Disusun Oleh :
Dia Rosania Nova 181473
Ghesa Arif Adithama 181476
Monika Dwi Lisa Claudia 181486
Mikael Ardi Brahmananto 181485
Rika Solehatin 181491
b. Skoliosis Kongenital
c. Skoliosis Neuromuskuler,
2. Etiologi
a. Kongenital (bawaan),
b. Neuromuskuler,
3. Manifestasi Kinis
Gejalanya berupa:
- Nyeri punggung
- Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60%) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.
4. Patofisiologi
Skoliosis dapat terjadi hanya pada daerah tulang spinalis termasuk rongga tulang
spinal. Lengkungan dsapat berbentuk S atau C. Derajat lengkungan penting untuk di
ketahui karena hal dapat menentukan jumlah tulang rusuk yang mengalami pergeseran.
Pada tingkat rootasi lengkungan yang cukup besar mungkin dapat menekan dan
menimbulkan keterbatasan pada organ penting yaitu paru-paru dan jantung.
Aspek paling penting terjadinya deformitas adalah progresivitas pertumbuhan tulang.
Dengan terjadinya pembengkokan tulang vertebra ke arah lateraldi sertai dengan rotasi
tulang belakang. Maka akan diikutio dengan perkembangan sekunder pada tulang vertebra
dan iga. Oleh karena adanya gangguan pertumbuhan yang bersifat progresif, di samping
terjadi perubahan pada vertebra, juga terdapt perubaahan pada tulang iga. Dimana
bertambahnya kurva yang menyebabkan deformitasi tulang iga semakin jelas.
Pada kanalis spinalis terjadi pendorongan dan penyempitan kanalis spinalis oleh
karena terjadinya penebalan dan pemendekan lamina pada sisi konkaf. Kesimbangan
lengkungan juga penting karena mempengaruhi stabilitas dadi tulang belakang dan
pergerakan panggul.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Skoliometer.
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara pengukuran
dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi membungkuk, kemudian atur
posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah tergantung pada lokasi kurvatura,
sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk
lebih jauh dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada apeks
kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.
.
b. Rontgen Tulang Belakang
X-Ray Proyeksi Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh
terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat
kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser.
Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra ; pada proyeksi posterior-
anterior, vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris
tengah; ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra
diperoleh kembali
c. MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).
6. Penatalaksanaan
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :
a. Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25 pada
tulang yang masih tumbuh atau <50 pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya.
Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun.
Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-
waktu tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke
dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat <20 dan 4-6 bulan bagi
yang derajatnya >20.
b. Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan
nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1) Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 25
b) Boston
7. Komplikasi
Komplikasi seperti :
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor
tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran
anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi
biasanya menandakan adanya patah tulang.
b. Mengkaji tulang belakang
o Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
o Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
o Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)
c. Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya
benjolan, adanya kekakuan sendi
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin
dari lainnya. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu
dan waktu pengisian kapiler.
2. DIAGNOSA
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penekanan paru
b. Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang
d. Gangguan citra tubuh atau konsep diri yang berhubungan dengan postur tubuh yang
miring kelateral
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.D DENGAN KASUS SKOLIOSIS
Pengkajian : tanggal 12/2/2019
A. Data Umum
Identitas Klien
Nama : Tn.D
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur/ Tanggal lahir : 26 tahun/20 februari 1984
Ket
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Garis Katurunan
------ : Serumah
: Klien
Dari genogram diatas dapat diketaui bahwa :
G1: Ayah dan Ibu klien telah meninggal dunia karna faktor usia
G2: Klien berada pada generasi ke 2 dan smempunyai 3 saudara perempuan dan masih
hidup sampai sekarang
G3: Klien mempunyai 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan dan tinggal
serumah bersama klien dan istrinya
G. Riwayat Psiko-Sosial
1. Spritual Pola Koping
Klien sulit menerima penyakit yang dideritanya
2. Harapan klien tentang penyakit
Klien berharap penyakitnya segera sembuh dan dapat berkumpul bersama keluarga di
rumah
3. Faktor Stessor
Klien merasa jenuh berada dirumah sakit
4. Konsep Diri
Klien merasa terganggu karena penyakit yang dideritanya
5. Hubungan dengan anggota keluarga
Klien hidup rukun bersama istri dan anak-anaknya, saat dirumah sakit saudara klien
juga sering datang berkunjung.
6. Hubungan dengan masyarakat
Klien cukup dikenal dan hubungan dengan masyarakat baik
7. Aktivitas sosial
Klien mengurangi aktivitas di luar rumah
8. Bahasa yang sering digunakan
Klien menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah
9. Kegiatan Keagamaan/ pola ibadah
Klien selalu menjalankan shalat 5 waktu
10. Kayakinan atas kesehatan
Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya.
Setelah MRS : Klien tetap tidur seperti biasa, namun waktunya tidak menentu.
4. Eliminasi BAB
Sebelum MRS : Klien biasa BAB dengan frekuansi 2x sehari terutama saat pagi hari
dengan konsistensi linak,warna kuning.
Setelah MRS : Klien biasa BAB dengan frekuansi 1x sehari dengan konsistensi
warna tanah liat.
5. Eliminasi Urin
Sebelum MRS : Klien BAK lancar 3-4 x sehari, warna kekuningan.
Setelah MRS : Klien BAK lancar 2-3 x sehari, warna kekuningan.
6. Aktivitas dan latihan
Sebelum MRS : Klien setiap hari bekerja sebagai buru bangunan
2. TTV :
TD : 130/90 mmHg
RR : 21 x/m
N : 88x/m
S : 36,5 oc
3. Head to toe
Kepala : Bentuk kepala simetris
Penglihatan/ mata
Pupil : Isokor
Sklera : Berwarna putih
Refleks Cahaya : +
Kulit
Warna : sawo matang
Edema :-
Tekstur kulit : halus
Suhu : 36,5 oc
Hidung
Sinus : tidak ada nyeri tekan di semua sinus
Perdarahan : tidak ada
Telinga
Bentuk dan posisi : simetris kiri dan kanan serumen,benda asing,membrane timpani
dalam batas normal. Tidak terlihat adnya peradangan atau pendarahan.
Ketajaman pendengan (+)
Dada dan paru-paru : Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan
Ekstremitas
Kekuatan otot :
EVALUASI
NO TANDA
TGL/JAM EVALUASI
DX TANGAN
12/2/2019
S:
14.00
- Klien mengatakan masih kelelahan setelah
mengangkat beban
O:
- Skala nyeri 5
- Wajah klien masih tampak meringis
- TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 89 x/menit
S : 36,8 oc
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
2 S:
- Klien mengatakan masih sesak
O:
- Klien terlihat menggunakan nasal kanul 4 lpm
- Saturasi O2 : 96%
- TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 89 x/menit
S : 36,8 oc
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
S:
- Klien mengatakan melakukan aktivitas dengan
bantuan orang lain
O:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak di bantu dalam beraktivitas
3
- TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 89 x/menit
S : 36,8 oc
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
S: Klien mengatakan sedikit malu akan penyakitnya
saat ini
O: Bahu yang tampak tidak sama tinggi
- TTV
TD : 120/90 mmHg
4
RR : 20 x/menit
N : 89 x/menit
S : 36,8 oc
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Donges,Marilynn .2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Jakarta .Egc
Suratun .2008. Seri Askep Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskletal : Jakarta . Egc
syukronaffdoc.blogspot.com/.../asuhan-keperawatan-klien-dengan.html