Anda di halaman 1dari 32

Fisioterapi pada Congenital

Talipes Equinus Varus ( CTEV )

Muh.Aziiz Sukma Wardana


Fisioterapis
Daftar Pustaka
• Adillani,Muharromah. 2014. “Penatalaksanaan
Fisioterapi Pada Kasus Conginetal Talipes Equino
Varus (Ctev) Bilateral Di Rsup Dr. Sardjito
Yogyakarta”. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Surakarta.
• Dt.Subagyo,H. 2013. “Conginetal Talipes Equino
Varus (Ctev):. Diakses pada tanggal 1 Oktober
2016.
http://www.ahlibedahorthopedic.com/artikel-188-
congenital-talipes-equinovarus.html
Definisi
• CTEV adalah deformitas yang meliputi fleksi
dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai,
adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari
tibia (Priciples of Surgery, Schwartz).
Congenital Talipes Equino Varus adalah suatu
kondisi di mana kaki pada posisi Plantar flexi
talocranialis karena m. Tibialis anterior lemah,
Inversi ankle karena m. Peroneus longus, brevis
dan tertius lemah, Adduksi subtalar dan
midtarsal (Priciples of Surgery, Schwartz).
CTEV adalah suatu kondisi di mana kaki pada posisi :
• Plantar flexi talocranialis karena m. Tibialis anterior
lemah.
• Inversi ankle karena m. Peroneus longus, brevis dan
tertius lemah.
• Adduksi subtalar dan midtarsal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa CTEV adalah suatu


penyakit bawaan (congenital) yang mengenai bagian
ankle kaki yang membuat tumit lebih tinggi dan
terjadi deviasi ke medial.
• Congenital Talipes Equino varus atau lebih sering dikenal
dengan nama club foot merupakan suatu penyakit
congenital pada bayi baru lahir, dimana penyakit ini
sebenarnya mudah diobati bila didiagnosis dalam usia
yang sangat dini, namun sering kali pasien datang pada
saat sudah beranjak dewasa, dimana pengobatan menjadi
lebih sukar dilakukan.
• Clubfoot adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan deformitas umum dimana kaki berubah
dari posisi yang normal.
• Penyakit CTEV ini merupakan suatu penyakit yang
berhubungan dengan suatu deformitas yang bisa
menyebabkan terjadinya kelainan pada kemampuan kaki
untuk melakukan fleksi baik pada bagian pergelangan kaki,
inversi pada tungkai, adduksi pada kaki depan, maupun
rotasi pada bagian tibia.
• Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot),
menunjukkan suatu kelainan pada kaki (foot) yang
menyebabkan penderitanya berjalan pada ankle-nya.
Sedang Equinovarus berasal dari kata equino (berbentuk
s e p e r t i e ko r k u d a ) + v a r u s ( b e n g ko k ke a r a h
dalam/medial). Beberapa dari deformitas kaki termasuk
deformitas ankle disebut dengan talipes yang berasal
dari kata talus (yang artinya ankle) dan pes (yang berarti
kaki). Deformitas kaki dan ankle tergantung dari posisi
kelainan ankle dan kaki.
• Deformitas kaki dan ankle tergantung dari posisi
kelainan ankle dan kaki.
Deformitas talipes diantaranya :
1. Talipes Varus : inversi atau membengkok ke dalam.
2. Talipes Valgus : eversi atau membengkok ke luar.
3. Talipes Equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih
rendah daripada tumit.
4. Talipes Calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih
tinggi daripada tumit
Anatomi
• Komponen tulang : jumlah tulang pada kaki ada
26, yang dibentuk 7 tl tarsal, 5 tl meta tarsal dan 14
tl phalang.
• Ada 3 kelompok :
1. Klpk anterior (fore foot)! 5 tl metratarsal,14
tl phalang
2. Klpk medial (mid foot)! cuneiformis,
kuboideus, navikulare
3. Klpk posterior (hind food) ! talus, calcaneus
• Komponen otot, ada 2 klpk (group otot)
1. Kelompok otot eksentrik
- bag posterior td : otot gastrocsoleus ,tricep
surae.
- bag lateral td : otot peroneus longus dan
brevis.
- bag anterior td : otot tibialis ant, ektensor
digit longus, ektensor hallucis & peroneus
tertius.
- bg medial td : tib post, fleksor digit longus,
fleksor hallucis longus.
2. kelompok otot intrinsik
- plantar aponeurosis, lig superficialis yang
kuat & meluas dari calcaneus sampai jari jari.
- abdukktor hallucis.
Patologis : (yang khas)
- plantar fleksi kaki pada persendian subtalar dan
ankle
- Inversi kaki bagian belakang dan adduksi
- Posisi equinos kaki bag depan dan tengah
- Perubahan jaringan lunak : terjadi prmrndekkan jar
lunak pada sisi medial & posterior dari
pergelangan kaki, ligamen, kapsul dan otot.
ETIOLOGI

