Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN AN. F DENGAN SKOLIOSIS

DI RUANG KEMUNING BAWAH RSUD KABUPATEN TANGERANG

Disusun oleh :

MARYATI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2021-2022
1. Definisi

Kata skoliosis berasal dari bahasa Yunani skolios yang berarti bengkok.
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang berupa lengkungan ke
samping/lateral. Jika dilihat dari belakang, tulang belakang pada skoliosis akan
berbentuk seperti huruf “C” atau “S . Definisi lain menyatakan bahwa scoliosis
adalah sebuah tipe deviasi postural dari tulang belakang dengan penyebab apapun,
yang dicirikan oleh adanya kurva lateral pada bidang frontal yang dapat
berhubungan atau tidak berhubungan dengan rotasi korpus vertebra pada bidang
aksial dan sagital.

2. Etiologi

Penyebab dan patogenesis skoliosis belum dapat ditentukan dengan pasti.


Kemungkinan penyebab pertama ialah genetik. Banyak studi klinis yang
mendukung pola pewarisan dominan autosomal, multifaktorial, atau X-linked.
Penyebab kedua ialah postur, yang mempengaruhi terjadinya skoliosis postural
kongenital. Penyebab ketiga ialah abnormalitas anatomi vertebra dimana lempeng
epifisis pada sisi kurvatura yang cekung menerima tekanan tinggi yang abnormal
sehingga mengurangi pertumbuhan, sementara pada sisi yang cembung menerima
tekanan lebih sedikit, yang dapat menyebabkan pertumbuhan yang lebih cepat.
Selain itu, arah rotasi vertebra selalu menuju ke sisi cembung kurvatura, sehingga
menyebabkan kolumna anterior vertebra secara relatif menjadi terlalu panjang jika
dibandingkan dengan elemen-elemen posterior. Penyebab keempat ialah
ketidakseimbangan dari kekuatan dan massa kelompok otot di punggung.
Abnormalitas yang ditemukan ialah peningkatan serat otot tipe I pada sisi
cembung dan penurunan jumlah serat otot tipe II pada sisi cekung kurvatura.
Selain itu, dari pemeriksaan EMGdidapatkan peningkatan aktivitas pada otot sisi
cembung kurvatura.

3. Klasifikasi
Skoliosis dibagi atas skoliosis fungsional dan struktural. Skoliosis fungsional
disebabkan kerena posisi yang salah atau tarikan otot paraspinal unilateral, yang
dapat disebabkan karena nyeri punggung dan spasme otot. Perbedaan panjang
tungkai, herniasi diskus, spondilolistesis, atau penyakit pada sendi panggul juga
dapat menyebabkan terjadinya scoliosis fungsional. Pada skoliosis fungsional,
tidak terjadi rotasi vertebra yang bermakna, dan biasanya reversibel. Terapi
terhadap penyebab skoliosis dapat memperbaiki kurvatura yang terjadi. Skoliosis
struktural biasanya tidak reversibel dan bisa berupa skoliosis idiopatik,
kongenital, atau yang didapat (skoliosis neuromuskular).
4. Patofisiologi
Kelainan bentuk tulang punggung yang disebut skoliosis ini berawal dari
adanya syaraf-syaraf yang lemah atau bahkan lumpuh yang menarik ruas-
ruas tulang belakang. Tarikan ini berfungsi untuk menjaga ruas tulang
belakang berada pada garis yang normal. Yang bentuknya seperti
penggaris atau lurus. Tetapi karena suatu hal diantaranya kebiasaan duduk
yang miring membuat syaraf yang bekerja menjadi lemah. Bila ini terus
berulang menjadi kebiasaan maka syaraf itu bahkan mati. Ini berakibat
pada ketidakseimbangan tarikan pad aruas tulang belakang. Oleh karena
itu, tulang belakang yang menderita scoliosis itu bengkok atau seperti
huruf S atau huruf C.

