Anda di halaman 1dari 8

ASKEP

SCOLIOSIS
ANGGOTA
1. APRILIA NATHSA
2. WIENDA SEKAR
3. MERRY
4. AISYAH
5. DEA
6. ANISA VIRA
PENGERTIAN
Skoliosis adalah lengkungan atau kurvatura lateral pada tulang belakang akibat rotasi dan deformitas vertebra. Tiga bentuk
skoliosis struktural yaitu :
1. Skoliosis Idiopatik adalah bentuk yang paling umum terjadi dan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu infantile,
yang muncul sejak lahir sampai usia 3 tahun; anak-anak, ampai usia 3 tahun; anak-anak, yang muncul dari usia 3 tahun
sampai 10 tahun; dan remaja, yang muncul setelah a, yang muncul setelah usia 10 tahun usia 10 tahun (usia yang paling
umum).
2. Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau lebih badan vertebra.
3. Skoliosis Neuromuskuler, anak yang menderita penyakit neuromuskuler (seperti paralisis otak, spina bifida, atau distrofi
muskuler) yang secara langsung menyebabkan deformitas. angsung menyebabkan deformitas. (Nettina, Sandra M.)
ETIOLO Penyebab terjadinya skoliosis diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur,

GI
penyakit tulang,  penyakit arthritis, dan infeksi. Pada skoliosis berat, perubahan
progresif pada rongg rat, perubahan progresif pada rongga toraks a toraks dapat
menyebabkan perburukan pernapasan dan kardiovaskuler. (Nettina, Sandra M.)
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis: 1. Kongenital (bawaan), biasanya
berhubungan dengan suatu kelainan dala suatu kelainan dalam pembentukan m
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk tulang belakang atau tulang rusuk
yang menyatu yang menyatu 2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau
kelemahan otot kelemahan otot atau kelumpuhan atau kelumpuhan akibat penyakit
berikut: - Cerebral palsy - Distrofi otot - Polio - Osteoporosis juvenil 3. Idiopatik,
penyebabnya tidak diketahui.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan Medis Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan b, derajat dan lokasi
kelengkungan serta lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20%, biasanya
tidak perlu dilakukan pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan. Pada anak-anak
yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30%, karena itu bertambah sampai 25-30%, karena itu
biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (al biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk
membantu memperlambat enyangga) untuk membantu memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang. Brace dari
Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 dipasang selama 23
jam/hari sampai masa jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti. Brace tidak efektif digunakan Brace tidak efektif
digunakan pada skoliosis kongen pada skoliosis kongenital maupun neuromuskuler. ital maupun neuromuskuler. Jika
kelengkungan mencapai 40% atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan. Pada pembedahan dilakukan perbaikan
kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang dipertahankan ng-tulang. Tulang dipertahankan pada tempatnya dengan
bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun). Sesudah dilakukan pembedahan mungkin
perlu dipasang brac dipasang brace untuk menstabilkan tulang e untuk menstabilkan tulang belakang. Kadang diberikan
perangsangan elektrospinal, dimana otot tulang belakang dirangsang dengan arus tulang belakang dirangsang dengan arus
listrik rendah untuk meluruskan tulang belakang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga membungkuk ke depan sehingga
pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan neurologis (saraf) i. Pemeriksaan neurologis (saraf)
dilakukan dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: # Rontgen tulang
belakang. X-Ray Proyeksi Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap tulang belakang dan krista
iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode
Risser. Kurva structural akan memperlihatkan rotasi structural akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada proyeksi posterior-
anterior, vertebra yang m ra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus engarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang
kegaris tengah; ujung atas dan menyimpang kegaris tengah; ujung atas dan bawah kur bawah kurva diidentifikasi sewaktu
tingkat simetri va diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh kembali. # Pengukuran dengan skoliometer (alat
untuk m # Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang belakang) Skoliometer r kelengkungan
tulang belakang) Skoliometer Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur
sudut kurvaturai. Cara pengukuran dengan kurvaturai. Cara pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan
posisi membungkuk, kemudian atur po bungkuk, kemudian atur posisi pasien karena sisi pasien karena posisi ini akan berubah-
ubah tergantung pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk
lebih jauh lebih jauh dibanding kurva pada thorakal. dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada
apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat kurva. Pada
screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari 5 derajat, hal ini biasanya menunjukkan
derajat kurvatura > 200 ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200 pada pengukuran cobb’s angle pada radiologi da
pengukuran cobb’s angle pada radiologi sehingga memerlukan evaluasi yang lanjut. # MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau
kelainan pada rontgen).
GEJALA GEJALA

Gejala-gejala Scoliosis Berikut ini beberapa


gejala umum yang menyertai kondisi scoliosis:
- Salah satu tulang bahu lebih tinggi/menonjol
- Kepala terlihat gak lurus dengan panggul
- Tubuh condong ke satu sisi
- Berjalan miring
- Mudah lelah dan nyeri otot karena postur
tubuh yang kurang simetris
DIAGNOSA

1. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan paru.


2. Nyeri berhubungan dengan posisi tubuh engan posisi tubuh miring ke
lateral. miring ke lateral.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak
seimbang.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa
nyaman.
5. Gangguan citra tubuh atau konsep diri Gangguan citra tubuh atau
konsep diri yang berhubun yang berhubungan dengan postur tubuh gan
dengan postur tubuh yang miring ke lateral.
6. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi
penyakit dan pengobatan
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by ​Slidesgo​,


including icons by Flaticon​, infographics & images by ​Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai