Anda di halaman 1dari 10

SKOLIOSIS

Makalah

Untuk memenuhi kebutuhan nilai mata kuliah S.Muskuloskeletal

Disusun Oleh :

1. Astri Denissa Octavia (151620088)


2. Dayangsari (151620110)
3. Indah Zahrotun Nisa (151620038)
4. Muhamad Ilham Sahrul Febri (151620081)
5. Yulia Andriyani (151620113)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2017 2018

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arahsamping,
yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada)maupun lumbal
(pinggang).
Skolisis merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi bengkok kesamping
kiri atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolanyang dapat dilihat
dengan jelas dari arah belakang.Penyakit ini juga sulituntuk dikenali kecuali setelah
penderita meningkat menjadi dewasa (Mion,Rosmawati, 2007).
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana
terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan.
Kelainanskoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana.
Skoliosis adalah melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai
rotasivertebral.
B. Klasifikasi
1. Skoliosis berdasarkan bentuk
Pada kondisi tertentu skoliosis berbentuk huruf C atau S, pada beberapa kasus
skoliosis masih bisa dikatakan normal dan stabil, namun kadang ia bisa berkembang
seiring waktu dan menjadi buruk. Skoliosis ada tiga jenis, dilihat dari bentuk
melengkungnya tulang belakang:
a. Tulang belakang yang bengkok ke arah samping tunggal sebelah kiri, bentuknya
seperti huruf C. Skoliosis jenis ini sering disebut levosklerosis.
b. Tulang belakang yang bengkok ke arah samping tunggal sebelah kanan,
bentuknya seperti huruf C. Skoliosis ini sering disebut dextrosklerosis
c. Tulang belakang yang memiliki arah bengkok ke kiri dan ke kanan, memiliki
dua kurva, dan berbentuk seperti huruf S
2. Skoliosis berdasarkan penyebap
Adapun jenis skoliosis yang dikelompokkan menurut penyebabnya adalah sebagai
berikut:
a. Skoliosis idiopatik
Skoliosis idiopatik ini adalah skoliosis yang tidak diketahui penyebabnya.
Penyakit ini tidak dapat dicegah dan tidak dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
usia, olahraga, maupun bentuk tubuh. Untuk skoliosis idiopatik ini, genetik
diperkirakan adalah penyebab dari penyakit ini, namun ini pun masih belum bisa
dipastikan. Penyakit skoliosis idiopatik ini sangat banyak sekali penderitanya
dan paling sering di temui.
b. Skoliosis degenerative
Skoliosis degeneratif adalah skoliosis yang terjadi karena kerusakan tulang
belakang secara bertahap. Tipe skoliosis ini paling sering ditemui pada lansia
karena para lansia memiliki konsistensi tulang yang mulai melunak seiring
dengan bertambahnya usia. Jadi, kondisi yang menyebabkan munculnya
penyakit skoliosis degeneratif adalah penyakit osteoporosis, penyakit Parkinson,
multiple sclerosis, dan kerusakan tulang lainnya.
c. Skoliosis congenital
Jenis skoliosis ini adalah skoliosis bawaan lahir karena salahnya
pertumbuhan tulang belakang yang tidak tumbuh dengan normal sejak dalam
kandungan.
d. Skoliosis neuromuscular
Skoliosis neuromuskular adalah skoliosis yang disebabkan oleh gangguan
saraf dan otot pada penyakit tertentu seperti penyakit serbral palsy atau distropi
otot. Baca juga Muscular Dystrophy Pembunuh Otot.
C. Etiologi
Penyebab terjadinya skoliosis belum diketahui secara pasti, tapi dapat diduga
dipengaruhi oleh diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur, penyakit tulang, penyakit
arthritis, dan infeksi.Scoliosis tidak hanya disebabkan oleh sikap duduk yang salah.
Menurut penelitian di Amerika Serikat, memanggul beban yang berat seperti tas
punggung, bisa menjadi salah satu pemicu scoliosis.
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatuh.
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau
kelumpuhan akibat penyakit berikut : Cerebral palsy, Distrofi otot, Polio,
Osteoporosis juvenile
3. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.
D. Menifestasi Klinis
Gejala yang ditimbulkan berupa:
1) Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
2) Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
3) Nyeri punggung
4) Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
5) Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.
E. Patofisiologi / Pathway

F. Komplikasi
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal
mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan
berbagai komplikasi seperti :
1) Kerusakan paru-paru dan jantung.
Ini boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi 60 derajat. Tulang
rusuk akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas
dan cepat capai. Justru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah.
Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan
pneumonia.

2) Sakit tulang belakang.


Semua penderita, baik dewasa atau kanak-kanak, berisiko tinggi mengalami
masalah sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin akan
menghidap masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih banyak
masalah apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan
sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan
neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
1. Skoliometer
Sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai.
Cara pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi
membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah
tergantung pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal
akan membutuhkan posisi membungkuk lebih jauh dibanding kurva pada thorakal.
Kemudian letakkan skoliometer pada apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa
ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.
Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh lebih besar
dari 50, hal ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200 pada pengukuran
cobbs angle pada radiologi sehingga memerlukan evaluasi yang lanjut
2. Rontgen tulang belakang
Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap tulang
belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva dengan
metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser. Kurva
structural akan memperlihatkan rotasi vertebra, pada proyeksi posterior-anterior,
vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah;
ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra
diperoleh kembali.
Cobb Angle diukur dengan menggambar garis tegak lurus dari batas superior dari
vertebra paling atas pada lengkungan dan garis tegak lurus dari akhir inferior
vertebra paling bawah.Perpotongan kedua garis ini membentuk suatu sudut yang
diukur.
Maturitas kerangka dinilai dengan beberapa cara, hal ini penting karena kurva
sering bertambah selama periode pertumbuhan dan pematangan kerangka yang
cepat. Apofisis iliaka mulai mengalami penulangan segera setelah pubertas;
ossifikasi meluas kemedial dan jika penulangan krista iliaka selesai, pertambahan
skoliosis hanya minimal. Menentukan maturitas skeletal melalui tanda Risser,
dimana ossifikasi pada apofisis iliaka dimulai dari Spina iliaka anterior superior
(SIAS) ke posteriormedial.Tepi iliaka dibagi kedalam 4 kuadran dan ditentukan
kedalam grade 0 sampai 5. Derajat Risser adalah sebagai berikut :
Grade 0 : tidak ada ossifikasi,
grade 1 : penulangan mencapai 25%,
grade 2 : penulangan mencapai 26-50%,
grade 3 : penulangan mencapai 51-75%,
grade 4 : penulangan mencapai 76%
grade 5 : menunjukkan fusi tulang yang komplit.
3. MRI ( jika di temukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen )
H. Penatalaksanaan Medis
Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :
1 Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2 Mempertahankan fungsi respirasi
3 Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
4 Kosmetik
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai The three Os
adalah :
a. Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25o pada
tulang yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti
pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun. Pada
pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu
tertentu.Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke
dokter.Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat <20>20.
b. Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama
brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1) Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 30-40
derajat
2) Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.
Jenis dari alat orthosis ini antara lain :
- Milwaukee
- Boston
3) Charleston bending brace
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara
teratur 23 jamdalam sehari hingga 2 tahun setelah menarche.
c. Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada
skoliosis adalah :
1) Terdapat derajat pembengkokan >50 derajat pada orang dewasa
2) Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45 derajat
pada anak yang
3) sedang tumbuh
4) Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal kea rah samping,
yang dapat terjadi pada sekmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal
(pinggang). Penyebap umum dari skoliosis meliputi dari congenital, neuromuscular,
dan idiopatik, skoliosis dibagi menjadi 2 yaitu skoliosis berdasarkan bentuk dan
berdasarkan penyebap. Gejala dari skoliosis berupa kelengkungan abnormal ke arah
samping, bahu dan pinggul tidak sama tingggi, nyeri punggung, kelelahan pada tulang
belakang, dan gangguan pernafasan .
Komplikasi yang dapat terjadi pada skoliosis ialah kerusakan paru-paru dan
jantung dan sakit tulang belakang. Untuk memeriksaan penunjang yang biasa di
lakukan yaitu rontgen tulang belakang, skoliometer terapy yang dapat dipilih, di kenal
sebagai The Three Os adalah obsevasi, orthosis,operasi, prioritas.

B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis juga membuka kesempatan bagi kritik dan saran
yang membangun dan mengembangkan makalah ini. Karna pada hakikatnya ilmu
pengetahuan akan terus menerus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman.
DAFTAR PUSTAKA

Alpers, Ann. 2006.Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol. 3.Jakarta : EGC


Doengoes, Marylinn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Nettina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai