Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang membahas
“Pola Kehidupan Dalam Sebuah Masyarakat”. Disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam proses penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya khususnya kepada dosen Antropologi Kesehatan, yaitu Ibu Ns. Monika
Luhung, S.Kep., M.Kep yang bersedia membimbing dan mengarahkan kami dalam
penyusunan makalah ini.
Menyadari bahwa masihbanyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari segi EYD, kosa kata, tata Bahasa, etika maupun isi kami mohon maaf. Besar
harapan kami ,makalah ini dapat menjadi sarana membantu dalam memahami tentang
caring in nursing.
Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya ini.

Malang, 16 September 2019

Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................................3

2.1. Proses Terjadinya Sosial...........................................................................................3

2.2. Klasifikasi Masalah Sosial.......................................................................................3

2.3. Perhatian Masyarakat Dalam Sosial.........................................................................4

2.3.1. Masyarakat Pedesaan Dan Masyarakat Perkotaan................................................4

BAB III..................................................................................................................................11

PENUTUP.............................................................................................................................11

3.1. Kesimpulan............................................................................................................11

3.2. Saran......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, karena manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri atau masih membutuhkan bantuan dari pihak lain.
Bersosialisasi pun sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik antara
manusia yang satu dengan yang lainnya. Jika tidak adanya individu, maka keluarga
dan masyarakat pun tidak akan tercipta. Begitu pula dengan individu, tidak akan
bisa berjalan sendiri jika tidak adanya keluarga dan masyarakat, karena dengan
adanya keluarga dan masyarakat, masing-masing individu dapat mengekspresikan
segala hal yang berhubungan dengan sosial. Aspek individu, keluarga, masyarakat
dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan.

Masyarakat merupakan kumpulan individu yang terikat oleh kesatuan dari


berbagai aspek seperti latar belakang budaya, agama, tradisi kawasan lingkungan
dan lain-lain. Masyarakat terbentuk dalam keragaman adalah sebagai ketentuan
dari Tuhan, agar dalam kehidupan terjadi dinamika kehidupan sosial, dalam
interaksi antar sesama manusia yang menjadi warganya. Setiap masyarakat
memiliki identitas sendiri yang secara prinsip berbeda satu sama lain. Masyarakat
merupakan lingkungan yang dapat memberi pengaruh pada pengembangan potensi
individu.
Dari uraian di atas dapat simpulkan rumusan masalah yang muncul bagaimana
pola kehidupan sosial dalam sebuah masyarakat. Tujuannya adalah untuk
mengetahui pola kehidupan sosial dalam sebuah masyarakat.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses terjadinya social
2. Bagaimana Klasifikasi masalah social
3. Apa yang dimaksud dengan perhatian masyarakat dalam sosial

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Proses terjadinya socia

2. Untuk mengetahui klasifikasi masalah social

3. Untuk mengetahui perhatian masyarakat dalam social

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Proses Terjadinya Sosial


Para sosiolog memandang betapa pentingnya pengetahuan tentang proses
sosial, mengingat bahwa pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum
cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama
manusia. pengetahuan proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh
pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat.

Pada pembahasan mengenai proses sosial mencakup ruang lingkup yang luas
merupakan serangkaian studi sosiologi, yakni interaksi sosial, stratifikasi sosial,
dan sebagainya. bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang juga dapat
dinamakan proses sosial, oleh karena itu interaksi sosial, merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

2.2. Klasifikasi Masalah Sosial


Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau
kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomi, biologis,
biopsikologi, dan kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang
bersangkut paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental,
serta menyesuaikan diri individu atau kelompok sosial. Penyimpangan-
penyimpangan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang
merupakan masalah sosial. Sesuai dengan sumber-sumbernya tersebut, maka
masalah sosial dapat diklasifikasikan dalam empat kategori seperti di atas. problem-
problem yang berasal dari faktor ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran
dan sebagainya, penyakit, misalnya bersumber faktor biologis.

3
2.3. Perhatian Masyarakat Dalam Sosial
Suatu kajian yang merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian
yang sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat
sorotan masyarakat, yang belum tentu merupakan masalah sosial. Angka tinggi
pelanggaran lalu lintas, mungkin tidak terlalu diperhatikan masyarakat. Akan tetapi,
suatu kecelakaan kereta api yang meminta korban banyak lebih mendapat sorotan
masyarakat.

2.3.1. Masyarakat Pedesaan Dan Masyarakat Perkotaan


Dalam masyarakat yang modern, sering dibedakan antara masyarakat
pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana karena dalam masyarakat modern betapapun kecilnya
suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Sebaliknya dalam masyarakat
bersahaja pengaruh dari kota relatif tidak ada. Pembedaan antara masyarakat
pedesaan dan perkotaan, pada hakikatntya bersifat gradual. Agak sulit untuk
memberikan batasan apa yang di maksudkan dengan perkotaan oleh karena
adanya hubungan antara konsentrasi penduduk dan gejala-gejala sosial yang
dinamakan urbanisme.

Dapat kita ketahui pula bahwa mayoritas penduduk masyarakat di suatu desa
diduduki oleh kaum petani yang merupakan pencaharian utama mereka dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari serta sebagian untuk kepentingan sosial. Dalam
suatu desa dimana terlihat pada masyarakat masih banyak membedakan nilai-
nilai budaya antara orang kaya dengan orang miskin, antara masyarakat yang
masih keturunan raja dengan masyarakat biasa. Perbedaan ini masih terdapatnya
sistem perburuan bagi masyarakat jelata, misalnya bagi seorang kaya (mampu)
masih banyak yang mempunyai buruh tani untuk mengerjakan sawah atau

4
ladangnya, kemudian setelah berhasil di beri upah sebagai imbalan yang belum
memadai jerih payah seorang petani dan lain-lain.

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan
lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat
pedesaan lainnya. Sistem kehidupannya berkelompok atas dasar sistem
kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari
pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu,tukang genteng dan bata, dan
bahkan tukang catut, akan tetapi inti dari pekerjaan mereka adalah pertanian.
Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian hanya meruakan pekerjaan sambilan
saja, oleh karena bila musim panen tiba, pekerjaan-pekerjaan sambilan tadi akan
ditinggalkan. Namun, demikian tidak semua orang mempunyai tanah. Mengingat
hal itu semuanya, di pulau Jawa dikenal adanya 4 macam sistem kepemilikan
tanah, yaitu :

a. Sistem milik umum atau sistem kommunal dngan pemakaian beralih-alih


b. Sistem milik kommunal dengan sistem begiliran
c. Sistem kommunal dengan pemakaian tetap
d. Sistem kepemilikan individu

Pada umumnya penduduk pedesaan di Indonesia ini apabila ditinjau dari segi
kehidupan sangat terikat dan sangat tergantung dari tanah (earth-bound). Karena
sama-sama tergantung pada tanah, maka kepentingan pokok juga sama, sehingga
mereka juga akan bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingannya.
Misalnya pada musim pembukaan tanah atau pada waktu menanam tiba, mereka
akan bersama-sama mengerjakannya. Hal itu dilakukan karena biasanya satu
keluarga saja tidak akan cukup memiliki tenaga kerja untuk mengerjakan
tanahnya. Disini timbullah lembaga kemasyarakatan yang dikenal dengan nama
gotong-royong, yang bukan merupakan lembaga yang sengaja dibuat. Sebab itu,
pada masyarakat-masyarakat pedesaan tidak akan dijumpai pembagian kerja
berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya pembagian kerja didasarkan pada
usia, mengingat kemampuan fisik masing-masing dan atas dasar pembedaan jenis
kelamin. Dan mereka akan puas apabila kebutuhan hidupnya telah tercukupi.

5
Golongan orang-orang tua padan masyarakat pedesaan umumnya memegang
peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat apabila ada kesulitan-
kesulitan yang dihadapi. Kesukarannya adalah golongan orang-orang tua itu
mempunyai pandangan yang didasarkan pada tradisi yang kuat. Sehingga sukar
untuk mengadakan perubahan-perubahan yang nyata. Pengendalian sosial
masyarakat terasa sangat kuat,, sehingga perkembangan jiwa individu sangat
sukar untuk dilaksanakan. Itulah sebabnya mengapa sulit sekali mengubah jalan
pikiran sosial ke arah jalan pikiran yang ekonomis, yang mana juga disebabkan
karena kurangnya alat-alat komunikasi dan salah satu alat komunikasi yang
berkembang adalah desas desus, biasanya bersifat negatif. Sebagai akibat sistem
komunikasi yang sederhana tadi, hubungan antara seseorang dengan orang lain ,
dapat diatur dengan seksama. Rasa persatuan erat sekali, yang kemudian
menimbulkan saling mengenal dan saling menolong yang akrab.

