op Skoliosis
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 9:
Faktor yang harus dipertimbangkan sebelum operasi ialah fungsi paru pasien
dengan penyakit neuromuskuler. Operasi pada kasus skoliosis dilakukan atas
indikasi:
1) pasien telah menjalani perawatan dengan brace, namun masih mengalami
perburukan kurvatura.
2) terlambat menggunakan brace, yaitu pada pasien dengan kurva >500, usia
tulang 15 tahun untuk perempuan dan 17 tahun untuk laki-laki, serta
deformitas kurvatura skoliosis yang sangat berat;
3) kurvatura skoliosis >500 meskipun tidak dirasakan adanya gangguan kosmetik.
4) anak yang tidak menggunakan atau tidak dapat mengguna-kan brace.
5) nyeri terus menerus yang mungkin disebabkan oleh skoliosis.
6) skoliosis yang tidak seimbang (unbalanced scoliosis).
7) gangguan psikologis karena skoliosis. Sesuai dengan usia pasien, operasi dapat
dilakukan dengan cara instrumentasi tanpa fusi (growing rod) atau operasi fusi
definitif yang biasanya dilakukan dengan pendekatan anterior atau posterior.
KOMPLIKASI
1. SESAK NAFAS
2. NYERI PUNGGUNG BELAKANG
3. MASALAH JANTUNG
4. MASALAH SARAF
5. GANGGUAN PSIKOLOGIS
6. SINDROME TRANSISIONAL
INTERVENSI FISIOTERAPI
1. BREATHING EXERCISE tujuan meningkatkan ventilasi,mempertahankan
atau meningkatkan mobilisasi chest dan thorachal spine,meningkatkan
relaksasi untuk post op skoliosis.
2. AKTIF FREE AGA DAN AGB tujuan memperlancar sirkulasi darah,
rileksasi otot, memelihara dan meningkatkan LGS, mencegah
pemendekan otot, mencegahan perlekatan jaringan.
3. STATIC KONTRAKSI OTOT FLEXOR DAN EXSTENSOR LUMBAL tujuan
mengurangi nyeri dan oedema jaringan selama fase penyembuhan.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
1. BREATHING EXECISE : dilakukan diawal latihan
Pasien Posisi duduk nyaman
Di instruksikan bernafas melalui hidung, rasakan perut mengembang dan mengempis
dengan perlahan. Rileks dada, bahu dan lengan.
Ulangi pola pernapasan tersebut untuk mendapatkan pola pernapasan yang tenang
dan nyaman.
2. AKTIF FREE AGA DAN AGB
a) Pemberian active excercise dapat diberikan dalam berbagai posisi seperti tidur
terlentang tisur miring, tidur tengkurap, duduk berdiri, atau posisi denga alat latihan
yang digunakan.
b) Gerakan fleksi bahu
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed terpais memegang pergelangan tangan dan
juga lengan bawah. Lakukan pengulangan sebanyak 7x atau sesuai denga toleransi
pasien. Latihan ini mampu mengurangi komplikasi akibat kurang gerak pada bahu
dan terpeliharanya sifat fisiologis jaringan pada area bahu dan lengan. Tujuan
utamanya adalah terpeliharanya jarak gerak sendi pada bahu ke arah fleksi.
C) Abduksi bahu
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed, pegangan terapis pada
pergelangan tangan dan lengan atas. Lakukan pengulangan 7x, latihan ini
akan megurangi kontraktur jaringa pada sendi bahu
D) Fleksi- ekstensi siku
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed, tanga terapis berada pada
pergelangan tangan dan sendi siku. Latihan ini sangat penting karena
ekstremitas atas memiliki peran dominan.
E) Fleksi ekstendi hip dan knee
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed, posisi tanga terapis pada tumit
serta sisi bawah dan tepi luar lutut insan stroke. Lakukan 7x pengulangan.
3. STATIC KONTRAKSI OTOT FLEXOR DAN EXTENSOR LUMBAL :
Frekuensi latihan 2-3 hari sekali