5. Menifestasi Klinis
Gejala-gejala yang paling umum dari skoliosis ialah suatu lekukan
yang tidak normal dari tulang belakang. Skoliosis dapat menyebabkan
kepala nampak bergeser dari tengah atau satu pinggul atau pundak lebih
tinggi daripada sisi berlawanannya. Masalah yang dapat timbul akibat
skoliosis ialah penurunan kualitas hidup dan disabilitas, nyeri, deformitas
yang mengganggu secara kosmetik, hambatan fungsional, masalah paru,
kemungkinan terjadinya progresifitas saat dewasa, dan gangguan
psikologis.
Tulang belakang mungkin jelas menyimpang dari garis tengah,
atau ini mungkin menjadi jelas hanya ketika pasien membungkuk ke depan
(Tes Adams). Level dan arah sifat cembung dari kurva major perlu dicatat
(misalnya „right toraks‟ berarti kurva di tulang belakang dada dan
cembung kearah kanan). Pinggul (pelvis) menjulur keluar di sisi cekung
dan tulang belikat pada sisi cembung. Payudara dan bahu juga mungkin
asimetris. Dengan toraks scoliosis, rotasi menyebabkan sudut tulang rusuk
ke luar atau menonjol, sehingga menghasilkan asimetris rusuk pada punuk
di sisi cembung kurva. Dalam deformity yang seimbang maka occiput
adalah di atas/melebihi garis tengah; dalam keadaan tidak seimbang (atau
decompensated) kurva ini occiput tidak melebihi garis tengah. Ini dapat
ditentukan lebih akurat dengan menjatuhkan plumbline dari tonjolan
prosesbspinosus C7 dan mencatat apakah itu jatuh sepanjang gluteal cleft.

6. Pemeriksaan penunjang

Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk


membungkuk kedepan sehingga pemeriksa dapat menentukan
kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan
untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

a. Skoliometer
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara
pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi
membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan
berubah-ubah tergantung posisi kurvatula, sebagian contoh kurva
dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkung
lebih jauh dibandingkan kurva pada thorakal. Kemudian letakkan
skoliometer pada epeks kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan,
kemudian baca deraat kurva.
b. Rontgen Tulang Belakang
X-Ray proyeksi foto polos: harus diambil dengan posterior dan lateral
penuh terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak,
untuk menilai derajat kurva dengan metode cobb dan menilai maturitas
skeletal dengan metode risser. Kurva structural akan memperlihatkan
rotasi vertebra: pada proyeksi posterior-anterior, vertebra yang
mengarah kepuncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah;
ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetris
vertebra diperoleh kembali
c. MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen)

7. Penatalaksanaan Medis
Jenis terapi yang dibutuhkan untuk skoliosis tergantung pada
banyak faktor. Sebelum menentukan jenis terapi yang digunakan,
dilakukan observasi terlebih dahulu. Terapi disesuaikan dengan
etiologi,umur skeletal, besarnya lengkungan, dan ada tidaknya
progresivitas dari deformitas. Keberhasilan terapi sebagian tergantung
pada deteksi dini dari skoliosis.
a. Obat
Obat Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dan kemungkinan infeksi baik dari alat
ataupun pembedahan, bukan untuk mengobati skoliosis. Obat yang
digunakan antara lain :
- Analgesik.
- NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drug)
b. Fisioterapi
- Terapi panas, dengan cara mengompres
- Alat penyangga, digunakan untuk skoliosis dengan kurva 25°- 40°
dengan skeletal yang tidak matang (immature).
c. Penanganan Operatif
Umumnya, jika kelengkungan lebih dari 40 derajat dan pasien
skeletalnya imatur, operasi direkomendasikan. Lengkung dengan sudut
besar tersebut, progresivitasnya meningkat secara bertahap, bahkan
pada masa dewasa. Tujuan terapi bedah dari skoliosis adalah
memperbaiki deformitas dan mempertahankan perbaikan tersebut
sampai terjadi fusi vertebra. Faktor yang harus dipertimbangkan
sebelum operasi ialah fungsi paru pasien dengan penyakit
neuromuskuler.
Operasi pada kasus skoliosis dilakukan atas indikasi:
- Pasien telah menjalani perawatan dengan brace, namun masih
mengalami perburukan kurvatura.
- Terlambat menggunakan brace, yaitu pada pasien dengan kurva
>500 , usia tulang 15 tahun untuk perempuan dan 17 tahun untuk
laki-laki, serta deformitas kurvatura skoliosis yang sangat berat.
- Kurvatura scoliosis >500 meskipun tidak dirasakan adanya
gangguan kosmetik.
- Anak yang tidak menggunakan atau tidak dapat menggunakan
brace.
- Nyeri terus menerus yang mungkin disebabkan oleh skoliosis
- Skoliosis yang tidak seimbang (unbalanced scoliosis).
- Gangguan psikologis karena skoliosis. Sesuai dengan usia pasien,
operasi dapat dilakukan dengan cara instrumentasi tanpa fusi
(growing rod) atau operasi fusi definitif yang biasanya dilakukan
dengan pendekatan anterior atau posterior

8. Komplikasi
Komplikasi seperti:
a. Kerusakan paru-paru dan jantung
b. Sakit tulang belakang
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN AN. F DENGAN SKOLIOSIS

DI RUANG KEMUNING BAWAH RSUD KABUPATEN TANGERANG

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB

Nama Klien : An. F Tanggal Masuk RS : 28 25 08

Umur : 11 tahun Diagnosa Medis: Skoliosis Idlopatic

Jenis Kelamin : Laki laki Sumber Informasi : Keluarga

Alamat klien : Jl. Lebak Sari Tanggal Pengkajian : 08-02-2022

Status Perkawinan : Pelajar Ruang : Kemuning Bawah

Agama : Islam Keluarga yang dapatdihubungi (PJ): Ibu

Suku : Sunda Nama PJ : Ny.A

Pendidikan : SMP Pekerjaan PJ : Ibu rumah tangga

Pekerjaan :- Alamat PJ : Jl. Lebak sari

Telp PJ : 081213405447

B. ANAMNESA

- Alasan masuk RS: badan pegal, sakit dibagian tulang ekor dan mudah lelah

- Masuk dari: dibawa keluarga

- Alat yang digunakan saat masuk : Tidak ada

C. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama saat pengkajian : ( Keluhan yang dirasakan klien berupa data
subjektif yang paling prioritas /penting dan segera)

P: Pada saat melakukan aktivitas berat

Q: Nyeri dirasakan hilang timbul terkadang cukup mengganggu


R: Di daerah tulang ekor

S: Sedang skala 5

T:Nyeri yang dirasakan hilang timbul

2. Riwayat Kesehatan Sekarang : klien mengalami perubahan punggung bagian bawah,


tulang belakang bengkok.

3. Riwayat Kesehatan Lalu : tidak ada

4. Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang pernah dialami :Tidak ada

5. Imunisasi : -

6. Kecelakaan yang pernah dialami : Tidak ada

7. Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit: Tidak ada

8. Allergi ( makanan,obat-obatan, zat/substansi,textil ): Tidak ada

9. Riwayat kesehatan keluarga

- Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada


- Orang Tua : Tidak ada
- Saudara kandung : Hipertensi
- Anggota keluarga lain : Tidak ada
- Penyakit yang sedang diderita : Tidak ada
- Orang tua : Tidak ada
- Saudara kandung : Tidak ada
- Anggota keluarga lain : Tidak ada
- Riwayat penyakit genetic/keturunan/herediter : Tidak ada
- Genogram: (gambarkan silsilah keluarga 3 generasi)

D. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN ( Model Gordon )

1. POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN / MANAJEMEN KESEHATAN

• Persepsi terhadap penyakit : Karna Allah sayang makanya diberi cobaan sama
allah supaya lebih menjaga kesehatan
• Arti sehat dan sakit bagi pasien:Sehat itu mahal dan sangat berharga
• Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini:Menurut An. F sehat jika seseorang
bisa melakukan kegiatan dan beraktivitas sehari-hari seperti sedia kala
• Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining, kunjungan ke pusat
pelayanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga.
• Faktor ekonomi : baik tercukupi\
• Ibu pasien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya :
kepuskesmas
• Pemeriksaan diri sendiri : payudara, riwayat medis keluarga, pengobatan yang
sudah dilakukan:Tidak ada
• Perilaku untuk mengatasi masalah Kesehatan :
• Tembakau : (√) Tidak
• Alkohol : (√ ) Tidak
• Obat lain : (√ ) Tidak
• Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna) :Tidak ada
• Reaksi : Tidak ada
• Obat-obatan warung/tanpa resep dokter : Paracetamol
2. POLA NUTRISI / METABOLISME

• Kebiasaan jumlah makanan :3x sehari tapi tidak terlalu banyak porsinya dan
selama sakit tidak nafsu makan dan kadang suka ngemil
• Jenis dan jumlah (makanan dan minuman) :Padat dan lunak 3x sehari (pagi, siang
dan malam)
• Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu
makan :Nafsu makan menurun
• Kepuasan akan berat badan :Berat badan menurun
• Persepsi akan kebutuhan metabolik :
• Faktor pencernaan : nafsu makan menurun ketidak nyamanan Ya tidak nyaman,
rasa danbau tidak ada,gigi caries tidak ada, mukosa mulut kering, mual atau
muntahya mual muntah, pembatasan makanan tidak ada, alergi makanan tidak
ada
• Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (berat badan saat ini dan SMRS) :
• Diet/Suplemen Khusus Tidak Diit rendah lemak tidak
• Instruksi Diet Sebelumnya : (√ )Tidak
• Nafsu makan : (√ ) Menurun
• Penurunan Sensasi Kecap (√) Mual (√) Muntah
• TB 140 BB saat ini: 28 IMT 15,3
• Perubahan BB 6 bulan terakhir : (√ )Tak ada
• Kesulitan Menelan (Disfagia) : (√ ) Tidak
• Gigi : lengkap Atas ( __ Parsial (√ ) Lengkap) Bawah ( __Parsial (√) Lengkap)
• Riwayat Masalah Kulit / Penyembuhan (√ ) Tak ada
• Tidak pernah diet
• Makan pagi :Bubur, nasi ,ayam dan sayuran, buah-buhan
• Makan siang:Nasi, lauk pauk
• Makan malam : Nasi, lauk pauk, buah buahan
• Pantangan/Alergi :Tidak ada pantangan/alergi
3. POLA ELIMINASI

• Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi 6x/hr, jumlah (cc),900 cc


• Warna_kuning_, bau bau khas urin, nyeri/disuria (- ) nokturia (- ) hematuria
(- ) kemampuan mengontrol BAK, Mampu , Inkontinensia urin (√) Tidak
• Siang Hari Tidak ada Malam HariTidak ada Kadang-kadang Tidak ada
Kesulitan menahan berkemih /retensi (√) Kesulitan mencapai toilet (√ )
• Alat bantu (-) Kateterisasi intermitten , Kateter indwelling tidak ada
• Perubahan Lain-lain: Tidak ada
• Balance cairan :-
• Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, 1x sehari jumlah600 (cc), warna,
kuningbau, bau khas bab nyeri, tidak ada
• Incontinensia alvi/.kemampuan mengontrol BAB,Normal , adanya perubahan
lain ( ) Tgl defekasi terakhirTidak ada Konstipasi (√), Diare ( ) karakteristik
stoma : Tidak ada
• Keyakinan budaya dan kesehatan : Ada keyakinan supaya sembuh
• Kemampuan perawatan diri : Semenjak di RS dibantu dibersihkan oleh Ibu
dan perawat
• Kebersihan diri : Jarang gosok gigi semenjak dirumah sakit karean badan
lemas dan pusing
• Penggunaan bantuan untuk ekskresi : Tidak ada
• Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen, genitalia, rektum,
prostat) :tidak ada kelainan
• Mual muntah (√) ), bentuk simetris (√) ), asites (- ), nyeri tekan ( -) , tanda
murfhi (- ), pembesaran hati atau limfe( -), Bising usus : __x/menit

4. POLA AKTIVITAS / OLAHRAGA

• Aktivitas kehidupan sehari-hari :Jarang olahraga


• Olahraga : tipe, frekuensi, durasi dan intensitas :Jogging 15 menit setiap minggu
• Aktivitas menyenangkan :Futsal
• Keyakinan tentang latihan dan olahraga : Supaya sehat badan
• Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi, makan, kamar
mandi)
• Penggunaan alat bantu :Tidak ada
• Data pemeriksaan fisik (pernapasan, kardiovaskular, muskuloskeletal, neurologi)
• Sistem Kardiovaskular (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
• TD : 174/92 mmHg, N : 96 x/menit S: 36,9˚C, CRT : >3detik
• Jalan nafas Bebas RR : 20 x/menit,
• Sistem Muskuloskeletal (inspeksi, palpasi, perkusi):
• Menggunakan alat bantu: (√) Tidak ada
• Kekuatan Otot :
5555 5555

5555 5555

• Keluhan saat beraktivitas:Mudah lelah


• Sistem Neurologi (saraf kranial, refleks, dll) : Normal (reflex patella positif,
kontak mata baik)
• Kemampuan Perawatan Diri :
Aspek dinilai Score

0 1 2 3 4
Makan/Minum 

Mandi 

Berpakaian/berdandan 

Toileting 

Mobilisasi di tempat tidur 

Berpindah 

Berjalan 

Menaiki tangga 

Berbelanja 

Memasak 

Pemeliharaan rumah 

Total 16

Keterangan

0 = Mandiri 2 = Bantuan Orang Lain 4 = Tergantung / tidak mampu

1 = Dengan Alat Bantu 3 = Bantuan peralatan dan orang lain

5. POLA ISTIRAHAT TIDUR

• Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, : 8 Jam/malam.


• Tidur siang (√ ) Tidur sore Merasa segar setelah tidur : (√) Tidak
• Jam tidur 21.00 .dan bangun 05.00, ritual menjelang tidur,Mendengarkan musik ,
lingkungan tidur,tingkat kesegaran setelah tidur Segar bangun tidur
• Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, music. dlll) Tidak ada
• Jadwal istirahat dan relaksasi Tidak ada
• Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll Tidak ada
• Data pemeriksaan fisik (lesu(√)
• Masalah/Gejala gangguan pola tidur: (√ ) Insomnia
6. POLA KOGNITIF – PERSEPSI

• Status mental : (√ ) Sadar (√ ) Kelam piker


• Bicara: (√ )Normal
• Bahasa sehari – hari : (√ ) Indonesia
• Kemampuan membaca Bahasa Indonesia : (√ ) Ya
• Kemampuan memahami :(√ ) Ya
• Tingkat ansietas : (√) Sedang
• Keterampilan interaksi : (√ ) Tepat
• Pendengaran : (√ ) DBN
• Penglihatan : (√ ) Dalam batas Normal
• Vertigo : Tidak ada
• Ketidaknyamanan / nyeri : (√ ) Tidak ada
• Pencetus nyeri: Disebabkan inflamasi di ginjal
• Quality/ kualitas nyeri: Klien mengatakn mual dan nyeri hati sepeti tertekan
• Regio nyeri: Nyeri di daerah ulu hati
• Skala nyeri: Skala nyeri 5
• Time/ waktu nyeri: Nyeri yang dirasakan hilang timbul
• Penalaksanaan nyeri : Dengan distraksi
• Keyakinan budaya terhadap nyeri Ada Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri
dan pengetahuan untuk mengontrol dan mengatasi nyeri : Distraksi
• Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis, ketidaknyamanan)
• Tingkat kesadaran : Composmentis GCS : 15 tremor Tidak, orientasi baik,
tingkah laku baik , kekuatan menggenggam baik, pegerakan ekstremitas baik
bagus, riwayat kejang:tidak ada
7. POLA PERAN HUBUNGAN

 Pekerjaan :. Pegawai swasta


 Status Pekerjaan : Bekerja (√) Tidak bekerja
 Ketidakmampuan Jangka Pendek( Masih berusaha )
 Ketidakmampuan jangka panjang (masih berusaha)
 Sistem Pendukung / Pentingnya keluarga: (√ ) Ada (√ ) Teman Keluarga
serumah (√
 Masalah keluarga berkenaan dengan masalah di Rumah Sakit : Tidak ada
 Kegiatan Sosial / Hubungan dengan orang lain : Sangat baik
 Kepuasan/ketidakpuasaan menjalankan peran : Masih mengganggap sebagai
beban keluarga
 Efek terhadap status kesehatan :Merasa tidak seperti biasanya
 Struktur dan dkungan keluarga : Keluarga selalu support
 Proses pengambilan keputusan keluarga : .Menanyakan satu sama lain
untukmengambil keputusan .
 Pola membersarkan anak : Secara bergantian
 Orang terdekat dengan klien : Keluarga inti
 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan : Tidak ada
8. POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI

• Tanggal Menstruasi Terakhir (TMA) :-


• Masalah menstruasi : - .
• Pap Smear Terakhir : - .
• Pemeriksaan payudara/testis mandiri bulanan : (- ) Tidak
• Masalah seksualitas b.d penyakit dan efek terhadap kesehatan__tidak ada Lain-
lain : Tidak ada
• Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi: Organ intim
harus selalu bersih
• Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi : tidak ada
• Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia, payudara, rektum) Tidak
ada
9. POLA KOPING – TOLERANSI STRES

 Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini : Bosan di rumah sakit terus
 Tingkat stress yang dirasakan Tidak
 Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress Tidak ada
 Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya : Pergi
berlibur
 Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress: Belum bisa
melakukannya
 Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga Baik
 Perhatian utama tentang perawatan di rumah sakit atau penyakit ( finansial,
perawatan diri ): Selalu membersihkan diri
 Kehilangan / perubahan di masa lalu : (√ ) Tidak
 Penggunaan obat untuk menghilangkan stres : Tidak ada
 Keadaan emosi dalam sehari-hari : (√ ) Santai
10. POLA KONSEP DIRI

 Body image : (√) tidak terganggu


 Ideal diri : (√) tidak terganggu
 Harga diri : (√).tidak terganggu.
 Peran : ( √).tidak terganggu
 Identitas diri : (√)....tidak terganggu
11. POLA KEYAKINAN-NILAI

• Latar belakang budaya/etnik : Suku jawa


• Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kelompok
budaya/etnik : tidak ada kepercayaan pengobatan diluar selain medis
• Tujuan kehidupan bagi pasien : Bisa membahagiakan keluarga kecil
• Pentingnya agama/spiritualitas : Sangat penting
• Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas : Sangat penting
 Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan, laragan, adat) yang dapat
mempengaruhikesehatan : tidak ada
 Agama : (√ ) islam
 Pantangan keagamaan : (√) Tidak
 Pengaruh agama dalam kehidupan : Sangat berpengaruh
 Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini : (√) Tidak
PEMERIKSAAN FISIK

❖ Kepala dan leher : Normal , tidak ada lesi, , rambut warna hitam dan tidak rontok.

Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid , reflek menelan , JPV teraba

❖ Mata (bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, pupil, lapang
pandang, ketajaman penglihatan) : Normal. Mata anemis, ikterik tidak ada
sianosis , reflek cahaya baik pupil sikor

❖ Telinga (daun telinga, lubang, saluran, membran tympani, fungsi pendengaran) :


Normal, tidak terdapat lesi, kotoran

❖ Hidung dan sinus : Normal, Bentuk simetris tidak ada sinus tidak ada lesi

❖ Mulut, lidah, dan tonsil : Mukosa bibir kering, pembersiharan tonsil (-) ada
carises gigi lengkap

❖ Payudara dan ketiak : Kanan dan kirim simetris, tidak ada pembengkakak, tidak
ada nyeri tekan

❖ Abdomen (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) : Bentuknya simetris tidak ada


nyeri tekan dibagian abdomen. Nyeri di ulu hati hilang timbul skala 6 .Perkusi
timpani redup batas hepar dan spleen. Asukultasi : bising usus bising usus (+) 12
normal