Ditinjau dari sudut pemerintahan, maka hubungan antara penguasa dan rakyat
berlangsung secara tidak resmi. Segala sesuatnya dijalankan atas dasar
musyawarah. Disamping itu akrena tidak adanya pembagian kerja yang tegas,
seorang penguasa mempunyai beberapa kedudukan dan peranan yang sama
sekali tak dapat dipisah-pisahkan atau paling tidak sukar untuk dibeda-bedakan.
Di desa yang terpencil sukar sekali untuk memisahkan kedudukan dan peranan
seorang kepala desa sebagai orang tua nasihat-nasihatnya patut dijadikan
pegangan, sebagai seorang pemimpin upacara adat dan lain sebagainya.
Singkatnya segala sesuatu di sentralisasikan pada diri kepala desa.

Masyarakat perkotaan (urban community) adalah masyarakat kota yang tidak


tertentu jumlah penduduknya. Penekanan pengertian “kota” terletak pada sifat
serta ciri kehidupan yang beda dengan masyarakat pedesaan. Antara warga
pedesaan dan perkotaan memiliki perbedaan dalam perhatian, khususnya dalam
keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap
keperluan utama kehidupan, hubungan-hubungan utnuk memperhatikan fungsi
pakaian, makanan, rumah dan sebagainya. Sedangkan orang perkotaan sudah

6
memandang penggunaan kebutuhan hidup, sehubungan dengan pandangan
masyarakat sekitarnya. Misalnya dalam hal penyajian makanan, orang kota
dalam menyajikan makanan yang diutamakan adalah makanan yang dihidangkan
tersebut memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya memiliki kedudukan
sosial yang tinggi. Dan apabila ada tamu, diusahakan menghidangkan makanan
dalam kaleng. Pada orang desa, tidak mempedulikan hal itu, mereka masak
sendiri tanpa mempedulikan tamunya suka atau tidak. Pada orang kota, makanan
ayng dihidangkan harus terlihat mewah dan tempat menghidangkannya pun harus
mewah dan terhormat. Disini terlihat perbedaan penilaian, orang desa menilai
makanan sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan biologi, sedangkan pada
orang kota sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Terdapat beberapa ciri yang menonjol dari masyarakat perkotaan, adapun ciri-
cirinya adalah sebagai berikut :

a. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan


keagamaan di desa. Hal ini disebabkan cara berpikir yang rasional, yang
didasarkan pada perhitungan eksak yang berhubungan dengan realita
masyarakat.
b. Pada umumnya orang kota dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perseorangan
atau individu.
c. Pembagian kerja di antara warga kota jauh lebih tegas dan punya batas-batas
nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan memperoleh pekerjaan jauh lebih banyak
dibandingkan jika didesa. Hal ini karena di kota sistem pembagian kerjanya
yang tegas.
e. Jalan pemikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,
menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor
kepentingan daripada faktor pribadi.
f. Jalan kehidupan yang cepat dikota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu.
Sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar
kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

7
g. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, karena kota
bisanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

Sehubungan dengan perbedaan pola sosial masyarakat perkotaan dan


masyarakat pedesaan, perlu juga di singgung mengenai urbanisasi. Urbanisasi
adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Urbanisai mempunyai akibat-akibat negative terutama dirasakan oleh Negara
agraris seperti Indonesia. Hal ini terutama disebabkan produksi pertanian sangat
rendah bila dibandingkan dengan jumlah manusia yang digunakan dalam proses
produksi tersebut. Proses urbanisai dapat terjadi dengan lambat maupun cepat,
tergantung pada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi
dengan menyangkut dua aspek :

a. Perubahaan masyarakat desa menjadi masyarakat kota


b. Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk
yang berasal dari desa (pada umumnya disebabkan karena penduduk desa
merasa tertarik dengan keadaan di kota)

Sehubungan dengan proses tersebut diatas, ada beberapa sebab mengapa suatu
daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang banyak. Maksudnya adalah
sebab suatu daerah memiliki daya tarik sedemikian rupa sehingga orang-orang
pendatang semakin banyak. Adapun sebab-sebabnya adalah sebagai berikut :

a. Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota.


b. Tempat tersebut letaknya sangat strategisnuntuk usaha perdagangan.
c. Timbulnya industry di daerah itu yang memproduksi barang ataupun jasa.

Pada dasarnya sebuah kota merupakan suatu tempat pertemuan antara bangsa.
Di desa lapangan gerak tidak terlalu luas karena adanya ikatan adat serta sistem
pengendalian sosial yang agak kuat. Sehingga hubungan antara kota dengan
daerah sekitarnya di dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi mempunyai
pengaruh yang aktif. Walaupun kota memiliki fungsi demikian terhadap daerah
sekitarnya, akan tetapi kehidupan fisik kota tergantung pada daerah sekitarnya.

8
Adapun faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan
tempat tinggalnya adalah :

a. Kurangnya lapangan kerja di desa.


b. Penduduk desa terutama kaum muda-mudi merasa tertekan oleh adat istiadat
yang mengakibatkan cara hidup yang monoton.
c. Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan.
d. Rekreasi yang merupakan salah satu faktor penting dibidang spiritual kurang
sekali dan kalaupun ada perkembangannya sangat.
e. Bagi penduduk dessa yang mempunyai keahlian lain selain bertani seperti
misalnya kerajinan tangan, tentu menginginkan pasaran yang lebih luas bagi
hasil produksinya dan ini tidak didapatkan didesa.

Selain itu, ada beberapa faktor penarik dari kota, antara lain sebagai berikut :

a. Banyak penduduk desa beranggapan jika di kota itu banyak lapangan


pekerjaan dan banyak penghasilan. Karena sirkulasi uang dikota lebih cepat,
lebih besar dan lebih banyak. Maka akan relative lebih mudah mendapatkan
uang daripada di desa.
b. Di kota lebih banyak kesempatan mendirikan perusahaan industry dan lain-
lain.
c. Kelebihan modal di kota jauh lebih banyak daripada di desa.
d. Pendidikan lebih banyak di kota dan dengan mudahnya didapat.
e. Kota merupakan suatu tempat yang lebih menguntungkan untuk
mengembangkan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
f. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggidan
merupakan tempat pergaulan dengan baerbagai macam orang dan dari
berbagai lapisan.

Beberapa sebab yang disebutkan diatas adalah yang menyebabkan terjadinya


urbanisasi. Dan ada kemungkinan besar urbanisasi akan menyebabkan perluasan
kota, karena pusat kota tidak akan mungkin menampung perpindahan penduduk
desa yang begitu banyak sehingga timbullah tempat tinggla baru di pinggiran-
pinggiran kota. Proses inilah yang dalam sosiologi dikenal sebagai proses
pembentukan suburb. Sedangkan, hubungan dengan kota menyebabkan pula

9
terjadinya perubahan di desa. Karena orang-orang yang kemudian tinggal di kota
sekali-kali kembali juga ke desanya dan beberapa unsur kehidupan dikota akan
terbawa sehingga adapula rekan-rekan warga desanya yang meniru, proses yang
demikian ini dinamakan urbanisme.

Urbanisasi yang terlalu pesat akan mengakibatkan beberapa keadaan akan


merugikan kota. Seperti banyaknya orang desa yang ingin mencari pekerjaan di
kota dan belum lagi orang kota yang mjuga mencari pekerjaan sehingga disni
timbullah suatu persaingan. Orang desa tidak mengerti bahwa mereka harus
berjuang sendiri tanpa ada yang mau membantunya di kota. Cita-cita yang muluk
akan terhambat, sehingga timbullah pengangguran yang pada akhirnya
meningkatkan tuna karya, tuna susila dan kriminalitas.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya
sebagai berikut :

1. Pola kehidupan sosial masyarakat pedesaan menggunakan sistem kekeluargaan


dan berkelompok, sehingga membuat mereka lebih erat dan saling menolong.
2. Pola kehidupan sosial masyarakat perkotaan lebih bersifat individu, hal ini
karena mereka merasa sudah bisa memenuhi kebutuhannya tanpa perlu bantuan
dari orang lain.

10
3. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, masyarakat pedesaan lebih melihat ke arah
fungsinya sedangkan pada masyarakat kota lebih melihat ke arah pemenuhan
kebutuhan sosialnya.

3.2. Saran
Demikian penjelasan tentang Pola Kehidupan Dalam Sebuah Masyarakat, untuk
lebih menambah wawasan pembaca tentang hal tersebut diharapkan kepada para
pembaca untuk menambah dan mencari sumber lain mengenai hal tersebut dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat,

1967.

Soerjono, Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo

Persada, 2003.

11

Anda mungkin juga menyukai