Anda di halaman 1dari 24

Skoliosis

(Kelainan Pada Tulang)

Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Mitha Ananda
2. Defi Masrina
3. Imel Natasya
4. Sri Hariyati
Pengertian
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan
skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih
jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang
akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan
sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya[1] dan
struktur lainnya (Rahayussalim, 2007). Skoliosis ini biasanya membentuk
kurva “C” atau kurva “S”.
Scoliosis adalah sebuah kondisi lengkungan ke samping pada tulang belakang
yang dapat merusak ruas-ruas tulang belakang kebanyakan anak-anak, remaja
dan orang dewasa. Tulang belakang manusia mempunyai banyak
keistimewaan lengkungan-lengkungan alami yang membantu tubuh kita untuk
bergerak dan menjadi fleksibel. Pada umumnya Scoliosis dibagi atas dua
kategori diantaranya adalah Scoliosis Struktural dan Non Struktural.
Etiologi
Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu non struktural dan structural.

Skoliosis non struktural disebabkan Skoliosis struktural disebabkan oleh


oleh: pertumbuhan tulang belakang yang
1. Tabiat yang tidak baik seperti
tidak normal. Ciri - ciri fisiknya
membawa tas yang berat pada
sebelah bahu saja (menyebabkan adalah sebagai berikut :
sebelah bahu menjadi tinggi), 1. Bahu tidak sama tinggi.
postur badan yang tidak bagus 2. Garis pinggang tidak sama tinggi.
(seperti selalu membongkok atau 3. Badan belakang menjadi
badan tidak seimbang). bongkok sebelah.
2. Kaki tidak sama panjang.
4. Payudara besar sebelah.
3. Kesakitan, contohnya disebabkan
masalah sakit yang dirasakan di 5. Sebelah pinggul lebih tinggi.
belakangdan sisi luar paha, betis 6. Badan kiri dan kanan menjadi
dan kaki akibat kemerosotan atau tidak simetri.
kerusakan cakera di antara tulang
vertebra dan menekan saraf.
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:

1. Congenital (bawaan)
2. Neuromuskuler
3. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.

Gambar : Skoliosis kongenital pada bayi laki- Gambar Skoliosis Neuromuskuler


laki usia 13 bulan

Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui


Epidemologi

Pada suatu populasi, hampir 2%nya mengalami kelainan tulang belakang, yaitu
skoliosis. Kelainan tulang belakang ini, skoliosis, juga dapat disebabkan secara
kongenital. Jika ada salah satu anggota keluarga mengalami skoliosis,
kemungkinan akan terjadinya skoliosis pada anggota keluarga lain akan semakin
besar (sekitar 20%). Dari seluruh kasus skoliosis yang terjadi, 85% di antaranya
berupa skoliosis non reversible, yang penyebabnya tidak diketahui atau disebut
juga dengan skoliosis idiopatik. Skoliosis idiopatik terbagi dalam empat
kelompok, yaitu: jenis infantile yang muncul pada bayi sejak lahir hingga usia 3
tahun, jenis juvenile yang terdapat pada anak usia 3 tahun hingga usia awal
pubertas, jenis adolescent yang terdapat pada remaja usia pubertas hingga akhir
pubertas (akhir masa pertumbuhan), dan jenis adult yang terdapat pada usia di atas
20 tahun. Sekitar 4% dari seluruh anak-anak usia 10 tahun hingga 14 tahun
mengalami skoliosis. Dan 40 % sampai 60% di antaranya ditemukan pada anak
perempuan. Pada remaja wanita juga sering terjadi skoliosis yang menyebabkan
nyeri dan radang sendi punggung.
Prognosis
Prognosis tergantung kepada penyebab, lokasi dan beratnya
kelengkungan. Semakin besar kelengkungan skoliosis, semakin tinggi resiko
terjadinya progresivitas sesudah masa pertumbuhan anak berlalu. Skoliosis
ringan yang hanya diatasi dengan brace memiliki prognosis yang bik dan
cenderung tidak menimbulkan masalah jangka panjang selain kemungkinan
timbulnya sakit punggung pada saat usia penderita semakin bertambah.
Penderita skoliosis idiopatik yang menjalani pembedahan juga memiliki
prognosis yang baik dan bisa hidup secara aktif dan sehat. Penderita
skoliosis neuromuskuler selalu memiliki penyakit lainnya yang serius
(misalnya cerebral palsy atau distrofi otot). Karena itu tujuan dari
pembedahan biasanya adalah memungkinkan anak bisa duduk tegak pada
kursi roda. Bayi yang menderita skoliosis kongenital memiliki sejumlah
kelainan bentuk yang mendasarinya, sehingga penanganannyapun tidak
mudah dan perlu dilakukan beberapa kali pembedahan.
Patofisiologi

Kelainan bentuk tulang punggung yang disebut scoliosis ini


berawal dari adanya syaraf – syaraf yang lemah atau bahkan
lumpuh yang menarik ruas – ruas tulang belakang. Tarikan ini
berfungsi untuk menjaga ruas tulang belakang berada pada garis
yang normal yang bentuk nya seperti penggaris atau lurus. Tetapi
karena suatu hal, diantaranya kebiasaan duduk yang miring,
membuat sebagian syaraf yang bekerja menjadi lemah. Bila ini
terus berulang menjadi kebiasaan, maka syaraf itu bahkan akan
mati. Ini berakibat pada ketidakseimbangan tarikan pada ruas
tulang belakang. Oleh karena itu, tulang belakang yang menderita
skoliosis itu bengkok atau seperti huruf S atau pun huruf C.
MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang ditimbulkan berupa:


1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
2. Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
3. Nyeri punggung
4. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
5. Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.
Kebanyakan pada punggung bagian atas,tulang belakang membongkok
kekanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membongkok
kekiri, sehingga bahu kanan lebih tinggi dari pada bahu kiri. Pinggul kanan
mungkin juga lebi tinggi dari pada pinggul kiri. Awalnya penderita mungkin
tidak menyadari atau merasakan sakit pada tubuhnya karena memang
skoliosis tidak memberikan gejala gejala yangmudah dikenali.
KLASIFIKASI
Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan bukan struktural:

Skoliosis strukturalSkoliosis tipe ini bersifat Skoliosis nonstruktural ( Postural )


irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan Skoliosis tipe ini bersifat reversibel
dengan rotasi dari tulang punggung. (dapat dikembalikan ke bentuk
Komponen penting dari deformitas itu semula),dan tanpa perputaran (rotasi)
adalah rotasi vertebra, processus spinosus dari tulang punggung.
memutar kearah konkavitas kurva.
Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu :
1. Skosiliosis Idiopatik.
2. Skoliosis Kongenital
3. Skoliosis Neuromuskuler
Ada tiga tipe-tipe utama lain dari scoliosis :
1. Functional
2. Neuromuscular
3. Degenerative
KOMPLIKASI

Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa


sakit, penderita perlu dirawat seawal mungkin.
Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi
semakin bengkok dan menimbulkan berbagai
komplikasi seperti :
1. Kerusakan paru-paru dan jantung.
2. Sakit tulang belakang.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta


untuk membungkuk kedepan sehingga pemeriksa dapat
menentukan kelengkungan yang terjadi.Pemeriksaan
neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan,
sensasi ataurefleks.
1. Skoliometer
2. Rontgen tulang belakang Foto polos
3. Derajat Risser
4. MRI ( jika di temukan kelainan saraf atau kelainan
pada rontgen )
Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab,


derajat dan lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan
tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20 , biasanya tidak perlu
dilakukan pengobatan, tetapi penderita harus menjalani
pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan. Pada anak-anak yang
masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30 ,
karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat
penyangga) untuk membantu memperlambat progresivitas
kelengkungan tulang belakang. Brace dari Milwaukee & Boston
efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus
dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak
berhenti.
Penatalaksanaan

Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :


1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2. Mempertahankan fungsi respirasi
3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
4. Kosmetik
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three
O’s” adalah :
5. Observasi
6. Orthosis
7. Operasi
8.  
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN SCOLIOSIS
Pengkajian
Pengkajian fisik meliputi :
1. Mengkaji skelet tubuh yaitu adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat
tumor tulang. Pemendekan ekstimitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis.
Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik sesuai sendi biasanya menandakan adanya
patah tulang.
2. Mengkaji tulang belakang untuk mengetahui terjadinya skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang),
kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada), lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang
bagian pinggang berlebihan)
Mengkaji system persendian
3. Yaitu untuk mengetahui luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya
benjolan, adanya kekakuan sendi.
Mengkaji sistem otot
4. Untuk mengetahui kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukur masing masing
otot. Lingkar ekstremitas untuk memantau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
Mengkaji cara berjalan
5. Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstrimitas lebih pendek dari yang
lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan cara berjalan abnormal (mis. Cara berjalan
spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah selangkah – penyakit lowe motor neuron, cara berjalan
bergetar – penyakit parkinson).
Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
6. Palpasi kulit dapat menunjukan adanya suhu yang lebi panas atau lebi dingin dari lainnya dan adanya edema.
Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkajji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
Pemeriksaan Fisik
d. Hidung
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), 1. Apakah pilek
pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada 2. Apakah alergi
masalah personal hygiene adalah : 3. Apakah pendarahan
a. Rambut 4. Apakah perubahan penciuman
1. Keadaan kesuburan rambut 5. Kebersihan hidung
2. Keadaan rambut yang mudah rontok 6. Bagaimana membrane mukosa
7. Adakah septum deviasi
3. Keadaan rambut yang kusam
e. Mulut
b. Kepala 8. Keadaan mukosa mulut
4. Botak atau alopsia 9. Kelembapannya
5. Ketombe 10. Adakah lesi
6. Berkutu 11. Kebersihannya
7. Adakah eritema f. Gigi
12. Adakah karang gigi
8. Kebersihan
13. Kelengkapan gigi
c. Mata 14. Pertumbuhan gigi
9. Apakah sclera ikterika 15. Kebersihan
10.Apakah konjungtiva pucat g. Kuku tangan dan kaki
11.Kebersihan mata 16. Bentuknya bagaimana
12.Apakah gatal atau mata merah 17. Warnanya
18. Adakah lesi
19. Tubuh secara umum
20. Kebersihan
21. Normal
22. Postur tubuh
Analisa Data

Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang


klien yang dilakukan secara sitematis untuk menemukan
masalah masalah serta kebutuhan keperawatan dan
kesehatan lainnya. Pegumpulan data merupakan tahap
awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang
dikumpul didapatkan data dasar dan data fokus.
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh


tidak seimbang
2. Gangguan citra tubuh atau konsep diri berhubungan
denganpostur tubuh yang miring ke lateral
3. Resiko nyeri yang berhubungan dengan posisi tubuh miring
ke lateral
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan prognosis penyakit
Intervensi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
1 Gangguan Tujuan jangka Mandiri :
mobilitas fisik pendek: 1. Kaji tingkat mobilitas fisik 1. Mempengaruhu pilihan/
berhubungan Meningkatkan 2.  Dorong partisipasi pada pengawasan keefektifan
aktivitas terapeutik. intevensi 
dengan postur mobilitas 2. Memberikan
Pertahankan rangsangan
tubuh tidak Tujuan jangka lingkungan kesempatan untuk
seimbang panjang: 3.  Bantu dan ajarkan latihan mengeluarkan energi,
Mempertahanka rentan gerak sendi aktif memfokuskan kembali
n mobilitas fisik dan pertahankan perhatian, mengkatkan
dengan batasan kesejajaran tubuh selama rasa control diri/harga
prosedur diri dan membantu
toleransi 4.  Libatkan keluarga dalam menurunkan isolasi
meningkat melakukan perawatan diri sosial
5.  Tingkatkan kembali 3.  Meningkatkan
aktifitas normal kekuatan otot dan
sirkulasi
4.  Keluarga dapat
meringankan petugas
dan pemberian
kenyamanan pada klien
5.  Meningkatkan
kemampuan dalam
melakukan ambulasi
2 Gangguan citra Tujuan jangka Mandiri : 1. Ekspresi emosi membantu
1. Anjurkan untuk pasien untuk menerima
tubuh atau pendek: kenyataan dan realitas
konsep diri Meningkatkan mengungkapkan
perasaan dan hidup
berhubungan citra tubuh masalahnya
2. Harapan yang tidak
denganpostur Tujuan jangka realistik menyebabkan
2. Beri harapan yang pasien mengalami
tubuh yang panjang: realistik dan buat kegagalan dan
miring ke Menggunakan sasaran jangka pendek menguatkan perasaan
lateral keterampilan untuk memudahkan peraan yang tidak berdaya
pencapaian 3. Koping memberi
koping dalam penguatan positif
mengatasi citra 3.  Bantu pasien untuk meningkatkan harga diri
tubuh mengidentifikasi gaya dan meningkatkan
koping yang positif gambaran diri
4. Beri dorongan untuk 4. Meningkatkan rasa
melakukan percaya diri untuk
komunikasi dengan menerima persepsi orang
orang terdekat dan tentang gambaran diri dan
menunjukan bahwa
memerlukan perubahan pada tubuhnya
sosialisasi dengan tidak menjadi masalah
keluarga serta teman untuk berkomunikasi
5. Beri dorongan untuk 5. Menunjukan bahwa
merawat diri sesuai perubahan pada tubuhnya
toleransi tidak menghalangi fungsi
bagian tersebut
3 Resiko nyeri Tujuan jangka Mandiri 1. Imobilisasi yang adekuat
1. Atur posisi imobilisasi dapat mempengaruhu
yang pendek : pergerakan fragma tulang
berhubungan Resiko terjadinya pada tulang belakang yang terjadi unsur pertama
dengan posisi nyeri diminimalisir 2. Anjurkan klien untuk penyebab nyeri pada tulang
tidak melakukan belang. Dan posisi yang
tubuh miring Tujuan jangka peningkatan beban tepat mempertahankan
ke lateral panjang: yang berat, latihan
kesejajaran tubuh untuk
meningkatkan rasa nyaman
Klien mampu yang berlebihan, 2. Mengangkat beban,
melakukan mengendarai membungkuk, atau
menunduk terlalu lama
ambulasi tanpa kendaraan,
merupakan faktor pencetus
mengkhawatirkan menunduk/membungk terjadinya nyeri
adanya nyeri uk terlalu lama 3. Tehnik ini akan
3. Berikan kesempatan melancarkan peredaran
waktu istirahat bila darah sehingga kebutuhan
O2 pada jaringan terpenuhu
terasa nyeri dan beri dan nyeri berkurang
posisi yang nyaman, 4. Pengetahuan tentang sebab
misalnya waktu tidur, sebab nyeri membantu
belakang tubuh kita mengurangi nyeri. Hal ini
dapat membantu
diberikan bantal kecil meningkatkan kepatuhan
4. Tingkatkan klien terhadap rencana
pengetahuan tantang terapeutik
sebab sebab nyeri dan
hubungan dengan
berapa lama nyeri akan
berlangsung.
4 Gangguan Tujuan jangka Mandiri : 1. Untuk mengetahui
pertumbuhan pendek: 1. Amati perkembangan perkembangan
dan Kencapai kognitif, sosial, dan kognitif, sosial, dan
psikomotor anak
perkembangan kemungkinan psikomotor anak
2. Amati berat dan
berhubungan yang maksimal tinggi badan pada selama hospitalisasi
dengan dalam interval yang reguler 2. Untuk mengeahui
prognosis perkembangan 3. Bantu ibu dalam status nutrisi yang
penyakit mental dan fisik memberikan mempengaruhu
seperti dibuktikan perawatan yang pertumbuhan dan
oleh hal berikut: adekuat dan berikan perkembangan anak
Memenuhi dukungan padanya 3. Memberikan
kebutuhan fisik dengan memberikan pengasuhan pada ibu
penghargaan untuk
dan emosional setiap tindakan yang meningkatkan self-
Tujuan jangka dilakukan esteem dan
panjang: 4. Memberikan jalan meningkatkan
Tumbuh kembang keluar untuk pengasuhan anak
anak dapat perawatan anak. 4. Karena kebutuhan
dipertahankan Keamanan dirumah. kebutuhan komplek
secara optimal Awasi diri anak maupun
penatalaksanaannya keluarganya, kesehatan
dasar dan keamanan
akan dapat dengan
mudah dipenuhinya.

Anda mungkin juga menyukai