❖ Perencanaan pulang-

Tanggal informasi didapatkan -

1. Tanggal pulang yang diantisipasi : -

2. Sumber-sumber yang tersedia : orang tua, keluarga .

3. Keuangan : Cukup

4. Perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang :


Jangan telalu banyak beraktivitas karena maih dalam pemulihan

5. Area yang mungkin membutuhkan perubahan / bantuan : tidak ada


❖ Kesimpulan Keadaan Pasien

Klien mengatakan pegal dibagian pingang , pusing, tidak nafsu makan sudah 1
minggu terakhir, mual. nyeri di bagian tulang ekor seperti tertekan skla 5.
Keluarga klien mengatakan sudah dibawa kerumah sakit siloam namun rumah
sakit tersebut tidak ada alat untuk tindakan An. F TD : 108/63 mmHg, N : 152
x/menit S: 36,1˚C RR: 23x/mnt Tingkat kesadaran : Composmentis GCS : 15

II. Analisa Data

No. Analisa Data Etiologi Diagnosa


1 Ds: Skoliosis Nyeri
-Klien mengatakan kelelahan
saat beraktivitas Pada kanalisis spinal terjadi
- klien mengatakan nyeri pendorongan
dirasakan berat dan cukup
menganggu aktivitas Penyempitan pada kanalis
- klien mengatakan nyerinya
hilang timbul Menekan saraf didaerah spiral
Do:
-Skala nyeri 5 Merangsang nosiseptor nyeri
- TTV : redolla spiralis
TD : 108/63 mmHg
N : 152 x/menit Spino talakikus
S: 36,1˚C
RR: 23x/mnt Korteks selebri

Nyeri dipersepsikan

Nyeri
2. Ds: Skoliosis Gangguan
-Klien mengatakan tidak dapat mobilitas fisik
melakukan aktivitas seperti biasa Kerusakan pada transmisi impuls
Do: saraf menuju sel-sel otot
-Klien tampak lemah
- TTV Penurunan hubungan
TD : 108/63 mmHg neuromoskuler
N : 152 x/menit
S: 36,1˚C Kelemahan otot volunter
RR: 23x/mnt
Penurunan kekuatan otot

Keterbatasan rentan gerak

Gangguan mobilitas fisik


III. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Kriteria Intervensi Rasional


1 Nyeri berhubugan Nyeri 1.Kaji tipe, intesitas
1. Mempengaruhi
dengan posisi tumbuh berkurang/hilang dan lokasi nyeri pilihan/pengawasan
miring kelateral Keluhan nyeri 2. Ajarkan relaksasi
keefektifan
berkurang dan tehnik distraksi
intervensi tingkat
ansietas dapat
mempengaruhi
terhadap nyeri
2.Untuk
mengalihkan
perhatian sehingga
mengurang
2 Gangguan mobilitas 1.Meningkatkan 1.Tingkatkan 1.mempengaruhi
fisik berhubungan mobilitas fisik aktivitas jika nyeri pilihan/pengawasan
dengan postur tubu 2. tidak bertenaga berkurang keefektifan
yang tidak seimbang dapat dapat menurun 2. kaji tingkat intervensi
3. tidak mampu mobilitas fisik 2. memberikan
mempertahankan Tingkatkan kesempatan untuk
kerja yang biasa aktivitas jika nyeri mengeluarkan
dilakukan dapat berkurang energy
menurun

IV. Evaluasi

TGL/Jam No Evaluasi Tanda


Dx Tangan
1 S:
- Klien mengatakan kelelahan saat beraktivitas
- Klien mengatakan nyeri dirasakan berat dan cukup
menganggu aktivitas
- Klien mengatakan nyerinya hilang timbul

O:
-Skala nyeri 5
- TTV :
TD : 108/63 mmHg
N : 152 x/menit
S: 36,1˚C
RR: 23x/mnt

A: Masalah belum teratasi


P: lanjutkan intervensi

2 S: klien mengatakan melakukan aktivitas dengan bantuan


orang lain

O:
-Klien tampak lemah
- Klien tampak dibantu dalam beraktivitas
- TTV :
TD : 108/63 mmHg
N : 152 x/menit
S: 36,1˚C
RR: 23x/mnt

A: Masalah belum teratasi


P: lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai