Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang membahas
“Pola Kehidupan Dalam Sebuah Masyarakat”. Disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam proses penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya khususnya kepada dosen Antropologi Kesehatan, yaitu Ibu Ns. Monika
Luhung, S.Kep., M.Kep yang bersedia membimbing dan mengarahkan kami dalam
penyusunan makalah ini.
Menyadari bahwa masihbanyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari segi EYD, kosa kata, tata Bahasa, etika maupun isi kami mohon maaf. Besar
harapan kami ,makalah ini dapat menjadi sarana membantu dalam memahami tentang
caring in nursing.
Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya ini.
Penulis
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan............................................................................................................11
3.2. Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses terjadinya social
2. Bagaimana Klasifikasi masalah social
3. Apa yang dimaksud dengan perhatian masyarakat dalam sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada pembahasan mengenai proses sosial mencakup ruang lingkup yang luas
merupakan serangkaian studi sosiologi, yakni interaksi sosial, stratifikasi sosial,
dan sebagainya. bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang juga dapat
dinamakan proses sosial, oleh karena itu interaksi sosial, merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
3
2.3. Perhatian Masyarakat Dalam Sosial
Suatu kajian yang merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian
yang sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat
sorotan masyarakat, yang belum tentu merupakan masalah sosial. Angka tinggi
pelanggaran lalu lintas, mungkin tidak terlalu diperhatikan masyarakat. Akan tetapi,
suatu kecelakaan kereta api yang meminta korban banyak lebih mendapat sorotan
masyarakat.
Dapat kita ketahui pula bahwa mayoritas penduduk masyarakat di suatu desa
diduduki oleh kaum petani yang merupakan pencaharian utama mereka dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari serta sebagian untuk kepentingan sosial. Dalam
suatu desa dimana terlihat pada masyarakat masih banyak membedakan nilai-
nilai budaya antara orang kaya dengan orang miskin, antara masyarakat yang
masih keturunan raja dengan masyarakat biasa. Perbedaan ini masih terdapatnya
sistem perburuan bagi masyarakat jelata, misalnya bagi seorang kaya (mampu)
masih banyak yang mempunyai buruh tani untuk mengerjakan sawah atau
4
ladangnya, kemudian setelah berhasil di beri upah sebagai imbalan yang belum
memadai jerih payah seorang petani dan lain-lain.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan
lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat
pedesaan lainnya. Sistem kehidupannya berkelompok atas dasar sistem
kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari
pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu,tukang genteng dan bata, dan
bahkan tukang catut, akan tetapi inti dari pekerjaan mereka adalah pertanian.
Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian hanya meruakan pekerjaan sambilan
saja, oleh karena bila musim panen tiba, pekerjaan-pekerjaan sambilan tadi akan
ditinggalkan. Namun, demikian tidak semua orang mempunyai tanah. Mengingat
hal itu semuanya, di pulau Jawa dikenal adanya 4 macam sistem kepemilikan
tanah, yaitu :
Pada umumnya penduduk pedesaan di Indonesia ini apabila ditinjau dari segi
kehidupan sangat terikat dan sangat tergantung dari tanah (earth-bound). Karena
sama-sama tergantung pada tanah, maka kepentingan pokok juga sama, sehingga
mereka juga akan bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingannya.
Misalnya pada musim pembukaan tanah atau pada waktu menanam tiba, mereka
akan bersama-sama mengerjakannya. Hal itu dilakukan karena biasanya satu
keluarga saja tidak akan cukup memiliki tenaga kerja untuk mengerjakan
tanahnya. Disini timbullah lembaga kemasyarakatan yang dikenal dengan nama
gotong-royong, yang bukan merupakan lembaga yang sengaja dibuat. Sebab itu,
pada masyarakat-masyarakat pedesaan tidak akan dijumpai pembagian kerja
berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya pembagian kerja didasarkan pada
usia, mengingat kemampuan fisik masing-masing dan atas dasar pembedaan jenis
kelamin. Dan mereka akan puas apabila kebutuhan hidupnya telah tercukupi.
5
Golongan orang-orang tua padan masyarakat pedesaan umumnya memegang
peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat apabila ada kesulitan-
kesulitan yang dihadapi. Kesukarannya adalah golongan orang-orang tua itu
mempunyai pandangan yang didasarkan pada tradisi yang kuat. Sehingga sukar
untuk mengadakan perubahan-perubahan yang nyata. Pengendalian sosial
masyarakat terasa sangat kuat,, sehingga perkembangan jiwa individu sangat
sukar untuk dilaksanakan. Itulah sebabnya mengapa sulit sekali mengubah jalan
pikiran sosial ke arah jalan pikiran yang ekonomis, yang mana juga disebabkan
karena kurangnya alat-alat komunikasi dan salah satu alat komunikasi yang
berkembang adalah desas desus, biasanya bersifat negatif. Sebagai akibat sistem
komunikasi yang sederhana tadi, hubungan antara seseorang dengan orang lain ,
dapat diatur dengan seksama. Rasa persatuan erat sekali, yang kemudian
menimbulkan saling mengenal dan saling menolong yang akrab.
Ditinjau dari sudut pemerintahan, maka hubungan antara penguasa dan rakyat
berlangsung secara tidak resmi. Segala sesuatnya dijalankan atas dasar
musyawarah. Disamping itu akrena tidak adanya pembagian kerja yang tegas,
seorang penguasa mempunyai beberapa kedudukan dan peranan yang sama
sekali tak dapat dipisah-pisahkan atau paling tidak sukar untuk dibeda-bedakan.
Di desa yang terpencil sukar sekali untuk memisahkan kedudukan dan peranan
seorang kepala desa sebagai orang tua nasihat-nasihatnya patut dijadikan
pegangan, sebagai seorang pemimpin upacara adat dan lain sebagainya.
Singkatnya segala sesuatu di sentralisasikan pada diri kepala desa.
6
memandang penggunaan kebutuhan hidup, sehubungan dengan pandangan
masyarakat sekitarnya. Misalnya dalam hal penyajian makanan, orang kota
dalam menyajikan makanan yang diutamakan adalah makanan yang dihidangkan
tersebut memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya memiliki kedudukan
sosial yang tinggi. Dan apabila ada tamu, diusahakan menghidangkan makanan
dalam kaleng. Pada orang desa, tidak mempedulikan hal itu, mereka masak
sendiri tanpa mempedulikan tamunya suka atau tidak. Pada orang kota, makanan
ayng dihidangkan harus terlihat mewah dan tempat menghidangkannya pun harus
mewah dan terhormat. Disini terlihat perbedaan penilaian, orang desa menilai
makanan sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan biologi, sedangkan pada
orang kota sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Terdapat beberapa ciri yang menonjol dari masyarakat perkotaan, adapun ciri-
cirinya adalah sebagai berikut :
7
g. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, karena kota
bisanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Sehubungan dengan proses tersebut diatas, ada beberapa sebab mengapa suatu
daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang banyak. Maksudnya adalah
sebab suatu daerah memiliki daya tarik sedemikian rupa sehingga orang-orang
pendatang semakin banyak. Adapun sebab-sebabnya adalah sebagai berikut :
Pada dasarnya sebuah kota merupakan suatu tempat pertemuan antara bangsa.
Di desa lapangan gerak tidak terlalu luas karena adanya ikatan adat serta sistem
pengendalian sosial yang agak kuat. Sehingga hubungan antara kota dengan
daerah sekitarnya di dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi mempunyai
pengaruh yang aktif. Walaupun kota memiliki fungsi demikian terhadap daerah
sekitarnya, akan tetapi kehidupan fisik kota tergantung pada daerah sekitarnya.
8
Adapun faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan
tempat tinggalnya adalah :
Selain itu, ada beberapa faktor penarik dari kota, antara lain sebagai berikut :
9
terjadinya perubahan di desa. Karena orang-orang yang kemudian tinggal di kota
sekali-kali kembali juga ke desanya dan beberapa unsur kehidupan dikota akan
terbawa sehingga adapula rekan-rekan warga desanya yang meniru, proses yang
demikian ini dinamakan urbanisme.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya
sebagai berikut :
10
3. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, masyarakat pedesaan lebih melihat ke arah
fungsinya sedangkan pada masyarakat kota lebih melihat ke arah pemenuhan
kebutuhan sosialnya.
3.2. Saran
Demikian penjelasan tentang Pola Kehidupan Dalam Sebuah Masyarakat, untuk
lebih menambah wawasan pembaca tentang hal tersebut diharapkan kepada para
pembaca untuk menambah dan mencari sumber lain mengenai hal tersebut dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
1967.
Soerjono, Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, 2003.
11