• Sampai saat ini penyebab utama terjadinya kaki bengkok ( CTEV ) tidak diketahui
secara pasti. Namun telah terbukti bahwa perkembangan tulang, sendi, jaringan ikat,
persarafan, pembuluh darah dan otot masing-masing terlibat dalam proses
patofisiologi. Mihran (2008) dan Hita (2008) menjelaskan beberapa teori penyebab
terjadinya CTEV/kaki bengkok :
– 1. Teori kromosom, dimungkinkan karena cacat dari sel gernativum yang
tidak dibuahi dan muncul setelah fertilisasi.
– 2. Teori Fetus, adanya block mekanik pada perkembangan akibat lingkungan
internum
– 3. Kebiasaan ibu waktu hamil merokok.
– 4. Teori embrionik, antara lain perubahan bentuk primer yang terjadi pada
sel germinativum yang dibuahi yang mengimplikasikan perubahan bentuk .
Terjadi antara masa konsepsi dan pada minggu ke-12 usia kehamilan
– 5. Teori otogenik, adanya hambatan dalam perkembangan bulan ke 7-8 teori
ini dihubungkan dengan adanya perubahan genetic. Perkembangan tumbuh
kembang yang terhambat.
– 6. Teori neurogenik, yaitu teori yang menjelaskan bahwa perubahan bentuk
primer terjadi pada jaringan neurogenik.
– 7. Teori amiogenik, yang menjelaskan bahwa perubahan bentuk primer
terjadi pada jaringan otot dan terjadi penebalan kapsul fibrosa sendi. Terjadinya
fibrosis dan pemendekan dari otot posterior medial tungkai terutama otot betis
seperti M. tibialis posterior.
– 8. Faktor Keturunan.
Patofisiologi
• Penyebab pasti dari clubfoot sampai sekarang belum diketahui.
Beberapa ahli mengatakan bahwa kelainan ini timbul karena posisi
abnormal atau pergerakan yang terbatas dalam rahim. Ahli lain
mengatakan bahwa kelainan terjadi karena perkembangan embryonic
yang abnormal yaitu saat perkembangan kaki ke arah fleksi dan
eversi pada bulan ke-7 kehamilan. Pertumbuhan yang terganggu pada
fase tersebut akan menimbulkan deformitas dimana dipengaruhi pula
oleh tekanan intrauterine.
• Kelainan ini sering terjadi pada anak laki-laki, dan bilateral pada 50
% kasus. Kemungkinan terjadinya deformitas secara acak adalah 1 :
1000 kelahiran. Pemeriksaan pada bayi kaki pekuk menunjukkan
equinus kaki belakang, varus kaki belakang dan kaki tengah, adduksi
kaki depan dan berbagai kekakuan. Semua temuan ini adalah akibat
dislokasi medial sendi talonavikuler. Pada anak yang lebih tua, atrofi
betisdan kaki lebih nyata daripada bayi, tanpa memandang seberapa
baik kaki terkoreksi atau fungsionalnya.
CTEV ada dua macam, yaitu :

• Struktural, disebabkan oleh tulang yang


berubah.
• Postural, disebabkan oleh jaringan lunak yaitu
otot mengalami layuh satu sisi. Penyebab layuh
adalah APM ( Anterior Polio Myelitis )
Gambaran CTEV :

• m.Tibialis anterior——————————- over


stretch
• m.Peroneus longus, brevis dan tertius———– over
stretch
• m.Gastroc————————————— contractur
• m.Soleus—————————————- contractur
• m.Tibialis posterior—————————— contrctur
• otot-otot Plantar flexor lainnya——————
contractur
Gambaran Klinis
• Study Victoria-Diaz (1984), tumbang kaki janin normal:
– Saat embrio ukuran 15 mm, calon kaki berupa garis lurus
– Saat 30 mm (6,5 –7 mg). kaki berujud garis ke equino varus
& add
– Saat 50 mm (8 – 9 mg), posisi tetap equino varus & add
– Dari 15 ke 30 mm fibula tumbang, dari 30 – 50 mm tibia
tumbang
– Bila tumbang fibula terganggu, timbul severeTEV
– Bila tumbang tibia terganggu, timbul mild TEV tapi
fleksibel
– Bila tumbang akhir tibia terganggu, timbul metatarsus
adductus
Diagnosa banding
1. Postural club foot
2. Paralitik club foot : myelomeningocele, polia
meningitis, progresif muscular atrofi, CP &
GBS.
3. AMC ( Atrogryposis Multiple Congenital).
Tujuan ft
1. Mencapai perbaikan dislokasi & subluksasi
jaringan sd talokalkaneo navikulare dan
mempertahankan.
2. Mengembalikan jajaran artikular yang normal
dari talus & pergelangan kaki.
3. Menyeimbangkan otot anterior invertor,
evector , dors fleksi dan plantar fleksi.
4. Menghasilkan kaki yang mobil dengan fungsi
dan penyangga berat yang normal.
Management
1. Mobilisasi
Metode Attenborough (1966): stretching ke eversi.
Metode Browne (1936) & Sharrad (1971): (1) gerakan ke
add & inversi midtarsal & subtalari. kmd (2) abd + eversi +
dorsi fleksi
Stretching calf muscle: pegang tumit dg jari2, thumb pd
talus, kmd thumb menekan talus ke DORSO-DISTAL &
jari2 menggerakan tumit ke DORSI FLEKSI, telapak
tangan menggerakan tarsometatarsal & midtarsal ke
EVERSI
Terapi dilakukan segera setelah lahir & 3 minggu pertama
merupakan “ golden periode”! jaringan & lig masih lunak.
Manipulasi dilakukan setiap hari dan berulang- ulang.
3. Splinting: AFO
4. Surgery: tergantung dari usia, derajat rigiditas, deformitas dan
tingkat koreksi sebelumnya.
Ada 3 macam prosedur pembedahan :
a. Prosedur jaringan lunak : posterior release, media & subtalar
release, plantar soft tissue release.
b. Prosedur tendon : tendon transfer
c. Prosedur Tulang : calcaneus osteotomi, tibia osteotomi, triple
artrodesis, pemendekkan kolumna lateral kaki.

! Plaster splinting 3 bln post-op (utk mencegah kembali)


" Soft tissue correction:
" Excisi calcaneocuboidea joint
" Metatarsal osteotomy
" Lateral wedge tarsectomy
" Triple arthrodesis
Metode Ponseti
• Dimulai sedini mungkin
• Korektif dg gips mingguan 4 – 8 long leg gips
– Koreksi Cavus dg supinasi kaki depan & dorsi fleksi
metatarsal 1.
– Koreksi Varus & Adduksi: kaki disupinasikan dg abduksi
yaitu dg cara counterpressure dg ibu jari pada kepala talus
• Pd akhir pengegipan, kaki hrs mampu abduksi 700
tanpa pronasi dan Dorsi fleksi 150 tanpa manipulasi
kuat, long leg gips dipakai 3 minggu
• Jika Dorsi Fleksi 150 tidak tercapai setelah
abduksi 700 tercapai, dilakukan koreksi varus dg
tenotomy tendo Achilles (20’ sbl operasi diberi
Atropine 20 mg/Kg + Midazolam 0,5 mg/Kg
dicampur syrup Paracetamol 10 mg/Kg per
oral). Selanjutnya dipasang long leg gips pd
posisi Dorsi Fleksi 150 & Abduksi 700 slm 3 mg
untuk penyembuhan tendon
• Selanjutnya dipasang ortosis/brace untuk
mencegah deformity
• Lama Pemakaian brace:
Ponseti:
o 23 jam/hr pd anak yg belum bisa berjalan
o pd malam hari untuk anak 4 – 6 tahun
Modifikasi: dg Dennis Browne splint
o 24 jam/hr kecuali saat mandi, selama 3 bln, kmd
dipakai saat malam hari saja sekitar 5 bln
o Dilanjutkan dg pemakaian bar pada malam hari
saja hingga usia 6 th
Seri Reposisi/Koreksi
Tenotomy Tendo Achilles
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai