Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA SKOLIOSIS

TUGAS KEPERAWATAN ANAK


Dosen Pengajar : Emy Sutiyarsih, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :
Dia Rosania Nova 181473
Ghesa Arif Adithama 181476
Monika Dwi Lisa Claudia 181486
Mikael Ardi Brahmananto 181485
Rika Solehatin 181491

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG MALANG
2020
A.KONSEP DASAR
1. Definisi
Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti kondisi
patologik.Vertebra servikal, torakal, dan lumbal membentuk kolumna vertikal dengan pusat
vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas kelainan tulang belakang yang
menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional.
Skoliosis adalah lengkungan atau kurvatura lateral pada tulang belakang akibat rotasi dan
deformitas vertebra. Tiga bentuk skoliosis struktural yaitu :
a. Skoliosis Idiopatik .

b. Skoliosis Kongenital

c. Skoliosis Neuromuskuler,

2. Etiologi

a. Kongenital (bawaan),

b. Neuromuskuler,

c. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.

3. Manifestasi Kinis

Gejalanya berupa:

- Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping

- Bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya

- Nyeri punggung

- Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

- Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60%) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.
4. Patofisiologi

Skoliosis dapat terjadi hanya pada daerah tulang spinalis termasuk rongga tulang
spinal. Lengkungan dsapat berbentuk S atau C. Derajat lengkungan penting untuk di
ketahui karena hal dapat menentukan jumlah tulang rusuk yang mengalami pergeseran.
Pada tingkat rootasi lengkungan yang cukup besar mungkin dapat menekan dan
menimbulkan keterbatasan pada organ penting yaitu paru-paru dan jantung.
Aspek paling penting terjadinya deformitas adalah progresivitas pertumbuhan tulang.
Dengan terjadinya pembengkokan tulang vertebra ke arah lateraldi sertai dengan rotasi
tulang belakang. Maka akan diikutio dengan perkembangan sekunder pada tulang vertebra
dan iga. Oleh karena adanya gangguan pertumbuhan yang bersifat progresif, di samping
terjadi perubahan pada vertebra, juga terdapt perubaahan pada tulang iga. Dimana
bertambahnya kurva yang menyebabkan deformitasi tulang iga semakin jelas.
Pada kanalis spinalis terjadi pendorongan dan penyempitan kanalis spinalis oleh
karena terjadinya penebalan dan pemendekan lamina pada sisi konkaf. Kesimbangan
lengkungan juga penting karena mempengaruhi stabilitas dadi tulang belakang dan
pergerakan panggul.

5. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan


sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan neurologis
(saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

a. Skoliometer.

Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara pengukuran
dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi membungkuk, kemudian atur
posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah tergantung pada lokasi kurvatura,
sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk
lebih jauh dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada apeks
kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.
.
b. Rontgen Tulang Belakang

X-Ray Proyeksi Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh
terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat
kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser.
Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada proyeksi posterior-
anterior, vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris
tengah; ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra
diperoleh kembali
c. MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

6. Penatalaksanaan
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :

a. Observasi

Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25 pada
tulang yang masih tumbuh atau <50 pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya.
Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun.
Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-
waktu tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke
dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat <20 dan 4-6 bulan bagi
yang derajatnya >20.
b. Orthosis

Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan
nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1) Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 25

2) Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25

Jenis dari alat orthosis ini antara lain :


a) Milwaukee

b) Boston

c) Charleston bending brace


c. Operasi

7. Komplikasi

Komplikasi seperti :

a. Kerusakan paru-paru dan jantung.

b. Sakit tulang belakang.


B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor
tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran
anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi
biasanya menandakan adanya patah tulang.
b. Mengkaji tulang belakang
o Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
o Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
o Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)
c. Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya
benjolan, adanya kekakuan sendi

d. Mengkaji system otot


Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-
masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri
otot.
e. Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu
ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang
berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis. cara berjalan spastic hemiparesis -
stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara
berjalan bergetar – penyakit Parkinson).
f. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer

Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin
dari lainnya. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu
dan waktu pengisian kapiler.
2. DIAGNOSA
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penekanan paru
b. Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang
d. Gangguan citra tubuh atau konsep diri yang berhubungan dengan postur tubuh yang
miring kelateral
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.D DENGAN KASUS SKOLIOSIS
Pengkajian : tanggal 12/2/2019

A. Data Umum
Identitas Klien
Nama : Tn.D
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur/ Tanggal lahir : 26 tahun/20 februari 1984

Status : Sudah kawin


Agama : Islam
Suku : Buton
Pekerjaan : buru bangunan
Alamat : Jln. Bunga kamboja Kemaraya
Tanggal MRS : 12/2/ 2019
Sumber Info : Klien dan keluarga Penanggung Jawab
Nama : Ny. C
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan Klien : Istri
Alamat : Jln.Bunga Matahari II NO. 1

B. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Pasien mengalami perubahan punggung bagian atas, tulang belakang membengkok
kekanan dan pada punggung bagian bawah, sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu
kiri.
C. Keluhan Utama : Nyeri
D. Riwayat Penyakit
P : Pada saat melakukan aktifitas berat.
Q : Nyeri dirasakan berat dan cukup mengganggu aktivitas.
R : Dada sisi kiri dan kadang menjalar kebahu dan lengan
S : Sedang (5-6)
T : Hilang timbul
E. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
F. Riwayat Kesehatn Keluarga

Ket

: Laki-laki
: Perempuan

X : Meninggal
: Garis Katurunan
------ : Serumah
: Klien
Dari genogram diatas dapat diketaui bahwa :
G1: Ayah dan Ibu klien telah meninggal dunia karna faktor usia
G2: Klien berada pada generasi ke 2 dan smempunyai 3 saudara perempuan dan masih
hidup sampai sekarang
G3: Klien mempunyai 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan dan tinggal
serumah bersama klien dan istrinya
G. Riwayat Psiko-Sosial
1. Spritual Pola Koping
Klien sulit menerima penyakit yang dideritanya
2. Harapan klien tentang penyakit
Klien berharap penyakitnya segera sembuh dan dapat berkumpul bersama keluarga di
rumah
3. Faktor Stessor
Klien merasa jenuh berada dirumah sakit
4. Konsep Diri
Klien merasa terganggu karena penyakit yang dideritanya
5. Hubungan dengan anggota keluarga
Klien hidup rukun bersama istri dan anak-anaknya, saat dirumah sakit saudara klien
juga sering datang berkunjung.
6. Hubungan dengan masyarakat
Klien cukup dikenal dan hubungan dengan masyarakat baik

7. Aktivitas sosial
Klien mengurangi aktivitas di luar rumah
8. Bahasa yang sering digunakan
Klien menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah
9. Kegiatan Keagamaan/ pola ibadah
Klien selalu menjalankan shalat 5 waktu
10. Kayakinan atas kesehatan
Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya.

H. KEBUTUHAN DASAR/ POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Minum
Sebelum MRS : klien minum kurang lebih 1500-2000 ml,semua jenis minuman
disukai.
Setelah MRS : klien minum kurang lebih 1000-1500 ml
2. Makan
Sebelum MRS : klien makan 3x sehari dengan komposisi : nasi,lauk,sayur,dan
kadang-kadang buah, 1 porsi dihabiskan.
Setelah MRS : klien makan 3x sehari dengan komposisi : nasi,lauk,sayur, dan kadang-
kadang buah, klien tidak dapat menghabiskan porsi makan
3. Pola Tidur
Sebelum MRS : Klien tidak perna tidur siang, tidur malam klien 5-6 jam setiap hari

Setelah MRS : Klien tetap tidur seperti biasa, namun waktunya tidak menentu.
4. Eliminasi BAB
Sebelum MRS : Klien biasa BAB dengan frekuansi 2x sehari terutama saat pagi hari
dengan konsistensi linak,warna kuning.

Setelah MRS : Klien biasa BAB dengan frekuansi 1x sehari dengan konsistensi
warna tanah liat.

5. Eliminasi Urin
Sebelum MRS : Klien BAK lancar 3-4 x sehari, warna kekuningan.
Setelah MRS : Klien BAK lancar 2-3 x sehari, warna kekuningan.
6. Aktivitas dan latihan
Sebelum MRS : Klien setiap hari bekerja sebagai buru bangunan

Setelah MRS : Klien berbaring ditempat tidur dan sangat lelah.


7. Personal Higien
Sebelum MRS : Klien mandi 2x sehari ,mencuci rambut 2x sehari.
Setelah MRS : Klien mandi 2x sehari ,mencuci rambut 2x sehari.
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Composmentis

2. TTV :
TD : 130/90 mmHg
RR : 21 x/m
N : 88x/m
S : 36,5 oc

3. Head to toe
Kepala : Bentuk kepala simetris
Penglihatan/ mata
Pupil : Isokor
Sklera : Berwarna putih
Refleks Cahaya : +
Kulit
Warna : sawo matang
Edema :-
Tekstur kulit : halus
Suhu : 36,5 oc
Hidung
Sinus : tidak ada nyeri tekan di semua sinus
Perdarahan : tidak ada

Telinga
Bentuk dan posisi : simetris kiri dan kanan serumen,benda asing,membrane timpani
dalam batas normal. Tidak terlihat adnya peradangan atau pendarahan.
Ketajaman pendengan (+)
Dada dan paru-paru : Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan
Ekstremitas
Kekuatan otot :

Pola aktivitas terganggu.


ANALISA DATA

No. Analisa Data Etiologi Diagnosa


1 Faktor kebiasaan (beban berat) Nyeri punggung
Ds :

Lengkungan pada tulang belakang
- Klien mengatakan kelelahan setelah

mengangkat beban Penekanan pada tulang iga

- Klien mengatakan nyeri dirasakan Pergeseran pada tulang iga

berat dan cukup mengganggu
Deformitas
aktivitas ↓
Pembengkokan tulang vertebra ke
- Pasien mengatakan nyerinya dari arah lateral

dada sisi kiri dan kadang menjalar
Skoliosis
kebahu dan lengan ↓
Pada kanalisi spinal terjadi
- Klien mengatakan nyerinya hilang pendorongan

timbul
Penyempitan pada kanalis

Do:
Menekan saraf di daerah spiral
- Skala nyeri 5 ↓
Merangsang nosiseptor nyeri
- Wajah klien tampak meringis
redolla spiralis
- TTV ↓
TD : 130/90 mmHg Spino talakikus

RR : 21 x/m
Korteks serebri
N : 88 x/m ↓
Nyeri di persepsikan
S : 36,5 oc ↓
Nyeri
2 Ds : Pembengkokan tulang vertebra Ketidakefektifan
pola nafas
- Klien mengatakan kesulitan dalam ke arah lateral
bernapas ↓
Penekanan pada organ (paru-paru
Do :
dan jantung)
- Klien terlihat menggunakan nasal

kanul 4 lpm
Kegagalan paru-paru untuk
- Saturasi O2 : 92 %
mengembang
- TTV ↓
TD : 130/90 mmHg Paru-paru kekurangan O2
RR : 21 x/m ↓
Ekspansi paru-paru
N : 88 x/m
S : 36,5 oc ↓
Ketidakefektifan pola napas

3 Ds: Skoliosis Gangguan mobilitas


↓ fisik
- Klien mengatakan tidak dapat
Kerusakan pada transmisi impuls
melakukan aktivitas seperti biasa
saraf menuju sel-sel otot
Do:

- Klien tampak lemah Penurunan hubungan
neuromoskuler
- TTV
TD : 130/90 mmHg ↓
Kelemahan otot volunter
RR : 21 x/m

N : 88 x/m Penurunan kekuatan otot
S : 36,5 oc ↓
Keterbatasan rentang gerak

Gangguan mobilitas fisik
4 Ds: Klien mengatakan Skoliosos Gangguan citra tubuh

malu akan penyakitnya
Perasaan Negatif tentang tubuh
Do: Bahu yang tampak ↓
Perasaan tidak berdaya
tidak sama tinggi ↓
Putus asa

