

https://www.docdoc.com/id/info/condition/skoliosis/(Diakses pada 14-Januari-2020)

Anda mungkin juga menyukai