Disusun oleh :
MARYATI
2021-2022
1. Definisi
Kata skoliosis berasal dari bahasa Yunani skolios yang berarti bengkok.
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang berupa lengkungan ke
samping/lateral. Jika dilihat dari belakang, tulang belakang pada skoliosis akan
berbentuk seperti huruf “C” atau “S . Definisi lain menyatakan bahwa scoliosis
adalah sebuah tipe deviasi postural dari tulang belakang dengan penyebab apapun,
yang dicirikan oleh adanya kurva lateral pada bidang frontal yang dapat
berhubungan atau tidak berhubungan dengan rotasi korpus vertebra pada bidang
aksial dan sagital.
2. Etiologi
3. Klasifikasi
Skoliosis dibagi atas skoliosis fungsional dan struktural. Skoliosis fungsional
disebabkan kerena posisi yang salah atau tarikan otot paraspinal unilateral, yang
dapat disebabkan karena nyeri punggung dan spasme otot. Perbedaan panjang
tungkai, herniasi diskus, spondilolistesis, atau penyakit pada sendi panggul juga
dapat menyebabkan terjadinya scoliosis fungsional. Pada skoliosis fungsional,
tidak terjadi rotasi vertebra yang bermakna, dan biasanya reversibel. Terapi
terhadap penyebab skoliosis dapat memperbaiki kurvatura yang terjadi. Skoliosis
struktural biasanya tidak reversibel dan bisa berupa skoliosis idiopatik,
kongenital, atau yang didapat (skoliosis neuromuskular).
4. Patofisiologi
Kelainan bentuk tulang punggung yang disebut skoliosis ini berawal dari
adanya syaraf-syaraf yang lemah atau bahkan lumpuh yang menarik ruas-
ruas tulang belakang. Tarikan ini berfungsi untuk menjaga ruas tulang
belakang berada pada garis yang normal. Yang bentuknya seperti
penggaris atau lurus. Tetapi karena suatu hal diantaranya kebiasaan duduk
yang miring membuat syaraf yang bekerja menjadi lemah. Bila ini terus
berulang menjadi kebiasaan maka syaraf itu bahkan mati. Ini berakibat
pada ketidakseimbangan tarikan pad aruas tulang belakang. Oleh karena
itu, tulang belakang yang menderita scoliosis itu bengkok atau seperti
huruf S atau huruf C.
5. Menifestasi Klinis
Gejala-gejala yang paling umum dari skoliosis ialah suatu lekukan
yang tidak normal dari tulang belakang. Skoliosis dapat menyebabkan
kepala nampak bergeser dari tengah atau satu pinggul atau pundak lebih
tinggi daripada sisi berlawanannya. Masalah yang dapat timbul akibat
skoliosis ialah penurunan kualitas hidup dan disabilitas, nyeri, deformitas
yang mengganggu secara kosmetik, hambatan fungsional, masalah paru,
kemungkinan terjadinya progresifitas saat dewasa, dan gangguan
psikologis.
Tulang belakang mungkin jelas menyimpang dari garis tengah,
atau ini mungkin menjadi jelas hanya ketika pasien membungkuk ke depan
(Tes Adams). Level dan arah sifat cembung dari kurva major perlu dicatat
(misalnya „right toraks‟ berarti kurva di tulang belakang dada dan
cembung kearah kanan). Pinggul (pelvis) menjulur keluar di sisi cekung
dan tulang belikat pada sisi cembung. Payudara dan bahu juga mungkin
asimetris. Dengan toraks scoliosis, rotasi menyebabkan sudut tulang rusuk
ke luar atau menonjol, sehingga menghasilkan asimetris rusuk pada punuk
di sisi cembung kurva. Dalam deformity yang seimbang maka occiput
adalah di atas/melebihi garis tengah; dalam keadaan tidak seimbang (atau
decompensated) kurva ini occiput tidak melebihi garis tengah. Ini dapat
ditentukan lebih akurat dengan menjatuhkan plumbline dari tonjolan
prosesbspinosus C7 dan mencatat apakah itu jatuh sepanjang gluteal cleft.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Skoliometer
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara
pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi
membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan
berubah-ubah tergantung posisi kurvatula, sebagian contoh kurva
dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkung
lebih jauh dibandingkan kurva pada thorakal. Kemudian letakkan
skoliometer pada epeks kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan,
kemudian baca deraat kurva.
b. Rontgen Tulang Belakang
X-Ray proyeksi foto polos: harus diambil dengan posterior dan lateral
penuh terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak,
untuk menilai derajat kurva dengan metode cobb dan menilai maturitas
skeletal dengan metode risser. Kurva structural akan memperlihatkan
rotasi vertebra: pada proyeksi posterior-anterior, vertebra yang
mengarah kepuncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah;
ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetris
vertebra diperoleh kembali
c. MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen)
7. Penatalaksanaan Medis
Jenis terapi yang dibutuhkan untuk skoliosis tergantung pada
banyak faktor. Sebelum menentukan jenis terapi yang digunakan,
dilakukan observasi terlebih dahulu. Terapi disesuaikan dengan
etiologi,umur skeletal, besarnya lengkungan, dan ada tidaknya
progresivitas dari deformitas. Keberhasilan terapi sebagian tergantung
pada deteksi dini dari skoliosis.
a. Obat
Obat Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan kemungkinan infeksi baik dari alat
ataupun pembedahan, bukan untuk mengobati skoliosis. Obat yang
digunakan antara lain :
- Analgesik.
- NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drug)
b. Fisioterapi
- Terapi panas, dengan cara mengompres
- Alat penyangga, digunakan untuk skoliosis dengan kurva 25°- 40°
dengan skeletal yang tidak matang (immature).
c. Penanganan Operatif
Umumnya, jika kelengkungan lebih dari 40 derajat dan pasien
skeletalnya imatur, operasi direkomendasikan. Lengkung dengan sudut
besar tersebut, progresivitasnya meningkat secara bertahap, bahkan
pada masa dewasa. Tujuan terapi bedah dari skoliosis adalah
memperbaiki deformitas dan mempertahankan perbaikan tersebut
sampai terjadi fusi vertebra. Faktor yang harus dipertimbangkan
sebelum operasi ialah fungsi paru pasien dengan penyakit
neuromuskuler.
Operasi pada kasus skoliosis dilakukan atas indikasi:
- Pasien telah menjalani perawatan dengan brace, namun masih
mengalami perburukan kurvatura.
- Terlambat menggunakan brace, yaitu pada pasien dengan kurva
>500 , usia tulang 15 tahun untuk perempuan dan 17 tahun untuk
laki-laki, serta deformitas kurvatura skoliosis yang sangat berat.
- Kurvatura scoliosis >500 meskipun tidak dirasakan adanya
gangguan kosmetik.
- Anak yang tidak menggunakan atau tidak dapat menggunakan
brace.
- Nyeri terus menerus yang mungkin disebabkan oleh skoliosis
- Skoliosis yang tidak seimbang (unbalanced scoliosis).
- Gangguan psikologis karena skoliosis. Sesuai dengan usia pasien,
operasi dapat dilakukan dengan cara instrumentasi tanpa fusi
(growing rod) atau operasi fusi definitif yang biasanya dilakukan
dengan pendekatan anterior atau posterior
8. Komplikasi
Komplikasi seperti:
a. Kerusakan paru-paru dan jantung
b. Sakit tulang belakang
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Telp PJ : 081213405447
B. ANAMNESA
- Alasan masuk RS: badan pegal, sakit dibagian tulang ekor dan mudah lelah
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama saat pengkajian : ( Keluhan yang dirasakan klien berupa data
subjektif yang paling prioritas /penting dan segera)
S: Sedang skala 5
4. Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang pernah dialami :Tidak ada
5. Imunisasi : -
• Persepsi terhadap penyakit : Karna Allah sayang makanya diberi cobaan sama
allah supaya lebih menjaga kesehatan
• Arti sehat dan sakit bagi pasien:Sehat itu mahal dan sangat berharga
• Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini:Menurut An. F sehat jika seseorang
bisa melakukan kegiatan dan beraktivitas sehari-hari seperti sedia kala
• Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining, kunjungan ke pusat
pelayanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga.
• Faktor ekonomi : baik tercukupi\
• Ibu pasien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya :
kepuskesmas
• Pemeriksaan diri sendiri : payudara, riwayat medis keluarga, pengobatan yang
sudah dilakukan:Tidak ada
• Perilaku untuk mengatasi masalah Kesehatan :
• Tembakau : (√) Tidak
• Alkohol : (√ ) Tidak
• Obat lain : (√ ) Tidak
• Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna) :Tidak ada
• Reaksi : Tidak ada
• Obat-obatan warung/tanpa resep dokter : Paracetamol
2. POLA NUTRISI / METABOLISME
• Kebiasaan jumlah makanan :3x sehari tapi tidak terlalu banyak porsinya dan
selama sakit tidak nafsu makan dan kadang suka ngemil
• Jenis dan jumlah (makanan dan minuman) :Padat dan lunak 3x sehari (pagi, siang
dan malam)
• Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu
makan :Nafsu makan menurun
• Kepuasan akan berat badan :Berat badan menurun
• Persepsi akan kebutuhan metabolik :
• Faktor pencernaan : nafsu makan menurun ketidak nyamanan Ya tidak nyaman,
rasa danbau tidak ada,gigi caries tidak ada, mukosa mulut kering, mual atau
muntahya mual muntah, pembatasan makanan tidak ada, alergi makanan tidak
ada
• Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (berat badan saat ini dan SMRS) :
• Diet/Suplemen Khusus Tidak Diit rendah lemak tidak
• Instruksi Diet Sebelumnya : (√ )Tidak
• Nafsu makan : (√ ) Menurun
• Penurunan Sensasi Kecap (√) Mual (√) Muntah
• TB 140 BB saat ini: 28 IMT 15,3
• Perubahan BB 6 bulan terakhir : (√ )Tak ada
• Kesulitan Menelan (Disfagia) : (√ ) Tidak
• Gigi : lengkap Atas ( __ Parsial (√ ) Lengkap) Bawah ( __Parsial (√) Lengkap)
• Riwayat Masalah Kulit / Penyembuhan (√ ) Tak ada
• Tidak pernah diet
• Makan pagi :Bubur, nasi ,ayam dan sayuran, buah-buhan
• Makan siang:Nasi, lauk pauk
• Makan malam : Nasi, lauk pauk, buah buahan
• Pantangan/Alergi :Tidak ada pantangan/alergi
3. POLA ELIMINASI
5555 5555
0 1 2 3 4
Makan/Minum
Mandi
Berpakaian/berdandan
Toileting
Berpindah
Berjalan
Menaiki tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Total 16
Keterangan
Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini : Bosan di rumah sakit terus
Tingkat stress yang dirasakan Tidak
Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress Tidak ada
Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya : Pergi
berlibur
Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress: Belum bisa
melakukannya
Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga Baik
Perhatian utama tentang perawatan di rumah sakit atau penyakit ( finansial,
perawatan diri ): Selalu membersihkan diri
Kehilangan / perubahan di masa lalu : (√ ) Tidak
Penggunaan obat untuk menghilangkan stres : Tidak ada
Keadaan emosi dalam sehari-hari : (√ ) Santai
10. POLA KONSEP DIRI
❖ Kepala dan leher : Normal , tidak ada lesi, , rambut warna hitam dan tidak rontok.
Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid , reflek menelan , JPV teraba
❖ Mata (bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, pupil, lapang
pandang, ketajaman penglihatan) : Normal. Mata anemis, ikterik tidak ada
sianosis , reflek cahaya baik pupil sikor
❖ Hidung dan sinus : Normal, Bentuk simetris tidak ada sinus tidak ada lesi
❖ Mulut, lidah, dan tonsil : Mukosa bibir kering, pembersiharan tonsil (-) ada
carises gigi lengkap
❖ Payudara dan ketiak : Kanan dan kirim simetris, tidak ada pembengkakak, tidak
ada nyeri tekan
❖ Perencanaan pulang-
3. Keuangan : Cukup
Klien mengatakan pegal dibagian pingang , pusing, tidak nafsu makan sudah 1
minggu terakhir, mual. nyeri di bagian tulang ekor seperti tertekan skla 5.
Keluarga klien mengatakan sudah dibawa kerumah sakit siloam namun rumah
sakit tersebut tidak ada alat untuk tindakan An. F TD : 108/63 mmHg, N : 152
x/menit S: 36,1˚C RR: 23x/mnt Tingkat kesadaran : Composmentis GCS : 15
Nyeri dipersepsikan
Nyeri
2. Ds: Skoliosis Gangguan
-Klien mengatakan tidak dapat mobilitas fisik
melakukan aktivitas seperti biasa Kerusakan pada transmisi impuls
Do: saraf menuju sel-sel otot
-Klien tampak lemah
- TTV Penurunan hubungan
TD : 108/63 mmHg neuromoskuler
N : 152 x/menit
S: 36,1˚C Kelemahan otot volunter
RR: 23x/mnt
Penurunan kekuatan otot
IV. Evaluasi
O:
-Skala nyeri 5
- TTV :
TD : 108/63 mmHg
N : 152 x/menit
S: 36,1˚C
RR: 23x/mnt
O:
-Klien tampak lemah
- Klien tampak dibantu dalam beraktivitas
- TTV :
TD : 108/63 mmHg
N : 152 x/menit
S: 36,1˚C
RR: 23x/mnt