Gangguan Citra tubuh
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional


.
1 Nyeri punggung Nyeri berkurang/ 1. Kaji tipe, 1. Mempengaruhi
berhubungan intensitasa dan pilihan/pengawasan
hilang
dengan posisi lokasi nyeri keefektifan
tubuh miring Keluhan nyeri intervensi tingkat
2. Ajarkan
kelateral berkurang ansietas dapat
relaksasi dan
mempengaruhi
tehnik distraksi
terhadap nyeri
2.Untuk mengalihkan
perhatian sehingga
mengurang
2 Ketidakefektifa Pola nafas efektif 1. Meningkatkan
1. Kaji status
n pola nafas pernafasan setiap
ventilasi maksimal
berhubungan bernapas membaik 4 jam dan oksigenasi dan
dengan menurunkan/
penekanan paru 2. Bantu dan ajarkan mencegah atelektasi
pasien melakukan 2. Duduk tinggi
nafas dalam setiap memungkinkan
1 jam
ekspansi paru
3. Atur posisi tidur
semi fowler untuk
meningkatkan
ekspansi paru
4. Kaji tipe,
intensitas dan
lokasi nyeri
3 Gangguang 1. Meningkatkan 1.Mempengaruhi
1. Tingkatkan
mobilitas fisik mobilitas fisik pilihan/pengawasan
aktivitas jika
berhubungan keefektifan
2. Tidak bertenaga nyeri berkurang
dengan postur intervensi
tubuh yang dapat menurun 2. Kaji tingkat 2.Memberikan
tidak seimbang 3. Tidak mampu mobilitas fisik kesempatan untuk
mempertahankan 3. Tingkatkan mengeluarkan
kerja yang biasa energy
aktivitas jika
dilakukan dapat nyeri berkurang
menurun
4 Gangguan citra 1. Meningkatkan 1. Anjurkan untuk 1. Ekspresi emosi
Tubuh mengungkapkan membantu pasien
citra tubuh
berhubungan perasaan dan mulai menerima
dengan postur 2. Adanya tanda- masalahnya kenyataan dan
tubuh yang 2. Beri harapan realitas hidup
tanda dan gejala- yang realistik 2. Harapan yang tidak
miring
kelateral gejala membuat dan buat sasaran realistik
jangka pendek menyebabkan
diagnosa aktual untuk pasien mengalami
memudahkan kegagalan dan
pencapaian menguatkan
perasaan-perasaan
tidak berdaya

EVALUASI

NO TANDA
TGL/JAM EVALUASI
DX TANGAN
12/2/2019
S:
14.00
- Klien mengatakan masih kelelahan setelah
mengangkat beban

- Klien mengatakan nyerinya masih berat dan cukup


mengganggu aktivitas

- Pasien mengatakan nyerinya dari dada sisi kiri dan


kadang menjalar kebahu dan lengan

1 - Klien mengatakan nyerinya hilang timbul

O:
- Skala nyeri 5
- Wajah klien masih tampak meringis
- TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 89 x/menit
S : 36,8 oc
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
2 S:
- Klien mengatakan masih sesak
O:
- Klien terlihat menggunakan nasal kanul 4 lpm
- Saturasi O2 : 96%

- TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 89 x/menit
S : 36,8 oc
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
S:
- Klien mengatakan melakukan aktivitas dengan
bantuan orang lain
O:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak di bantu dalam beraktivitas
3
- TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 89 x/menit
S : 36,8 oc
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
S: Klien mengatakan sedikit malu akan penyakitnya
saat ini
O: Bahu yang tampak tidak sama tinggi
- TTV
TD : 120/90 mmHg
4
RR : 20 x/menit
N : 89 x/menit
S : 36,8 oc
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

DAFTAR PUSTAKA
Donges,Marilynn .2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Jakarta .Egc
Suratun .2008. Seri Askep Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskletal : Jakarta . Egc
syukronaffdoc.blogspot.com/.../asuhan-keperawatan-klien-dengan.html

Anda mungkin juga menyukai